You are on page 1of 5

Fatwa Perkawinan Beda Agama

MUSYAWARAH NASIONAL VII


MAJELIS ULAMA INDONESIA TAHUN 2005

KEPUTUSAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Nomor: 4/MUNAS VII/MUI/8/2005
Tentang
PERKAWINAN BEDA AGAMA

‫ ِﻢ‬‫ﺮ ِﺣﻴ‬ ‫ﻤ ِﻦ ﺍﻟ‬‫ﺮﺣ‬ ‫ﷲ ﺍﻟ‬


ِ ‫ ِﻢ ﺍ‬‫ِﺑﺴ‬
Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil
Akhir 1426 H. / 26-29 Juli 2005 M., setelah
MENIMBANG : a. bahwa belakangan ini disinyalir banyak terjadi perkawinan beda
agama;
b. bahwa perkawinan beda agama ini bukan saja mengundang
perdebatan di antara sesama umat Islam, akan tetapi juga sering
mengundang keresahan di tengah-tengah masyarakat;
c. bahwa di tengah-tengah masyarakat telah muncul pemikiran yang
membenarkan perkawinan beda agama dengan dalih hak asasi
manusia dan kemaslahatan;
d. bahwa untuk mewujudkan dan memelihara ketentraman kehidupan
berumah tangga, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang
perkawinan beda agama untuk dijadikan pedoman.

MENGINGAT : 1. Firman Allah SWT:


‫ﺙ‬
‫ﻼ ﹶ‬
‫ﻭﹸﺛ ﹶ‬ ‫ﻰ‬‫ﻣﺜﹾﻨ‬ ‫ﺎ ِﺀ‬‫ﻨﺴ‬‫ﻦ ﺍﻟ‬ ‫ ِﻣ‬‫ﺏ ﹶﻟ ﹸﻜﻢ‬
 ‫ﺎ ﻃﹶﺎ‬‫ﺍ ﻣ‬‫ﺤﻮ‬
 ‫ ِﻜ‬‫ﻰ ﻓﹶﺎﻧ‬‫ﺎﻣ‬‫ﻴﺘ‬‫ﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾ‬‫ﺴ ﹸﻄﻮ‬
ِ ‫ﺗﻘﹾ‬ ‫ ﹶﺃ ﱠﻻ‬‫ﺘﻢ‬‫ﻭِﺇﻥﹾ ِﺧﻔﹾ‬ (١
‫ﻮﻟﹸﻮﺍ‬‫ﺗﻌ‬ ‫ﻰ ﹶﺃ ﱠﻻ‬‫ﻧ‬‫ﻚ ﹶﺃﺩ‬
 ‫ ﹶﺫِﻟ‬،‫ﻧ ﹸﻜﻢ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ ﹶﺃﻳ‬‫ﻣﹶﻠ ﹶﻜﺖ‬ ‫ﺎ‬‫ ﻣ‬‫ﺪ ﹰﺓ ﹶﺃﻭ‬ ‫ﺍ ِﺣ‬‫ﺍ ﹶﻓﻮ‬‫ ِﺪﹸﻟﻮ‬‫ﺗﻌ‬ ‫ ﹶﺃ ﱢﻻ‬‫ﺘﻢ‬‫ ﹶﻓِﺈﻥﹾ ِﺧﻔﹾ‬،‫ﺎﻉ‬‫ﺭﺑ‬ ‫ﻭ‬
(٣ :‫)ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ‬
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawini-nya), maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,
maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.
Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”.
(QS. al-Nisa [4]: 3).
Fatw a M unas V II M ajelis U lam a Indonesia tahun 2005
Fatwa Perkawinan Beda Agama

