You are on page 1of 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KEKERASAN RESIKO TINGGI TERHADAP ORANG LAIN

Pengertian Amuk merupakan respon kemarahan yg paling maladaptif yg ditandai dengan perasaan marah dan bermusuhan yg kuat disertai hilangnya kontrol,dimana individu dpt merusak diri sendiri, orang lain maupun lingkungan (Keliat,1991). Faktor-faktor yang mempengaruhi amuk Tingkah laku amuk dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.Dalam beberapa teori,faktor ini dibagi 3 pandangan yaitu : 1.Model Teori Importation : Teori ini mencerminkan kedudukan klien dalam membawa atau mengadopsi nilai-nilai tertentu,sikap,pola tingkah laku kondusif terhadap amuk kedalam situasi pengobatan dan perawatan (Armstrong,1978 dalam wilson,1988). Faktor-faktor penyebab/mempengaruhi tingkah laku amuk adalah sebagai berikut : a. Faktor sosial dan kultural Staus emosi yg rendah,adanya riwayat penganiayaaan pd masa anakanak,pengalaman hidup dari sub kultur yg mengatasi konflik dng kekerasan,riwayat perilaku kekerasan. b. Penyakit gangguan mental seperti schizofrenia,gangguan kepribadian,gejala/ sindroma psikotik organik. c. Mental retardasi d. Akibat menderita penyakit yg berat atau terminal e. Demografi:Usia dan jenis kelamin, lelaki muda cenderung meningkat tingkah laku amuk. f. Seseorang yg putus asa dan tidak berdaya. 2.Model Situasionism Amuk adalah respon terhadap keunikan,kekuatan dan lingkungan ruamh sakit yg terbatas yg membuat klien merasa tak berharga dan tdk diperlakukan secara manusiawi.Model menggambarkan bagaimana lingkungan dpt mendukung terjadinya kondisi amuk seperti : ruang & kondisi,kesibukan,penempatan klien diunit tersebut,penggunaan waktu,design arsitektur ruangan,pola staf,tingkat kegiatan dan komposisi jumlah klien. 3.Model Interaksi Model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yg terjadi antara klien dan perawat dpt memicu atau menyebabkan terjadinya tingkah laku amuk,Model ini memfokuskan pd 3 elemen tjdnya cetusan amuk yaitu : Provokasi,Expectasi (harapan) dan Konflik.

Proses Terjadinya Amuk Amuk adalah respon marah terhadap adanya stres,rasa cemas,harga diri rendah,rasa bersalah,putus asa dan ketidak berdayaan.respon ini dpt diekspresikan secara internal maupun eksternal. Secara internal dpt berperilaku yg tdk asertif & merusak diri,sedangkan secara eksternal dpt berupa perilaku destruktif agresif. Adapun respon marah diungkapkan melalui 3 cara Yaitu : Secara verbal,Menekan dan menantang. Bagan 1. Konsep Marah (Beck,Rawlins,Williams,1986,hal 447 dikutif oleh Keliat, 1991). Ancaman atau kebutuhan stress Cemas Marah Merasa kuat Menantang Masalah tak selesai marah Marah berkepanjangan Ketegangan menurun Marah tdk terungkap Mengungkapkan scr verbal Menjaga keutuhan org lain Lega Merasa tdk adekuat Menantang Mengingkari

Rasa marah teratasi Muncul rasa bermusuhan Rasa bermusuhan menahun

Marah pada diri sendiri

Marah pd org lain/lingkungan

Depresi psikomatik Pengkajian 1. Identitas klien

Agresif mengamuk

2. Alasan masuk biasanya berperilaku aneh berupa marah-marah tanpa sebab, menya-kiti diri sendiri dan org lain serta merusak lingkungan. 3. Faktor predisposisi Riwayat kelahiran dan tumbuh kembang Riwayat pendidikan Riwayat pekerjaan Penggunaan waktu luang Hubungan antar manusia Tindakan anti sosial Penyakit yg pernah diderita Riwayat gangguan jiwa dimasa lalu Pengobatan sebelumnya Kekerasan dl keluarga Trauma krn aniaya fisik/tindakan kriminal

4. Apakah ada anggota keluarga yg mengalami gangguan jiwa 5. Apakah ada pengalaman masa lalu yg tdk menyenangkan 6. Bagaimana keadaan fisik klien scr umum (S,N,Tensi,RR,TB,BB Serta keluhan fisik lainnya). 7. Bagaimana Kondisi Psikosoial klien : Genogram keluarga,Konsep diri klien,Hubungan sosial klien,spiritual klien. 8. Bagaimana status mental klien: Penampilan,pembicaraan,aktivitas motorik,alam perasaan, afek,interaksi selama wawancara,persepsi klien,proses pikir,isi pikir, tingkat kesadaran, memori,Tingkat konsentrasi dan berhitung,kemampuan penilaian daya tilik diri. 9. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan 10. Kemampuan klien dalam kegiatan kehidupan sehari-hari 11. Kebersihan diri klien 12. Nutrisi klien 13. Tidur/istirahat klien 14. Apakah klien memiliki sistem pendukung 15. Apakah klien menikmati saat bekerja,yg menghsilkan atau hobbi

16. Mekanisme koping adaptif atau tdk 17. Apakah klien memiliki masalah psikososial atau lingkungan 18. Bagaimana pengetahuan klien & klg ttg penyakit jiwa. Diagnosa Keperawatan 1. Kekerasan resiko tinggi b.d adanya gangguan proses pikir 2. Gangguan sosialisasi b.d hambatan komunikasi verbal 3. Resiko Tinggi melukai orang lain b.d Ketidak mampuan mengontrol diri 4. Koping keluarga inefektif b.d kurangnya kemampuan merawat amuk. Rencana Keperawatan 1.Kekerasan resiko tinggi b.d adanya gangguan proses pikir Tujuan Jangka Pendek : Klien mempertahankan agitasi pada tingkat yg dpt dikendalikan shg tdk menjadi kekerasan pd waktu lain. Tujuan Jangka Panjang : Klien tdk membahayakan diri sendiri,org lain dan lingkungan saat dirumah sakit maupun dirumah. Intervensi 1).Bangun kepercayaan dengan klien Jangan mengemukakan alasan,berdebat atau menentang waham Yakinkan klien bahwa dia berada dlm keadaan aman & tdk berbahaya Jangan tinggalkan klien sendiri Sarankan klien u/ mengungkapkan perasaannya Tunjukan penerimaan thd kebutuhannya spt membicarakan pengalaman yg memicu timbulnya waham Tetap tenang

Rasional U/ menghindari kecurigaan dan menumbuhkan kepercayaan/keterbukaan 2).Kaji Tingkat ansietas klien Rasional Dengan mengenali prilaku ini perawat dpt mengatasi sebelum kekerasan 3).Kaji sensori yg menimbulkan keinginan u/ melakukan kekerasan Rasional U/ mengetahui ttg perubahan isi pikiran yg menimbulkan perubahan perilaku. 4).Jangan menerima /mengkritik isi pikir klien yg salah Rasional terjadi.

