Professional Documents
Culture Documents
Dalam bab ini kita membatasi pembahasan pada gelombang panjang atau untuk perairan
dangkal (shallow water wave).
Pertama-tama kita formulasikan syarat batas kinematik di dasar perairan.
S.B. Kinematik di dasar.
Kecepatan normal Vn = 0 di z = -h(x, y)
Kita misalkan permukaan dasar secara umum dinyatakan oleh F(x,y,z) = 0.
Vektor n yang mana n = 1 dan n , dapat dinyatakan sebagai
∇F
n=
∇F
dari F = z + h (x,y),
kita peroleh
∂h ∂h
∇F = , ,1 ,
∂x ∂y
jadi dari hubungan
∇F ∂h ∂h
Vn = n.V = .V = 0 ini berarti ∇F .V = 0 atau u +v +w=0
∇F ∂x ∂y
jadi S. B. Kinematik di dasar perairan adalah
∂h ∂h
u +v +w=0 di z = - h (x,y)
∂x ∂y
persamaan hidrodinamika pada bumi yang berotasi diberikan oleh :
∂x 1 ∂p
− fv = −
∂t ρ 0 ∂x
∂v 1 ∂p
+ fu = −
∂t ρ 0 ∂y
∂w 1 ∂p
=−
∂t ρ 0 ∂z
∂u ∂v ∂w
+ + =0
∂x ∂y ∂z
74
Dengan S. B. sebagai berikut :
∂ζ
a. S.B Kinematik permukaan − w = 0 di z = 0
∂t
∂h ∂h
di dasar u +v +w=0 di z = - h(x,y)
∂x ∂y
b. S. B. Dinamik : p − gρ 0ζ = 0 di z = 0
∂w
Sekarang kita lakukan pendekatan gelombang panjang dengan mengabaikan , maka
∂t
Persamaan (7.1), (7.2), dan (7.3) adalah persamaan gelombang panjang dengan kedalaman
berubah (dalam ruang).
Disini kita anggap dasar perairan berubah secara perlahan. Bukan perubahan kedalaman
yang drastis.
h berubah secara perlahan dibadingkan skala panjang gelombang.
75
Persamaan gelombang panjang ini diterapkan untuk mempelajari Seiche disuatu basin
tertutup dengan bentuk yang teratur.
Contoh pemakaian :
Tinjau suatu basin tertutup yang bentuknya tidak teratur seperti terlihat pada gambar -
gambar berikut :
tampak atas :
B2(x)
x
l
B1(x)
z
x=x0
Z l
x
B1(x) B2(x)
y
Penampang longitudinal
-h(x,y)
Penampang meridional
76
∂
Anggap kecepatan dalam arah y (v) = 0, dan gradien dalam arah y juga = 0 atau =0,
∂y
∂h
kecuali ≠ 0 . Peninjauan ini adalah untuk gelombang yang tidak dipengaruhi oleh rotasi
∂y
bumi yaitu f = 0.
Dengan anggapan ini persamaan hidrodinamika gelombang panjang menjadi :
∂u ∂ζ
= −g (7.4)
∂t ∂x
∂ζ ∂
+ (uh) = 0 (7.5)
∂t ∂x
Ada dua persamaan dengan dua parameter yang tidak diketahui ( u & ζ ).
Persamaan (7.4) dan (7.5), pada hakekatnya adalah persamaan gelombang panjang satu
dimensi yang merambat di suatu basin (kanal) tertutup dengan kedalaman yang berubah
dalam ruang dan bentuknya teratur.
