You are on page 1of 9

2013

MODIFIKASI PERILAKU MALAS BELAJAR DAN MENGERJAKAN PR


LAPORAN TREATMENT MODIFIKASI PERILAKU

Asih Fajar Lestari 832012019

A. Latar Belakang Masalah

usia sekolah begitu malas belajar. Malas dapat dijabarkan sebagai tidak mau berbuat sesuatu, segan, tak suka, tak bernafsu. Malas belajar berarti tidak mau, enggan, tak suka, tak bernafsu untuk belajar (Kamus Bahasa Indonesia). Jika anak-anak tidak suka belajar dan lebih suka bermain, itu berarti belajar dianggap sebagai kegiatan yang tidak menarik buat mereka, dan mungkin tanpa mereka sadari juga dianggap sebagai kegiatan yang tidak ada gunanya/ untungnya karena bagi anak-anak tidak secara langsung dapat menikmati hasil belajar. Berbeda dengan kegiatan bermain, jelas-jelas kegiatan bermain menarik buat anakanak, dan keuntungannya dapat mereka rasakan secara langsung (perasaan senang yang dialami ketika bermain adalah suatu keuntungan). Ada beberapa penyebab anak malas belajar antara lain: 1. Faktor intrinsik (dalam diri anak sendiri) Kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain. Kelelahan dalam beraktivitas (misal terlalu banyak bermain/membantu orang tua). Sedang sakit. Sedang sedih (bertengkar dengan teman sekolah, kehilangan barang kesayangan dll). IQ/EQ anak.

emahami anak sebagai individu yang sedang menjalani tahapantahapan dalam masa pertumbuhannya, diperlukan kesabaran ekstra. Demikian pula ketika mendapati anak yang telah memasuki

2. Faktor ekstrinsik Sikap orang tua yang tidak memperhatikan anak dalam belajar atau sebaliknya (terlalu berlebihan memperhatikan). Banyak orangtua yang menuntut anak belajar hanya demi angka (nilai) dan bukan atas dasar kesadaran dan tanggung jawab anak. Sedang punya masalah di rumah (misalnya suasana di rumah sedang "kacau" karena ada adik baru). Bermasalah di sekolah (tidak suka/phobia sekolah, sehingga apapun yang berhubungan dengan sekolah jadi enggan untuk dikerjakan). Guru dan teman sekolah yang tidak disukai anak. Tidak mempunyai sarana yang menunjang belajar (misalnya tidak tersedianya ruang belajar khusus, meja belajar, penerangan yang bagus, alat tulis, buku dll).

1 |M o d i f i k a s i P e r i l a k u A s i h F . L e s t a r i 8 3 2 0 1 2 0 1 9

Suasana rumah misalnya rumah penuh dengan kegaduhan, keadaan rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap. Selain itu tersedianya fasilitas permainan yang berlebihan di rumah juga dapat mengganggu minat belajar anak. Mulai dari radio tape yang menggunakan kaset, CD, VCD, atau komputer yang diprogram untuk sebuah permainan (games), seperti Game Boy, Game Watch maupun Play Stations.

B. Identitas Subjek Nama Usia TTL Kelas Sekolah Nama Ayah Nama Ibu Anak ke : MA : 10 tahun : Salatiga, 10 Maret 2003 : IV : SD Kristen 4 Salatiga : Yopi : Lia : 1 dari 2 bersaudara

Perilaku yang menyimpang : Malas belajar dan mengerjakan PR Penyebab : Kurangnya pengawasan dari orangtua, keadaan rumah yang berantakan, dan permainan yang mengganggu aktivitas belajarnya (PC tablet). C. Tentang Subjek MA adalah anak yang tergolong aktif dan menyenangkan. Dia mudah bergaul dan ramah. MA adalah murid yang biasa les dengan penulis, sehingga MA dekat dan terbuka dengan penulis. MA di les-kan dengan penulis, karena orangtua subjek merasa nilai-nilai subjek di sekolah kurang memuaskan dan hanya meraih peringkat 12 dari 20 siswa di kelasnya. Sedangkan guru les MA sebelumnya dianggap orangtua MA kurang mampu meng-handle MA, karena cenderung tidak ada peningkatan nilai-nilai MA di sekolah. Setelah beberapa kali melakukan wawancara dan observasi, diketahui bahwa MA cenderung malas belajar dan sering mengabaikan pekerjaan rumahnya karena tidak ada yang mengawasinya untuk belajar di rumah. Ayah MA bekerja di Jakarta, hanya pulang pada saat libur natal dan lebaran. Sementara ibunya sibuk bekerja mengawasi cafe yang dikelolanya, sang ibu pulang ke rumah saat sudah jam 8 malam dan biasanya ibu MA langsung tertidur karena kelelahan. Kondisi rumah MA juga tergolong tidak rapi, karena sebagian ruangan digunakan oleh ibu 2 |M o d i f i k a s i P e r i l a k u A s i h F . L e s t a r i 8 3 2 0 1 2 0 1 9