‫ﺩ ﹰﺓ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻨ ﹸﻜﻢ‬‫ﺑﻴ‬ ‫ﻌ ﹶﻞ‬ ‫ﺟ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻮﺍ ِﺇﹶﻟﻴ‬‫ ﹸﻜﻨ‬‫ﺘﺴ‬‫ﺎ ِﻟ‬‫ﺍﺟ‬‫ﻭ‬‫ ﹶﺃﺯ‬‫ﺴ ﹸﻜﻢ‬
ِ ‫ ﹸﻔ‬‫ ﹶﺃﻧ‬‫ ِﻣﻦ‬‫ﻖ ﹶﻟ ﹸﻜﻢ‬ ‫ﺧﹶﻠ‬ ‫ﺎِﺗ ِﻪ ﹶﺃﻥﹾ‬‫ ﺀَﺍﻳ‬‫ﻭ ِﻣﻦ‬ (٢
(٢١ :‫ﻭ ﹶﻥ )ﺍﻟﺮﻭﻡ‬‫ﺘ ﹶﻔ ﱠﻜﺮ‬‫ﻳ‬ ‫ ٍﻡ‬‫ﺕ ِﻟ ﹶﻘﻮ‬ ٍ ‫ﺎ‬‫ﻚ ﻟﹶﺂﻳ‬
 ‫ ِﺇ ﱠﻥ ﻓِﻲ ﹶﺫِﻟ‬،‫ﻤﺔﹰ‬ ‫ﺭﺣ‬ ‫ﻭ‬
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS. al-Rum
[30]: 21).
‫ﻶِﺋ ﹶﻜﺔﹲ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻬ‬‫ﻋﹶﻠﻴ‬ ‫ﺭ ﹸﺓ‬ ‫ﺎ‬‫ﺤﺠ‬
ِ ‫ﺍﻟﹾ‬‫ﺱ ﻭ‬
 ‫ﺎ‬‫ﺎ ﺍﻟﻨ‬‫ﺩﻫ‬ ‫ﻭﻗﹸﻮ‬ ‫ﺍ‬‫ﺎﺭ‬‫ ﻧ‬‫ﻠِﻴ ﹸﻜﻢ‬‫ﻭﹶﺃﻫ‬ ‫ﺴ ﹸﻜﻢ‬
 ‫ ﹸﻔ‬‫ﻮﺍ ﻗﹸﻮﺍ ﹶﺃﻧ‬‫ﻣﻨ‬ ‫ﻦ ﺀَﺍ‬ ‫ﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬‫ﻳﻬ‬‫ﺎﹶﺃ‬‫( ﻳ‬٣
(٦ :‫ﻭ ﹶﻥ )ﺍﻟﺘﺤﺮﱘ‬‫ﻣﺮ‬ ‫ﻳﺆ‬ ‫ﺎ‬‫ﻌﻠﹸﻮ ﹶﻥ ﻣ‬ ‫ﻳﻔﹾ‬‫ﻭ‬ ‫ﻫﻢ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺎ ﹶﺃ‬‫ﻪ ﻣ‬ ‫ﻮﻥﹶ ﺍﻟﱠﻠ‬‫ﺼ‬‫ﻳﻌ‬ ‫ ﹶﻻ‬‫ﺍﺩ‬‫ﻼﻅﹲ ِﺷﺪ‬ ‫ِﻏ ﹶ‬
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras,
yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
(QS. al-Tahrim [66]: 6).
‫ﻬﻢ‬ ‫ ِﺣﻞﱞ ﹶﻟ‬‫ﻣ ﹸﻜﻢ‬ ‫ﺎ‬‫ﻭ ﹶﻃﻌ‬ ‫ﺏ ِﺣﻞﱞ ﹶﻟ ﹸﻜﻢ‬  ‫ﺎ‬‫ﻮﺍ ﺍﻟﹾ ِﻜﺘ‬‫ﻦ ﺃﹸﻭﺗ‬ ‫ﻡ ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬ ‫ﺎ‬‫ﻭ ﹶﻃﻌ‬ ‫ﺕ‬
 ‫ﺎ‬‫ﻴﺒ‬‫ﻢ ﺍﻟ ﱠﻄ‬ ‫ﻡ ﹸﺃ ِﺣ ﱠﻞ ﹶﻟ ﹸﻜ‬ ‫ﻴﻮ‬‫( ﺍﻟﹾ‬٤
‫ ِﺇﺫﹶﺍ‬‫ِﻠ ﹸﻜﻢ‬‫ ﹶﻗﺒ‬‫ﺏ ِﻣﻦ‬  ‫ﺎ‬‫ﻮﺍ ﺍﻟﹾ ِﻜﺘ‬‫ﻦ ﺃﹸﻭﺗ‬ ‫ﻦ ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬ ‫ﺕ ِﻣ‬
 ‫ﺎ‬‫ﺼﻨ‬ ‫ﻤﺤ‬ ‫ﺍﻟﹾ‬‫ﺕ ﻭ‬ ِ ‫ﺎ‬‫ ِﻣﻨ‬‫ﻤﺆ‬ ‫ﻦ ﺍﻟﹾ‬ ‫ﺕ ِﻣ‬
 ‫ﺎ‬‫ﺼﻨ‬ ‫ﻤﺤ‬ ‫ﺍﻟﹾ‬‫ﻭ‬
‫ﺎ ِﻥ‬‫ ﺑِﺎﻟﹾِﺈﳝ‬‫ﻳﻜﹾ ﹸﻔﺮ‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫ﻭ‬ ،ٍ‫ﺍﻥ‬‫ﺪ‬‫ﺨﺬِﻱ ﹶﺃﺧ‬ ِ ‫ﺘ‬‫ﻣ‬ ‫ ﹶﻻ‬‫ﲔ ﻭ‬
 ‫ﺤ‬
ِ ‫ﺎ ِﻓ‬‫ﻣﺴ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﲔ ﹶﻏﻴ‬ ‫ﺼِﻨ‬ِ ‫ﻣﺤ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﻮ‬‫ﻦ ﹸﺃﺟ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻮ‬‫ﺘﻤ‬‫ﺗﻴ‬‫ﺀَﺍ‬
