You are on page 1of 5

Nama : Haris Mu.Fi.

Nim : 09611014

GEOMORFOLOGI

Geomorfologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang bentuk alam dan proses yang membentuknya. Para ahli geomorfologi mencoba untuk memahami kenapa sebuah bentang alam terlihat seperti itu, untuk memahami sejarah dan dinamika bentang alam, dan memprediksikan perubahan di masa depan dengan menggunakan kombinasi pengamatan lapangan, percobaan dan modeling. Geomorfologi dipejari di geografi, geologi, geodesi, archaeology, dan teknik kebumian. Proses Pembentuk Alam Proses pembentuk utama yang bertanggung jawab terhadap pembentukan topografi adalah angin, ombak, cuaca, pergerakan tanah, aliran air, gletser, tektonik, dan vulkanik Proses Fluvial Proses fluvial adalah proses pembentukan alam yang berhubungan dengan pergerakan sedimen, erosi dan endapan di sungai. Bentang alam fluvial adalah bentang alam hasil dari proses kimia maupun fisika yang menyebabkan perubahan bentuk muka bumi karena pengaruh air permukaan (proses fluvial). Proses Aeolian proses aeolian adalah aktivitas dan kemampuan angin untuk mengikis, mengangkut, dan mengendapkan, bahan-bahan material di daerah yang vegetasinya kurang dan

wilayah sedimen yang luas. Proses aeolian lebih banyak terjadi di lingkungan kering seperti pembentukan bukit pasir di gurun. Proses ini tidak hanya terjadi di bumi, hal ini juga terjadi di planet lain seperti mars. Istilah aeolian berasal dari nama dewa Yunani, olus penjaga angin. Proses Hillslope Tanah dan berbatuan bergerak ke bawah dengan adanya gaya gravitasi Proses Glacial Pergerakan es dan gletser dapat mengakibatkan abrasi dan memindahkan bebatuan Proses Tectonic

Proses Tectonic terjadi karena aktifitas tektonik Proses Igneous Proses Igneous sangat mempengaruhi terhadap geomorfologi, baik yang berasaal dari vulkanik maupun dari tektonik Proses Biological Interaksi antara makhluk hidup dan bentuk alam dapat mempengaruhi proses pembentukan geomorfologi

Kawasan Karst 1. Morfologi Makro Dibawah ini adalah beberapa bentuk morfologi permukaan karst dalam ukuran meter sampai kilometer: Swallow hole : Lokasi dimana aliran permukaan seluruhnya atau sebagian mulai menjadi aliran bawah permukaan yang terdapat pada batugamping. Swallow hole yang terdapat pada polje sering disebut ponor. (Marjorie M. Sweeting, 1972). Pengertian ini dipergunakan untuk menandai tempat dimana aliran air menghilang menuju bawah tanah. Sink hole : disebut juga doline, yaitu bentukan negatif yang dengan bentuk depresi atau mangkuk dengan diameter kecil sampai 1000 m lebih. Vertical shaft : Pada bentuk ideal, merupakan silinder dengan dinding vertikal merombak perlapisan melawan inclinasi perlapisan. Collapse : runtuhan Cockpit : Bentuk lembah yang ada di dalam cone karst daerah tropik yang lembap. Kontur cockpit tidak melingkar seperti pada doline tetapi seperti bentuk bintang dengan sisi-sisi yang identik, yang menunjukkan bahwa formasi cone merupakan faktor penentunya. Polje :

Depresi aksentip daerah karst, tertutup semua sisi, sebagian terdiri dari lantai yang rata, dengan batas-batas terjal di beberapa bagian dan dengan sudut yang nyata antara dasar/ lantai dengan tepi yang landai atau terjal itu.

Uvala : Cekungan karst yang luas, dasarnya lebar tidak rata : lembah yang memanjang kadangkadang berkelak-kelok, tetapi pada umumnya dengan dasar yang menyerupai cawan.

Dry valley: Terlihat seperti halnya lembah yang lainnya namun tidak ada aliran kecuali kadang-kadang setelah adanya es yang hebat diikuti oleh pencairan es yang cepat. Pulau Jawa memiliki kawasan karst yang cukup spesifik yaitu karst Gunung Sewu,

dimana bentukan bukit-bukit seperti cawan terbalik (cone hill) dan kerucut (conical hill) begitu sempurna dengan lembah-lembahnya. Bukit merupakan residu erosi dan lembahnya adalah merupakan daerah diaman terjadi erosi aktif dari dulu sampai sekarang. Bagian-bagian depresi atau cekungan merupakan titik terendah dan menghilangnya air permukaan ke bawah permukaan. Erosi memperlebar struktur, kekar, sesar, dan bidang lapisan, dan membentuk guagua, baik vertikal maupun horisontal. Gua-gua juga dapat terbentuk karena adanya mata air karst. Mata air (spring) karst ini ada beberapa jenis: Bedding spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi pelebaran bidang lapisan, Fracture spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi pelebaran bidang rekahan, Contact spring, mata air yang terbentuk karena adanya kontak antara batu gamping dan batu lain yang impermiabel. Disamping itu secara khusus ada jenis mata air yang berada di bawah permukaan air laut disebut dengan vrulja.

2. Morfologi mikro Ada kawasan karst dengan sudut dip yang kecil dan permukaannya licin. Area ini dipisah-pisahkan dalam bentuk blok-blok oleh joint terbuka, disebut dengan grike-Bhs. Inggris, atau Kluftkarren-Bhs. Jerman. Bentukan-bentukan minor ini dalam bahasa Jerman memiliki

akhiran karren (lapies-Bhs Perancis). Sering permukaan blok itu terpotong menjadi sebuah pola dendritic dari runnel dengan deretan dasar (round) dipisahkan oleh deretan punggungan (ridge) yang mengeringkannya kedalam grike terlebih dahulu. Juga terkadang mereka memiliki profil panjang yang hampir mulus. Bentukan ini disebut Rundkarren. Tipe lain adalah Rillenkarren yang memiliki saluran yang tajam, ujung punggungan dibatasi oleh deretan saluran berbentuk V. Biasanya nampak pada permukaan yag lebih curam daripada rundkarren, dengan saluran subparalel dan beberapa cabang. Microrillenkarren merupakan bentuk gabungan tetapi hanya memiliki panjang beberapa centimeter dan lebarnya 10-20 mm. Pseudo karren, memiliki bentuk sama dengan rundkarren dan rinnenkarren. Tetapi hanya terjadi pada granit di daerah tropik yang lembap.

DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Geomorfologi http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_Aeolian

You might also like