You are on page 1of 12

BAB I. Pendahuluan A.

Latar Belakang Tingginya tingkat pengangguran yang ada di Indonesia disebabkan oleh banyaknya pemutusan tenaga kerja oleh perusahaan tempat mereka bekerja.Hal ini menyebabkan berbagai masalah bagi para korban PHK tersebut. Saat sulit seperti ini harus mereka hadapi,kebingunganpun menghantui pikiran mereka. Kebutuhan yang harus dipenuhi semakin menambah daftar penderitaan mereka, ditambah harga-harga sembako yang melambung tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, mereka akan menjual atau menggadaikan harta benda yang ada. Uang pesangon yang mereka dapatkan dari perusahaan tempat mereka bekerja sebelumnya harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya, itu pun apabila perusaahan tersebut memberikan hak mereka itu. Pemutusan hubungan kerja oleh pihak perusahaan yang terjadi secara sepihak sangat merugikan para karyawan. Dalam UU NO.13/2003, yang mengatur tentang ketenagakerjaan, bahwa perusahaan tidak boleh memberhentikan karyawannya secara sewenang-wenang tanpa adanya sebab-sebab yang telah disepakati bersama sebelumnya. Hal seperti ini tidak dapat dibiarkan terus berlangsung secara terus menerus, para korban PHK atau pengangguran serta pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk dapat keluar dari keterpurukan mereka. Wirausaha dapat menjadi alternatif bagi korban PHK sebagai salah satu tindakan keluar dari lketerpurukan tadi. Berwirausaha tidaklah begitu sulit asalkan setiap orang mau mencoba dan berani memulai sesuatu yang baru. Modal tidak begitu menjadi faktor utama dalam berwirausaha, tapi yang terpenting adalah semangat, kerja keras dan disiplin. Dengan demikian maka akan terbentuk pelaku-pelaku ekonomi yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain di tengah-tengah krisis global ini. \

BAB II. ISI KEWIRAUSAHAAN Pengertian Kewirausahaan Pasti kita pernah mendengar kata wirausaha. Wirausaha sama dengan wiraswasta. Secara etimologi, wira artinya layak dicontoh, usaha artinya berkemauan keras, sedangkan swasta artinya berdiri di kaki sendiri. Intinya suatu bentuk usaha untuk mencapai kesuksesan dengan kemampuan sendiri. Jadi kewirausahaan menurut John Kao adalah suatu usaha untuk menciptakan nilai melalui suatu peluang bisnis dengan mengambil risiko yang tepat dan melalui komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi sumber daya manusia, modal, dan barang guna suatu keberhasilan. Pengertian Kewirausahaan Menurut Parah Ahli A. Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian. B. Jean Baptista Say (1816) Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya. C. Frank Knight (1921) Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan. D. Joseph Schumpeter (1934) Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk : 1. 2. 3. 4. 5. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, Memperkenalkan metoda produksi baru, Membuka pasar yang baru (new market), Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya
2

dengan kombinasi sumber daya. Penrose (1963) Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan. E. Harvey Leibenstein (1968, 1979) Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.[2] Karakteristik Wirausahawan Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang harus dimiliki dalam diri seorang wirausahawan. Hal ini diperlukan agar wirausahawan mampu bersaing dengan dunia luar dan mencapai kesuksesan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut. a. Memiliki keinginan dan keberanian. Untuk memulai berwirausaha diperlukan keinginan dan keberanian yang kuat, siap mental, fisik dan psikis. Karena ini adalah langkah awal menuju sebuah kesuksesan. b. Memiliki intuisi. Siapa saja bisa jadi wirausahawan, tidak ada tes atau wawancaranya. Orang yang berpendidikan rendah maupun tinggi, orang yang modalnya sedikit atau banyak, bisa melakukannya. Intuisi dapat diperoleh dengan cara saling berbagi pengalaman dengan orang lain dan mempelajari pengalaman orang lain. c. Berani mengambil risiko.

Segala sesuatu yang diperbuat pasti memiliki risiko. Seorang wirausawan harus siap untuk sukses dan harus siap gagal, terlebih lagi jika ia belum memiliki pengalaman apapun mengenai berwirausaha. d. Bersikap optimis. Sikap optimis sangat diperlukan untuk meraih kesuksesan, karena optimisme merupakan dorongan dalam diri untuk terus maju.

Motif Berwirausaha Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa seseorang tertarik untuk berwirausaha dari berbagai segi ; 1. Keuangan, untuk mencari nafkah, ingin menjadi kaya, menambah pendapatan, jaminan atau tabungan di masa depan. 2. Sosial, untuk memperoleh status yang lebih tinggi atau gengsi, dihormati banyak orang, dan mengenal dan dikenal banyak orang. 3. Pelayanan, untuk membahagiakan orangtua atau orang terdekat, memberi lapangan pekerjaan bagi orang lain, memakmurkan dan mensejahterakan Indonesia secara tidak langsung. 4. Kepribadian, untuk melatih diri manjadi pribadi yang tanggung jawab, mandiri, tidak bergantung kepada orang lain, inovatif, kreatif, produktif. 5. Berprestasi, untuk mencapai kepuasan terbaik dengan cara terbaiknya. Proses Wirausaha Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Sebuah inovasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal tersebut misalnya pendidikan dan pengalaman. Contoh faktor eksternal nya adalah aktivitas, peran,dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34). 1. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri atau manufaktur atau produksi atau jasa. 2. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap jalan, tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspekaspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi. 3. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi 4. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Pola Pikir Wirausahawan a. Percaya diri Seorang wirausaha harus percaya diri terhadap apa yang dikerjakannya. Karena jika it tidak punya rasa percaya diri ia tidak akan pernah maju. b. Berorientasi pada prestasi c. Berani mengambil risiko Segala sesuatu yang kita lakukan pasti memiliki risiko. Seberat apapun risikonya, seharusnya tidak menjadi halangan bagi seseorang untuk mengambil keputusan atau berwirausaha. d. Berjiwa independen Dalam mengambil keputusan untuk melakukan suatu kebijakan, seorang wirausaha harus memutuskannya sendiri. Ia juga harus tegas dalam berpendirian. Jika tidak, ia akan mudah terpengaruh oleh orang lain yang mungkin saja bisa merupakan hal-hal negatif yang membahayakan. e. Kreatif dan inovatif Untuk mencapai kesuksesan, kreatif dan inovatif sangatlah dibutuhkan karena persaingan dalam bidang kewirausahaan sangatlah ketat. Bisa dibilang hal ini salah satu faktor besar yang menentukan sukses tidaknya usaha seseorang.[3] f. Ulet dan tekun Berwirausaha bukanlah hal yang mudah, jadi perlu keuletan dan ketekunan untuk berwirausaha yang benar agar tercapai sebuah kesuksesan.

Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha Tiap orang tertarik untuk berwirausaha dikerenakan berbagai keuntungan, banyak sekali keuntungan yang akan didapat jika seseorang berani untuk berwirausaha yang paling terlihat keuntungannya dalam berwirausaha dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar : 1. Laba, 2. Kebebasan, dan 3. Kepuasan dalam menjalani hidup 1. Keuntungan Berupa Laba Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan keuntungan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian keuntungan berupa laba merupakan motifasi yang kuat bagi wirausaha tertentu. Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau membagikan laba tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan laba yang pantas. B. Keuntungan Berupa Kebebasan Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan keuntungan lain bagi seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadnya secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri. C. Keuntungan Berupa Kepuasan Dalam Menjalani Hidup Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative tetap berskala kecil.[4]

Kerugian seorang wirausahawan adalah : 1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil. 2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar. 4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. 5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien. 6. kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif. 7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar. 8. Ketidak mampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. Peggy Lambing dan Charles L Khuel (2000:19-20) mengemukakan keuntungan dan kerugian berwirausah sebagai berikut: A. Keuntungan berwirausaha : 1. Otonomi. Pemgelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausah menjadi seorang bos yang penuh kepuasan.

2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk menggembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha. 3. Control financial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa kekeyaan milik sendiri. Kerugiaan berwirausaha : 1. Pengorbanan personal. Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga.

2. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keungan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan. 3. Kecilnya keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan sumber dana miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative kecil.[5] SIKAP SEORANG WIRAUSAHA Sikap seorang wirausahawan dalam mengambil keputusan terhadap lingkungan usaha merupakan kunci utama dalam usaha meningkatkan kualitas. Seorang yang memiliki sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya.

Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut: a. Disiplin

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan
8

memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja. b. Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan targettarget yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan. c. Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.

d.

Kreatif dan Inovatif

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil. e. Mandiri

Seseorang dikatakan mandiri apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian

merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya. f. Realistis

Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:


a. Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.

b.

Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

c.

Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi d. Tahap mengembangkan usaha

Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil

10

BAB III. PENUTUP

KESIMPULAN Kewirausahaan bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan sehingga banyak yang perlu dipelajari dan diperhatikan untuk menjadi seorang wirausahawan. Dewasa ini kewirausahaan sudah mulai berkembang diiringi oleh majunya teknologi, pengetahuan, dan faktor pendorong lainnya. Meskipun keuntungan dalam berwirasuaha menggiurkan, tapi ada juga biaya yang berhubungan dengan kepemilikan bisnis tersebut. Memulai dan mengoperasikan bisnis sendiri membutuhkan kerja keras, menyita banyak waktu dan membutuhkan kekuatan emosi. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi wirausaha, tidak ada jaminan kesuksesan. Wirausaha harus menerima berbagai resiko berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tantangan berupa kerja keras, tekanan emosional, dan risiko meminta tingkat komitmen dan pengorbanan jika kita mengharapkan mendapatkan keuntungan. Semoga dengan berjalannya waktu wirausahawan di Indonesia ini bisa bertambah dan membuat Indonesia sejahtera dan makmur.

Saran
Lembaga lembaga seperti UKMKU siap menolong para korban PHK ataupun pengangguran dalam usaha mereka memulai berwirausaha. Penyuluhan dan pelatihan siap dilakukan demi menambah wawasan para korban PHK dan pengangguran tentang wirausaha. Selain itu, banyak lembaga lembaga lainnya yang siap membantu dalam masalah modal untuk berwirausaha.

11

Daftar Pustaka

Wijandi, Soersasono. Pengantar Kewiraswastaan. Bandung, Sinar baru. 2004

Ade. Hakikat dan Konsep Kewirausahaan. http://adesyams.blogspot.com/2009/06/hakikat-dankonsep-dasar-kewirausahaan.html

Seisheya.Kewirausahaan, http://seisheya.wordpress.com/2011/12/24/ konsep-dasarkewirausahaan/, terakhir diakses 9 maret 2012 pukul 5:48 WIB

Regen Of Raubraut.Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha. http://dothack17.blogspot.com/2010/12/keuntungan-dan-kerugian-berwirausaha.html,

Abu BakarHafidz.2007.Kiat-kiat Sukses Berwirausaha.Jakarta.Erlangga

12

You might also like