Integrasikan persamaan kontinuitas (persamaan 7.5) terhadap arah y,
B2 ( x ) ∂ζ ∂
∫1
B ( x)
+ (uh) dy = 0
∂t ∂x
B2 ( x ) ∂ ∂ζ
∫1
B ( x)
(uh)dy + B2 ( x) − B1 ( x)
∂x ∂t
=0
( B2 ( x) − B1 ( x) ) ∂ζ ∂ B2 ( x )
∂x ∫B1 ( x )
+ (uh)dy = 0
∂t
77
atau
( B2 ( x) − B1 ( x) ) ∂ζ ∂u B2 ( x )
∂x ∫B1 ( x )
+ hdy = 0
∂t
B2 ( x )
Misal : ∴ S ( x) = ∫ hdy
B1 ( x )
∴ B ( x) = B2 ( x) − B1 ( x)
dengan demikian persamaan diferensial kita menjadi :
∂ζ ∂
B + (uS ) = 0 (7.6)
∂t ∂x
∂u ∂ζ
= −g (7.7)
∂t ∂x
Eliminasi ζ dari persamaan - persamaan di atas :
∂ 1 ∂ ∂ζ
(uS ) = −
∂x B ∂x ∂t
∂ 1 ∂ ∂ 2ζ
( uS ) = − (7.8)
∂x B ∂x ∂t∂x
∂ ∂u ∂ζ ∂ 2u ∂ 2ζ
= −g atau = −g (7.9)
∂t ∂t ∂x ∂t 2 ∂t∂x
jika persamaan (7.9) dikurangi persamaan (7.8), maka diperoleh :
∂ 2u ∂ 1 ∂
−g (uS ) = 0 (7.10)
∂t 2
∂x B ∂x
(uS) = transpor volume dalam arah x yang melewati suatu penampang melintang.
∆∈
uS = S.
∂t
S = penampang melintang dari basin dalam arah y.
u = kecepatan fluida tegak lurus bidang S.
∇∈ = perpindahan dalam waktu ∇t
Syarat batas u S = 0 di x = 0 dan x = l
Sekarang kita gunakan simbol baru untuk u S yaitu
(uS ) = u~
78
B ( x' )dx' ≈ ~
x
∫
0
x ≈ luas permukaan dari 0 sampai x
∂ d~ x ∂
=
∂x dx ∂~ x
d~
x
= B ( x) − B(0) = B ( x)
dx
~
~ U ∂ ∂
Dari (uS ) = u maka u = dan =B , dengan demikian persamaan (7.10)
S ∂x ∂x
∂ 2u ∂ 1 ∂
−g (uS ) = 0 (percepatan sesaat)
∂t 2
∂x B ∂x
dapat dituliskan sebagai :
~
1 ∂ 2U ∂ 1 ∂ ~
− gB ~ .B ~ (U ) = 0 atau
S ∂t 2
∂x B ∂x
~ ~
∂ 2U ∂ 2U
− gBS ~ 2 = 0 (7.11)
∂t 2 ∂x
~
U = transpor volume dalam arah x
Disini persamaan differensial telah dinyatakan dalam bentuk transpor volume, dengan
syarat batas :
~ ~
x =0
1). U = 0 di
~ ~ l ~
2). U = 0 di x = ∫ B ( x' )dx' = l
0
~
dengan l = luas seluruh permukaan basin
79
~ ~
∂ 2U ∂ 2U
Dengan notasi ini persamaan (7.11) − gBS ~ 2 = 0
∂t 2 ∂x
~ ~
∂ 2U ~ ∂ 2U
dapat ditulis sebagai − g σ ( x ) =0
∂t 2 ∂~x2
dx
ω 2U d 2U ~
atau + (x ) = 0 dengan S. B
gσ ( ~
x ) d~ x2
U = 0 di ~
x =0 ~ ~
dan x=L
80
BAB VII
ENERGI GELOMBANG DAN KECEPATAN GROUP
Energi kinetik suatu partikel yang bergerak dengan kecepatan v dan massa m adalah
1
mv 2
2
Kita punya banyak partikel didalam volume v, elemen massa didalam v, dm = ρ dv, jadi
energi total adalah :
Energi kinetik total didalam volume v adalah
1 1
∫ 2 v dm = ∫ 2 ρv dv = E * kin
2
1 ζ 1 L
E * kin = ρ o ∫ ∫ ∫ dxdydz
2 −H 0 0
1 0 1 L 1 ζ 1 L
E * kin = ρ o ∫ ∫ ∫ v 2 dxdydz + ρ o ∫ ∫ ∫ v 2 dxdydz
2 −H 0 0 2 −H 0 0
Sekarang kita tinjau konstribusi integral kedua di ruas kanan terhadap energi kinetik. Kita
lakukan uraian Taylor dari kecepatan di sekitar z = 0
∂v
v ( z ) = v (0) + z + ....
∂z z =0
81
ζ ζ ∂v
jadi ∫0
v dz = ∫ v 2 ()) + 2 (0) z + ... dz
0
∂z
∂v ζ2
v 2 (0)ζ + 2 v (0) + ...