(٥ :‫ﻦ )ﺍﳌﺎﺋﺪﺓ‬ ‫ﺎ ِﺳﺮِﻳ‬‫ﻦ ﺍﻟﹾﺨ‬ ‫ﺮ ِﺓ ِﻣ‬ ‫ﻮ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﺂ ِﺧ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻤﹸﻠ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻂ‬
‫ﺣِﺒ ﹶ‬ ‫ﹶﻓ ﹶﻘﺪ‬
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan
(sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan
makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini)
wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita
yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di
antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu
telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya,
tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya
gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak
menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di
hari akhirat termasuk orang-orang merugi”. (QS. al-Maidah [5]: 5).
‫ﻭ ﹶﻻ‬ ،‫ ﹸﻜﻢ‬‫ﺒﺘ‬‫ﺠ‬ ‫ ﹶﺃﻋ‬‫ﻭﹶﻟﻮ‬ ‫ ِﺮ ﹶﻛ ٍﺔ‬‫ﻣﺸ‬ ‫ ِﻣﻦ‬‫ﺮ‬‫ﺧﻴ‬ ‫ﻨﺔﹲ‬‫ ِﻣ‬‫ﻣﺆ‬ ‫ﻣﺔﹲ‬ ‫ﻭﹶﻟﹶﺄ‬ ،‫ ِﻣﻦ‬‫ﻳﺆ‬ ‫ﻰ‬‫ﺣﺘ‬ ‫ﺕ‬ ِ ‫ ِﺮﻛﹶﺎ‬‫ﻤﺸ‬ ‫ﻮﺍ ﺍﻟﹾ‬‫ﻜِﺤ‬‫ﺗﻨ‬ ‫ﻭ ﹶﻻ‬ (٥
‫ﻚ‬ ‫ ﺃﹸﻭﹶﻟِﺌ‬،‫ﺒ ﹸﻜﻢ‬‫ﺠ‬  ‫ ﹶﺃﻋ‬‫ﻭﹶﻟﻮ‬ ‫ ِﺮ ٍﻙ‬‫ﻣﺸ‬ ‫ ِﻣﻦ‬‫ﺮ‬‫ﺧﻴ‬ ‫ﻦ‬ ‫ ِﻣ‬‫ﻣﺆ‬ ‫ﺪ‬‫ﻌﺒ‬ ‫ﻭﹶﻟ‬ ،‫ﻮﺍ‬‫ ِﻣﻨ‬‫ﻳﺆ‬ ‫ﻰ‬‫ﺣﺘ‬ ‫ﲔ‬  ‫ ِﺮ ِﻛ‬‫ﻤﺸ‬ ‫ﻮﺍ ﺍﻟﹾ‬‫ ِﻜﺤ‬‫ﺗﻨ‬
‫ﻬﻢ‬ ‫ﻌﱠﻠ‬ ‫ﺱ ﹶﻟ‬
ِ ‫ﺎ‬‫ﺎِﺗ ِﻪ ﻟِﻠﻨ‬‫ﻦ ﺀَﺍﻳ‬ ‫ﻴ‬‫ﺒ‬‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﺮ ِﺓ ِﺑِﺈﺫﹾِﻧ ِﻪ‬ ‫ ِﻔ‬‫ﻤﻐ‬ ‫ﺍﻟﹾ‬‫ﻨ ِﺔ ﻭ‬‫ﺠ‬
 ‫ﻮ ِﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟﹾ‬‫ﻋ‬‫ﻳﺪ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﺍﻟﱠﻠ‬‫ﺎ ِﺭ ﻭ‬‫ﻮ ﹶﻥ ِﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟﻨ‬‫ﻋ‬‫ﻳﺪ‬
(٢٢١ :‫ﻭ ﹶﻥ )ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ‬‫ﺘ ﹶﺬ ﱠﻛﺮ‬‫ﻳ‬
Fatw a M unas V II M ajelis U lam a Indonesia tahun 2005
Fatwa Perkawinan Beda Agama

