You are on page 1of 38

PENGENDALIAN VEKTOR (VECTOR CONTROL)

Dr. Darlan Djali Chan, Sp.S, DAP&E Dr. Helma Samad, MKT

Istilah :
Vector Eradication yaitu sapu bersih; pemusnahan semua vektor. Pengendalian vektor (vektor kontrol) yaitu mengurangi atau menekan populasi manjadi serendah-rendahnya sehingga tidak berbahaya lagi sebagai penular penyakit pada manusia. Yang mungkin dilakukan manusia hanyalah kontrol bukan eradikasi.

Pengendalian vektor (vector control) terhadap Arthropoda dapat dibagi atas : 1. Kontrol secara alami = Natural
Alam sebagai ciptaan Allah telah mengadakan pembatasan dari populasi Arthropoda yaitu malalui
Iklim
Panas : udara terlalu panas Dingin : suhu terlalu dingin Angin : yang terlalu kencang Cahaya matahari langsung Hujan lebat terus menerus atau tidak pernah turun Air yang terlalu banyak, kadar garan terlalu tinggi, kadar oksigen terlalu rendah Gunung yang tinggi/sungai terlalu deras Laut/danau tak bisa berkembang Arthropoda Padang rumput, ada Arthropoda yang tak suka.

Predator
Ada Arthropoda yang bersifat kanibal terhadap sesamanya Parasit yang memakan Arthropoda, ada burung, katak, cicak Jamur yang memakan telur/larva Arthropoda Bakteri/virus pemangsa Arthropoda Ada tumbuhan pemakan Arthropoda

2. Kontrol buatan = Artifisial


Ini adalah usaha atau kerja manusia untuk membatasi/melenyapkan atau mengurangi populasi Arthropoda tsb. Beberapa Artifisial control adalah:
Pengendalian mekanikal Ini adalah cara langsung dengan tangan /alat bisa juga secara tidak langsung seperti dengan umpan atau pakai lampu dapat juga dengan pemusnahan breeding place dari Arthropoda Enviromental control atau kontrol dengan pengendalian lingkungan. Cara ini adalah pengedalian lingkungan , mengobah atau memanipulasi lingkungan sehinggalingkungan tersebut tidak cocok untuk Arthropoda tersebut.

Ada 2 cara modifikasi dan manupulasi lingkungan


Modifikasi lingkungan yaitu dengan merobah sarana fisik dari lingkungan tersebut yang bersifat permanen seperti mengatur sistem irigasi, tempat sampah, menghilangkan rawa dan sebagainya. Manipulasi lingkungan mengadakan pemeliharaan dan pembersihan lingkungan yang terus menerus misalnya melenyapkan tumbuhan air melancarkan jalan air tersebut.

3. Kontrol secara Biologis


Ini adalah cara yang paling baik dan bereaksi spesific. Caranya dengan mengembangkan organisme yang jadi pemangsa dari vektor tersebut. Beberapa organisme : ada yang jadi musuh alami , ada beberapa jenis ikan , larva nyamuk , cacing Nematoda, Crustacea. Ada beberapa bakteri,jamur yang makanannya adalah larva nyamuk . Beberapa jenis ikan pemangsa larva nyamuk seperti ikan gabus, ikan kepala timah. Larva nyamuk Toxorhychities,larva capung, larva Crustacea yang makannya adalah larva nyamuk

4. Kontrol secara genetika


Disini dilakukan di laboratorium dengan cara merobah sifat genetika sekelompok serangga dengan radiasi, bahan kimia atau merubah sifat DNA serangga tersebut, lalu dilepaskan kembali ke alam sehingga yang mandul tadi tidak mengasilkan keturunan dari Arthropoda yang bisa jadi vektor . Atau Arthropoda yang sudah mandul tersebut dikawinkan dengan serangga lain yag tidak berbahaya.

5. Kontrol secara Legal (Legal Control)


Ini adalah kontrol dengan membuat aturan / undang undang oleh pemerintah yang kuat yang bersifat nasional /internasional dengan sangsi hukum yang berat. Disini aparat harus bersih dan berwibawa sehingga benar benar dilaksanakan dengan murni.