∂z z =0 2
Kita lihat disini bahwa suku pertama di ruas kanan ordenya 3 (tiga, sedangkan suku kedua,
ordenya 4 (empat).
Jika kita hanya meninjau energi gelombang sampai dengan orde kedua saja, maka
konstribusi dari integral kedua di atas dapat kita abaikan.
Dengan demikian energi kinetik dapat kita nyatakan sebagai :
1 0 1 1
E * kin = ρ o ∫ ∫ ∫ v 2 dxdydz
2 −H 0 0
ζ L
E * pot = ρ o ∫ gzdz = gρ o ∫ ∫ zdxdydz
−H 0
v
L ζ H2
2
gρ o ∫ − dx
0
2 2
Kita definisikan energi potensial = 0 bila tidak ada gelombang, ini berarti
L H2
∫0 2
dx = 0, dengan demikian
gρ o L
E * kin =
2 ∫
0
ζ 2 dx
catatan : tanda (*) menunjukkan energi gelombang yang terkandung didalam suatu
gelombang dengan panjang "L" (didalam arah x) dan lebar satu satuan "y", dari
permukaan sampai ke dasar perairan.
Kerapatan energi kita definisikan sebagai :
82
E*
= energi persatuan luas ( y = 1), jadi
L
E * kin
E kin =
L
E * pot
E pot =
L
ζ = a sin(kx − ωt )
gak cosh k ( H + z
u= sin( kx − ωt )
ω cosh(kH )
gak cosh k ( H + z
W =− cos(kx − ωt )
ω cosh(kH )
Substitusikan besarn - besaran ini kedalam persamaan energi kinetik dan potensial dan
integral terhadap "x" dan "z" saja, sebab terhadap "y" adalah satu satuan.
1 0 L
E * kin = ρ o ∫ ∫ v 2 dxdz
2 −H 0
1 0 L
E * kin = ρ o ∫ ∫ (u 2 + ω 2 )dxdz
2 −H 0
83
L ζ2
E * pot = ρ o g ∫ dx
0 2
x 1
∫ sin xdx = − sin 2 x
2
2 4
x 1
∫ cos xdx = − sin 2 x
2
2 4
dx 1
=
ds k
L 1 S = 2π −ωt 2
jadi ∫0
sin 2 (kx − ωt ) =
k ∫S = −ωt
sin Sds
L 1 1 1 1 1
∫0
sin 2 (kx − ω t )dx =
k 2
( 2π − ω t ) −
2
( − ω t ) −
4
sin 2 ( 2π − ω t ) +
4
sin 2(−ω t )
2 1 x
∫ sinh xdx =
2
sinh x cosh x −
2
2 1 x
∫ cosh xdx =
2
sinh x cosh x +
2
84
0
1 kH
jadi : ∫
−H
sinh 2 k ( z + H )dz =
k ∫0
sinh 2 sds
1 1 s kH
= sinh s cosh s − 0
k 2 2
0 1 1 kH
∫
−H
sinh 2 k ( z + H )dz =
k 2
sinh kH cosh kH −
2
0 1 1 kH
∫
−H
cosh 2 k ( z + H )dz =
k 2
sinh(kH ) cosh(kH ) +
2
2
1 gak L1
E *
= ρo sinh( kH ) cosh(kH )
2 ω cosh(kH ) 2 k
kin
2
1 g 2a2k 2 L1
= ρo 2 sinh(kH ) cosh(kH )
2 ω cosh kH 2 k
2
ρo g 2a 2k1
E *
kin = L tanh(kH )
4 ω2
ρo 2
*
E kin = ga L
4
L ζ2 L a
2
E *pot = gρ o ∫ dx =gρ o ∫ sinh 2 (kx − ωt )dx
0 2 0 2
85
gρ o 2 L 1
E *pot = a = gρ o a 2 L
2 2 4
* *
Kita lihat disini E kin dan E pot harganya sama, atau
1
*
E kin = E *pot = gρ o a 2 L
4
1
*
Etot = E kin
*
+ E *pot = gρ o a 2 L
2
*
Etot 1
Etot = = gρ o a 2
L 2
Jadi energi gelombang berbanding lurus dengan a2, makin tinggi gelombang, makin besar
energinya, dimensinya adalah :
[ gρ a ] = [T
o
2 −2
]
ML−2 L2 = MT − 2 =
ML2T −2 energi
L2
:
luas.
