You are on page 1of 5

http://skalanews.

com/berita/detail/147058/Gubernur-Kalsel-Ajukan-Raperda-Perpanjangan-Izin-Tenaga-KerjaAsing Gubernur Kalsel Ajukan Raperda Perpanjangan Izin Tenaga Kerja Asing Retribusi perpanjangan izin mempekerjakan TKA tersebut, sebelumnya merupakan penerimaan negara bukan pajak. Selasa , 04 Jun 2013 19:19 Skalanews - DPRD Kalimantan Selatan mulai membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang retribusi perpanjangan izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) di provinsi tersebut. Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin, mengatakan Raperda retribusi perpanjangan izin mempekerjakan TKA itu seiring atau tindak lanjut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 97 Tahun 2012. "Sesuai PP 97/2012 tentang retribusi pengendalian lalu lintas dan retribusi perpanjangan izin mempekerjakan TKA, maka pemerintah daerah diberikan kewenangan memungut satu jenis retribusi lagi selain yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009," kata Rudy, di Banjarmasin, Selasa (4/6). "Sebagaimana UU 28/2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, retribusi perpanjangan izin mempekerjakan TKA, masuk golongan retribusi perizinan tertentu," katranya. Retribusi perpanjangan izin mempekerjakan TKA tersebut, sebelumnya merupakan penerimaan negara bukan pajak. Namun dengan berbagai pertimbangan, khususnya mengenai perpanjangannya, diserahkan kepada pemerintah daerah untuk melakukan pungutan. "Dengan melihat golongan retribusi tersebut, dapat kita ketahui, fungsi utama pemungutan retribusi itu bukan semata-mata sebagai tambahan pendapatan daerah, melainkan lebih kepada fungsi. Fungsi dimaksud berupa pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasa dalam rangka melindungi kepentingan umum," kata gubernur yang menjabat untuk periode kedua ini. Pemanfaatan penerimaan retribusi perpanjangan izin mempekerjakan TKA diutamakan untuk mendanai kegiatan pengembangan keahlian dan keterampilan tenaga kerja lokal, yang alokasinya ditetapkan melalui APBD. Dalam rapat paripurna yang juga dihadiri tiga wakil ketua DPRD Kalsel masing-masing Muhammad Iqbal Yudiannor, Fathurrahman dan H Riswandi itu, gubernur juga menjelaskan Raperda Tentang Pajak Rokok. (Ant/DS) http://batam.tribunnews.com/2013/03/20/pekerja-asing-setor-rp-3-miliar-ke-pad-bintan Pekerja Asing Setor Rp 3 Miliar ke PAD Bintan Tribun Batam - Rabu, 20 Maret 2013 22:32 Laporan Tribunnews Batam, Iman Suryanto TRIBUNNEWSBATAM.COM, TANJUNGPINANG - Potensi pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bintan melalui retribusi perpanjangan ijin mempekerjakan tenaga kerja asing di Indonesia khususnya di Bintan 2013, mencapai Rp 3 miliar. "Dan angka tersebut diperkirakan akan bertambah, jika terjadi lonjakan proyek atau program kerja yang dilakukan oleh beberapa perusahaan asing," kata Hasfarizal, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan, Rabu (20/3). Hasfarizal memaparkan, retribusi perpanjangan izin mempekerjakan orang asing (IMTA) sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) NO.97/2012 tersebut, mulai tehitung 1 Januari 2013. Dengan jumlah yang dikenakan perorang tenaga asing sebesar 100 dolar AS perbulan. Dan dibayarkan selama satu tahun, semuanya masuk ke Pemkab Bintan.

