You are on page 1of 96

EPIDEMIOLOGI MASALAH KESEHATAN

Harumi Ratna Sita, drg, SU

Batasan/Definisi
Epidemilogi : Ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

KUNCI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH KESEHATAN


Mendapatkan informasi tentang : - Apakah / what - Siapakah / who - Dlmanakah / where - Bilamanakah / when - Bagaimanakah / how - Mengapakah / why

Tujuan epidemiologi
- Menerangkan tentang besarnya masalah kesehatan serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu - Membantu pekerjaan administrasi kes. meliputi perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kes.masy. - Menerangkan berbagai faktor penyebab masalah kesehatan

3 prinsip pada epidemilogi


Mempelajari frekwensi masalah kesehatan/penyakit di masyarakat. Mempelajari penyebaran masalah kesehatan/penyakit di masyarakat. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi frekwensi dan penyebaran tsb.

KONSEP TIMBULNYA MASALAH KESEHATAN


SEGI TIGA EPIDEMILOGI Suatu model yang terdiri dari 4 faktor yang saling berkaitan sehingga timbul suatu masalah kesehatan yaitu : - Host/ pejamu - Agens/ penyebab - Environment/ Lingkungan - Waktu

Contoh : karies gigi menurut John Gordon & Le Richt


Host/gigi/manusia 1. Faktor keturunan 2. Umur 3. Jenis kelamin 4. Ras 5. Pekerjaan 6. Kebiasaan hidup

Agens
1. 2. 3. 4. 5. Golongan bilogik Golongan kimia Golongan fisik Golongan mekanik Golongan nutrient

Environment/ lingkungan
1. Lingkungan fisik Disekitar mulut : a. Diet KH / substrat sugar b. Saliva Diluar mulut : a. letak geografis b. struktur geografis 2. Lingkungan non fisik : a. Sosial ekonomi b. Pendidikan c. Sosial budaya

Macam epidemiologi
Epidemiologi diskriptif : Mempelajari- frekwensi & penyebaran Frekwensi besarnya masalah kes. Penyebaran dibedakan menurut ciri-ciri manusia tempat dan waktu HASIL Menjawab pertanyaan: Siapa(WHO), dimana (WHERE), apabila (WHEN)

Contoh epdemilogi diskriptif


1. Ingin mengetahui frekwensi (banyaknya) penderita karies gigi disuatu daerah. dikumpulkan data tentang penderita karies gigi di daerah tsb. 2. Ingin mengetahui penyebaran karies gigi menurut susunan umur, jenis kelamin, pekerjaan ,pendidikan dll. dikumpulkan data disajikan menurut kelompok susunan umur,jenis kelqamin, dll

Penelitian epidemiologi diskriptif


1.Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who, where, when) 2. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data hanya pada satu kelompok masyarakat saja. 3. Tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesis.

Epidemiologi Analitik
Mencari jawaban terhadap penyebab Terjadinya frekwensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan(Why) Dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan. Penyebab yaitu: faktor yang mempengaruhi sedangkan Akibat adalah; frekwensi dan penyebaran masalah kes. Di masyarakat.

Contoh epidemiologi analitik


1. Ingin mengetahui pengaruh makanan manis terhadap timbulnya penyakit karies gigi. Untuk ini dilakukan perbandingan antara kelompok yang makan makanan manis dan tidak dengan karies gigi masing2 kelompok. dpt disimpulkan ada tidaknya pengaruh mkn makanan manis terhadap penyakit karies gigi.

2. Ingin mengetahui penyebab timbulnya penyakit karies gigi di suatu daerah dibandingkan hal-hal yang khusus di daerah yang terkena karies gigi dan yang tidak terkena/terjangkit penyakit. Kesimpulan tentang penyebab dpt ditarik dari perbedaan yang ditemukan.