MA untuk memasak makanan yang dijual di cafe. Karena kurangnya pengawasan dan perhatian dari kedua orangtuanya, MA lebih suka menghabiskan waktu di luar rumah untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dance, MA lebih tertarik dance daripada belajar. Seringkali MA harus bolos sekolah demi mengikuti lomba dance. Di sekolah MA tergolong anak yang populer karena cantik dan ramah. Namun, MA pernah ditegur oleh gurunya dan harus minta tanda tangan orangtuanya karena tidak mengerjakan PR dan malah membuat gaduh di kelas. Mainan kesukaan MA adalah sebuah PC tablet hadiah dari ayahnya. Seringkali MA harus ditegur penulis, karena seringkali sibuk bermain-main dengan tab-nya ketika sedang les. D. Analisis Hasil Observasi Analisis kami berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku susah belajar pada MA adalah disebabkan karena kurangnya pengawasan orangtua terhadap kegiatan MA seharihari. Sehingga MA tidak memiliki jam belajar khusus. Hal ini membuat MA merasa bebas mengerjakan apa saja yang disukainya ketika orangtuanya tidak berada di rumah. Hal ini dimanfaatkan MA untuk nonton TV, bermain dengan adik atau teman-temannya, mengikuti ekstrakulikuler dance dan bermain PC tablet sepuasnya. Selain itu kondisi rumah yang gaduh dan berantakan tentu saja mengurangi minat MA untuk belajar. E. Reinforcement Sebagai Metode Treatment Penulis melakukan intervensi yang berkaitan dengan pemberian reinforcement positif untuk memodifikasi perilaku subjek. Reinforcement adalah proses di mana tingkah laku diperkuat oleh konsekuensi yang segera mengikuti tingkah laku tersebut. Saat sebuah tingkah laku mengalami penguatan maka tingkah laku tersebut akan cenderung untuk muncul kembali pada masa mendatang. Reinforcement dapat didefinisikan sebagai: 1. 2. 3. Kejadian perilaku tertentu Diikuti oleh akibat yang segera mengikutinya Hasilnya menguatkan tingkah laku tersebut.

Reinforcement dibagi menjadi dua, yaitu reinforcement positif dan reinforcement negatif. Reinforcement positif dan negatif adalah proses yang memperkuat perilaku, yaitu, mereka meningkatkan probabilitas bahwa perilaku tersebut akan terjadi di masa depan. Penguatan positif dan negatif dibedakan oleh sifat konsekuensi yang mengikuti perilaku.

3 |M o d i f i k a s i P e r i l a k u A s i h F . L e s t a r i 8 3 2 0 1 2 0 1 9

a) Reinforcement positif Terjadinya perilaku diikuti dengan penambahan stimulus (penguat) atau peningkatan intensitas stimulus, yang menghasilkan penguatan perilaku. Bentuk-bentuk

reinforcement positif dapat berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan,

mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). b) Reinforcement Negatif Terjadinya perilaku diikuti dengan penghapusan stimulus (stimulus aversif) atau penurunan intensitas stimulus, yang menghasilkan penguatan perilaku. Bentukbentuk reinforcement negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll). Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan Reinforcement: 1. Immediacy/Kesegeraan Waktu antara munculnya perilaku dan konsekuensi yang menguatkan adalah faktor yang penting. Untuk konsekuensi yang lebih efektif, konsekuensi tersebut harus diberikan segera setelah munculnya tingkah laku. Contoh: saat seorang murid mengeluarkan kata-kata kasar di kelas, maka guru yang sedang mengajar segera menunjukkan wajah marah kepada anak tersebut. Perilaku guru menunjukkan wajah marah pada sang murid, akan menjadi lebih efektif jika dilakukan segera pada saat anak mengeluarkan kata-kata kasar dibandingkan dengan menundanya hingga 30 menit kemudian atau beberapa menit kemudian. 2. Contingency Ketika respon secara konsisten diikuti oleh konsekuensi yang segera, konsekuensi tersebut akan lebih efektif untuk menghentikan respon tersebut. Punishment akan lebih efektif jika punishment tersebut dipasangkan secara konsisten. 3. Establishing Operations Adalah kejadian yang mengubah nilai sebuah stimuli menjadi sebuah penguat. Contoh: mengatakan kepada anak bahwa siapa yang berbuat nakal saat makan malam maka ia tidak akan mendapatkan makanan penutup (dessert), menjadi kurang efektif jika saat itu anak sudah menikmati dua atau lebih makanan penutup.

