You are on page 1of 31

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar 1. Definisi a. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. ( Budi Anna Keliat dkk, 2011 : 118 ). b. Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri atau perasaan tentang diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif, yang berlangsung lama. Sedangkan harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri atau perasaan tentang diri sendiri yang negatif, yang terbentuk sebagai respon terhadap situasi saat ini. Taylor dkk, 2011 : 95 ). c. Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa ( Depkes RI, 2000 ). d. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan yang hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (yosep, 2009) ( Cynthia M.

e.

Harga diri rendah atau biasa disebut dengan minder merupakan sebuah gangguan psikologis. Biasanya orang yang mengalami harga diri rendah cenderung menjadi pemalu, menarik diri dalam kehidupan sosial dan lebih suka menyendiri daripada menujukkan diri dalam khalayak ramai. (http://www.psychologymania.com/2012/04/harga-diri-rendahdanfaktor.html).

2.

Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Hasil riset Malhi ( 2008, dalam http:www.tqm.com) menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal. Dalam tinjauan life history klien, penyebab terjadinya Harga Diri Rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari

kemampuannya (iyus yosep, 2011:256).

3.

Jenis jenis Harga Diri Rendah a. Harga Diri Rendah Kronis Evaluasi diri atau perasaan tentang diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif, yang berlangsung lama. b. Harga Diri Rendah Situasional Evaluasi diri atau perasaan tentang diri sendiri yang negatif, yang terbentuk sebagai respon terhadap situasi saat ini ( Cynthia M. Taylor dkk, 2010:97).

4.

Etiologi a. Faktor Predisposisi Penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis. b. Faktor Presipitasi Kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan / bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang menurun (iyus yosep, 2011:256). Dikutip dari http://www.psychologymania.com/2012/04/harga-diri-

rendah-dan-faktor.html, Penyebab lainnya yaitu: 1) Pola Asuh Keluarga Pola asuh sangat mempengaruhi bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Pola asuh yang otoriter, terkadang mengalami masalah yang maladaptif dalam menilai diri. sebaliknya, pola asuh yang

permisif, terkadang kurang control, sehingga tidak bisa membedakan mana perilaku yang bisa diterima oleh masyarakat dan mana yang tidak. 2) Tekanan / Trauma Trauma disini bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti kekerasan fisik dan seksual, dan kejadian lain yang mengancam individu sehingga individu tidak bisa lepas dari bayang-bayang ancaman tersebut. Sudah tentu trauma disini bersifat patologis. 3) Keadaan Fisik Keadaan fisik juga mempengaruhi harga diri seseorang. Dengan keadaan fisik yang kurang/cacat membuat individu merasa kurang sempurna, dan akan diejek oleh orang lain karena kekurangan tersebut. Hal ini yang kadang membuat seseorang minder dan tidak menerima keadaannya dengan menarik diri untuk menyembunyikan kekurangan tersebut. 4) Ketidakberfungsian Secara Sosial Ketidakberfungsian secara sosial disini adalah tidak mampunya seorang individu menempatkan dirinya dalam fungsi sosial. Misalnya seorang kepala rumah tangga yang menganggur, akan merasa rendah diri dalam kehidupan sosialnya. Seorang sarjana yang menganggur, akan merasa rendah diri dan akan menarik diri dari pergaulan sosialnya, karena merasa malu dengan statusnya (karena tidak berfungsi secara sosial).

5.

Pohon Masalah RESIKO TINGGI PERILAKU KEKERASAN

PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

ISOLASI SOSIAL

HARGA DIRI RENDAH

KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF

TRAUMATIK TUMBUH KEMBANG

6.

Tanda dan Gejala Menurut Iyus Yosep dalam buku Keperawatan Jiwa edisi revisi : 2011:258. Tanda dan gejala harga diri rendah yaitu : a. b. c. Mengejek diri sendiri. Merasa salah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri Mengalami gejala fisik, misal : tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat. d. e. f. g. h. Menunda keputusan. Sulit bergaul. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas. Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi. Merusak / melukai orang lain.

i. j. k. l.