Penelitian epidemiologi analitik


1. Menjelaskan mengapa suatu masalah kesehatan timbul di masyarakat (why) 2. Pengumpulan , pengolahan , penyajian dan interpretasi data dilakukan terhadap dua kelompok masyarakat. 3. Bermaksud membuktikan suatu hipotesa

Transisi epidemiologi
Transisi epidemiologi adalah perubahan pola penyakit dari masa kemasa pada lokasi tertentu. Transisi epidemiologi : - transisi demografi - transisi kesehatan Manfaat untuk meramalkan dan mengantisipasi perubahan pola penyakit di masa mendatang.

Berdasarkan dinamikanya : - gol. statis - gol. dinamis

Transisi epidemiologi statis interval waktu yang dimulai dari dominasi penyakit menular dan diakhiri penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian.

Transisi epidemiologi dinamis adalah proses dinamis pola sehat sakit dari suatu masyarakat yang berubah sebagai akibat dari perubahan demografi, sosial ekonomi, teknologi dan politis. Perubahan demografi dipengaruhi oleh pola fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Contoh sebelum jaman revolusi industri (< th.1700), pola demografi pola stabil tinggi yaitu ditandai dengan fertility rate tinggi dan mortality rate tinggi. Pola penyakitnya didominasi oleh penyakit infeksi. Pada masa ini angka kematian akibat penyakit infeksi sangat tinggi.

Masa revolusi industri mempercepat kemajuan di bidang ilmu dan teknologi. Kemajuan ilmu memacu inovasi di bidang kesehatan spt penentuan diagnosis yang tepat dan cara pengobatan efektif. penemuan teknik pembuatan obat2an yang mujarab untuk penyakit infeksi.

Akibatnya kematian akibat penyakit infeksi menurun drastis dan umur harapan hidup menjadi semakin tinggi (meningkatnya proporsi orang tua di dalam suatu populasi). Angka fertilitas menurun secara drastis krn pola fertilitas alami menjadi fertilitas yang dikendalikan (KB)

Pasca revolusi industri, pola demografi dan pola kesehatan mulai berubah. Penduduk dunia menjadi penduduk tua, yaitu komposisi orang tua dalam populasi semakin banyak tapi produktivitas tidak meningkat. Pola penyakit juga berubah menjadi non infeksi yaitu penyakit akibat ketuaan.

Di Indonesia dampak revolusi industri baru terasa pada sekitar th 1800, dg didirikan pabrik2 industri pertanian oleh bangsa belanda. Dampak sosialnya amat kecil tetap miskin pola penyakitnya masih campuran penyakit infeksi dan non infeksi.

Pada dekade terakhir ini, seluruh dunia mengalami krisis, dg kolapsnya industri menyebabkan banyak pengangguran pola penyakit lbh bervariasi mulai dr penyakit infeksi baru, penyakit infeksi lama yg kambuh, penyakit non infeksi akibat ketuaan smp pd penyakit akibat perilaku. Ini terutama pd negara yg sedang berkembang

Transisi penyakit karies gigi : Penjelasannya tidak sama dg transisi epidemiologi penyakit umum. Perbedaannya adalah pada interpretasi angka prevalensi. satu gigi saja yang berlobang mk seseorang telah didiagnosis menderita karies gigi dan dihitung sbg satu satuan penderita.

Prevalensi karies gigi meningkat seiring dg berkembangnya peradaban dunia. Penelitian pd jaman kelahiran nabi Isa, 10% populasi menderita karies, Th. 1000 Masehi prevalensi karies gigi meningkat menjadi 20% dan sekarang prevalensi sudah hampir mencapai 100%

Pada pengamatan lain karies gigi juga berhubungan dengan usia. Sekitar 25% gigi yg tumbuh pd anak usia 12 th berlubang, pd usia 15 th meningkat menjadi 33% dan stlh 30 th menjadi 67%. Pd usia 45 th aktivitas karies menurun ttp peny. Periodontal mulai aktif. Pola spt ini hampir merata pd negara2 yg telah maju

FREKWENSI MASALAH KESEHATAN Maksud frekwensi masalah kesehatan : = keterangan tentang banyaknya suatu masalah kesehatan yang ditemukan dalam sekelompok manusia/masyarakat Pengukuran frekwensi masalah kesehatan dapat dilakukan dari hasil penemuan masalah kesehatan yang ada di masy.