"Dari data kita, ada sekitar 200 lebih tenaga kerja asing di Kabupaten Bintan, dengan jenis pekerjaan mulai dari pariwisata, industri, galangan kapal hingga perkebunan. Untuk kewarganegaraan itu sendiri, terdiri dari Singapura, Malaysia, Jepang dan Eropa," kata Hasfarizal. Nantinya perusahaan pengguna tenaga asing yang menyetor pembayarannya tergantung masa waktu yang tercantum di visa kerja orang asing itu. Dan jika ada orang asing atau perusahaan melanggar aturan ini, maka Pemkab Bintan, bisa memiliki kewenangan untuk menghentikan pekerjaan, mencabut izin, bahkan sampai dengan mendeportasi orang asing tersebut. (*) Editor : widodo http://www.radarbanten.com/read/berita/10/9275/Pekerja-Asing-di-Cilegon-Bakal-Dipungut-Retribusi.html Pekerja Asing di Cilegon Bakal Dipungut Retribusi Mar 09, 2013 15:32 Editor : qizink CILEGON - Banyaknya tenaga kerja asing di Kota Cilegon akan dijadikan sasaran untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). Data Kantor Imigrasi Cilegon menyebutkan ada sekira 706 pekerja asing yang berasal dari 28 negara bekerja di berbagai industri di Kota Baja. Menyikapi hal itu, pada tahun ini Pemkot Cilegon melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Cilegon telah membuat rancangan peraturan daerah (raperda) yang akan menjadi dasar hukum untuk menarik retribusi pekerja asing di Kota Cilegon. Kepala Disnaker Cilegon Taufiqurrohman mengatakan, raperda yang tengah disusun yakni tentang retribusi perpanjangan izin mempekerjakan tenaga asing (IMTA). Aturan ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) NO.97/2012. "Setelah diterbitkannya PP itu ada potensi retribusi yang bisa ditarik oleh daerah. Namun begitu harus ada turunannya berupa perda," ujar Taufiq, Sabtu (9/3). Dikatakan, raperda tersebut telah selesai disusun oleh Disnaker Cilegon dan telah diserahkan kepada Bagian Hukum Setda Cilegon untuk kemudian dibahas oleh DPRD Kota Cilegon. "Potensi ini harus segera kita sambut, namun begitu ini semua juga tergantung pemerintah pusat dalam memberikan kewenangannya," ujar Taufiq. Berdasarkan draf semetara raperda itu, setiap orang asing akan dipungut retribusi sebesar 100 USD per bulan. "Setelah nanti perda disahkan maka ini berlaku wajib bagi seluruh perusahaan yang mempekerjakan orang asing," ucapnya. (IBNU MARHAS) http://batam.tribunnews.com/2013/02/06/perda-imta-di-batam-tinggal-disahkan-oleh-keputusan-gubernur-kepri Perda IMTA di Batam Tinggal Disahkan oleh Keputusan Gubernur Kepri Tribun Batam - Rabu, 6 Februari 2013 18:30 WIB Laporan Tribunnews Batam, Dewi Haryati TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM - Rapat paripurna ke-5 masa sidang I DPRD Kota Batam 2013 berhasil menelurkan peraturan daerah (Perda). Salah satunya tentang retribusi perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA), Rabu (6/2/2013). Asmin Patros, ketua pansus ranperda retribusi perpanjangan IMTA mengatakan, perda yang sudah diketuk palu tersebut hanya tinggal menunggu keputusan Gubernur Kepulauan Riau, Drs H Muhammad Sani dan kementerian pusat untuk bisa diberlakukan secara efektif. "Masih dikonsultasikan, ada dua jenjang, gubernur dan kementerian. Ini akan jadi perda pertama di tahun 2013. Saya yakin hasil paduserasi ranperda ini tidak bermasalah," ujar Asmin optimis usai rapat paripurna kepada Tribunnewsbatam.com, Rabu (6/2/2013). (*) http://m.inilah.com/read/detail/1948369/pemprov-intensifkan-retribusi-izin-pekerja-asing Kamis, 17 Januari 2013 | 14:15 WIB

