You are on page 1of 5

Firma Sari

PBI A

Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif. Dalam manajemen


ada beberapa fungsi, diantaranya adalah:
1. Perencanaan (Planning)
Meliputi:
 Penentuan prioritas
 Penetapan tujuan
 Merumuskan prosedur
 Pembagian tugas kepada kelompok atau individu
Asnawir menyatakan bahwa langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang
hendak dicapai
b. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan
yang akan dilakukan
c. Mencari informasi-informasi yang
dibutuhkan
d. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian
tindakan
e. Merumuskan bagaimana pekerjaan itu
harus diselesaikan

2. Pengorganisasian (Organizing)
Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi,
diantaranya adalah:
 Organisasi harus profesional
 Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja
 Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
 Organisasi harus mencerminkan rentangan kendali
 Organisasi harus mengandung kesatuan perintah
 Organsasi harus fleksibel dan seimbang
Ernest Dale mengemukakan tiga langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu:
a. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi
b. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang
logik yang dapat dilaksanakan oleh 1 orang
c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan
yang terpadu dan harmonis

3. Pelaksanaan (Actuating)
Merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan
melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap anggota yang terlibat
dapat melaksanakn kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas, dan
tanggung jawabnya.
4. Pengawasan (Controlling)
T. Hani Handoko mengemukakan bahwa proses pengawasan memiliki lima tahap,
yaitu:
a. Penetapan standar pelaksanaan
b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
d. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan
e. Pengambilan tindakan koreksi, bila perlu

Fungsi dan prinsip pengelolaan pendidikan


1. Membuat putusan
Langkah-langkah pembuatan putusan diantaranya adalah :
a) Menentukan masalah
b) Menganalisa situasi
c) Mengembangkan alternatif-alternatif kemungkinan
d) Menganalisa alternatif-alternatif kemungkinan
e) Memilih alternatif yang paling mungkin
2. Merencanakan
Dudung A. Dasuki dan Setyo Somantri (1994) merumuskan perencanaan
mengandung unsur sebagai berikut :
 Adanya kontinyuitas atau berkesinambungan serta bertahap yang
berpedoman pada tujuan yang akan dicapai
 Kegiatan dapat bersifat tunggal maupun banyak dan saling mendukung
satu sama lain
 Adanya kegiatan untuk menetapkan tindakan yang akan dilakukan
 Ada unsur ketidakpastian dalam merumuskan perencanaan
 Optimalisasi perhitungan yang akan terjadi untuk menjaga dan
mengurangi kegagalan
3. Mengorganisasikan
4. Mengkomunikasikan
5. Mengkoordinasikan
6. Mengawasi
7. Menilai
Pengelolaan pendidikan dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Tingkat Makro(Pemerintah, DEPDIKNAS)
Dalam tingkat ini pengelolaan pendidikan meliputi inovasi manajemen dan
inovasi organisasi
 Inovasi manajemen meliputi inovasi dalam sistem pengelolaan
pendidikan, dan fungsi-fungsi manajemen dijalankan dengan baik
 Inovasi organisasi meliputi inovasi dalam tata kelola secara
kelembagaan, ramping secara struktur dan kaya fungsi, serta
pengembangan setiap fungsi yang ada dalam struktur,secara
skematik
2. Tingkat Meso(Dinas Pendidikan Kab/Kota, Dinas Pendidikan Propinsi)
Dalam tingkat ini pengelolaan pendidikan masih berupa bahan olahan
yang yang disiapkan unutk tingkat mikro. Di tingkat meso, materi-materi
atau keputusan-keputusan yang yang dibuat oleh DEPDIKNAS di program
kembali hingga siap digunakan atau diaplikasikan di tingkat
mikro(sekolah).
3. Tingkat Mikro(Sekolah)
Dalam tingkat ini semua perencanaan dan program-program yang telah
dibuat diaplikasikan langsung. Meskipun sekolah telah mnedapatkan
ketentuan serta materi yang telah disiapkan dan disesuaikan oleh
DEPDIKNAS dan Dinas Pendidikan Kab/Kota serta Dinas Pendidikan
Propinsi, bukan berarti sekolah langsung mengaplikasikannya begitu saja.
Karena itulah pengelolaan pendidikan di tingkat ini harus meliputi inovasi
dalam kerangka pengelolaan sekolah dan bidang garapan dalam sekolah
seperti kurikulum, siswa, biaya, dan fasilitas.