PENEMUAN MASALAH KESEHATAN Didapatkan dari sumber data : - data sekunder : - catatan dan laporan peristiwa kehidupan - catatan dan laporan penyakit - catatan dan laporan instansi khusus - hasil survai khusus - hasil sensus penduduk

Data primer : Didapatkan dengan melakukan penelitian 1. Sensus 2. Survai khusus : - Survai insiden penyakit - Survai prevalen penyakit 3. Penyaringan kasus (screening) 4. Pencarian kasus (case finding) 5. Survailen (surveillance)

1. Sensus 2. Survei khusus a. Survei insiden penyakit data yang dikumpulkan peny. yang baru b. Survei prevalen penyakit data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit baik yg baru saja terjadi maupun yang telah lama terjadi

Langkah-langkah survei khusus penyakit 1. Tahap pengumpulan data - Sumber data - Jumlah sampel - Cara pengambilan sampel - Cara pengumpulan data menentukan instrument yang akan digunakan

2. Tahap pengolahan data 3. Tahap penyajian data : - tekstular - tabular - grafikal .

3. Penyaringan kasus (screening) Langkah-langkah : - Tahap menetapkan macam masalah kesehatan yang ingin diketahui - Tahap menetapkan cara pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam penemuan masalah

- Tahap menetapkan kelompok masyarakat yang akan dikumpulkan datanya.

Yang perlu diperhatikan penemuan masalah kesehatan haruslah dilakukan dari kelompok masyarakat yang sehat.

- Tahap melakukan penyaringan melakukan pengumpulan data seperti pada survei penyakit. ditemukann masy yg diduga menderita masalah kes. - Tahap mempertajam penyaringan dilakukan penyaringan lagi terhadap masyarakat yang dicurigai menderita masalah kesehatan. - Tahap penyusunan laporan dan tindak lanjut.

4. Pencarian kasus (case finding). tujuan untuk menemukan sumber penularan atau mencari ada tidaknya penderita baru di masyarakat. ( kel. masy. yg terkena peny. ) a. Pencarian kasus aktif - cara telusur kebelakang tujuan untuk mencari sumber penularan - cara telusur kedepan tujuan untuk mencari kasus baru b. Pencarian kasus pasif

5. Surveilen (surveillance) suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang dilakukan secara terus menerus. Tujuannya untuk menganalisis keadaan wabah yang dihadapi. - a. Surveilen aktif - b. Surveilen pasif

VALIDITAS INSTRUMEN -Sensitivitas kemampuan jenis pemeriksaan dalam menemukan anggota masyarakat yang sakit - Spesifitas kemampuan jenis pemeriksaan dalam menemukan anggota masyarakat yang tidak menderita penyakit

Hasil pengolahan data didapatkan Nilai : - True positive banyaknya kasus yang benar-benar menderita penyakit dengan hasil test yang positif ( a ) - False positive banyaknya kasus yang sebenarnya tidak sakit tetapi test menunjukkan hasil yang positif ( c ) - True negative banyaknya kasus yang tidak sakit dengan hasil test yang negatif ( b ) - False negative banyaknya kasus yang sebenarnya menderita penyakit tetapi hasil test negatif ( d )

1. sensitifitas : 2. Spesifitas : 3. True positive : 4. False positive : 5. True negative : 6. False negative :

a/a+c d/b+d a b/b+d d c/a+c

PENGUKURAN FREKWENSI MASALAH KESEHATAN/PENYAKIT Pengkuran atau perhitungan frekwensi masalah kesehatan/penyakit untuk menilai keadaan masalah kesehatan /penyakit pada suatu populasi/ masyarakat

Pengukuran kuantitatif : Bentuk penyajian : 1. Angka mutlak data kurang bermanfaat 2. Proporsi (angka/rate) 3. Ratio