Perasaan tidak mampu. Pandangan hidup yang pesimis. Tidak suka menerima pujian. Penurunan produktifitas.

m. Penolakan terhadap kemampuan diri. n. o. p. q. r. s. Kurang memperhatikan perawatan diri. Berpakaian tidak rapih. Berkurang selera makan. Tidak berani menatap lawan bicara. Lebih banyak menunduk. Bicara lambat dengan nada bicara lemah.

7.

Rentang Respon

Respon Adaptif Aktualisasi diri Konsep diri positif Harga diri renda h

Respon Maladaptif Kerancuan identit as Depersonalisasi

Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif, terdapat lima rentang respons konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi. Seorang ahli, Abraham Maslow mengartikan aktualisasi diri sebagai individu yang telah mencapai seluruh kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya secara keseluruhan.

Aktualisasi diri merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan

melatar belakangi pengalaman nyata yang suskes dan diterima, ditandai dengan citra tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang positif, harga diri tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan interpersonal yang dalam dan rasa identitas yang jelas.

Konsep diri positif merupakan individu yang mempunyai pengalaman positif dalam beraktivitas diri, tanda dan gejala yang diungkapkan dengan mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya dan mengungkapkan keinginan yang tinggi. Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah : Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Seseorang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak disetujui oleh masyarakat. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspekaspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.

Konsep diri negatif ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan untuk melakukan dengan penyesuaian diri (maladjustment). Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal , maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang dan penerimaan. . Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri yang adatif dengan konsep diri yang maladatif. Tanda dan gejala yang ditunjukkan sperti perasaan malu terhadap diri sendiri, akibat tindakan penyakit, rasa bersalah terhadap diri sendiri, dan merendahkan martabat. Tanda dan gejala yang laindari harga diri rendah diantaranya rasa bersalah pada diri sendiri, mengkritik diri sendiri/orang lain, menarik diri dari realitas, pandangan diri yang pesimis, perasaan tidak mampu, perasaan negative pada dirinya sendiri, percaya diri kurang, mudah tersinggung dan marah berlebihan. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspekaspek. Identitas mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan konsistensi dari seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi. Pencapaian identitas diperlukan untuk hubungan yang intim karena identitas

seseorang diekspresikan dalam berhubungan dengan orang lain. Seksualitas juga merupakan salah satu identitas. Rasa identitas ini secara kontinu timbul dan dipengaruhi oleh situasi sepanjang hidup. Kekacauan identitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dikenal dengan stressor identitas. Biasanya pada masa remaja, identitas banyak mengalami perubahan, yang meyebabkan ketidakamanan dan ansietas. Remaja mencoba untuk menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, emosional, dan mental akibat peningkatan kematangan. Stressor identitas diantaranya kehilangan pekerjaan, perkosaan, perceraian, kelalaian, konflik dengan orang lain, dan masih banyak lagi. Identitas masa kanak-kanak dalam kematangan aspek psikososial, merupakan ciri-ciri masa dewasa yang harmonis.

Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain. Tanda dan gejala yang ditunjukkan yaitu dengan tidak adanya rasa percaya diri, ketergantungan, sukar membuat keputusan, masalah daalam hubungan interpersonal, ragu dan proyeksi. Jika seseorang memiliki perilaku dengan depersonalisasi, berarti orang tersebut telah mengalami gangguan dalam konsep dirinya. Orang dengan gangguan depersonalisasi mengalami persepsi yang menyimpang pada identitas, tubuh, dan hidup mereka yang membuat mereka tidan nyaman, gejala-gejala kemungkinan sementara atau lama atau berulang untuk beberapa tahun. orang dengan gangguan tersebut seringkali mempunyai kesulitan yang sangat besar untuk menggambarkan gejalagejala mereka dan bisa merasa takut atau yakin bahwa mereka akan gila. Gangguan depersonalisasi seringkali hilang tanpa pengobatan. Pengobatan

dijamin hanya jika gangguan tersebut lama, berulang, atau menyebabkan gangguan. Psikoterapi psikodinamis, terapi perilaku, dan hipnotis telah efektif untuk beberapa orang. (http://dummiesboy.wordpress.com/2012/01/13/rentangrespon-konsep-diri/).