Peraturan /undang undang yang dibuat berlaku terhadap pesawat terbang, kapal laut atau pendatang dari luar negeri yang disangka membawa vektor penyakit yang disangsikan ke negara kita. Begitu juga terhadap penduduk/warganegara yang melanggar peraturan undang undang yang telah dikeluarkan pemerintah /Departemen Kesehatan.

6. Kontrol secara kimiawi


Disini diunakan bahan kimia dimana bahan kimia ini berfungsi untuk membunuh segala bentuk serangga (Arthropoda) baik dewasa, telur, larva maupun pupanya. Disamping itu juga bahan kimia yang mencegah serangga mendekat dan menggigit manusia. Bahan kimia yang membunuh dinamakan insektisida dan yang mencegah menggigit/hisap darah disebut repellent.

Insektisida dapat dipakai dalam daerah yang luas dan hasilnya segera terlihat, tetapi keburukannya dapat merusak ternak, tanaman, dan lingkungan serta matinya ternak dan binatang lain yang berguna, juga manusia sendiri. Insektisida yang membunuh larva disebut larvasida, membunuh telur disebut ovisida, membunuh dewasa disebut adultsida, membunuh mite disebut mitisida, membunuh pediculus disebut lousisida

7. Kontrol secara fisik


Ini adalah cara pengendalian vektor dengan cara fisika, seperti melakukan pendinginan, pemanasan, pembekuan, baik dengan listrik maupun kipas angin, lampu kuning dan sebagainya, sehingga Arthropoda tak bisa beraktivitas atau hidupnya terganggu.

Bagaimana keampuhan kerja suatu insektisida dalam membunuh serangga tergantung pada :
1. Bentuk dari insektisida 2. Sifat kimia dari insektisida 3. Cara masuknya insektisida ke dalam tubuh Arthropoda.

Menurut bentuknya dapat dibagi atas :


Bentuk padat :
Serbuk (dust), ukurannya 35-200 dan tembus 20 mesh screen Granule, ukuran sebesar butir pasir dan tidak tembus 20 mesh screen (sebesar gula pasir) Pellet, berukuran 1-3 cm

Bentuk cair (larutan) :


Aerosol dan fog, ukurannya 0,1-50 Kabut (mist) ukuran 50-100 Spray, ukuran 100-500

Gas :
Asap (fumigan) = fumes = smokes, ukuran 0,001-0,1
Uap (vapours), berukuran < 0,001

Berdasarkan kimianya, insektisida dibagi atas :


Organik alam = natural organic insecticidae
Berasal dari tumbuhan : piretrum, rotenon, nikotin, sabadila. Berasal dari bumi : minyak tanah, minyak pelumas, minyak solar

Organik sintetik
Organik klorin (DDT, dieldrine, klorden, BHC, lindane) Organik fosfor : malation, paration, diazinon, fenitrotion, temefos, DDVP, diptereks Organik nitrogen : dinitrofenol Golongan sulfur : karbamat, Baygon Golongan tiosianat : letena, tanit

Anorganik
Terdiri dari golongan sulfur dan merkuri, yaitu SO2, SO4, HG Cl, Arsenikum, paris green dan ada juga golongan Fluor.

Berdasarkan cara masuknya ke tubuh :


Racun kontak (contact poisons)
Yaitu insektisida yang masuk ke tubuh serangga melalui eksoskeleton Bisa juga melalui alat pernapasan, darah, atau kulit Umumnya racun kontak digunakan untuk membunuh serangga yang mempunyai bentuk mulut tusuk isap.

Racun perut (stomach poisons)


Insektisida masuk ke tubuh Arthropoda melalui mulut atau dimakan, jadi serangga itu mempnyai mulut menggigi, mengerat dan mengisap.