Proporsi Hasil pengukuran/hitungan dibagi dengan jumlah total orang dalam kelompok tsb. Mis : 10 kasus infeksi saluran nafas pada mhs D3 FKG unair dengan jumlah 500 mhs akan memberikan makna berbeda bila 10 kasus infeksi saluran nafas ditemukan dari jumlah sebanyak 20 mhs D3 FKG Unair

Jenis proporsi dikenal sbg angka /rate Nilai rate besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah keseluruhan penduduk di mana peristiwa tsb berlangsung dalam suatu batas waktu ttt Rate perbandingan suatu peristiwa dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena peristiwa yang dimaksud (population at risk) dalam waktu yang sama dinyatakan dalam persen atau permil.

Ukuran pd umumnya untuk mengukur penyakit dan masalah kematian Masalah penyakit : 1. Insiden : - Incidence rate/angka insidensi - Attack rate - Secondary atack rate

2. Prevalen : - Period prevalence rate - Point prevalence rate / Angka prevalensi 3. Kematian : - Mortality rate/ Angka mortalitas - Age specific mortality rate - Case fatality rate - dll

Insiden frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu wkt ttt disatu kelompok masyarakat

Angka insidensi hanya dapat dihitung pada suatu penelitian longitudinal krn utk diperlukan dua angka yaitu jumlah penderita baru dan jumlah populasi yang mungkin terkena penyakit baru tsb (population at risk)

Perlu diperhatikan : 1. Penelitian tentang jumlah penderita baru a. masalah menentukan penderita baru hrs diketahui kapan mulai sakit b. masalah menentukan siapa yang dimaksud dengan penderita baru tsb 2. Penelitian tentang jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

Incidence rate/ angka insidensi = Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu ttt (1 th) dibandingkan dengan jumlah populasi/penduduk yang mungin terkena penyakit baru (population at risk) pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil

Attack rate = Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada satu saat dibandingkan dengan jumlah populasi yang mungkin terkena penyakit tsb pada saat yang sama dalam persen atau permil

Secondary attack rate = jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah populasi dikurangi yang telah pernah terkena pada serangan pertama dalam persen atau permil

Manfaat angka insidensi - untuk mengetahui masalah kesehatan dan resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi program pencegahannnya - Untuk mengetahui penyebab masalah kesehatan(etiologi) Attack rate dpt dimanfaatkan dalam memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

Prevalen tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu ttt disekelompok masyarakat ttt (populasi) Perhitungannya - dihitung pada seluruh jumlah populasi dan dihitung cukup 1 kali

Period prevalence rate = jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu ttt dibagi dengan jumlah penduduk / populasi pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil

Nilai period prevalence rate ini jarang digunakan hanya digunakan untuk suatu penyakit yang sulit diketahui saat munculnya misalnya : kanker dan penyakit kelainan jiwa

Point prevalence Rate / Angka prevalensi = jumlah penderita lama dan baru pada satu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu dalam persen atau permil Manfaat angka prevalensi - perencanaan dan evaluasi program pelayanan kesehatan utuk menilai mutu pelayanan yang ada

RUMUS : Angka insidensi = Jumlah penderita baru X 100 % Jmlh total orang yang beresiko 100% atau permil persatuan waktu (t0-t1)

Contoh : Pada suatu daerah dengan jmh penduduk pada tanggal 1 Januari 2011 sebanyak 100.000 orang yang semuanya rentan terhadap penyakit , ditemukan laporan penderita baru sbb : Februari 50 orang, Maret 100 orang. April 150 orang. Mei 10 orang dan bulan juni 90 orang

Angka insidensi = 50 + 100 + 150 + !0 + 90 100.000 = 4/10 %

X 100%

Artinya : dari tiap 10 orang ada penderita baru sebanyak 4 orang selama angka waktu tertentu (to =-t1)

Angka insidensi diperlukan untuk : 1. Membandingkan perkembangan penyakit pada populasi kelompok yang berbeda, atau pada periode yang berbeda