Karena akan mengurangi kepercayaan & memunculkan konflik antar klien perawat yg dpt menghambat hubungan terapeutik 5).Pertahankan tingkat rangsang yg rendah pd lingkungan klien Rasional Ansietas meningkat pd rangsangan yg tinggi. 6).Singkirkan objek yg berpotensi membahayakan Rasional Dlm keadaan dissorientasi klien dpt menggunakan objek ini u/tindakan kekerasan 2.Kerusakan interaksi sosial b.d hambatan komunikasi verbal Tujuan jangka pendek Klien mengembangkan hubungan saling percaya dng staf,mengajak interaksi dng staf Tujuan Jangka Panjang Klien dng sukarela mau melakukan aktivitas kelompok bersama klien yg lain & staf Klien dpt menahan diri u/ tdk melakukan perilaku egosentris yg menyinggung org lain & tdk mendukung suatu hubungan saat pulang Intervensi 1).Luangkan waktu u/ berinteraksi dng klien Rasional U/ membentuk persepsi klien agar merasa berharga/dihargai 2).Kembangkan hubungan terapeutik melalui kontak yg sering,singkat & menerima Rasional Kehadiran,penyampaian diri/kepercayaan klien 3).Ajak klien u/ melakukan aktivitas kelompok,berikan klien kesempatan meng-ambil keputusan sendiri u/meninggalkan kelompok. Rasional U/memberikan rasa aman scr emosional kepada klien 4).Berikan umpan balik langsung dari interaksi yg telah dilakukan klien dng org lain Rasional U/ mengubah perilaku klien kearah positif. 5).Ajarkan tehnik asertif & cara berespon serta ketrampilan dlm melakukan hubung an dng org lain Rasional Pengetahuan ttg tehnik asertif dpt meningkatkan hubungan klien dng org lain & penerimaan menolong meningkatkan harga

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa : Yasmin Asih, Edisi 6, EGC, Jakarta, 1998 Keliat, B. A., Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta, 1999 Rawlins, R.P. & Patricia Evans Heacock, Clinical Manual of Psychiatric Nursing, 2 nd Edition, Mosby Year Book, St. Louis, 1993 Stuart, G.W. & Michele T. Laraia, Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 6 th Edition, Mosby Company, St. Louis, 1998 Towsend, Mary C., Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri Untuk Pembuatan Rencana Keperawatan, Alih Bahasa : Novy Helena C.D., Edisi 3, EGC, Jakarta, 1998\ Stuart, G. W. & Sandra J. Sundeen, Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 1 st Edition, Mosby Company, St. Louis, 1995

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian pada tahap pengkajian ini dilakukan wawancara langsung dengan klien, ibu klien dan Ayah klien, serta menganalisa catatan medik dan catatan keperawatan untuk mendapatkan data, disamping mengobservasi langsung tehadap klien. 1. Indentitas Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Alamat Tgl. MRS Tgl. Pengkajian Diagnosa Medis Nomor Register Informan 2. Alasan Masuk Klien Marah-marah tanpa sebab,memecahkan semua kaca jendela rumah dan memukul ayahnya.keluarga sudah membawanya berobat kedokter dinganjuk tapi tdk berhasil klien tetap marah-marah. 3. Faktor Predisposisi Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu (+ 1 tahun yang lalu) pengobatan sebelumnya jarang berhasil karena pasien tidak kontrol dan putus obat. Klien pernah mengalami penolakan dari lingkungan (ditinggal orang yang dicintai). Dalam anggota keluarga lain. 4. Dimensi Fisik a. Aktivitas fisik sehari hari 1. Nutrisi Klien saat di rumah makan tiga kali sehari secra teratur, di RS klien klien makan teratur sesuai dengan jadwal yang telah berlaku, klien makan di dalam kamar dan porsi makan yang diberikan selalu dibagikan bahwa klien merasa kurang . Klien tidak mendapatkan program diet khusus masalah keperawatan? : Tn. A.R : 17 Tahun : Laki-laki : Tdk tamat SMK (Hanya sampai Kls I) : Tdk bekerja : Mergoayu RT.2/5 Ngranggot,Nganjuk : 29 Nopember 2001 : 4 desember 2001 : Skhizofrenia hebefrenik : 10108465 : Ny.K (Ibu),Tn. S (Ayah)

Penggung jawab klien : Orang Tua.

2. Istirahat tidur Kebiasaan tidur klien dirumah tidak teratur (klien begadang sampai larut malam). Di rumah sakti klien tidur mulai pukul 22.00 04.00 klien sering terbangun suara suara yang mengajak ia bicara klien juga sering bangun terlalu pagi. Masalah keperawatan ? 3. Aktivitas Fisik Di RS klien mau mengikuti kegiatan yang sudah terprogram di ruang jiwa C. Jika diajak melakukan aktivitas, klien tidak menolak tapi hanya sebentar saja terus bilang lelah/malas kemudian pergi jalan-jalan. Dalam berpenampilan, klien kelihatan tidak rapi, rambut acak- acakan b. Pemeriksaan fisik Tingkat kesadaran klien berubah dengan tanda tanda vital T. 120/80 mmHg, suhu 370C pernafasan 20 x / menit nadi 84 x/mnt. Pada klien tidak ditemukan adanya kelainan maupun keluhan fisik yang dirasakan. 5. Dimensi Psikososial 1. Genogram

Tn. S

Ny. KKKK

60 tH

65 TH

Didalam

keluarga Tn.A.R tidak ada yang menderita gangguan jiwa, klien

merupakan anak pertama dari 3 bersaudara 1 perempuan 2 laki laki, klien tinggal bersama kedua orang tua dan 1 kemenakan laki laki 2. Konsep kasus a. Identitas diri : Klien dapat menyebutkan identitas dirinya yaitu nama,umur, jenis kelamin, pekerjaan dengan bebas.

b. Harga diri RS c. Ideal diri d. Gambaran diri e. Peran

Klien sebelum mereka menilai dirinya

sebagai orang yang sehat,klien bingung mengapa ia dibawa ke : Klien berkeinginan kalau sembuh klien ingin

merawat dan membahagiakan kedua orang tuanya yang sakit. : Klien memandang dirinya tidak ada kalainan fisik : Klien berperan sebagai anak.