Pemprov Intensifkan Retribusi Izin Pekerja Asing Oleh: Dadi Haryadi INILAH.COM, Bandung - Pemerintah provinsi Jawa Barat berusaha menaikan penerimaan pendapatan dari sektor retribusi. Salah satunya pendapatan retribusi dari perizinan pelaku industri terkait penggunakan tenaga kerja asing. Diprediksi, potensi pendapatan sektor tersebut mampu menaikan pendapatan hingga puluhan miliar rupiah. Plt Sekretaris Daerah Provinsi Jabar, Pery Soeparman mengatakan pendapatan retribusi relatif masih rendah. Pada 2012, pendapatan dari sektor tersebut hanya sekitar Rp57,2 miliar. "Kami ingin menaikkan pendapatan retribusi yang saat ini relatif masih kecil," ujar Pery usai Sosialisasi Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terpadu di Ruang Sanggabuana Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (17/1/2013). Dia menjelaskan upaya meningkatkan pendapatan itu dilakukan dengan cara pemanfaatan Peraturan Pemerintah Nomor 97/2012. Peraturan itu mengatur tentang Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA). Lebih lanjut menurut dia, PP itu memungkinkan Pemprov memiliki pendapatan dari retribusi perizinan tenaga kerja asing. Sebab, PP baru itu membuat retribusi masuk ke kas daerah dan bukan ke pemerintah pusat seperti yang terjadi selama ini. "Retribusi penggunaan pekerja asing itu tergolong Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang biasanya disetorkan ke pemerintah pusat, tapi sekarang boleh masuk ke kas daerah," katanya. Menurutnya, potensi pendapatan retribusi sektor tersebut cukup besar. Hal tersebut tercermin dari keberadaan industri nasional yang sebagian besar berada di Jabar seperti di Karawang, Bekasi dan Bogor. Diprediksi, kata Pery, nilai pendapatan dari sektor ini mencapai Rp20 miliar/tahun. Retribusi itu didapat dari pekerja asing yang biasanya berasal dari Korea dan Jepang. "Para pekerja asing itu biasanya bekerja di kawasan industri," jelasnya. Untuk memuluskan upaya penerimaan retribusi itu, pihaknya sedang membuat Peraturan Daerah (Perda) yang merupakan runutan dari PP baru tersebut. Perda baru ini sedang disiapkan biro hukum Pemprov Jabar. "Kami juga akan membicarakan Perda baru ini dengan Dewan," pungkasnya. [ito] http://www.haluankepri.com/batam/40344-satu-bulan-renperda-imta-selesai-.html Satu Bulan Renperda IMTA Selesai KAMIS, 10 JANUARY 2013 00:00 BATAM CENTRE (HK) - Pansus Ranperda retribusi perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) Kota Batam menargetkan satu bulan sudah beres. Sebab, pemasukan daerah dari IMTA, jika tidak diatur akan menimbulkan potensial loss. Sekretaris Pansus Riky Indrakari mengatakan pembahasan Ranperda IMTA. Karena ini, sangat besar pemasukannya, jika tidak potensial loss nya juga besar. " Rapat sudah kita laksanakan, dan Insya Allah satu bulan, sudah kita serahkan hasilnya. Ini tidak terlalu repot, sebab draftnya sudah lengkap semua, tinggal membahas saja," kata Riky, kemarin. Menurut dia, pendapatan dari sektor ini cukup besar, apalagi sistemnya bayar dimuka. Artinya, setiap pekerja asing, langsung membayar sesuai ketentuan selama setahun. Nanti, ketika ia bekerja hanya enam bulan, sisanya baru dikembalikan. Artinya, kas sudah ada. Apalagi, pengembalian retribusi perpanjangan IMTA ke daerah berdasarkan PP 97/2012 bisa segera dilaksanakan. Dan berdasarkan PP 65/2012 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berakhir 31 Desember 2012.