8.

Dampak Harga Diri Rendah Terhadap Kebutuhan Dasar

Menurut teori Abraham Maslow kebutuhan dasar manusia terbagi kedalam 5 bagian yang berbentuk piramid dengan semakin ke atas bentuknya semakin meruncing / mengecil. Adapun dampak terjadinya gangguan konsep diri : HDR terhadap kebutuhan dasar tersebut adalah : a. Kebutuhan Fisiologis 1) Kebutuhan Nutrisi Tidak semua klien dengan HDR mengalami gangguanpemenuhan kebutuhan nutrisi. Sebagian memang ada,dikarenakan klien selalu asyik dengan dunianya. 2) Istirahat dan Tidur Pada klien dengan HDR ada kalanya mengalami gangguanpemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur dikarenakan aktifitasfisiknya yang hiperaktif atau karena pikirannya yang fokus padasuatu masalah sehingga klien tidak bisa tidur.

3) Aktivitas Klien dengan HDR cenderung menarik diri, kurang bergauldengan orang lain tetapi ada juga yang menjadi hiperaktif sehubungan dengan adanya perubahan isi pikir.

4) Eliminasi BAB dan BAK tidak mengalami gangguan karena intakemakanan cukup dan aktifitas fisik meningkat. a) Kebutuhan Rasa Aman mengakibatkan individu marasa gelisah,bingung, kadang takut terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak terjadisehingga menimbulkan dampak pada rasa aman. b) Kebutuhan Mencintai dan Rasa Memiliki cenderung individu tidak memperhatikan dirinya apalagi bila masalah yang dihadapi adalahmasalah keluarga, maka ia lebih memperhatikan keluarganya sendiri. c) Kebutuhan Harga Diri Dengan masalah yang dihadapinya, seperti masalah keluarga makaindividu cenderung untuk mengalah, diam sehingga menyebabkanharga dirinya merasa direndahkan. d) Kebutuhan Aktualisasi Diri individu tidak dapat mengatasi kelemahannya secara adekuat bahkan tidak bisa menyadaribahwa ia memiliki kemampuan yang patut dibanggakan

(http://id.scribd.com/doc/93108110/Askep-Harga-Diri-Rendah).

B. Konsep Keperawatan 1. Pengkajian Menurut Cynthia M. Taylor 2010 : 95, pengkajian harga diri rendah itu meliputi : a. b. c. d. Alasan hospitalisasi atau penanganan Usia dan Jenis Kelamin Tahap perkembangan Sistem keluarga, meliputi status perkawinan, peran dalam keluarga, posisi sibling kandung e. f. g. Persepsi tentang masalah kesehatan Pengalaman masa lalu dengan sistem perawatan kesehatn Status mental, meliputi pemikiran abstrak, afek, komunikasi, penampilan umum, penilaian atau daya tilik diri, memori, alam perasaan, orientasi, persepsi, proses pikir. h. i. j. k. Sistem kepercayaan ( norma, agama, nilai ) Pola interaksi sosial Riwayat sosial dan pekerjaan Persepsi diri ( masa lalu dan sekarang ), meliputi citra tubuh, mekanisme koping, kemampuan mengatasi masalah, dan harga diri. l. Pengalaman krisis di masa lalu. penanganan untuk gangguan psikososial, meliputi

m. Riwayat

hospitalisasi, pengobatan, psikoterapi, ide bunuh diri, rencana bunuh diri, usaha bunuh diri di masa lalu.

n.