3. Hubungan sosial Menurut klien orang yang berarti adalah kedua orang tuannya dan adik kandung perempuannya, dirumah klien berperan serta dalam kegiatan kelompok siskamling dan kadang kadang dan klien merasa tidak ada hambatan dalam berhubungan/berinteraksi dengan orang lain.tapi belakangan klien bergaul dng teman yg tdk sekolah/bekerja yg membawa pengaruh buruk bagi klien.Klien suka menolong org lain terutama teman. 4. Dimensi spiritual Klien beragama islam klien melakukan kewajiban sholat secara rutin 5 waktu dalam sehari, klien berpandangan bahwa sakit adalah suatu cobaan / ujian dari tuhan.Tapi belakangan klien tdk mau lagi melakukan semua itu karena malas. VI Status mental 1. Penampilan Tn.A.R terkesan tidak rapi rambut klien acak acakan pakaian ganti tapi dipasang sembarangan.Kadang klien mengganti pakaian didepan org lain tanpa merasa malu/sungkan. 2. Pembicaraan klien cepat, klien bicara sendiri pembicaraan terarah tapi non realistik karena tidak ada lawan bicara. 3. Aktivitas motorik Klien tampak tenang tanpa menunjukan aktivitas motorik yang berlebihan dan berarti. 4. Alam perasaan Klien merasa bingung kenapa dibawa ke rumah sakit,ia merasa tdk sakit,klien cuek terhadap keberadaan ibu & ayahnya. . 5. Afek datar Klien tidak bereaksi terhadap stimulus / ragsangan dari luar 6. Interaksi selama wawancara Kontak mata klien kurang, klien menerima kahadiran orang lain artinya klien tidak mematuhi / marah pada orang lain yang mendekati klien tidak berespon terhadap kehadiran orang.

7. Persepsi Terdapat halusinasi pendengaran, klien seolah olah sedang diajak bercakap cakap & ditemui seseorg 8. Proses pikir Klien mengalami perubahan proses pikir sirkumtansial pembicaraan klien berbelit belit tapi tidak mencapai tujuan. 9. Isi pikir Klien mengalami gangguan isi pikir (obsesi) pikiran yang selalu muncul, walaupun klien berusaha untuk menghilangkanna adanya halusinasi pendengaran. Ide pikir tidak jelas. 10. Tingkat kesadaran Kesadaran klien berubah orientasi klien terhadap orang tempat dan waktu baik 11. Tingkat konsentrasi Klien mudah beralih berbicara dengan topik yang tidak menetap (berganti ganti) 12.Kemampuan penilaian Klien mengalami gangguan ringan artinya klien masih mampu pengambilan suatu keputusan 13. Memori Klien tidak mengalami gangguan daya ingat saat ini jangka panjang, pendek VII. 1. Kebutuhan Persiapan Pulang Kemampuan klien memenuhi / menyediakan kebutuhan klien hanya mampu memenuhi kebutuhan makanan dan keamanan dalam pemenuhan kebutuhan yang lain klien masih membutuhkan bantuan orang lain. 2. Kegiatan hidup sehari hari a. perawatan diri Klien masih membutuhkan bantuan minimal BAB / mandi kebersihan ganti pakaian. Klien masih sering di ingatkan / diperintah dalam melaksanakan kegiatan tersebut. b. Nutrisi Klien tidak mengalami perubahan pola mutrisi baik dirumah / di RS klien makan 3 x sehari sesuai jadwal pemberian nafsu makan baik klien selalu menghabiskan porsi makanan dari RS bahkan klien sering merasa kurang B klien 58 kg tidak ada program diit khusus dr. RS. c. Tidur Menurut ibu klien. Klien ada masalah dalam tidur klien sulit tidur, sering terbangun seolah olah ada yang membangunkan dan mengajakan berbicara

klein tampak kurang segar. Klien bangun terlalu pagi yang menolong untuk tidur yaitu setelah klien minum obat. 3. 4. Klien Belum mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri Klien memiliki sistim pendukung Sistem pendukung klien yaitu keluarga, profesional / terampil VIII. Mekanismen Koping Pertahanan diri (koping) yang digunakan dalam mengatasi masalah yaitu klien berusaha mencederai diri & org lain a) Masalah Psikososial dan Lingkungan Tidak ada masalah dengan dukungan kelompok, pendidikan, perumahan ekonomi dan pekerjaan, klien mempunyai masalah dengan pelayanan kesehatan klien tidak kontrol karena malu dan putus obat, masalah lainnya klien bergaul dng org yg memberi efek negatif baginya spt: merokok,minum-minum keras,obat-obat terlarang serta kadang main perempuan. b) Aspek Medik : Skizofrenia Hebefrenik - Chlopromazine 3 x 100 mg - Tryhexy pheridin 2 x 2 mg - Injectie largactil 50 mg lm jika perlu Terapi gerak : Klien mau ke ruang olah raga tapi tidak mau melakukan aktivitas olah raga (klien hanya duduk dan bicara sendiri) Terapi aktivitas kerja : Klien mau ke ruang terap kerja tapi tidak mau melakukan aktivitas bermain gitar & bernyanyi sembarangan (syair tdk jelas) bila td di ajak/disuruh. Diagnosa medic

Terapi medik : Obat obat Frifluperazim 2 x 5 mg

ANALISA DATA KLASIFIKASI DATA 05 Desember 2001 Klien marah-marah merebut MASALAH

barang milik orang lain. Jika bicara mata sering melotot Sering tampak tegang Kurang bersahabat, curiga pada klien lain Bicara kacau Nada suara tinggi dan cepat Vena bicara. jugularis menonjol,saat Marah yang tidak konstruktif.