4 |M o d i f i k a s i P e r i l a k u A s i h F . L e s t a r i 8 3 2 0 1 2 0 1 9

4. Individual Differences/ Perbedaan Individual dan Magnitude/ Kuantitas dari Punisher. Keefektivan pemberian punisher (penghukum) akan berbeda pada setiap individu. Keefektivan punisher juga di tentukan oleh kwantitas punisher-nya. Contoh: digigit nyamuk adalah sesuatu yang dinilai sebagai stimulus yang sedikit tidak menyenangkan untuk kebanyakan orang; perilaku memakai celana pendek di dalam hutan mungkin menjadi punishment karena nyamuk menggigit kaki, dan merindukan memakai celana panjang pada situasi ini diperkuat secara negatif (negatively reinforced) untuk menghindari gigitan nyamuk. Contoh lainnya, sebagai pembanding, adalah sakit yang sangat dirasakan akibat sengatan lebah merupakan punisment bagi kebanyakkan orang. Orang akan menghentikan perilaku yang akan mengakibatkannya disengat lebah dan meningkatkan perilaku mereka yang dapat menghindarkan mereka dari sengatan lebah. Karena disengat lebah lebih menyakitkan bila dibandingkan dengan digigit nyamuk, maka sengatan lebah menjadi lebih efektif sebagai punisher. F. Data Intervensi Penulis hanya melakukan modifikasi ketika subjek les, karena tidak

memungkinkan untuk mengintervensi subjek ketika berada di rumahnya. Berikut adalah keterangan intervensi yang telah dilakukan penulis: Hari/Tanggal Kamis, 31 Januari 2013 Tindakan Intervensi Orangtua MA sepakat me-leskan MA dengan penulis. Dan penulis minta agar les dilakukan di rumah penulis, untuk menghindari kondisi rumah MA yang gaduh. Les akan diadakan selama dua jam, dua kali dalam satu minggu. Yaitu setiap hari Sabtu dan Minggu. Fokus les pada mapel matematika dan bahasa Jawa. Pelajaran yang paling tidak dikuasai MA. Sabtu, 2 Februari 2013 MA mulai les, penulis membantu MA mengerjakan PR-nya matematika. Dari pertemuan hari itu diketahui bahwa MA mendapat nilai 6 pada UAS pelajaran matematika semester lalu. Dan MA hanya meraih ranking 12 dari 20 siswa. Pada pertemuan pertama MA seringkali sibuk bermain tablet, sehingga penulis mengirim SMS pada ibunya, akhirnya ibu MA menelpon dan mengingatkan MA supaya tidak bermain tablet saat les. Dan MA menuruti saran ibunya. Akhirnya proses les berjalan lancar. Saat les, seringkali penulis mengajak MA mengobrol tentang pengalamannya di sekolah. MA 5 |M o d i f i k a s i P e r i l a k u A s i h F . L e s t a r i 8 3 2 0 1 2 0 1 9

bersemangat ketika bercerita tentang teman-temannya di sekolah, dan anak laki-laki yang dekat dengannya. MA juga bercerita bahwa guru lesnya terdahulu tidak pernah mengajaknya bercanda. Aktivitas yang dilakukan hanya mengerjakan soal. Menurut MA guru lesnya yang dulu sangat membosankan. Minggu, 3 Februari 2013 Dari kecepatan mengerjakan soal matematika, diketahui kelemahan MA ada pada perkalian dan pembagian. MA dan penulis sepakat pada pertemuan berikutnya akan diadakan mencongak perkalian dan pembagian, dan jika berhasil memperoleh nilai 7 atau di atasnya, maka MA akan diberi hadiah sebuah pensil mekanik. Sabtu, 23 Februari 2013 Mencongak diadakan, dan MA memperoleh nilai 6. Hadiah batal diberikan. MA kecewa. Namun, penulis tetap menyemangati MA. Bahwa jika berusaha, MA pasti bisa. Hari itu MA minta tolong dibantu untuk mengerjakan PR bahasa Jawa, karena MA tidak mengerti huruf hanacaraka. Saat itu penulis melihat ada tulisan guru di buku MA, bahwa MA harus mengerjakan PR-nya sebanyak dua kali karena sebelumnya PR tersebut tidak dikerjakan MA. Penulis membantu MA mengerjakan, dan berjanji akan mengeprintkan huruf hanacaraka untuk membantu MA belajar. Minggu, 24 2013 MA mengerjakan soal-soal matematika yang diberikan penulis, penulis

Februari melakukan reinforcement pada MA dengan kata-kata positif dan memuji MA setiap berhasil melakukan perhitungan perkalian dan pembagian. Pujian berkisar pada kalimat, Tuh perkaliannya sudah mulai bisa kan., Wah MA pintar ya, sudah bisa sekarang, dsb. Karena MA mengalami kesulitan untuk memahami soal cerita matematika, penulis mendapat ide untuk menjelaskan kembali soal-soal tersebut dengan bahasa yang lebih mudah dipahami dan nama tokoh dalam soal tersebut diganti penulis menjadi nama anak laki-laki yang sedang ditaksir MA. Ternyata cara ini cukup berhasil. MA bisa lebih cepat menangkap maksud dari soal tersebut.