Tanda tanda neurovegetatif, meliputi kemampuan untuk mengalami kenikmatan, nafsu makan, tingkat energi, tidur. Penjelasan Pengkaijan dari kumpulan materi keperawatan jiwa adalah sebagai berikut :

1)

Identitas Klien
a) Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : Nama perawat, nama panggilan perawat, nama klien, nama penggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan. b) Tanyakan dan catat usia klien dan No. RM (registrasi medik) atau CM (No. catatan medik) c) Tulis tanggal pengkajian dan sumber data yg didapat

2) Alasan Masuk

Apa yang menyebabkan klien / keluarga datang / dirawat di RS ini, apakah sudah tahu penyakit ini sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini dan bagaimana hasilnya. 3) Faktor Predisposisi a) Tanyakan kepada klien / keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu. b) Bila ya maka tanyakan bagaimana hasil penghobatan sebelumnya. c) Tanyakan kepada klien apakah pernah melakukan dan atau mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal, dan tulis usia saat kejadian tersebut

(1) Beri penjelasan secara singkat dan jelas tentang kejadian yang dialami klien terkait nomor 1, 2, dan 3. (2) Tulis masalah keperawatan sesuai data. d) Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, bila ada anggota keluarga yang lain mengalami gangguan jiwa maka tanyakan apa hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut. e) Tanyakan kepada klien / keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan (kegagalan, kehilangan / perpisahan / kematian, trauma selama tumbuh kembang) yang pernah dialami klien pada masa lalu. 4) Pemeriksaan Fisik (Periksa keadaan umum klien, tanda vital, BB + TB, tanyakan apakah terjadi perubahan berat badan selama ini, tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien, kaji lebih lanjut system dan fungsi organ serta jelaskan sesuai dengan keluhan yang terjadi). Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang didapat. 5) Psikososial a) Genogram Buat genogram minimal 3 generasi ke atas yang dpt menggambarkan hubungan klien dengan keluarga Jelaskan gambaran di atas terkait dengan pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh. Masalah keperawatan ditulis sesuai data yang diperoleh.

b) Konsep Diri (1) Citra tubuh Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan yang tidak disukai, apa reaksi klien saat membicarakan bagian yang tidak disukai dan bagian yang disukai. Bagaimana bila keadaan tubuh klien tidak sesuai dengan harapan. (2) Identitas diri (a) Status dan posisi klien sebelum dirawat, (b) kepuasaan klien thd status dan posisinya (sekolah, teman bermain, kelompok, masyarakat, keluarga) (c) Kepuasan klien sebagai laki-laki / perempuan (d) Keunikan yang dimiliki sesuai jenis kelaminnya dan posisinya. (3) Fungsi Peran (a) Tugas / peran klien dalam keluarga / pekerjaan / kelompok / masyarakat (b) Kemampuan kelian dalam melaksanakan fungsi / peran tersebut (c) Perubahan yang terjadi saat klien sakit dan dirawat (d) Bagaimana perasaan klien akibat perubahan tersebut (4) Ideal diri (a) Harapan klien terhadap : keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran dalam keluarga / pekerjaan / sekolah dll. (b) Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat)

(c) Harapan klien terhadap penyakitnya : penyembuhan, keterbatasan, penderitaan, dll. (d) Bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan harapannya, apa upaya yang dilakukan (5) Harga diri (a) Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. A,b,c,d, di atas. (bagaimana dampak pada klien dl berhubungan dengan orang lain bila : citra tubuh tidak sesuai harapan, identitas diri tidak sesuai harapan, fungsi peran tidak sesuai harapan, ideal diri tidak sesuai harapan) (b) Penilaian klien terhadap pandangan / penghargaan orang lain terhadap dirinya dan kehidupannya. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan.