[ E ] = MLT
*
kin
2
L = ML2T −2 = 1 joule.
J2
=
m2
Rumusan energi yang kita bahas di atas hanya berlaku untuk gelombang gravitasi yang
tidak dipengaruhi oleh rotasi bumi ( f = 0 ) dan untuk dasar perairan yang datar.
Untuk kasus gelombang dengan f ≠ 0 ( dipengaruhi oleh rotasi bumi ), maka kita ingat
kembali rumus - rumus untuk gelombang sverdrup dengan η= 0.
86
ζ = a sin(kx − ωt )
gaωk
u= sin(kx − ωt )
ω2 − f 2
gafk
V = cos(kx − ωt )
ω −f2
2
aω
W =− ( z + H ) cos(kx − ωt )
H
ω 2 − f 2 = gHk 2
gρ o L 1
E *pot =
2 ∫
0
ζ 2 dx =
4
gρ o a 2 L
1 L
*
E kin = ρ o ∫ (u 2 + v 2 + w 2 )dxdz
2 0
1 L g 2 a 2ω 2 k 2 ( gafk ) 2
= ρo H 2 +
2 2 (ω − f 2 ) 2 (ω 2 − f 2 ) 2
1 L (aω ) 2 0
+ ρo
2 2 H2 ∫ −H
( z + H ) 2 dz
0 H 2 3
karena ∫−H
( z + H ) 2 dz = ∫ x 2 dx =
0 3
H
1 (ω 2 + f 2 ) 1 ( aω ) 2 H 3
maka
*
E kin = ρ o HL( gak ) 2 2 + ρ o L
4 (ω − f 2 ) 4 H2 3
87
1 (ω 2 + f 2 ) g 2 k 2 H ω 2 H
*
E kin = ρ o La 2 g 2 +
4 (ω − f 2
) gHk 2
3
1 (ω 2 + f 2 ) ω 2 H
= ρ o La 2 g +
4 ω 2 − f 2 3 g
(ω 2 + f 2 ) ≥ ω 2 − f 2
ω2 + f 2
atau ≥1
ω2 − f 2
ω 2H
akan kita lihat apakah << 1 , sehingga dapat diabaikan.
3g
f adalah batas bawah dari ω, misal "ω" adalah 10 f , ω < f , kita ambil g = 103 cm/dtk2 ,
H = 10 km = 106 cm
dari ω < 10 f
ω 2 H 100 f 2 10 6 1 5 2 10 −8
< 3
= .10 f ~ .10 5
3g 3.10 3 3
10 −3
~ << 1
3
f = 10 −4
ω 2H ω2 + f 2
Jadi dapat diabaikan terhadap 2 dengan demikian
3g ω −f2
88
1 (ω 2 + f 2 )
*
E kin = ρ o La 2 g 2
4 (ω − f 2 )
E kin
untuk f = 0, maka =1
E pot
E kin ω 2 + f 2
untuk f ≠ 0 = > 1 , artinya Ekin selalu lebih besar dari Epot bila f ≠ 0
E pot ω 2 − f 2
1 (ω 2 + f 2 ) + (ω 2 − f 2 )
Energi total ( E tot ) = ρ o ga 2
4 (ω 2 − f 2 )
1 2
2ω 2
= ρ o La g
4 ω 2 − f 2
1 ω2
( E tot ) = ρ o ga 2 2
2 ω −f 2
Bila sejumlah energi tersedia dan "ω" berkurang mendekati f (ω → f ) tetapi tidak sama
dengan f , maka agar energi gelombang tidak menjadi ∞ ( tak hingga ), maka a 2 → 0.
Bila a = 0, berarti kita hanya mempunyai gerakan horisontal saja.
Gelombang berdiri ( f = 0 )
2agk sinh k ( H + z )
u= sin kx cos ωt
ω cosh(kH )
2agk sinh k ( H + z )
ω=− cos kx cos ωt
ω cosh(kH )
89
ζ = −2a cos kx sin kx = A cos(kx) sin( kx)
1 L gρ o 2 L 2
E *pot = gρ o ∫ ζ 2 dx = A sin ωt
2 0 2 2
L
E *pot = gρ o A 2 sin 2 ωt
4
L
*
E kin = gρ o A 2 cos 2 ωt
4
Bila sin2 ωt mencapai maximum, maka cos2 ωt = 0 dan sebaliknya. Atau bila Epot
maximum, maka Ekin minimum, artinya di puncak atau di lembah tidak ada gerakan.
