You are on page 1of 4

Kel. 144 - Siti P.

Wulandari

1202000966

Tugas Rangkuman Artikel

Why Dont Men Ever Stop to Ask For Directions? Gender, Social Influence and Their Role in Technology Acceptance and Usage Behavior
oleh Viswanath Venkatesh dan Michael G. Morris dari Management Information System Quarterly Vol. 24 No. 1, Maret 2000 Kata Kunci Penerimaan pengguna, norma objektif, gender, kesadaran akan kegunaan (perceived usefulness), kesadaran akan kemudahan dari penggunaan (perceived ease of use) Masalah Begitu banyak kemajuan telah terjadi pada kemampuan perangkat keras maupun perangkat lunak untuk membantu kehidupan manusia. Meskipun begitu, masih banyak sekali masalah sistem yang tidak digunakan dengan maksimal. Oleh karena itu, salah satu isu yang sangat penting adalah bagaimana cara untuk mengerti kondisi-kondisi di mana sistem informasi diterima atau tidak diterima di dalam suatu organisasi. Sejumlah model diajukan untuk meneliti masalah ini, termasuk Technology Acceptance Model (TAM). Sayangnya dalam konteks penelitian TAM, faktor pengaruh sosial dan gender masih sangat sedikit disinggung. Padahal terdapat bukti kuat di luar domain sistem informasi bahwa kedua hal tersebut memegang peranan kunci dalam perilaku manusia untuk menggunakan teknologi. Sejauh ini, penelitian-penelitian yang ada hanya membahas perbedaan persepsi antargender, bukannya perbedaan gender yang menjadi dasar seorang manusia membuat keputusan tentang teknologi. Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk memperbesar/mengembangkan TAM agar mengikutkan norma subjektif (wujud dari pengaruh sosial) dan gender. TAM yang orisinil sesungguhnya menyatakan bahwa penerimaan pengguna itu ditentukan oleh dua hal, yakni kesadaraan akan kegunaan (perceived usefulness) dan kesadaran akan kemudahan dari penggunaan (perceived ease of use). Penelitian ini ingin mencapai tiga objektif: 1. Memahami perbedaan gender dalam mempengaruhi TAM untuk membentuk keinginan menggunakan teknologi baru. 2. Menggabungkan norma subjektif ke dalam TAM dengan gender sebagai moderator.

Copyright2006 GNU Free Document License Silakan secara bebas menggandakan rangkuman ini

Kel. 144 - Siti P. Wulandari

1202000966

3. Memahami bagaimana perbedaan gender (dalam jangka waktu yang panjang) berkorelasi dengan penggunaan teknologi secara kontinu (otomatis dengan pengalaman yang terus bertambah seiring waktu berjalan).

Hipotesa H1 H2a H2b H3 H4 : Kesadaran akan kegunaan akan mempengaruhi keinginan untuk menggunakan sistem lebih besar pada pria daripada pada wanita. : Kesadaran akan kemudahan dari penggunaan akan mempengaruhi keinginan untuk menggunakan sistem lebih besar pada wanita daripada pada pria. : Kesadaran akan kemudahan dari penggunaan akan mempengaruhi kesadaran dari kegunaan lebih besar pada pria daripada pada wanita. : Norma subjetkif akan memepngaruhi keinginan untuk menggunakan sistem lebih besar pada wanita daripada pada pria. : Dengan meningkatnya pengalaman langsung menggunakan teknologi, kesadaran akan kegunaan akan mempengaruhi keinginan untuk menggunakan sistem lebih besar pada pria daripada pada wanita. H5a : Dengan meningkatnya pengalaman langsung menggunakan teknologi, kesadaran akan kemudahan dari penggunaan akan mempengaruhi keinginan untuk menggunakan sistem lebih besar pada wanita daripada pada pria. H5b : Dengan meningkatnya pengalaman langsung menggunakan teknologi, kesadaran akan kemudahan dari penggunaan akan mempengaruhi kesadaran akan kegunaan lebih besar pada pria daripada pada wanita. H6 : Dengan meningkatnya pengalaman langsung menggunakan teknologi, norma subjektif tidak akan mempengaruhi keinginan menggunakan sistem, baik pada pria maupun wanita. Metode Penelitian Sampel penelitian adalah 445 individu dari 5 organisasi yang setuju untuk berpartisipasi di dalam penelitian. Seluruh partisipan diperkenalkan pada suatu teknologi baru. Secara rata-rata seluruh partisipan memiliki 5.5 tahun pengalaman menggunakan komputer. Reaksi pengguna dan perilaku penggunaan teknologi diukur selama 5 bulan, diambil pada 3 waktu: 1) Setelah pelatihan-satu-hari yang diberikan kepada seluruh partisipan (t1). 2) Setelah sebulan menggunakan teknologi (t2). 3) Setelah tiga bulan menggunakan teknologi (t3). Data ini kemudian dianalisis dengan menggunakan Partial Least Squares.

