You are on page 1of 6

Pemodelan Dinamis Imbuhan Airtanah dengan Metode Water Budget Menggunakan POWERSIM

Pendahuluan Penilaian dampak Hidrologi DAS (dan akuifer) membutuhkan beberapa informasi tentang perubahan prespitasi, evapotranspirasi, imbuhan airtanah, dan komponen hidrologi lain (aliran permukaan, lengas tanah, dan infiltrasi). Berbagai model dan skenario dapat digunakan untuk menghitung pengaruh perubahan iklim terhadap kondisi hidrologi (khususnya airtanah) suatu DAS. Meinzer dan Health dalam Nimmo et al (2003) menjelaskan bahwa imbuhan akuifer merupakan air yang bergerak dari permukaan tanah atau zona tak jenuh menuju zona jenuh air. Andreo et al (2004) menyebutkan imbuhan akuifer sebagai jumlah air hujan yang masuk ke dalam sistem akuifer selama periode waktu tertentu. Imbuhan airtanah adalah air yang mengisi muka airtaah setelah melewati proses infiltrasi dan perkolasi (Vries dan Simmers, 2001). Pada beberapa tempat dapat dilihat variasi imbuhan airtanah dengan beberapa proses seperti, perkolasi pada salah satu zone aliran tak jenuh, melalui lubang pori yang dibuat oleh akar, dan aliran akibat perbedaan sifat fisik tanah (umumnya tekstur tanah). Imbuhan airtanah dapat pula didefinisikan sebagai penambahan air ke dalam reservoir tanah (Xu dan Beekman, 2003). Cara imbuhan airtanah dapat terbagi menjadi empat cara, yaitu melalui aliran air yang menuju ke bawah dari zona jenuh menuju zona tak jenuh, aliran vertikal inter akuifer, imbuhan airtanah permukaan dari tubuh air terdekat, dan imbuhan buatan. Imbuhan airtanah alami berasal dari air hujan, sungai maupun danau (Simmers, 1988). Pada prinsipnya imbuhan airtanah berhubungan dengan gerakan air secara horizontal dan vertikal. Proses imbuhan airtanah secara umum diawali oleh air hujan yang turun kemudian meresap ke dalam tanah secara infiltrasi dan akan menambah kadar lengas tanah. Apabila kadar lengas tanah jenuh maka akan terjadi perkolasi dan menambah simpanan airtanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi imbuhan antara lain adalah iklim, topografi, geologi, tanah, geomorfologi, dan vegetasi (Kusumayudha, 2004) (lihat Gambar 1.14). Simmers (1988) membedakan imbuhan airtanah menjadi imbuhan jangka pendek, imbuhan musiman, imbuhan tahunan, dan imbuhan musiman. Imbuhan jangka pendek adalah imbuhan yang terjadi pada waktu-waktu tertentu, yaitu setelah adanya hujan yang lebat. Imbuhan musiman terjadi pada musim hujan untuk daerah beriklim basah dan kering. Imbuhan tahunan terjadi pada daerah tropis lembab, dimana hampir terjadi hujan sepanjang

tahun. Imbuhan historis terjadi pada massa lampau dan mempunyai kontribusi pada masa sekarang.

Gambar 1. Gambar model terjadinya imbuhan air hujan yang diawali oleh input yang berupa prespitasi (Liu dan De Smedt, 2004)