6) Hubungan Sosial a) Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien : tempat mengadu, tempat bicara (curhat), minta bantuan dan sokongan b) Tanyakan upaya yang biasa dilakukan bila ada masalah, dikomunikasikan dengan siapa, bagaimana hasilnya, kepuasannya. c) Tanyakan kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat d) Tanyakan sejauh mana keterlibatan / peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : kepuasan dalam peran tersebut kepuasaan atau sebaliknya ) ( sering mendapat

e) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, apa upaya menyelesaikan hambatan, bagaimana perasaan klien bila mendapatkan hambatan. f) Minat dalam berintaksi dengan orang lain, dalam hal apa ?, tanyakan sejauh mana keterlibatan klien dalam kelompok sosial. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan.

7) Spiritual a) Nilai dan keyakinan, tanyakan tentang : (1) Pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma, budaya dan agama yang dianut. (2) Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa. b) Kagiatan ibadah / menjalankan keyakinan, tanyakan : (1) Kegiatan ibadah di rumah secara sendiri dan kelompok (2) Pendapat klien / keluarga tentang kegiatan ibadah (3) Bagaimana perasaan klien bila tidak dapat melaksanakan kegiatan ibadah c) Kepuasan dalam menjalankan kayakinan (Apakah merasa puas, atau merasa tidak mempu melakukan dengan baik sehingga harus diulang-ulang, bagaimana perasaan klien) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan.

8) STATUS MENTAL a) Penampilan (1) Tidak rapi / kusut jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak rapi ( mis : rambut acak-acakan, tidak disisir, kancing baju tidak tepat / tidak dipasang, baju terbaik , tidak diganti-ganti) (2) Penggunaan pakaian tidak sesuai, mis : pakaian dalam dipakai di luar. (3) Cara berpakaian tidak seperti biasanya (tidak sesuai dengan waktu, tempat, identitas, situasi, kondisi) (4) Kemampuan klien dalam berpakaian (5) Dampak ketidakmampuan berpenampilan baik / berpakaian terhadap status psikologis Klien (emosi, perasaan klien, kecemasan) Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan.

b) Pembicaraan Amati pembicaraan klien apakah : cepat, keras, terburu-buru, gagap, sering terhenti / bloking, apatis, lambat, membisu, menghindar, tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan.

c) Aktifitas motorik (1) (2) (3) (4) Lesu, tegang, gelisah (sudah jelas) Agitasi : gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan Tik : gerakan-gerakan kecil otot muka yang tidak terkontrol Grimasem : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak terkontrol klien. (5) Tremor : jari-jari yang tampak bergetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentangkan jari-jari (6) Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti : berulangulang mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan, dsb. Jelaskan aktifitas motorik yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan.

d) Alam perasaan (1) Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan (sudah jelas) (2) Ketakutan : objek yang ditakuti sudah jelas (3) Khawatir : objeknya belum jelas Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan.

e) Afek (1) Datar (tidak apa perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan) (2) Tumpul ( hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang sangat kuat ) (3) Labil (emosi klien cepat berubah-ubah) (4) Tidak sesuai (emosi bertentangan / berlawanan dengan stimulus) Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan.

f) Interaksi selama wawancara (1) Kooperatif (berespon dengan baik terhadap pewawancara) (2) Tidak kooperatif (tdk dapat menjawab pertanyaan pewawancara dengan spontan) (3) Mudah tersinggung (4) Bermusuhan (kata-kata / pandangan yang tidak bersahabat / tidak ramah) (5) Kontak kurang (tidak mau menatap lawan bicara) (6) Curiga (menunjukan sikap/peraan tidak percaya kepada pewawancara / org lain) Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan.

g) Proses pikir (1) Sirkumtansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan ./ pertanyaan terjawab (2) Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai tujuan / tidak menjawab pertanyaan (3) Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dam klien tidak menyedarinya. (4) Flight of ideas : pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya, tidak ada hubungan yang logis dan tidak sampai pada tujuan. (5) Blocking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luarkemudian dilanjutkan kembali (6) Perseferasi : kata-kata yang diulang berkali-kali (7) Perbigerasi : kalimat yang diulang berkali-kali Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan. h) Isi pikir (1) Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya. (2) Phobia : ketakutan yang patologis / tidak logis terhadap objek / situasi tertentu. (3) Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ tubuh yang sebenarnya tidak ada.