Racun pernapasan (Fumigants)


Racun masuk ke tubuh serangga melalui alat pernapasan (spiracle)

Insektisida ideal adalah :


Daya bunuhnya besar dan cepat serta tidak berbahaya pada manusia dan ternak Sifat kimianya stabil dan tidak mudah terbakar Mudah digunakan dan mudah larut Mudah didapat dalam jumlah besar dan harganya murah Tidak berwarna, tidak berbau atau wangi.

Insektisida organik sintetik


1.Organik klorin - DDT - Diedrin - Klordena - BHC - Lindena

2. Organik Fosfor
- Malation - Paration - Diazinon - Fenitrotion - Abate - DDVP - Diptareks

3. Organik Sulfur
- Baygon - Sevin 4. Organik Nitrogen - Dimitrofenol - Prolan 5. Tiosianat - Letene - Tanit

REPELLENT
Minyak sereh Dimetil talat Dietil toluamide Rutgers 612 Benzil benzoat Puretrum

KHASIAT INSEKTISIDA DALAM MEMBUNUH SERANGGA


Bergantung pada: 1. Bentuk dari insektisida 2. Cara masuk 3. Macam bahan kimia 4. Konsentrasi 5. Jumlah dosis

HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Spesies Serangga Ukuran besar Susunan tubuh Bentuk tubuh Habitat Perilaku Kebiasaan makan

1.DDT (Dichloro Diphenil Trichloroethane)


Kristal putih Masuk organik klorin Kimia stabil Harga termurah Daya residu lama 3 6 bulan Tidak larut dalam air Larut dalam pelarut organik

Daya bunuh besar Tidak terlalu toksik terhadap mamalia Bersifat serbaguna Dosis 2 gram/ml 3 tahan 6 bulan Digunakan untuk: Lalat,nyamuk,Tuma,Pinjal,Cimex

Di Jawa Sumatera 1964-1958 Pemberantasan Malaria Vektor

2. Abate
Masuk organo Fosfor Dijual dalam bentuk Sand granules Sangat toxic terhadap larva nyamuk Tidak toxic terhadap manusia Populer terhadap Aedes aegypti Nama lain: Temepos Dosis : 10 gram/ 100 liter air

3. Baygon
Gol. Karbamat Sedikit berbau Dipakai sebagai Residual Spray aerosol Tahan 5 bulan Kurang toxic terhadap manusia,ternak Dipakai terhadap: Lipas,Lalat,Nyamuk,Laba-laba Bisa sebagai Repllent

4.Dieldrin
Dipakai sebagai Residual spray Lebih toxic dari pada DDT Residu lebih pendek (1-3 bulan) Masuk kelompok Klordena = Klordena series Digunakan terhadap serangga yang resisten terhadap DDT untuk bunuh lalat,nyamuk,semut,lipas

5. Piretrum
Berasal dari kepala bunga matahari (Chrysanthema Spp) Daya bunuh terhadap serangga besar Bersifat neurotoxic serangga + Larut dalam minyak,dalam bentuk serbuk Tidak toxic terhadap mamalia sebagai repellent

Resistensi terhadap Insektisida


Yaitu kemampuan suatu populasi serangga untuk bertahan terhadap pengaruh suatu Insektisida yang biasanya mematikan I. Resistensi bawaan Populasi serangga Anggota yang resisten Anggota Gen Mutasi Keturunan Resistensi seluruhnya

A.Resistensi Fisiologik Bawaan


O.K. hal hal : 1.Daya absorbsi yang terlalu lambat serangga tidak mati 2. Insektisida di tumpuk disimpan di jaringan lemak Jaringan vital terhindar Serangga tidak mati 3.Insektisida cepat di eksresi 4.Detoksifikasi

B.Resistensi Kelakuan Bawaan


Ini O.K. hal hal : 1. Perubahan habitat serangga Keturunannya 2. Sifat menghindar dari pengaruh insect AVOIDANCE

II. Resistensi Didapat


Suatu populasi serangga

Anggota yang rentan menyesuaikan diri terhadap pengaruh insektisida


tidak mati keturunannya POPULASI BARU YANG RESISTEN

TERIMAKASIH

You might also like