Kalau lagi marah jalan-jalan dan menghampiri klien lain. Adanya curiga pada klien lain yaitu pada klien E ( disangka Potensial mengambil uang dan membuat lain /Amuk. bajunya sobek). Menyuruh klien lain membersihkan ruangan. Pernah bersitegang dengan klien lain gara-gara tempat sampah yang ada didekat kamarnya diambil oleh klien lain. melukai orang

Desember 2001 Klien tidak ganti baju. Baju yang 10 masih dipakai hari ini. Penampilan diri kurang dipakai pada pertemuan tanggal adekuat

Gigi klien kuning. Kulit agak bersisik. Rambut kotor banyak ketombe. Klien tidak rapi sering duduk di lantai. Kurang berminat dalam

kebersihan. Klien menyatakan malas mandi. Setiap kali berinteraksi dengan Mahasiswa ,pk.10.00 WIB Klien belum mandi. Tanggal 17-4-97 Klien cuti,pulang ke rumah. Tanggal 24-4- 97 Klien sering sendiri di ruangan ,tempat tidurnya . dengan klien /orang lain. Klien senang melamun dibawah tempat tidur nya sambil merokok. Gangguan hubungan sosial; Klien tidak pernah berinteraksi menarik diri

Klien selalu menyatakan orang lain malas tidak pernah bersihbersih,hanya dia sendiri yang bersih-bersih. Klien mengatakan barangnya hilang ,bajunya sobek,klien lain yang mengambil dan merobek bajunya. Kalau sedang ngomong,tingkahnya menyelidik. ada orang lain yang seperti ngomong Curiga.

Klien selalu jalan-jalan ke kamar klien lain ,melihat-lihat tanpa berinteraksi. Ada klien M yang asyik duduk ,tiba-tiba klien marah-marah dan memukul klien M.

RENCANA KEPERAWATAN JIWA


NO/ Tgl
I 05-12-01 orang

Diagnosa Keperawatan
Resikol melukai diri sendiri dan lain/amuk s/d Ketidak mampuan klien mengungkapkan marah secara konstruktif. Klien mengatakan kesal sama orang-orang ditumah karena dia tidak pernah diberikan kerjaan yang enak Klien mengatakan kesal sama orang-orang di RS. Uangnya hilang ada yang mengambil. Klien bikin DO : Jika bicara dengan orang lain mata sering melotot. Kadang klien tampak tegang. Jalan tanpa tujuan. Klien sering marah dengan suara keras. mengatakan dirumah saja, kotor kesal, sakit habis orang-orang Tupen : diri

Tunjuan
Tupan : Tidak melukai orang lain, sendiri dan mampu mengung-kapkan marah yang konstruktif.

Perencanaan Kriteria Evaluasi

Timdakan Keperawatan

Rasional

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

1.1. Setellah dua kali pertemuan klien mau berinteraksi dengan perawat Membalas salam. Berjabat tangan. Berkomunikasi verbal. Dapat menyebutkan nama

1.1.1. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non verbal Perkenalkan diri. Jelaskan tujuan pertemuan . Terima klien apa adanya. Ciptakan suasana tenang dan relaks. Hargai privasi klien. 1.1.2. Pertahankan sikap pera-wat secara konsisten. Menepati janji. Mempertahankan kontak mata dan posisi yang terbuka. Hndari komunikasi yang ber-

Hubungan akan

saling

percaya rasa

menurunkan

keterancaman klien terhadap stimulus yang berasal dari perawat , sehingga tercipta hubungan terapeutik.

perawat.

dibersihkan , kotor lagi.

Sikap yang konsisten akan meningkatkan kepercayaan klien terhadap perawat, dan klien merasa bahwa perawat tahu akan kebutuhannya.

Bicara kacau & tdk jelas. Sering membentak orang.

sifat rahasia didepan klien . Perhatikan kebutuhan klien .

2. Klien dapat mengidentifikasi sumber marah dan mengenal rasa marahnya.

2.1. Setelah dua kali pertemuan klien dapat mengungkapkan apa yang membuat dia marah. Mengatakan dalam dalam situasi apa klien marah. Mengatakan penyebab klien marah. Klien mengatakan bahwa dan dirinya mengetahui

2.1.1. Beri respon pd klien dgn tenang dan tidak mengancam. Bicara perlahan dan jelas Menggunakan kalimat yang

Memberi

respon

pd

klien

menandakan perawat menerima kehadiran klien secara utuh, hal ini merupakan langkah awal komunikasi yg terapeutik dan mempermudah intervensi selanjutnya.

mudah dimengerti klien. Bersikap terbuka.

sedang marah

2.1.2. Dorong klien untuk mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan marah. Tunjukkan prilaku empati

Dengan

bantuan klien

perawat mampu penyebab

diharapkan

mengungkapkan

marahnya dan klien dapat mengenal marahnya. Dgn mampunya mengemukakan / mengenal tanda-tanda saat klien marah, klien dapat mengidentifikasi rahnya. tanda ma-

3. Klien

dapat

mengidentifikasi

3.1. Setelah Dua kali pertemuan klien mampu menyebutkan minimal 3 tanda-tanda marah dari tanda-tanda fisik yang biasa terjadi. Wajah merah. Mata melotot. Tekanan darah meningkat. Otot-otot tegang/ menggetar. Tangan dikepal.

Bicara mudah dimengerti 3.1.1 Dorong klien untuk mengungkapkan tanda saat / mengenal klien tandayg marah

tanda-tanda marah.

diketahui klien.

3.1.2. Diskusikan dgn klien tentang tanda-tanda yang biasa terjadi pd orang marah.

Dgn marah

tahunya bagi

tanda-tanda klien diri dapat sendiri

mengidentifikasi

Muka tegang. Nada suara meninggi. 4. Klien dapat mendemontrasikan koping yg biasa digunakan apabila klien marah. 4.1. Setelah 4x pertemuan klien mampu marah dilakukan. mendemontrasikan yang selama ini cara-cara klien dalam mengatasi 4.1.1 Dorong klien untuk mengatakan cara-cara yang dilakukan bila klien marah. Jangan menyinggung klien Terima apapun yang diungkapkan klien. Fokusing dan klarifikasi bila klien melantur.

dan orang lain kalau kondisi spt itu adalah sedang marah. Dgn mengetahui cara-cara

yang telah dilakukan klien sebagai bahan untuk intervensi selanjutnya, dan dgn menghargai upaya klien akan terbina klien. hubungan saling percaya antara perawat dan

4.1.2. Perhatikan klien dan bersikap terbuka menerima saat klien sedang koping-nya. 4.1.3. Diskusikan bersama klien tentang aspek negatif bila mengekpresikan marah cara tidak konstruktif dan bagaimana caracara yang baiknya. 5. Klien dapat menilai koping/ cara mengatsi marah mana yang baik untuk dirinya atau yang tidak baik ( mengungkapkan 5.1. Setelah 6x pertemuan, klien mampu konstruktif. menilai dan menjelaskan cara marah yang 5.1.1. Diskusikan dgn klien cara mengungkapkan konstruktif. Latihan Asertif; bagaimana diri marah yang mendemontrasikan

Perhatian yang penuh akan memungkinkan lebih percaya klien diri untuk dalam

mengekpresikan prilakunya. Pilihan baik dan buruk sangat penting saat klien untuk mempertimbanglkan, sehingga klien sendiri yang akan memutuskan. Membantu klien untuk memahami atau meningkatkan klien tentang pengetahuan

cara mengungkapkan marah

marah secara konstruktif ).