2. Mencari etiologi dari suatu penyakit

ATTACK RATE Attack rate = jml penderita baru satu saat X 100% jml total populasi yang beresiko pada saat itu

Contoh : Dari 500 siswa SD ternyata 100 siswa diantaranya tiba-tiba menderita muntah berak setelah jajan makanan dikantin sekolah Attack rate = 100/500 x 100% = 20% manfaat utk memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai attack rate maka penyakit tsb makin memiliki derajat serangan dan penularan yang tinggi pula

Seccondary attack rate Jml pend. pd serangan kedua X 100% Jml populasi populasi yg pernah sakit

Prevalen Period prevalence rate (t0-t1) = jml penderita (t0-t1) jml total populasi (to-t1 X 100%

Contoh Jumlah mahasiswa D3 sebanyak 100 mhs, 20 orang diantaranya sejak 2 bulan yang lalu tidak masuk kuliah karena menderita penyakit Infeksi saluran nafas, dan selanjutnya pada hari ini 30 orang lainnya terpaksa pulang karena juga menderita penyakit tsb.

Period prevalence rate = 20 + 30 x 100% 100 = 50 % Catatan jarang digunakan krn dlm nilai ini terkandung nilai point prevalence rate dan incidence rate Digunakan untuk suatu penyakit yang sulit diketahui saat munculnya misal penyakit kanker dan penyakit kelainan jiwa

Point Prevalence Rate/ Angka prevalensi Angka prevalensi = jml penderita penyakit/kasus x 100% jml total populasi saat itu

Contoh : Dari 100 mahasiswa D3 yang telah diperiksa terdapat 50 mahasiswa yang menderita penyakit infeksi saluran nafas Angka prevalensi = 50/100 x 100% = 50% artinya dari 100 mhs yang terkena penyakit sebanyak 50 mhs

Hubungan antara Insiden dan Prevalen prevalen menggambarkan jumlah kasus pada satu saat ditentukan oleh banyaknya orang yang sakit sebelumnya (insiden), serta lamanya orang tersebut menderita penyakit (duration)

P=IXD P = prevalen I = Insiden D = duration (lama berlangsungnya suatu penyakit )

Ciri-ciri insiden 1. Jenis observasi dinamis 2. Pembilang jml kejadian yang baru pada periode waktu ttt didalam populasi ttt 3. Penyebut jml orang yang mempunyai resiko mendapat kejadian tsb sepanjang periode waktu ttt

Ciri-ciri prevalen : 1. Jenis observasi statis 2. Pembilang jumlah orang dengan kondisi ttt pada waktu ttt 3. Penyebut jml orang yang diperiksa atau yang menderita penyakit tersebut maupun yang tidak menderita atau yang dapat menderita

Angka Kematian /Mortalitas rate = jml orang yang meninggal x 100% jml total populasi Infant Mortality Rate (IMR) = jml seluruh kematian bayi X100% jml kelahiran hidup

Age spesific mortality rate = Jml kematian dlm kelompok umur ttt Jml total populasi dlm kelompok umur yang sama Case fatality rate = Jml kematian akibat peny.ttt X 100% Jml total populasi yang menderita peny. tsb

Ratio = perbandingan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang tidak berhubungan. Ratio = jml peristiwa A (t0-t1) jml peristiwa B (to-t1) Contoh data dlm bentuk ratio dari pengukuran terhadap penyakit TBC disatu daerah ditemukan perbandingan penderita penyakit TBC pria dan wanita adalah 0,2

Pengukuran frekwensi masalah kesehatan/penyakit gigi dan mulut : 1. Angka prevalensi 2. Angka insidensi 3. Indeks (FDI dan WHO,1961)

Indeks = Suatu angka/ bilangan yang digunakan sebagai indikator untuk menerangkan suatu keadaan ttt = Suatu angka menunjukkan keparahan keadaan tsb angka keparahan