Namun demikian, dalam pembahasan Ranperda ini, pemerintah harus mengeluarkan aturan, seperti Perwako guna mengisi kekosongan aturuan, sembari menunggu Ranperda disahkan. Tapi, kata Riki, sebelum diterbitkan Perwako, pengurusan IMTA di rekening sementara dan tentu berkonsultasi dulu dengan BPK. " Dari hasil retribusi perpanjangan IMTA, dari aturan yang ada, hanya bisa digunakan untuk program pengembangan keahlian dan keterampilan tenaga kerja lokal, mendanai pengawasan oleh Disnaker hingga penegakan hukum," kata Riki. Ini kewenangan besar di Disnaker, makanya Disnaker bisa mengawasi dan meningkatkan kualitas tenaga kerja dan mempersiapkan SDM di dalamnya. Selain itu, lanjut Riki, Disnaker, harus memiliki tenaga penyidik atau PPNS. Karena dialah yang akan masuk ke perusahaan untuk menyidik berapa tenaga kerja asingnya. "Dalam asumsi APBD Batam 2013, asumsi terendah penerimaan retribusi perpanjangan IMTA sebesar Rp20 miliar. Dan nanti dalam APBD-P sudah ada retribusinya," tutur Riky. Terpisah, Wakil Walikota Batam Rudi mengatakan, perpanjangan IMTA bisa dilakukan di daerah. Tapi menjelang Ranperda disahkan, makan uang tersebut akan dititipkan dulu. "Semua memperpanjang harus diterima. Saya kira tim kita sudah ke Kementerian Tenaga Kerja dan Kemeterian Keuangan mempertanyakan mengenai solusi didaerah. Solusinya, ya tetap diperpanjang di daerah tapi uang dititiplkan. Nanti kalau Perda sudah ada, maka akan masuk ke kas daerah," kata Rudi. Kata Rudi, di daerah sudah ada aturannya dari Pemerintah meski bukan Perda. Tinggal menunggu disahkan, apabila sudah ada uangnya akan digunakan sesuai ketetentuan. Rudi pun yakin, Perda tersebut akan disahkan secepatnya di DPRD. Sebelumnya juga Rudi mengatakan, Retribusi Perpanjangan IMTA telah diatur dalam PP No. 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing. "Adapun, pemanfaatan atau penggunaan dari retribusi perpanjangan IMTA adalah untuk mendanai penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan, biaya dampak negatif dari perpanjangan IMTA, dan kegiatan pengembangan keahlian dan keterampilan tenaga kerja lokal," kata Rudi. Katanya, saat ini Kota Batam memiliki jumlah tenaga kerja asing yang cukup besar, yakni sekitar 5000 orang, yang diperkirakan setiap tahunnya akan melakukan perpanjangan IMTA lebih kurang 2300 orang. Besaran potensial loss yang mungkin terjadi, jika merujuk pada ketentuan Pasal 15 PP 97 Tahun 2012 adalah sebesar tarif dari kompensasi perpanjangan IMTA sebagaimana diatur dalam PP No. 65 Tahun 2012, yaitu US $ 100 per orang/bulan dikalikan 2300 orang. (mnb) http://www.jurnas.com/news/76625/Pemda_Diizinkan_Pungut_Dua_Retribusi_Baru/1/Nasional/Ibu_Kota Jakarta | Jumat, 16 November 2012 13:28 WIB | Mochamad Wahyudi | A | A | A Pemda Diizinkan Pungut Dua Retribusi Baru Ardiles Akyuwen / Jurnal Nasional Jurnas.com | PEMERINTAH daerah diizinkan untuk menarik retribusi pengendalian lalu lintas dan retribusi perpanjangan Izin Memerkejakan Tenaga Asing (IMTA). Itu didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) No.97/2002 terkait dua jenis retribusi tersebut yang di-teken Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir Oktober lalu. Penambahan jenis retribusi di daerah memang diperbolehkan, berdasarkan pasal 150 UU No.28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Tujuannya, agar Pemda bisa mendapatkan tambahan pendapatan sehingga bisa membiayai secara maksimal fungsi pelayanan dan perizinan yang memang menjadi tanggungjawabnya.

Dalam PP dijelaskan bahwa retribusi pengendalian lalu lintas sejatinya sudah diatur dalam UU No.22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Retribusi tersebut dipandang bisa menjadi salah satu cara untuk membatasi lalu lintas kendaraan bermotor pada ruas, koridor tertentu pada waktu dan tingkat kepadatan tertentu. Objek retribusi tersebut adalah kendaraan bermotor perseorangan dan barang yang besaran tarifnya ditetapkan sendiri oleh Pemda. Sebelum itu, Pemda harus terlebih dahulu mengajukan permohonan penetapan pemenuhan kriteria kepada Menteri Perhubungan untuk dikaji paling lama 60 hari kerja. Terkait retribusi perpanjangan IMTA, dijelaskan dalam PP tersebut, merupakan kewenangan Pemda berdasarkan PP No.38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Ketentuan mengenai retribusi jenis ini akan berlaku mulai 1 Januari 2013. Pemda harus menetapkan besaran tarif Retribusi Perpanjangan IMTA sesuai dengan tarif yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah mengenai jenis dan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Pungutan perpanjangan IMTA yang dilakukan Pemda sebelum PP No.97/2012 diterbitkan, masih digolongkan sebagai PNBP. Dengan demikian, Pemda harus menyetor pungutan tersebut kepada negara.

You might also like