Tidak menyinggung perasaan orang lain. Tidak melukai orang lain. Tidak merusak. Tidak membuat takut suasana.

sebagai orang yg mengalami marah.Mengekplorasi diri untuk mengungkapkan penyebab marah. Menyalurkan energi kemarahan secara kontruktif. Tehnik relaksasi; Membaca, menggambar, mendengar musik, nonton tv dll. Penyelesaian Menceritakan masalah pada ; perawat

yang bisa diterima orang lain, tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

atau orang lain yang dapat memberikan jalan keluar. Aktivitas fisik ; olahraga, pekerjaan rumah tangga. Spiritual ; berdoa. Bermain peran.

5.12. Dorong minat klien untuk belajar mengungkapkan marah secara konstruktif.

Adanya konstruktif

motivasi sikap dlm

akan yang mengeks

menimbulkan presikan marah.

5.1,3. Anjurkan dan dorong klien untuk memberi contoh marah yang konstruktif

Menunjukkan

realita

marah

yang konstruktif.

6. Klien cara

dapat

memperlihatkan marah

6.1. Setelah 6x pertemuan klien dapat memperlihatkan prilaku yang menunjukkan marah cara yang pengungkapan konstruktif. Expresi wajah tyidak tegang. Nada suara tidak ringgi. Mata tidak melotot. Nafas tidak cepat. Tidak menggunakan kata-

6.1.1.Diskusikan dgn klien tentang upaya untuk menciba menerapkan cara-cara lain. yang telah dipelajari dalam berhubungan dengan orang

Menerapkan hal yang telah dipelajari berarti klien belajar mengidentifikasikan sendiri sehubungan di perkembangan proses berubah. dirinya dgn dalam

prilaku yang menunjukkan caramengekpresikan yang konstruktif.

6.1.2. Anjurkan pd klien untuk mengungkapkan lain. marah secara verbal yang dapat diterima orang

Tidak membuat orang lain tersinggung berarti tidak menambah konflik baru.

kata kasar. Prilaku tidak agresif.

6.1.3. Ingatkan klien untuk berlatih terus cara mengungkapkan marah secara konstruktif.

Dgn berlatih terus maka akan terpola dalam perilakunya.

7. Keluarga dapat memiliki sikap yg mendukung atas keadaan perkembangan kesehatan klien

7.1. Setelah satu kali pertemuan dgn keluarga dpt mengidentifikasi sikap-sikap yang membuat klien marah.

7.1.1. Anjurkan keluarga untuk mengidentifikasi sikap-sikap yang telah dilakukan terhadap klien selama ini.

Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi sikap, memungkinkan keluarga mampu melakukan penilaian terhadap perlakuan klien marah. yang membuat

7.1.2.

Beri

kesempatan

pada

Penilaian

terhadap

sikap

keluarga untuk menilai sikap yang telah 09-12-01 Gangguan hubungan sosial : menarik diri s/d curiga. DS : Klien Klien DO : Klien sering menyendiri di tempat tidurnya. Klien tidak berinteraksi dengan klien lain. Klien sering melamun dilantai disamping tempat tidurnya. 1.1.2. Pelihara ketenangan lingkungan , suasana hangat dan bersahabat. selalu mengatakan klien , Tupen : p 1. Klien dapat mengungkapkan persepsinya 1.1. Setelah 4x pertemuan klien mau dan spontan. menceritakan persepsinya perasaan secara 1.1.1. Bina hubungan saling percaya : Tepati janji. Jelaskan tujuan intrvensi. Berlaku konsisten. Perilaku bersahabat. Empaty. klien yang lain malas-malas. mengatakan mengejeknyal. Tupan : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain. dilakukan terhadap klien selama ini.

sendiri

akan

meningkatkan

kesadaran keluarga.

Terbukanya hubungan saling percaya antara klien dan perawat akan mempermudah klien untuk mengungkapkan perasaannya.

perasaan

dan

dengan rasa aman.

Suasana lingkungan tenang dan hangat , bersahabat akan mendukung dalan komunikasi terapeutik. Dengan pertanyaan terbuka 1.2. Ekspresi wajah klien 1.2.1. Dorong pada dan klien beri untuk memberikan kesempatan pd klien untuk mengekspresikan perasaannya. Akan meningkatkan hubungan saling percaya. 1.1.2. Dengarkan klien dengan tampak tenang. kesempatan

mengungkapkan (menggunakan terbuka)

perasaannya perta-nyaan

2. Klien mengenal curiganya.

2.1. Setelah 5 - 7 X pertemuan klien dapat mengenal perasaan curiganya.

penuh rasa empaty. 2.1.1. Adakan kontak yang sering dan singkat

Untuk

menstimulus

hal-hal

yang konstruktif dan menghindarkan persaan curiga

2.1.2.

Terima

perasaan

curiga

Menghargai

pendapat

klien

sebagai hal yang nyata bagi klien tetapi tidak nyata bagi perawat.

dan menjelaskan apa yang dirasakan dan dilihat, diharapkan hubungan saling percaya tetap terbina dan klien tidak terlena dengan kecurigaanya.

2.2. yang

Klien situasi klien membuat

dapat apa curiga

2.2.1. Diskusikan dengan klien tentang perasaan curiga.

Mengetahui penyebab terjadinya curiga, sebagai bahan untuk intervensi selanjutnya.

mengungkapkan

setelah 5-7x pertemuan. 2.3. Klien dapat menyampaika n pada perawat saat terjadinya curiga. 3. Klien dapat mengontrol 3.1. Setelah 5-7 kali pertemuan meningkatkan perhatian klien pd rangsangan realita. 2.3.1. Tanyakan pada klien, dalam keadaan timbul. 3.1.1. Tingkatkan respon klien pd realita ; misalnya ajak klien untuk berinteraksi diyakinkan bahwa lingkungannya tidak mendukung timbulnya curiga. 3.2. Klien dapat mengerjakan aktivitas sehari-hari dan aktivitas yang disenangi. 3.2.1. Dorong klien untuk bagaimana curiga itu Menigkatkan kerja sama klien dan perawat dalam mengatasi curiganya. Meningkatkan curiganya dan kerja sama

curiganya.

perawat- klien utk mengontrol lingkungan terapeutik akan mengurangi perasaan curiga klien. Dgn kurang. kegiatan sehari-hari

melakukan

aktivitas

sehari-hari

fokus curiganya akan ber-

dan aktivitas yang disenangi.