(4) Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau lingkungan. (5) Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi dilingkungan yang bermakna dan terkait pada diriya. (6) Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang mustahil / diluar kemampuannya. (7) Waham : (a) Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (b) Somatik : keyakinan klien terhadap tubuhnya dan diucapkan berulangulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (c) Kebesaran : keyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuannya dan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (d) Curiga : keyakinan klien bahwa ada seseorang / kelompok yang berusaha merugikan / mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (e) Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia / meninggal yang dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan.

i) Tingkat kesadaran Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi, stupor diperoleh melalui observasi, dan orientasi klien (waktu, tempat, orang) diperoleh melalui wawancara (1) Bingung : tampak bingung dan kacau (perilaku yang tidak mengarah kepa tujuan tertentu) (2) Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar / tidak sadar (3) Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan yang diulangulang, anggota tubuh klien dalam sikap yang canggung dan dipertahankan klien tapi klien mengerti semua yang terjadi di lingkungannya. (4) Orientasi : waktu, tempat dan orang (jelas) (5) Jelaskan apa yang dikatakan klien saat wawancara. Jelaskan data objektif dan subjektif yang terkait hal-hal di atas. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan. j) Memori Data diperleh melalui wawancara : (1) Gangguan mengingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian lebih dari 1 bulan (2) Gangguan mengingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian dalam minggu terakhir (3) Gangguang mengingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi

(4) Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya. Jelaskan sesuai dengan data yang terkait Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan. k) Tingkat konsentrasi (1) Mudah beralih : perhatian mudah berganti dari satu objek ke objek lain) (2) Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan diulang karena tidak menangkap apa yang ditanyakan / tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan. (3) Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan / pengurangan pada benda-benda yang nyata. Jelaskan sesuai dengan data yang terkait Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan. l) Daya Tilik Diri (1) Mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu minta pertolongan / klien menyangkal keadaan penyakitnya, klien tidak mau bercerita tentang penyakitnya (2) Menyalahkan hal-hal di luar dirinya : Menyalahkan orang lain /

lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit / masalah sekarang. Jelaskan sesuai dengan data yang terkait Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan.

9) KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG a) Makan (1) Observasi dan tanyakan tentang : frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka/tidak suka/pantang) dan cara makan (2) Observasi kemampuan klien menyiapkan dan membersihkan alat makan. b) BAB / BAK Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK : (1) pergi menggunakan dan membersihkan WC (2) Kebiasaan klien BAB / BAK : waktu, tempat, tata cara. c) Mandi (1) Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot, rambut) (2) Observasi kebersihan tubuh dan bau badan klien d) Berpakaian (1) Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan pakaian serta alas kaki (2) Observasi penampilan dandanan klien (3) Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian klien (4) Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien : mengambil, memilih dan mengenakan pakaian e) Istirahat dan tidur Observasi dan tanyakan tentang : (1) Lama dan waktu tidur siang atau malam

(2) Persiapan sebelum tidur, seperti : menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa (3) Aktifitas sesudah tidur seperti : merapihkan tempat tidur,

mandi/mencuci muka, dan menyikat gigi. f) Penggunaan obat Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang : (1) Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara pemberian. (2) Reaksi obat. g) Pemeliharaan kesehatan Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang : (1) Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawatan lanjut. (2) Siapa saja system pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi dan lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya. h) Aktivitas di dalam rumah Tanyakan kemampuan klien dalam : (1) Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan (2) Merapihkan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel) (3) Mencuci pakaian sendiri (4) Mengetur kebutuhan biaya sehari-hari i) Aktivitas di luar rumah Tanhyakan kemampuan klien dalah : (1) Belanja untuk keperluan sehari-hari (2) Melakukan perjalanan mandiri dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan pribadi, menggunakan kendaraan umum.