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum


mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu'min lebih
baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan
janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-
wanita mu'min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang
mu'min lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan
ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka meng-ambil
pelajaran”. (QS. al-Baqarah [2]: 221).
،‫ﺎِﻧ ِﻬﻦ‬‫ﻢ ِﺑِﺈﳝ‬ ‫ﹶﻠ‬‫ﻪ ﹶﺃﻋ‬ ‫ ﺍﻟﱠﻠ‬،‫ﻫﻦ‬ ‫ﻮ‬‫ﺤﻨ‬
ِ ‫ﺘ‬‫ﺕ ﻓﹶﺎﻣ‬
ٍ ‫ﺍ‬‫ﺎ ِﺟﺮ‬‫ﻣﻬ‬ ‫ﺕ‬
 ‫ﺎ‬‫ ِﻣﻨ‬‫ﻤﺆ‬ ‫ﻢ ﺍﻟﹾ‬ ‫ﺎ َﺀ ﹸﻛ‬‫ﻮﺍ ِﺇﺫﹶﺍ ﺟ‬‫ﻣﻨ‬ ‫ﻦ ﺀَﺍ‬ ‫ﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬‫ﻳﻬ‬‫ﺎﹶﺃ‬‫( ﻳ‬٦
‫ﺤﻠﱡﻮ ﹶﻥ‬
ِ ‫ﻳ‬ ‫ﻫﻢ‬ ‫ﻭ ﹶﻻ‬ ‫ﻬﻢ‬ ‫ﻦ ِﺣﻞﱞ ﹶﻟ‬ ‫ﻫ‬ ‫ ﹶﻻ‬،ِ‫ﻦ ِﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟﹾ ﹸﻜﻔﱠﺎﺭ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻮ‬‫ ِﺟﻌ‬‫ﺗﺮ‬ ‫ﻼ‬ ‫ﺕ ﹶﻓ ﹶ‬ ٍ ‫ﺎ‬‫ ِﻣﻨ‬‫ﻣﺆ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻮ‬‫ﺘﻤ‬‫ﻋِﻠﻤ‬ ‫ﹶﻓِﺈﻥﹾ‬
،‫ﻫﻦ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﻮ‬‫ﻦ ﹸﺃﺟ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻮ‬‫ﺘﻤ‬‫ﺗﻴ‬‫ﻦ ِﺇﺫﹶﺍ ﺀَﺍ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻮ‬‫ ِﻜﺤ‬‫ﺗﻨ‬ ‫ ﹶﺃﻥﹾ‬‫ ﹸﻜﻢ‬‫ﻋﹶﻠﻴ‬ ‫ﺡ‬ ‫ﺎ‬‫ﺟﻨ‬ ‫ﻭ ﹶﻻ‬ ،‫ ﹶﻔﻘﹸﻮﺍ‬‫ﺎ ﹶﺃﻧ‬‫ ﻣ‬‫ﻫﻢ‬ ‫ﻮ‬‫ﻭﺀَﺍﺗ‬ ،‫ﻬﻦ‬ ‫ﻟﹶ‬
‫ﻢ ﺍﻟﱠﻠ ِﻪ‬ ‫ﺣﻜﹾ‬ ‫ ﹶﺫِﻟ ﹸﻜﻢ‬،‫ ﹶﻔﻘﹸﻮﺍ‬‫ﺎ ﹶﺃﻧ‬‫ﹶﺄﻟﹸﻮﺍ ﻣ‬‫ﻴﺴ‬‫ﻭﻟﹾ‬ ‫ﺘﻢ‬‫ ﹶﻔﻘﹾ‬‫ﺎ ﹶﺃﻧ‬‫ﹶﺄﻟﹸﻮﺍ ﻣ‬‫ﺍﺳ‬‫ﺍ ِﻓ ِﺮ ﻭ‬‫ﺼ ِﻢ ﺍﻟﹾ ﹶﻜﻮ‬
 ِ‫ﺴﻜﹸﻮﺍ ِﺑﻌ‬ِ ‫ﺗﻤ‬ ‫ﻭ ﹶﻻ‬
(١٠ :‫ )ﺍﳌﻤﺘﺤﻨﺔ‬‫ﺣﻜِﻴﻢ‬ ‫ﻋﻠِﻴﻢ‬ ‫ﷲ‬ ُ ‫ ﻭﺍ‬،‫ﻨ ﹸﻜﻢ‬‫ﺑﻴ‬ ‫ﻢ‬ ‫ ﹸﻜ‬‫ﻳﺤ‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah
kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah
kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang
keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka
(benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka
kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal
bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula
bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka mahar
yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka
apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu
tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-
perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu
bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka
bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara
kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. al-
Mumtahanah [60]: 10).
‫ﻧ ﹸﻜﻢ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ ﹶﺃﻳ‬‫ﻣﹶﻠ ﹶﻜﺖ‬ ‫ﺎ‬‫ ﻣ‬‫ﺕ ﹶﻓ ِﻤﻦ‬
ِ ‫ﺎ‬‫ ِﻣﻨ‬‫ﻤﺆ‬ ‫ﺕ ﺍﻟﹾ‬
ِ ‫ﺎ‬‫ﺼﻨ‬
 ‫ﻤﺤ‬ ‫ﺢ ﺍﻟﹾ‬ ‫ ِﻜ‬‫ﻳﻨ‬ ‫ ﹰﻻ ﹶﺃﻥﹾ‬‫ ﹶﻃﻮ‬‫ ﹸﻜﻢ‬‫ ِﻣﻨ‬‫ﺘ ِﻄﻊ‬‫ﻳﺴ‬ ‫ ﹶﻟﻢ‬‫ﻣﻦ‬ ‫ﻭ‬ (٧
‫ﻦ ِﺑِﺈﺫﹾ ِﻥ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻮ‬‫ ِﻜﺤ‬‫ﺾ ﻓﹶﺎﻧ‬
ٍ ‫ﺑﻌ‬ ‫ ِﻣﻦ‬‫ﻀ ﹸﻜﻢ‬  ‫ﺑﻌ‬ ،‫ﺎِﻧ ﹸﻜﻢ‬‫ﻢ ِﺑِﺈﳝ‬ ‫ﹶﻠ‬‫ﻪ ﹶﺃﻋ‬ ‫ﺍﻟﱠﻠ‬‫ ﻭ‬،ِ‫ﺎﺕ‬‫ ِﻣﻨ‬‫ﻤﺆ‬ ‫ﻢ ﺍﻟﹾ‬ ‫ﺎِﺗ ﹸﻜ‬‫ﺘﻴ‬‫ ﹶﻓ‬‫ِﻣﻦ‬
‫ﺕ‬ِ ‫ﺨﺬﹶﺍ‬ ِ ‫ﺘ‬‫ﻣ‬ ‫ﻭﻟﹶﺎ‬ ‫ﺕ‬ ٍ ‫ﺎ‬‫ﺎ ِﻓﺤ‬‫ﻣﺴ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺕ ﹶﻏﻴ‬ٍ ‫ﺎ‬‫ﺼﻨ‬
 ‫ﻣﺤ‬ ‫ﻑ‬ ِ ‫ﻭ‬‫ﺮ‬‫ﻤﻌ‬ ‫ﻦ ﺑِﺎﻟﹾ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﻮ‬‫ﻦ ﹸﺃﺟ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻮ‬‫ﻭﺀَﺍﺗ‬ ‫ﻦ‬ ‫ِﻠ ِﻬ‬‫ﹶﺃﻫ‬
‫ﻦ‬ ‫ﺕ ِﻣ‬ ِ ‫ﺎ‬‫ﺼﻨ‬  ‫ﻤﺤ‬ ‫ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟﹾ‬ ‫ﺎ‬‫ﻒ ﻣ‬  ‫ﻦ ِﻧﺼ‬ ‫ ِﻬ‬‫ﻌﹶﻠﻴ‬ ‫ﺸ ٍﺔ ﹶﻓ‬
 ‫ﻦ ِﺑﻔﹶﺎ ِﺣ‬ ‫ﺗﻴ‬‫ﻦ ﹶﻓِﺈﻥﹾ ﹶﺃ‬ ‫ﺼ‬
ِ ‫ ﹶﻓِﺈﺫﹶﺍ ﹸﺃﺣ‬،ٍ‫ﺍﻥ‬‫ﺪ‬‫ﹶﺃﺧ‬