Sabtu, 2 Maret 2013

MA mengatakan bahwa hari Senin nanti tanggal 4 Maret adalah hari ujian mid semester. Penulis sempat terkejut karena tidak ada pemberitahuan dari pihak orangtua MA. Ternyata orangtua MA juga tidak mengetahui hal tersebut.

6 |M o d i f i k a s i P e r i l a k u A s i h F . L e s t a r i 8 3 2 0 1 2 0 1 9

Akhirnya, penulis meminta MA mengerjakan kembali soal-soal latihan ujian di bukunya dan menyalin rumus-rumus matematika dengan tulisan tangan dengan tujuan mengingatkan kembali tentang rumus-rumus yang telah lama ditinggalkan. Namun, berbeda dengan sebelumnya, media pengerjaan soal dan penulisan rumus bukan di kertas HVS putih seperti biasanya, tetapi di kertas loose leaf warna warni dengan desain lucu. Hal ini dimaksudkan untuk mendobrak semangat MA ketika mengerjakan soal-soal matematika yang membosankan baginya. Ternyata hal ini berhasil, MA terlihat sangat bersemangat. Dan hasil pekerjaannya 70% benar. Melihat peluang tersebut, penulis berjanji akan menghadiahi subjek satu pack loose leave warna-warni jika MA berhasil memperoleh nilai minimal 7 untuk ujian matematika. Dan MA menyambut baik hal tersebut. Minggu, 3 Maret 2013 Hari itu MA belajar dengan menggunakan ringkasan rumus matematika dan huruf hanacaraka yang disusun oleh penulis. Penulis membuat desain yang lucu dan berwarna-warni untuk mendongkrak semangat MA. MA terlihat senang dan semangat mengerjakan soal-soal yang diberikan penulis. Ketika MA merasa tidak mampu, penulis meminta MA untuk mengerjakan lagi, hingga akhirnya MA terlihat percaya pada kemampuannya. Senin, 12 Maret 2013 Penulis mendapat sebuah pesan SMS dari MA, yang mengatakan bahwa ia menagih janji penulis, karena ia berhasil mendapat nilai 8,6 di pelajaran matematika. Sabtu, 23 Maret 2013 Ketika les dimulai kembali setelah ujian mid semester berakhir, ibunda MA mengabarkan bahwa di ujian kemarin putrinya mendapat peringkat 10 dari 20 siswa. Dengan demikian ada peningkatan prestasi pada diri MA. Minggu, 23 Maret 2013 sekarang MA melanjutkan les dengan penulis, karena MA telah nyaman dengan penulis, dan orangtua MA puas dengan peningkatan prestasi putrinya.

c) Analisis Hasil Intervensi Dari proses intervensi modifikasi perilaku yang telah dilakukan terhadap subjek MA pada tanggal 3 Februari 2013 sampai dengan tanggal 3 Maret 2013, dapat digambarkan hasilnya seperti ini:

7 |M o d i f i k a s i P e r i l a k u A s i h F . L e s t a r i 8 3 2 0 1 2 0 1 9

13 Peringkat 12 11 10 9 Before Intervensi After

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui adanya peningkatan perilaku yang positif dari subjek MA. Peringkat MA di kelas meningkat, sebelum intervensi peringkatnya 12 dan setelah intervensi peringkatnya meningkat menjadi peringkat ke-10 dari 20 siswa.

d) Kesimpulan Berdasarkan proses modifikasi perilaku yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses modifikasi terhadap subjek MA pada tanggal 3 Februari 2013 sampai dengan tanggal 3 Maret 2013 dengan metode reinforcement positif tergolong berhasil mengurangi kemalasan MA belajar dan mengerjakan PR, ditandai dengan adanya peningkatan nilai dan ranking MA di sekolah.

e) Saran Saran diberikan kepada orangtua subjek MA selaku significant others bagi MA. Dari intervensi yang telah dilakukan penulis dengan MA, diketahui bahwa sebenarnya MA adalah anak yang cukup cerdas. Akan lebih baik lagi jika orangtua MA lebih memperhatikan kedekatannya dengan sang anak, supaya anak lebih merasa dipenuhi kasih sayang sehingga berimbas positif pada prestasi anaknya di sekolah. Saat ini peringkat MA berada di peringkat 10. Penulis yakin peringkat ini dapat meningkat jika MA mendapat dukungan lebih dari kedua orangtuanya. _GoD BleZz_

8 |M o d i f i k a s i P e r i l a k u A s i h F . L e s t a r i 8 3 2 0 1 2 0 1 9

You might also like