Manajemen Berbasis Sekolah = otonomi + fleksibelitas + partisipasi untuk


mencapai sasaran mutu sekolah
Otonomi dapat diartikan sebagai kemandirian dalam mengatur dan
mengurus dirinya sendiri, serta merdeka atau tidak tergantung. Jadi dapat
dikatakan otonomi adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus
kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga
sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang
berlaku. Tentu harus didukung oleh sejumlah kemampuan yaitu kemampuan
mengambil keputusan yang terbaik, kemampuan berdemokrasi atau menghargai
perbedaan pendapat, kemampuan memobilisasi sumberdaya dsb.
Fleksibelitas diartikan sebagai keluwesan-keluwesan yang yang diberikan
kepada sekolah untuk mengelola, memanfaatkan dan memberdayakan sumber
daya di sekolah seoptimal mungkin untuk meningkatkan mutu sekolah. Namun
demikian, keluwesan-keluwesan yang dimaksud harus tetap dalam koridor
kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang ada.
Peningkatan partisipasi yang dimaksud adalah penciptaan lingkungan yang
terbuka dan demokratik, dimana warga sekolah (guru, siswa, karyawan) dan
masyarakat(orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan,dan usahawan,dsb)
didorong untuk terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan, mulai
dari pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan yang
diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Karakteristik MBS meliputi:


a.Output yang diharapkan
Output diklasifikasikan menjadi dua,yaitu:
 Output berupa prestasi akademik misalnya NEM dan lomba karya
tulis ilmiah remaja
 Output berupa prestasi non akademik misalnya kedisiplinan,
toleransi, dan memiliki kerja sama yang baik
b. Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejukmlah karakteristik
proses sebagai berikut:
 Proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi
 Kepemimpinan sekolah yang kuat
 Lingkungan sekolah yang aman dan tertib
 Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
 Sekolah memiliki budaya mutu
 Sekolah memiliki teamwork yang kompak, cerdas dan
dinamis
c. Input pendidikan
Input pendidikan meliputi :
 Memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas
 Sumber daya tersedia dan siap
 Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi
 Memiliki harapan prestasi yang tinggi
 Fokus pada pelanggan(siswa)
 Input manajemen
Manajemen kurikulum mengacu pada:
• Standar Isi (Permen 22)
• Standar Kompetensi Lulusan(Permen 23)
• Pedoman Pelaksanaan Permen 22 dan 23( Permen 24)
• Panduan KTSP
• Model Tubuh Kurikulum (Model Format KTSP)
Perencanaan Kurikulum
1. Menganalisis kebutuhan
2. Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis
3. Menentukan disain kurikulum
4. Membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian
Pengembangan Kurikulum
1. Perumusan rasional atau dasar pemikiran
2. Perumusan visi, misi, dan tujuan
3. Penentuan struktur dan isi program
4. Pemilihan dan pengorganisasian materi
5. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran
6. Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar
7. Penentuan cara mengukur hasil belajar
Pelaksanaan Kurikulum
1. Penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)
2. Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)
3. Penentuan strategi dan metode pembelajaran
4. Penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran
5. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar
6. Setting lingkungan pembelajaran
Penilaian Kurikulum
1. Kekuatan dan kelemahan
2. Formatif dan sumatif
3. Konteks, input, proses, produk (CIPP)
4. Kontingensi – kongruens
5. Diskrepansi
KTSP yang hendak diberlakukan Depertemen Pendidikan Nasional melalui
Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) sesungguhnya dimaksudkan
untuk mempertegas pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Artinya, kurikulum baru yang ini tetap memberikan tekanan pada
pengembangan kompetensi siswa.
. Kelebihan-kelebihan KTSP ini antara lain:
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan..
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program
pendidikan.
. 3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.
4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan
memberatkan kurang lebih 20%.
. Sebagai konsekuansi logis dari penerapan KTSP ini setidak-tidaknya menurut
penulis terdapat beberapa kelemahan-kelamahan dalam KTSP maupun
penerapannya, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan
dari pelaksanaan KTSP.
. 3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan.
. 4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurang pendapatan para guru.
Sistem pembelajaran

0100090000037400000002001c00000000000400000003010800050000000b0
200000000050000000c025c02ca04040000002e0118001c000000fb02ceff0000
000000009001000000000740001254696d6573204e657720526f6d616e00000
00000000000000000000000000000040000002d010000040000000201010005
0000000902000000020d000000320a2d00ffff0100040000000000c9045b0220
6916001c000000fb021000070000000000bc020000000001020222537973746
56d00000000000000000000180000000100000088476b0fe404000004000000
2d010100030000000000
Komponen-Komponen Model Pembelajaran Efektif

You might also like