(3)

Aktifitas lain yang dilakukan di luar rumah (bayar listrik, telpon, air, kantor pos dan bank) Jelaskan sesuai dengan data yang terkait Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan.

10) POLA DAN MEKANISME KOPING Data didapat melalui wawancara dengan klien atau keluarganya, masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data senjang yang didapatkan. 11) ASPEK MEDIK Tuliskan diagnosa medik yang telah ditetapkan oleh dokter.
Tuliskan obat-obatan klien saat ini , baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.

2.

Diagnosa Keperawatan Menurut Iyus Yosep, 2011 : 258 diagnosa yang muncul adalah : a. b. c. d. e. Harga diri rendah kronis Isolasi sosial Resti perilaku kekerasan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Koping individu tidak efektif

3.

Perencanaan Menurut Budi Anna Keliat, 2011 : 118 rencana keperawatan untuk mengatasi diagnosa keperawatan harga diri rendah adalah : a. Tujuan Tindakan Keperawatan Pada Pasien : 1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. 2. 3. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapt digunakan. Pasien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan. 4. 5. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang dilatih.

b. Rencana Tindakan Keperawatan pada Pasien : 1) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. 2) Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan. 3) Bantu pasien memilih / menetapkan kemampuan yang akan dilatih. 4) Latih kemampuan yang dimiliki pasien. 5) Bantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang di latih. c. Tujuan Tindakan Keperawatan pada Keluarga : 1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien 2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien

3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien 4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien d. Rencana Tindakan Keperawatan Pada Keluarga : 1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien 2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien 3) Diskusikan pada keluarga kemampuan apa yang dimiliki pasien dan memberi pujian atas tindakannya 4) Jelaskan cara cara merawat pasien dengan harga diri rendah 5) Demonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah 6) Beri kesempatan pada keluarga untuk cara merawat pasien dengan harga diri rendah 7) Bantu keluarga untuk menyusun rencana kegiatan pasien dir umah.

4.

Implementasi a. Mendiskusikan sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien, dirumah, dalam keluarga dan lingkungan. b. Memberi pujian yang realistik atau nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien memberi penilaian yang negatif, c. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat dilakukan saat ini, berdasarkan kemampuan yang telah diidentifikasi. d. Membantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.

e.

Memperlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif.

f. Mendiskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan dan memilih kemampuan yang akan dilatih. g. Memberikan dukungan dalam memilih kemampuan yang paling mudah dilakukannya. h. Membantu pasien memilih kemampuan sesuai kodisinya saat ini. i. Memotivasi pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih. j. Mendiskusikan cara melaksanakan kemampuan yang dipilih. k. Membantu pasien melakukan sendiri kemampuan yang dipilih. l. Memberikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien. m. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilakukan secara mandiri. n. Membantu pasien memasukan kegiatan yang telah dipilih dan dilatih dalam kegiatan sehari hari.

5. Evaluasi a. Pada Pasien : 1) Pasien mampu menyebutkan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki 2) Pasien mampu menilai kemampuan yang masih dapat digunakan 3) Pasien mampu memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan yang dimiliki 4) Pasien mampu melatih kemampuan yang telah dipilih 5) Pasien mamapu melaksanakan kemampuan yang telah dipilih

6) Pasien melaksanakan kegiatan sesuai jadwal b. Pada keluarga : 1) Keluarga mampu menjelaskan pengertian dan tanda tanda orang dengan harga diri rendah 2) Keluarga mampu menyebutkan tiga cara merawat pasien harga diri rendah 3) Keluarga mampu mempraktikan cara merawat pasien 4) Melakukan follow up sesuai rujukan.

You might also like