Professional Documents
Culture Documents
Sasaran PGMI
Dasar Hukum
Standar Kompetensi Lulusan Prodi PGMI
Latar Belakang
Pendidikan agama merupakan bagian tak terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional, bahkan memiliki posisi strategis karena pendidikan agama seringkali dituntut memainkan tugas dan fungsi sebagai wahana bagi pengembangan pribadi, watak dan akhlak mulia (Al-Akhlak Al- Karimah) peserta didik.
Adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mensyaratkan peningkatan kualifikasi guru SD/MI dari lulusan DII menjadi minimal lulusan S1 atau DIV.
Adanya gambaran dari sekitar 1.779.904 guru SD, baru sekitar 1.000 guru yang telah menempuh pendidikan jenjang sarjana atau diploma empat. Disamping itu, masih banyak pula ditemukan tenaga pendidik dengan latar belakang pendidikan umum mengajar pendidikan agama, dan sebaliknya. Antisipasi ke arah ini, dengan mendirikan program pendidikan khusus untuk guru-guru MI agar tidak terjadi tumpang tindih dalam proses pembelajaran.
legal kompetences
performance kompetences
legal kompetences
Legal kompetence diarahkan peserta didik (calon guru MI) kepada kepantasan dan kelayakan seorang sarjana yang siap untuk mengajar, mendidik dan melatih serta membimbing siswa, dengan kata lain siap menjadi guru MI yang ditandai dengan adanya sertifikasi ijazah yang dimiliki
performance kompetences
performance kompetetence diarahkan pada layaknya seorang sarjana menjadi guru MI, didasarkan atas kepemilikan seperangkat kecakapan, kemampuan serta profesionalitas
Sasaran PGMI
Memberi sejumlah kompetensi keguruan pada guru MI
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 4. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) 5. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 394 tahun 2003 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam
Lanjutan . . .
6. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 156 tahun 2004 tentang Pedoman Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma, Sarjana dan Pascasarjana pada Perguruan Tinggi Agama Islam 7. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 353 tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Agama Islam 8. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 387 tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam
Kompetensi Utama
Kompetensi Tambahan
Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kompetensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa sebagai dasar bagi kompetensi utama dan kompetensi tambahan
Kompetensi Utama
kompetensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa sesudah menyelesaikan pendidikannya di suatu program studi tertentu, kompetensi utama ini disusun berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.
Lanjutan . . .
Komponen Kompetensi Paedagogik
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Sosial
Kompetensi Profesional
Kompetensi Paedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu 4. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran 5. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik 6. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
Kompetensi Kepribadian
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia 2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat 3. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri 4. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru 5. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat
Kompetensi Sosial
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi 2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat 3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya 4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain
Kompetensi Profesional
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri
Kompetensi Tambahan
kompetensi di luar kompetensi dasar dan kompetensi utama yang ditetapkan oleh jurusan yang dipilih oleh mahasiswa. Adapun kompetensi tambahan jurusan adalah profesi keguruan, teknologi informasi, statistik, metodologi penelitian, keislaman, sepuluh mata pelajaran di MI