You are on page 1of 1

3.3.3.

Analisis Residu Herbisida Metode analisis residu adalah suatu cara yang harus dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang komposisi residu suatu pestisida dalam suatu contoh bahan, sehingga dapat digunakan untuk mengestimasi komposisi residu pestisida bahan tersebut. Cara tersebut meliputi tahap pembuatan larutan standar, tahap ekstraksi, yang bertujuan untuk mendapatkan sampel yang homogen, tahap pembersihan (clean up), bertujuan untuk menghilangkan bahanbahan lain yang dapat mengganggu proses analisis, tahap penetapan, dan tahap evaluasi data (Komisi Pestisida, 1997). 1. Tahap Pembuatan Larutan Standar Larutan standar yang digunakan adalah larutan yang dibuat dari masingmasing bahan aktif herbisida. Masing-masing bahan aktif herbisida yang digunakan adalah paraquat dichloride 180 g/l, Kemudian dibuat larutan stok standar dengan konsentrasi 180 ppm. Herbisida beserta bahan aktif yang digunakan ini berdasarkan informasi dari pihak manajemen kebun yaitu herbisida yang diaplikasikan pada lokasi sampel. Herbisida tersebut adalah Paracol (b.a. paraquat), 2. Tahap Ekstraksi dan Pemurnian Tahap-tahap dalam analisis residu herbisida yang dilakukan di laboratorium terhadap sampel tanah dan tebu adalah sebagai berikut : 1. Tahap Ekstraksi a) Ekstraksi untuk sampel tanah dilakukan setelah terlebih dahulu tanah dikeringanginkan selama kurang lebih satu hari. b) Kemudian sampel tanah dari 7 lokasi sampel masing-masing diambil sebanyak 25 g. Kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam labu bundar dan ditambahkan acetone sebanyak 20 ml (Gambar 6). c) Labu bundar yang berisi sampel tanah dan aceton kemudian dikocok dengan alat shaker dengan kecepatan 60 rpm selama 20 menit. d) Ekstrak tanah kemudian disaring dengan kertas saring ke dalam labu erlenmeyer (Gambar 7a). e) Dinding labu dibilas dengan methanol 60%, dan disaring ke dalam tabung reaksi 10 ml menggunakan kertas saring. Kemudian ditera hingga 10 ml dengan methanol 60%. Setelah diperoleh larutan akhir ini, tahap selanjutnya adalah dianalisis dengan alat HPLC. Sampel larutan diambil 5 ml ke dalam botol kecil. Proses selanjutnya di dalam perangkat HPLC adalah penginjeksian dengan syringe. Kemudian sampel masuk ke injection hall, dari injection hall ini proses utama cara kerja HPLC dimulai, yaitu dengan memompa sampel ke kolom dalam tekanan tinggi. Dari kolom, sampel dijadikan fase bergerak dan diolah dengan 24 fase diam berdasarkan afinitas elektron. Setelah terpisah, dengan berbagai perhitungan matematis, HPLC yang sudah disambungkan dengan komputer ini memberikan pembacaan berupa peak/puncak (kromatogram). Melalui analisis dengan HPLC, secara otomatis akan diperoleh data retensi waktu dan luasan area dari masing-masing puncak yang terbentuk. 3. Perhitungan Konsentrasi Residu Herbisida Konsentrasi residu herbisida ditentukan berdasarkan hasil rekaman yang tercatat dalam kertas kromatografi yaitu berupa kromatogram. Cara membaca kromatogram tersebut yaitu dengan membandingkan data retensi waktu dan area peak (puncak) dari herbisida sampel (Lampiran 10-15) yang dihasilkan dalam kromatogram dengan nilai yang mendekati data retensi waktu dan area peak herbisida standar (Lampiran 6-9). Penentuan konsentrasi residu herbisida dihitung menggunakan rumus sesuai dengan Komisi Pestisida (2006) sebagai berikut : Residu (R) = Ac x Vis x Ks x Vfc As x Vic x B
Keterangan : R : Konsentrasi residu (ppm) Ac : Area contoh As : Area standar Vic : Volume injeksi contoh (L) Vis : Volume injeksi standar (L) Ks : Konsentrasi standar (ppm) B : Bobot awal (mg) Vfc : Volume akhir (mL)

You might also like