Perbedaan pengukuran antara : Angka prevalensi /insidensi mrp angka kejadian yang dihitung orang yangterkena/individu Indeks mrp keparahan yang diderita setiap giginya yang dihitung menurut giginya yang menderita sakit

Macam Indeks Yang sering digunakan utk survei kesehatan gigi - Indeks kebersihan gigi dan mulut OHI/OHI-S - Indeks karies gigi Indeks DMF(T/S) dan Indeks def (T/S) - Indeks penyakit periodontal - Indeks Mal Occlusi -dll

Indeks kebersihan gigi dan mulut Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan Indeks Kebersihan mulut = Oral Hygiene Index (OHI) OHI (Greene & Vermillion,1960) OHI-S (Greene & Vermillion, 1964)

OHI yang diukur seluruh permukaan OHI-S yang diukur hanya 6 gigi saja dianggap telah dpt mewakili gigi keseluruhan S = Simplified cara pengukuran disederhanakan

OHI/OHI-S : Debris Indeks Calculus Indeks Gigi Yang diukur (6 gigi) - M1 bawah kanan seb, lingual - M1 bawah kiri seb lingual - M1 atas kanan seb. Buccal - M1 atas kiri seb. Buccal - I 1 atas kiri seb. labial - I1 bawah kanan sebelah lingual

Rumus OHI-S = DI + CI 6 Score : Baik 0,0 1,1 Sedang 1,1 2.1 Jelek 2,1 keatas

Indeks karies gigi Indeks DMF-T/S utk gg permanen Indeks def-T/S utk gg sulung Indeks DMF/def suatu angka atau indikator untuk mengukur kerusakan/keparahan gigi permanen/sulung oleh karena karies/proses pathologis

T Tooth - Pengukuran berdasarkan banyaknya gigi yang rurak karena karies - S = Surface/permukaan - Pengukuran berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang rusak krn karies

Kriteria indeks DMF D = decay gg lubang/rusak krn karies dan masih dpt dirawat M -= Missing gg hilang atau indikasi pencabutan krn karies F = Filling gg ditumpat krn karies

Kriteria Indeks def gg sulung d = decay = gg lubang /rusak krn karies/proses pathologis dan msh dpt dirawat e = esktraksi = gg indikasi utk pencabutan krn karies/proses karies f = filling = gg ditumpat krn karies/proses pathologis

Menghitung Indeks DMF/def jumlah seluruh DMF/def yang dipunyai setiap individu/populasi rata Indeks/angka keparahan yg dimiliki setiap individu pada suatu populasi Jumlah Indeks = Jumlah populasi

Contoh : dari hasil survei pada anak SD didapatkan angka prevalensi karies gigi 70% dengan rata-rata Indeks DMF/def didapatkan 2,3 Artinya : didapatkan 70 anak SD yang menderita karies gigi dari 100 anak yang diperiksa dengan rata-rata keparahan untuk setiap satu anak mempunyai 2 gigi yang terkena karies.

Bentuk penelitian epidemiologi 1. Pengamatan/observasi (Non eksperimental) a. Pengamatan Desriptif b .Pengamatan Analitik 1. Pengamatan Cross Sectional 2. Penelitian Prospektif / Kohort 3. Penelitian Retrospektif/ Kasus Kontrol

2. Eksperimental a. Percobaan laboratorium b. Percobaan klinik (clinical trial) c. Intervensi komunitas

Kompetensi manfaat mempelajari epidemiologi * Membantu pekerjaan administrasi kesehatan meliputi : - Membantu pekerjaan perencanaan (planning) pelayanan kesehatan - Pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluation) suatu upaya kesehatan

Contoh : Dengan mengetahui angka prevalensi, angka insiden dan angka keparahan (Indeks) dari hasil suatu penelitian Data yang diperoleh dapat dimanfaatkan Untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (penilaian)

Manfaat dari Indeks DMF jumlah D (decay), jumlah M (missing), Indeks lainnya : Indeks mal oklussi Indeks Periodonal Angka kejadian : Angka prevalensi dan Insidensi penyakit gigi dan mulut

You might also like