3.2.2. sudah

Puji mau

klien ikut

apabila

klien

Reinforcement positif sangatlah klien. penting dalam dalam meningkatkan kepercayaan

melakukan

kegiatan sehari-hari.

3.3. Klien dapat memulai dan mempertahankan dgn orang lain. hubungan

3.31. Perkenalkan klien dgn klien lain dan mengikutsertakan dalam kegiatan bersama seperti makan, memelihara kebersihan.

Apabila

klien

sudah

bisa

berinteraksi

dan

mengenal

lingkungan yang tidak membuatnya menjadi curiga, klien akan terhindar dari perasaan curiga.

3.3.2.

Berikan

stimulus

yang

Hal ini akan mengurangi kecurigaan klien yang sudah terpola.

konstruktif bahwa lingkungan cukup bersahabat.

3.3.3. Dorong klien untuk berkomunikasi dengan lingkungan secara bertahap.

Secara bertahap disesuaikan dgn klien. kemampuan interaksi

3.3.4.

Lakukan yg

terapi bertujuan

aktifitas untuk

Terapi aktivitas kelompok dgn sosialisasi diri. sangat berarti sekali untuk klien yg menarik

kelompok

membina hubungan sosial dan interaksi dgn lingkungan. 4. Keluarga dapat berperan dalam 4.1. Setelah satu kali home visit 4.1.1. Diskusi dgn keluarga

Dengan meningkatkan penge-

mengontrol perasaan curiga klien.

keluarga dapat : Menjelaskan proses terjadinya curiga. Tanda-tanda curiga. Cara mengontrol curiga.

tentang ; Kecurigaan yang terjadi pada klien. Tanda-tanda curiga. Cara mengontrol supaya tidak terjadi curiga.

tahuan

keluarga

tentang

gangguan berhubungan curiga yang terjadi pada klien akan dalam membantu memberi keluarga perawatan

kepada klien baik di rumah atau di rumah sakit. Dukungan keluarga sangat

4.2. Keluarga dapat membantu menurunkan klien. perasaan curiga

4.2.1. Berikan motivasi keluarga agar bersikap empati dan bersahabat serta tidak membuat klien tambah curiga.

dibutuhkan sekali pd klien gangguan berhubungan dgn perilaku curiga. Hal ini dilakukan untuk menghindari Dengan dalam kecurigaan perhatian pengobatan klien. perawat maka

5. Klien dapat mengikuti program pengobatan.

5.1. Kolaborasi; pemberian obat psikofarma.

5.1.1. Menjelaskan kepada klien tujuan pengobatan. Awasi klien apakah obat dimakan. Jelaskan kepada klien tentang reaksi obat. Perhatikan prinsip 5 benar pada pemberian obat. Observasi reaksi setelah pemberian obat.

terapi akan lebih tepat guna dan efektif sesuai sasaran.

3. 09-12-01

Penampilan diri kurang adekuat sehubungan dengan kurang minat dalam kebersihan diri.

Tupan : Penampilan bersih. klien rapih dan

D.O : Penampilan diri kurang rapih. Baju yang dipakai itu-itu saja tampak kotor. Kulit agak bersisik & kering Rambut ketombe. Setiap berinteraksi dgn mahasiswa klien belum mandi. Kuku panjang dan hitam. D.S. Klien mandi. Klien mengatakan waktu pulang malas mandi karena takut menghabiskan air. mengatakan malas kotor, banyak

Tupen : 1. Klien mampu mengungkapkan pentingnya merawat kebersihan diri sendiri. 1.1. Setelah dijelaskan tentang pentingnya sendiri, menyebutkan perawatan klien kembali diri dapat tujuan 1.1.1. Diskusikan dengan klien tentang tujuan dan pentingnya merawat diri sendiri. 1.1.2. Berikan motivasi klien untuk melakukan perawatan diri. Denman mengetahui hal ini klien akan kooperatif dalam merawat diri sendiri. Motivasi sebagai stimulus external yang dapat menggerakkan klien.

dan pentingnya merawat diri sendiri, dan cara memelihara kebersihan diri yang benar. 2. Klien mampu meningkatkan kemampuan dalam merawat diri sendiri secara bertahap. 2.1. Selama klien di rawat. Klien dapat mandi sendiri setiap hari dgn menggunakan sabun mandi, gosok gigi pakai odol, klien tampak bersih. Klien dapat mengganti baju tiap hari dan pakai pakaian bersih. Klien dapat memperlihatkan kebersihan rambut, wajah dan kuku. 2.2. Setelah 4x pertemuan klien dapat melakukan point 2.1 dengan inisiatif sendiri.

2.1.1. Dorong klien untuk mandi sendiri 2x sehari, menggunakan sabun mandi, ganti baju, dan menggunakan yang bersih, serta memperhatikan kebersihan, badan wajah, dan kukunya.

Dengan dorongan dan memperhatikan kemampuan klien secara bertahap klien dapat mandiri dalam merawat diri sendiri.

2.2. Observasi tingkat kemajuan klien dalam merawat diri sendiri.

Klien merasa dihargai dari apa yang selama ini dilakukannya.

3. Keluarga dapat berperan dalam

3.1. Setelah satu kali pertemuan

3.1.1. Diskusikan dengan keluarga

Dukungan

keluarga

sangat

mengontrol dukungan

dan terhadap

memberikan perewatan

home

visit

keluarga tentang, bagi klien

dapat manfaat dapat

tentang konsep kebersihan/ self care pada klien

diperlukan dalam rangka self care bagi klien.

mengerti kebersihan untuk

kebersihan diri sendiri.

memberikan dorongan bagi klien melakukan perawatan kebersihan diri. 4. Klien dapat mengikuti kegiatan TAK dengan tujuan untuk kebermeningkatkan kebersihan, klien termotivasi sihan. melakukan 4.1. Setelah 4x pertemuan klien dapat mengikuti TAK . Cara merawat baju, kebersihan, membersihkan memakai tempat 4.1.1. Lakukan TAK mengenai merawat kebersihan diri, pakai baju yang rapih, membersihkan tempat tidur. Hal ini dilakukan dan klien dalam untuk membimela-

mengingatkan asakan diri.

kukan perawatan kebersihan

tidur klien.