Etot =
1
4
{
gρ o A 2 cos 2 ωt + sin 2 ωt }
1
= gρ o A 2
4
90
KECEPATAN GROUP
ζ 1 = a sin(k1 x − ω 1t )
ζ 2 = a sin( k 2 x − ω 2 t )
ζ 1 = a sin(k1 x − ω 1t )
ζ 2 = a sin( k 2 x − ω1 )
Disini kita lihat superposisi gelombang mempunyai dua frekuensi dan dua bilangan
gelombang.
1 1
2 frerkuensi (ω 1 + ω 2 ) dan (ω 1 − ω 2 )
2 2
1 1
2 bilangan gelombang (k1 + k 2 ) dan ( k1 − k 2 )
2 2
bil. gel. besar bil. gel. kecil
atau λ pendek atau λ panjang
91
Superposisi dari dua deretan gelombang progresif yang tak berhingga, menghasilkan suatu
gelombang yang amplitudonya termodulasi ( Amplitudo - modulated wave ).
1
(ω 1 + ω 2 ) = frekuensi carier wave
2
1
( k1 + k 2 ) = bilangan gelombang carier wave
2
1
(ω 1 − ω 2 ) = frekuensi modulated wave
2
1
( k1 − k 2 ) = bilangan gelombang modulated wave.
2
(ω 1 + ω 2 )
Carier wave bergerak dengan kecepatan fase = ( bergerak dalam arah "x"
( k1 + k 2 )
positif ).
(ω 1 + ω 2 )
Modulated wave bergerak dengan kecepatan fase =
( k1 + k 2 )
Sekarang kita tinjau gelombang perairan dalam ( deep water wave ) / Gelombang pendek.
Gelombang pertama dan kedua memenuhi hubungan dispersi
ω12 = gk1
ω 22 = gk 2
92
Agar memenuhi hubungan gelombang perairan dalam, maka untuk carier wave harus
berlaku :
1
1 2 1 dari ω2 = g k
2 (ω 1 + ω 2 ) = g 2 (k1 + k 2 ) ←
2
1
2 (ω 1 + ω 2 ) = g (k1 + k 2 )
2
Hasil di atas tidak sama dengan persamaan (2) ( carier wave tidak memenuhi hubungan
dispersif gelombang perairan dalam ).
Demikian juga halnya dengan modulated wave.
Sekarang misalkan untuk gelombang kedua, kita mempunyai frekuensi dan bilangan
gelombang yang tetap ( fixed ) yaitu ωo dan ko. Jadi gelombang kedua kita nyatakan :
ζ o = a sin( k o x − ω o t )
dan gelombang pertama frekuensi dan bilangan gelombangnya adalah variabel yaitu ω
dan k.
ζ = a sin(kx − ωt )
Kedua gelombang ini adalah gelombang gravitasi yang dicirikan oleh hubungan berikut:
ω o = f (k o ) → ω o2 = gk o
(ω + ω o )
= Cm
(k + k o )
carier
93
(ω − ω o )
kecepatan fase modulated wave = Cm
(k − k o )
modulated
Apa yang terjadi bila ω → ωo dan k → ko, jika k sangan berbeda dari ko.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dean, R.G., Dalrymple, R.A. (1984), Water Waves Mechanics for Engineers and
Scientist, Prentice-Hall, Inc., New Jersey
2. Hadi, S., (1998), Arus Laut, Departemen Geofisika dan Meteorologi, ITB, Bandung
3. von Schwind, (1980), Geophysical Fluid Dynamics for Oceanographers, Prentice-Hall,
Inc, USA
4. Komar, P.,D. (1976), Beach Processes and Sedimentation, Prentice-Hall, Inc, USA
5. Horikawa, K. (1988), Nearshore Dynamics and Coastal Processes, University of
Tokyo Press, Japan
6. McLelan, H.,J. (1965), Elements of Physical Oceanography, Pergamon Press, New
York
94