You are on page 1of 14

3/13/2009

PROSEDUR DALAM METODA RASIONAL


1.

Mulai hitung dari titik terawal (hulu) dari lateral tertinggi dan diteruskan ke titik pertemuan 1. Lanjutkan perhitungan untuk akhir cabang yang masuk ke pertemuan dalam cara yang sama, hitung debit yang masuk ke pertemuan Hitung debit aliran yang menuju setiap pertemuan sebagai penjumlahan semua nilai AI daerah tangkapan yang masuk ke titik pertemuan dan debit runoff diperoleh dari debit dengan tc terpanjang pada saluran yang masuk ke pertemuan tc > belum tentu memberikan Q > Teruskan ke daerah hilir dengan cara yang sama dan hitung maksimum debit banjir dari setiap titik.

2.

3.

4.

Perencanaan Sistem Drainase

3/13/2009

Drainase
adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.

Sistem Drainase
1. 2. 3. 4. 5.

Saluran Penerima (Interceptor Drain) Saluran Pengumpul (Collector Drain) Saluran Pembawa (Conveyor Drain) Saluran Induk (Main Drain) Badan Air Penerima (Receiving Water)

3/13/2009

3/13/2009

POLA JARINGAN DRAINASI

POLA SIKU

digunakan apabila secara topografis sungai terletak di tengah, saluran utama ( conveyor ) berupa sungai alam.

saluran cabang ( collector drain )

saluran utama ( conveyor drain )

3/13/2009

POLA ALAMIAH

baik saluran pengumpul maupun saluran utama adalah saluran alami

POLA JARING-JARING

digunakan agar satu blok lokasi tidak mempengaruhi blok lain

3/13/2009

POLA PARALEL

dengan saluran-saluran pendek, mempermudah penyesuaian dengan perkembangan

POLA GRID IRON

menggunakan interceptor yang meneruskan ke collector dan ke conveyor

POLA RADIAL

drainasi dari puncak yang menyebar ke seluruh daerah sekitarnya

3/13/2009

Berdasarkan fungsi layanan :


a. Sistem Drainase Lokal Yang termasuk sistem drainase lokal adalah saluran awal yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti komplek permukiman, areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial. Sistem ini melayani area kurang dari 10 ha. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi lainnya.

b. Sistem drainase utama : Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer, sekunder, tersier beserta bangunan pelengkapnya yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat. Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota.

3/13/2009

c.Pengendalian banjir (flood control)


Sungai yang melalui wilayah kota yang berfungsi mengendalikan air sungai, sehingga tidak mengganggu dan dapat memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat. Pengelolaan pengendalian menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal SDA Balai Besar Wilayah Sungai

Berdasarkan fisiknya:
a. Sistem

saluran primer :

Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar. Akhir saluran primer adalah badan penerima

air.

3/13/2009

b. Sistem saluran sekunder :


Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya. Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan. Meneruskan air ke saluran primer.

c. Sistem saluran tersier :


Adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran drainase lokal.

Berdasarkan Wilayah Layanan (Catchment Area)


1.

Saluran Drainase Regional (SDR) Adalah saluran drainase yang hulu atau awal dari salurannya berada diluar batas administrasi kota/wilayah ybs

1A. SDR Dalam Kota 1B SDR Luar Kota

3/13/2009

1.

Saluran Drainase Perkotaan Adalah saluran drainase yang bagian hulu/awalnya berada dalam wilayah administrasi kota/wilayah ybs. a. SD Induk Utama (DPS > 100 ha) b. SD Induk Madya (DPS 50-100 ha) SD Mayor
c. d. e.

SD Cabang Utama (DPS 25-50 ha) SD Cabang Madya (DPS 5-25 ha) SD Minor SD Tersier (0-5 ha)

HUJAN 1. Pada dasarnya aliran di saluran drainasi adalah aliran grafitasi. 2. Saluran paling kecil menjadi satu dengan lebih besar sampai ke saluran utama 3. Di saluran paling ujung, debit puncak dicapai dalam waktu beberapa menit. 4. Intensitas tinggi dengan lama hujan pendek biasanya merupakan faktor dominan penyebab aliran kritikal 5. Diperlukan grafik Intensity-Duration-Frequency (IDF)

10

3/13/2009

BESARAN KUANTITATIF LIMPASAN

1. sistem drainasi yang dipilih (letak, fungsi, konstruksi, pola) 2. metode kuantitatif yang dipilih. ( rasional, hidrograf satuan ) 3. aspek hidrolika. (jenis saluran, sifat aliran, penampang)

SISTEM DRAINASI

1. LETAK drainasi permukaan (surface drainage) drainasi bawah permukaan (subsurface drainage) 2. FUNGSI single purpose multi purpose 3. KONSTRUKSI saluran terbuka saluran tertutup 4. POLA siku, paralel, alamiah, grid, radial

11

3/13/2009

METODE KUANTITATIF 1. karakteristik hidrologi 2. pada umumnya masih mendasarkan pada persamaan rasional Q = CIA dengan berbagai versi, koreksi dll. (koefisien limpasan, waktu konsentrasi, intensias hujan tetap) 3. hidrograf satuan (unit hydrograph) (observed, synthetic) 4. empirical routing.

ASPEK HIDROLIKA 1. JENIS SALURAN (segi empat, lingkaran penuh/tidak penuh, trapesium, setengah lingkaran, gabungan) 2. SIFAT ALIRAN (steady/unsteady, uniform/non uniform) 3. RUMUS HIDROLKA (debit, kehilangan tenaga, kecepaan dll)

12

3/13/2009

KOEFISIEN LIMPASAN 1. pemilihannya crucial 2. sangat tergantung dari jenis tanah, tata guna lahan (vegetal cover), topografi. 3. (kadang-kadang) nilai C berubah, dikoreksi dengan waktu sebelum soil wetting. Berarti nilai C berubah sampai tanah jenuh (constant C value) 4. cara lain dengan menerapkan zone principle. nilai C tergantung dari masing-masing zone.

Desain Sistem Drainase memerlukan informasi: 1. Peta dan profil lokasi (daerah pelayanan)
Slope permukaan: Datar (flat) : 2% Rata-rata Curam
2. 3.

: 2-7% : 7%

Penentuan limpasan air hujan Pemilihan dimensi saluran optimum pertimbangan:


Slope yang tersedia Topografi dan kondisi fisik

dengan

13

3/13/2009

Kriteria Disain
Kapasitas
Ukuran dan gradien mengalirkan Qpuncak Saluran terisi penuh d/D = 1,0 (tidak surcharge)

Self cleansing
Kecepatan 1,0 m/detik

Kekasaran
Tergantung material pipa

Ukuran minimum
Sama dengan saluran air limbah (DN 100 dan DN 150)

Metode Disain
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

8. 9. 10. 11. 12.

Asumsi T, kekasaran pipa, te, dan C Siapkan layout awal saluran dan titik-titik inletnya Beri nomor saluran pada tapak sesuai dengan aturan Prediksi dan estimasi luas daerah kedap Trial 1 : tentukan gradien dan diameter setiap pipa Hitung kecepatan pipa saat penuh (vf) dan debit penuh (Qf) Hitung waktu konsentrasi. Untuk pipa-pipa daerah hilir bandingkan cabang-cabang yang masuk. Pilih cabang yang memiliki tc maksimum Baca intensitas hujan pada kurva IDF untuk t = tc dan T Perkirakan akumulasi area yang berkontribusi Hitung Qp metoda rasional Periksa apakah Qp < Qf dan vf > vmin Sesuaikan dengan diameter dan gradien pipa kembali ke langkah 5

14

You might also like