CATATAN KEPERAWATAN

No
1

Tanggal
05-12-01

Diagnosa Keperawatan
Resiko melukai diri sendiri atau orang lain /amuk s/d ketidakmam mengungkap puan kan klien marah

Implementasi
1.1.1. membina hubungan saling percaya dengan klien. Mengucapkan salam. Memperkenalkan nama. Berjabat tangan . Kontak mata. menyampaikan tujuan pertemuan.

Evaluasi Resspon Klien (S dan O)


Klien menerima perknalan dengan mahasiswa. Membalas salam. Membalas jabat tangan. Berrespon secara verbal.

Modifikasi
Interaksi dipertahankan. tetap

secara kons truktif.

05-12-01

Resiko melukai diri sendiri atau orang lain /amuk s/d ketidakmam mengungka puan kan klien marah

1.1.1. Membina hubungan saling percaya dengan klien (melanjutkan ).

Hubungan saling percaya sudah terbina selama 3-5x pertemuan.

Dipertahankan.

secara kons truktif.

1.1.1. Memelihara ketenangan lingkungan, suasana hangat dan bersahabat. 1.1.2. Mempertahankan sikap perawat secara konsisten. Dalam setiap interaksi dengan klien perawat selalu menepati janji dan berikan kontrak yang jelas, time out, serta memperhatikan kebutuhan klien.

Klien menerima kehadiran pera wat.

Dipertahankan.

O. Klien tampak senang setelah diberikan pujian terhadap apa yang sudah positif pada dirinya. S. Waktu ditanya mengenai man di klien mengatakan sudah, dan ketika ditawarkan untuk perte muan lagi klien mengatakan ya.

Dipertahankan.

2.1.2. Mendorong klien untuk mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien marah dengan pertanyaan terbuka, menanyakan pada klien apa yang membuat klien marah.

O. Klien tampak cemberut, tegang, matanya datar, vena jugularisnya tampak jelas, nada suara agak tinggi pada saat mengungkapkan perasaannya. S. Klien mengatakan habis orang lain disini pada kotor, engga mau bersih-bersih, ke marin aja uang saya hilang dicuri sama klien E.

Dilanjutkan mengekplorasi perasaan klien.

dan lagi

09-12-01

Resikol melukai diri sen diri atau orang lain/ amuk s/d. Ketidak mengungkapkan secara konstruktif. mampuan marah

1.1.1.

Membina

hubungan

saling

percaya,

meng

O.

Klien

tampak

senang

diper

Dipertahankan.

ucapkan salam, menanyakan perasaannya hari ini, menanyakan tentang kabarnya dirumah (karena klien habis cuti ) apa yang dilakukan klien di rumah, dan menanyakan perasaan klien setelah pulang. 1.1.2. Mempertahankan sikap perawat yang konsisten, menepati janji, kontrak yang jelas setiap pertemuan, dan melakukan time out, serta mempertahankan kebutuhan klien, dan memberikan pujian. 2.1.2. Mendorong klien untuk mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien marah dengan pertanyaan terbuka.

hatikan., dan menerima kehadir an perawat. S. Klien menjawab salam , selamat pagi , baik-baik saja. O. Klien tampak senang, senyum -senyum, apabila diberikan puji an. Dipertahankan.

O. Klien tampak serius, berapi-api dalam perasaannya. S. Klien menjawab apa yang mengungkapkan

Dipertahankan dan dilanjutkan explorasi yg lain. dgn

membuat klien marah yaitu Habis orang-orang di sini ( klien) malas-

malas tidak mau bantu kerja . 5.1.1. Menanyakan pada klien , apa yang dilakukan klien bila klien marah. O. Tampak klien tidak terbuka dan menutupi Klien dan mengingkari apa cemberut dan yang sudah dilakukannya. tampak tertunduk. S. Klien hanya mengatakan Tidak tahu dan saya tidak ingin membuat masalah. Gangguan hubungan sosial : menarik diri S/D curiga. 1.1.1. Membina hubungan saling percaya, bersikap konsisten, dan memelihara ketenangan lingkungan seperti Dx I. 1.1.2. Mendengarkan setiap klien bercerita dengan empati. O. Klien tampak bersemangat untuk bercerita, melantur. 2.2.1. Bersama klien mendiskukan tentang curiga pada klien. O. Klien tampak yang marah membuat ketika dia tapi kadang-kadang Dipertahankan dengan memper hatikan komu nikasi dengan fokusing. Dipertahankan Dipertahankan dan perlu memo difikasi dengan waktu yg bagi klien. memcari tenang

menjawab jengkel.

S. Klien menjawab Orang-orang bikin kesel, kagak mau kerja, bisanya bikin kotor, habis klien M sepertinya mengejek. Penampilan diri kurang 1.1.1. Membina hubungan saling percaya, bersikap empati, konsisten serta memelihara ketenangan lingkungan. ( seperti Dx yang lain ). adekuat s/d. kurang minat dalam kebersihan diri.

1.1.1. Mendiskusikan dengan klien tentang : Manfaat kebersihan. Cara memelihara kebersihan. Tanda-tanda badan yang bersih. Akibat dari tidak terpeliharanya kebersihan diri.

O. Klien tampak tersenyum dan garuk-garuk kepala S. Klien mengatakan kalau mandi satu hari sekali dan kadang-kadang engga mandi. alasan Dan engga klien mau mengatakan

Dipertahankan dan terus diberi kan stimulus.

mandi habisnya malas . 10-12-01 Resikol melukai diri sendiri atau orang lain /amuk s/d ketidakmam-puan mengungkapkan secara konstruktif. marah 7. Mendiskusikan tentang keadaan keluarganya. Bagaimana keadaan keluarga dalam menerima keadaan klien. S. Klien bercerira bahwa tentang sebenarnya keluarganya, 1.1.1. Membina hubungan saling percaya sama seperti hari-hari sebelumnya.Tetap bersikap konsisten. O. Klien tampak terdiam , perasaan datar. Diperthankan direncanakan melakukan ngan rumah. dan utk kunju Utk

memvalidasi data.

ingin pulang kerumah tapi keluarga tidak mengijinkan , hanya bilang entar-entar aja.

11-12-01

Gangguan hubungan sosial : menarik diri s/d curiga.

1.2.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan apa saja yang membuat klien curiga.

O.

Tampak

klien

menutupi

dipertahankan

dan

perasaannya, dan banyak diam. S. Klien hanya mengatakan tidak

perlu memo difikasi dengan memberikan sti mulus yg kons truktif.