Copyright2006 GNU Free Document License Silakan secara bebas menggandakan rangkuman ini

Kel. 144 - Siti P. Wulandari

1202000966

Ringkasan Hasil Penelitian Hasil penelitian: mendukung hipotesis pertama mendukung hipotesis 2a, tapi berkontradiksi dengan hipotesis 2b mendukung hipotesis ketiga mendukung hipotesis keempat mendukung hipotesis 5a, namun berkontradiksi dengan hipotesis 5b mendukung hipotesis keenam pada pria hanya pada t2 dan t3, namun berkontradiksi dengan hipotesis keenam pada wanita Kesimpulan Penelitian ini membuktikan bahwa pria lebih mementingkan kesadaran akan kegunaan dalam pertimbangannya untuk menggunakan teknologi baru lebih besar daripada wanita. Sementara bagi wanita, kesadaran akan kemudahan penggunaan menjadi faktor yang lebih besar dalam keputusan untuk menggunakan suatu teknologi baru. Pada pria hal ini bahkan tidak menjadi pertimbangan sama sekali. Norma subjektif juga tidak mempengaruhi pria sama sekali dalam pertimbangan mereka untuk menggunakan suatu teknologi baru. Sedangkan pada wanita, norma subjektif mempengaruhi penggunaan mereka terhadap suatu teknologi pada saat teknologi diperkenalkan, serta setelah satu bulan teknologi tersebut digunakan. Setelah tiga bulan, norma subjektif tidak lagi mempengaruhi keputusan wanita. Dari hasil-hasil ini, maka kesimpulan akhirnya adalah bahwa pria lebih didorong oleh faktor instrumental (kesadaran akan kegunaan), sementara wanita lebih termotivasi oleh proses (kesadaran akan kemudahan penggunaan) dan faktor sosial (norma subjektif). Dengan kata lain, pria hanya mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas, sementara wanita mempertimbangkan berbagai hal, termasuk assessment terhadap produktivitas ketika mengadopsi suatu teknologi dan memutuskan untuk ikut menggunakan teknologi tersebut. Penutup Satu keterbatasan yang potensial pada penelitian ini adalah pada tolak ukur gender itu sendiri. Penelitian ini mendefinisikan gender sebagai gender secara biologis: pria dan wanita. Padahal sebetulnya gender juga bisa dikonseptualisasikan dalam bentuk psikologis. Sebagai contoh, penelitian ini mengajukan bahwa norma subjektif lebih penting bagi wanita karena sebagai grup mereka lebih
Copyright2006 GNU Free Document License Silakan secara bebas menggandakan rangkuman ini

Kel. 144 - Siti P. Wulandari

1202000966

ekspresif, lebih sadar terhadap perasaan orang lain, dan lebih taat peraturan daripada pria. Penelitian mendatang mungkin perlu mengukur tingkat ekspresi, kesadaran akan perasaan orang lain, dan motivasi untuk mengikuti peraturan sebagai dimensi psikologis yang ditangkap melalui gender. Keterbatasan lain adalah tolak ukur pengalaman penggunaan komputer para sampel penelitian. Penelitian ini mengukur tolak ukur pengalaman penggunaan secara umum, padahal penelitian mungkin akan lebih baik jika pengalaman ini dibuat lebih spesifik. Misalnya memisahkan 2 tahun pengalaman penggunaan word processor dengan 2 tahun pengalaman programming. Penelitian mendatang juga bisa diperbaiki dengan membuat kategorisasi-kategorisasi untuk variabel lain, seperti tingkat pendidikan atau tingkat intelegensi. Referensi Ajzen, I. "The Theory of Planned Behavior," Organizational Behavior and Human Decision Processes (50), 1991, pp. 179-211. Bandura, A. Social Foundations of Thought and Action: A Social Cognitive Theory, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ, 1986. Becker, B.J. "Influence Again: An Examination of Reviews and Studies of Gender Differences in Social Influence," in The Psychology of Gender: Advances Through Meta-Analysis, J.S. Hyde and M.C. Linn (eds.), Johns Hopkins University Press, Baltimore, MD, 1986, pp. 178-209. Carlson, R. "Sex Differences in Ego Functioning: Exploratory Studies of Agency and Communion," Journal of Consulting and Clinical Psychology (37), 1971, pp. 267-277. Komentar Terhadap Ringkasan Semester Lalu Ringkasan semester lalu sangat singkat dan padat, mencakup inti dari artikel yang dirangkum. Masalahnya, beberapa bagian rangkuman dibuat terlalu singkat sehingga menyulitkan pembaca yang belum pernah membaca artikel untuk memahami maksud rangkuman tersebut. Hal ini termasuk TAM yang oleh kelompok 97 tidak dijelaskan konsep orisinilnya seperti apa, sehingga ingin dikembangkan pada penelitian ini. Kelompok 97 juga tidak menyampaikan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada penelitian ini. Di luar masalah ini, saya mengakui bahwa cara kelompok 97 merangkum masih lebih baik daripada saya. Dari segi isi rangkuman yang dibuat, lebih kurang yang dibuat oleh kelompok saya maupun 97 itu sama.

Copyright2006 GNU Free Document License Silakan secara bebas menggandakan rangkuman ini

You might also like