Metode Perhitungan Imbuhan Airtanah Penentuan airtanah memerlukan pemahaman tentang banyak faktor dan variabel. Estimasi mengenai kapasitas imbuhan airtanah memerlukan banyak model yang mempengaruhi besarnya imbuhan airtanah. (Rushton, 1988 dalam Adji dkk, 2003) menyebutkan model dan variabel yang berpengaruh dalam identifikasi imbuhan airtanah adalah iklim, topografi, penggunaan lahan (termasuk pola vegetasi), run off, sungai, zone perakaran, zona tak jenuh, dan kondisi akuifer. Penentuan kapasitas imbuhan airtanah secara garis besar didasarkan pada adanya air hujan yang lebih besar daripada evapotranspirasi dan tidak adanya defisit lengas tanah. Hujan efektif yang masuk akan meresap menuju zona tak jenuh menuju ke muka airtanah. Penentuan nilai kapasitas infiltrasi menjadi kunci dalam penentuan besarnya imbuhan airtanah. Adji dkk (2003) menyebutkan bahwa terdapat 2 (dua) pendekatan yang dapat digunakan dalam estimasi besarnya imbuhan airtanah, yaitu dengan menggunakan perhitungan menggunakan cara kimia, isotop, dan pengukuran fisik dan melakukan estimasi berbagai komponen aliran baik yang keluar dan masuk zona tak jenuh. Salah satu metode yang digunakan dalam melakukan estimasi besarnya imbuhan airtanah adalah Water Budget Method (Tindal and Kunkel, 1999 dalam Adji dkk, 2003). Metode ini juga diterapkan oleh Sinha (1978) (Simmers, 1988). Metode ini merupakan metode perhitungan dari imbuhan airtanah yang didasarkan pada beberapa kondisi dan faktor yang mempengaruhi imbuhan airtanah, yang meliputi nilai prespitasi,

evapotranspirasi, perubahan simpanan di akuifer, dan aliran yang masuk dan keluar dari airtanah. Model tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
P + Qon = ET + Qoff + S

(1)

Debit aliran masuk merupakan gabungan dari jumlah aliran permukaan, aliran sub permukaan, dan aliran airtanah. Evaptranspirasi dapat dibedakan menjadi evapotranspirasi pada permukaan dan bawah permukaan (zona tak jenuh dan zone jenuh). Simpanan air dapat berupa simpanan permukaan dan simpanan bawah permukaan (lengas tanah). Sehingga persamaan Water Budget Method tersebut dapat diturunkan untuk menentukan nilai imbuhan airtanah (R) :
R = (P + Qon) - RO - ET(sw) - ET(uz) - S(sw) - S(uz)

(2) (Prespitasi (mm)), Qon

Dimana R adalah Imbuhan Airtanah (R) (mm/hari), merupakan Debit air yang masuk (mm), RO

adalah Direct Runoff (mm/hr), ET adalah

Evapotranspirasi permukaan (mm), ET (uz) sama dengan ET lengas tanah (mm), S (sw) adalah Perubahan simpanan permukaan (mm), dan S (sw)= S lengas tanah (mm). Metode ini menentukan imbuhan airtanah berdasarkan nilai dari variabel yang mempengaruhi nilai imbuhan airtanah. Namun tingkat validitas nilai imbuhan airtanah bergantung pada akurasi nilai atau perhitungan variabel-variabel yang mempengaruhinya.

Perhitungan Imbuhan Airtanah dengan POWERSIM Skema perhitungan imbuhan airtanah dengan POWERSIM dilakukan dengan skema yang ditunjukkan dengan Gambar 2. Skema ini berdasarkan rumus penentuan imbuhan airtanah Metode Water Budget. Penentuan DRO dihitung dengan menggunakan rumus SCS-CN. Skema perhitungan DRO ditunjukkan dengan Gambar 3. Skema perhitungan nilai Recharge ditunjukkan pada Gambar 4. Hasil Perhitungan DRO dan Recharge dapat dilihat pada Tabel 1.

Gambar 2. Gambar skema perhitunga imbuhan airtanah

Gambar 3. Skema perhitungan nilai DRO

Gambar 4. Skema perhitungan nilai Recharge

Tabel 1. Tabel perhitungan nilai DRO dan Recharge

TUGAS INDIVIDU MODUL 6 : BASIC WATERSHED AND COASTAL MANAGEMENT

Dosen Pengampu : Dr. Igl. Setiawan Purnama, M. Si

Disusun Oleh : Gilang Arya Dipayana 11/ 326616/ PGE/ 932

PROGRAM MAGISTER PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PESISIR FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

You might also like