3.1.1. Meningkatkan respon klien terhadap realita dengan menginteraksikan klien dengan klien lain, langsung pada saat klien sedang berkumpul, memberikan pujian bila klien melakukan hal yang positif. 5.1.1. Memberikan obat dan mengawasi respon klien,

apa-apa. O Klien tampak ketawa, tampak senang. S. Klien hanya ketawa he..he.. O.Klien tampak memakan obat yang diberikan,

Dipertahankan.

serta menjelaskan kepada klien . S. Klien mengatakan kalau selalu minum obat, bahkan kalu cuti klien selalu membawa obat.

Penampilan

diri

kurang

1.1.2. Pada saat mahasiswa datang, tampak klien habis ganti pakaian yang bersih dan baru. langsung perawat memberikan pujian dan langsung mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan dan bagaimana caranya memelihara kebersihan , serta menunjukkan kepada klien tanda-tanda kalau badan bersih, dan penampilan bersih.

O. Dengan pujian klien tampak senang, mandi. S. Klien mengatakan saya belum mandi, kalau begitu mandi yah. dan tersenyum-senyum, dan langsung mengambil alat-alat

Dipertahankan.

adekuat s/d. kurang minat dalam kebersihan diri.

1.1. Memperhatikan kebersihan klien setelah mandi dan memberikan pujian, serta memberikan contoh langsung kalau tanda badan bersih.

O. Klien tampak tersenyum, dan merapihkan rambutnya yang masih basah. S. Klien mengatakan kalau habis

Dipertahankan.

12-12-01

Resikol melukai diri sendiri atau orang lain/amuk s/d ketidakmampuan mengungkapkan secara konstruktif. marah

1.1.1 Menciptakan suasana menerima klien. Menjalin hubungan saling percaya. Bersama klien menentukan tempat yang nyaman untuk melakukan interaksi.

mandi seger dan engga gatal. O. Klien tersenyum dan mem balas salam dari perawat. Klien menentukn sendiri tempat untuk berkomunikasi, dan klien tampak senang. S. Klien mengatakan senang.

Dipertahankan.

O. Iklien tampak berantusias untuk 3.1.2. Mendiskusikan dengan klien tentang tanda-tanda yang biasa terjadi pada orang yang sedang marah. menjawab S. Dengan suara kalau tegas klien marah, mengatakan

Dipertahankan

cemberut, muka merah, dada terasa sesak, tubuh gemetar. O. Klien tampak tegang. 4.1.1. Mendorong klien untuk mengatakan cara-cara yang dilakukan bila klien marah. Menanyakan kepada klien bagaimana perasaan klien setelah marah. Mendiskusikan bersama klien tentang aspek negatif bila mengekpresikan marah cara tidak konstruktif dan bagaimana cara-cara yang baik. O. Klien mencontohkan klien tersenyum, tehnik dan Dipertahankan relaksasi dengan menarik napas 5.1.1. Mendiskusikan memberikan dengan pujian klien kepada cara klien mengatas dalam, menunduk. S. Klien mengatakan enak habis tarik napas. S. Klien mengatakan kalau marah, ngamuk, kadang-kadang pengen mukul orang, banting pintu dan suara keras.Serta klien mengatakan kalau marah engga enak cape. Dipertahankan

ungkapkan marah yang konstruktif yaitu melatih untuk relaksasi, keberhasilannya.

O. Keluarga tampak terbuka. S. Keluarga mengatakan kalau klin 7.1.1. Pada saat kunjungan Jam 19.00 WIB sedang marah keluarga diam. Dipertahankan

Menganjurkan kepada keluarga untuk meng identifikasi yang sudah dilakukan keluarga pada saat klien marah. Diskusikan dengan keluarga penanganan klien marah.

Gangguan hubungan sosial : menarik diri s/d curiga.

1.1.1 Membina hubungan saling percaya seperti pada Dx. I.

2.3.1. Bersama-sama klien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan curiga.

O.

Klien

tampak

menunjukkan

Dipertahankan.

ketegangan. S. Klien mengatakan merasa kesal sama teman-teman klien lain karena mereka malas-malas, klien mengatakan engga tahu.

Penampilan

diri

kurang 3.1.1. Mendiskusikan dengan klien tentang pen-tingnya kebersihan diri. Mendorong klien untuk mau mengurus kebersihan diri.Memberikan pujian pada klien dengan niat untuk kebersihan diri. O. Klien tersenyum dan sambil garok-garok kepala. S. Klien mengatakan mau mandi. klien mengatakan malas mandi. O. Klien tampak tersenyum, senang. S: Selamat pagi Ngobrol disana saja Ya, kita bcara cara marah yang baik O: Klien ikut dalam kegiatan Klien Dipertahankan.

adekuat s/d kurang minat dalam kebersihan diri

13-12-01

Resikol melukai diri sendiri dan orang lain/ amuk s/d ketidak mengung mam puan klien marah kapkan

1.1.2. Menciptakan suasana menerima klien : menjalin hubungan saling percaya. bersama klien menentukan tempat yang nyaman untuk melakukan interaksi.

secara konstruktif.

5.1.1.Mendiskusikan dgn klien cara meng ungkapkan marah secara konstruktif misalnya dgn : penyaluran energi dengan memfokuskan pada ADL ,brsih-bersih dll. Teknik rrelaksasi Ikut dalam kegiatan bermain dalam kelompok Penyelesaian masalah dengan menceritakan kepada Gangguan hubungan sosial : menarik diri s/d curiga perawat /orang ain yang dapat dipercaya. 1.1.1. Membina hubungan saling percaya diagnosa no.1) 1.1.2. Memelihara lingkungan yang hangat dan (sepert

aktif dalam kegiatan TAK namun suaranya kadang masih keras. TAK dalam rangka membuat selingan aktivitas S: Kalau lgi marah saya ngamuk

Pertahankan O: Nada suara klien tidak tinggi S : Saya senang tempat yang tenangtidak ramai

ersahabat 2.1.2. menerima curuga sebagai hal yang nyata pada klien dan memberi penapat bahwa situasi yang dilihat tidak membua perawat curuigadan tak membahayakan.

S: Mereka malas semua ,tidak mau kerja O. Tampak tegang,cemberut Klien mau memperkenalkan diri dan mau menerima perkenalan klien lain Pertahankan

3.3.4. Mengikut sertakan klien dalam TAK Sosialisasi dan menunjukkan pada klien bahwa klien yang lain cukup bersahabat. O. S. Klien Klien dapat mengikuti TAK

sosialisasi. mengatakan senang mengikuti TAK.

You might also like