Fatw a M unas V II M ajelis U lam a Indonesia tahun 2005


Fatwa Perkawinan Beda Agama

‫ﺭﺣِﻴﻢ‬ ‫ﻪ ﹶﻏﻔﹸﻮﺭ‬ ‫ﺍﻟﱠﻠ‬‫ ﻭ‬،‫ ﹶﻟ ﹸﻜﻢ‬‫ﺮ‬‫ﺧﻴ‬ ‫ﻭﺍ‬‫ِﺒﺮ‬‫ﺗﺼ‬ ‫ﻭﹶﺃﻥﹾ‬ ،‫ ﹸﻜﻢ‬‫ﺖ ِﻣﻨ‬
 ‫ﻨ‬‫ﻌ‬ ‫ﻲ ﺍﻟﹾ‬ ‫ﺸ‬
ِ ‫ﺧ‬ ‫ﻤﻦ‬ ‫ﻚ ِﻟ‬
 ‫ ﹶﺫِﻟ‬،ِ‫ﻌﺬﹶﺍﺏ‬ ‫ﺍﻟﹾ‬
(٢٥ :‫)ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ‬

“Dan barang siapa di antara kamu (orang merdeka) yang tidak


cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi
beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-
budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian
kamu adalah dari sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka
dengan seizin tuan mereka dan berilah maskawin mereka menurut
yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri,
bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain
sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan
kawin, kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina),
maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita
merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah
bagi orang-orang yang takut kepada kesulitan menjaga diri (dari
perbuatan zina) di antaramu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu.
Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. al-Nisa
[4]: 25)

2. Hadis Rasul Allah s.a.w.; antara lain:


‫ﺑﺖ‬‫ﺗ ِﺮ‬ ‫ ِﻦ‬‫ﺪﻳ‬ ‫ﺕ ﺍﻟ‬
ِ ‫ ِﺑﺬﹶﺍ‬‫ ﻓﹶﺎﻇﹾ ﹶﻔﺮ‬.‫ﺎ‬‫ِﻨﻬ‬‫ﻭِﻟ ِﺪﻳ‬ ،‫ﺎ‬‫ﺎِﻟﻬ‬‫ﺠﻤ‬
 ‫ﻭِﻟ‬ ،‫ﺎ‬‫ﺴِﺒﻬ‬
 ‫ﻨ‬‫ﻭِﻟ‬ ،‫ﺎ‬‫ﺎﻟِﻬ‬‫ ِﻟﻤ‬،ٍ‫ﺑﻊ‬‫ﹶﺃ ﹸﺓ َﻷﺭ‬‫ﻤﺮ‬ ‫ﺢ ﺍﻟﹾ‬
 ‫ ﹶﻜ‬‫ﺗﻨ‬
(‫ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﻋﻦ ﺃﰊ ﻫﺮﻳﺮﺓ‬.‫ﻙ‬ ‫ﺍ‬‫ﻳﺪ‬
“Wanita itu (boleh) dinikahi karena empat hal: (1) karena hartanya
(2) karena (asal-usul) keturunan-nya (3) karena kecantikannya (4)
karena agamanya. Maka hendaklah kamu berpegang teguh (dengan
perempuan) yang memeluk agama Islam; (jika tidak), akan
binasalah kedua tangan-mu” (HR. muttafaq alaih dari Abi Hurairah
r.a.).

.‫ﺢ‬
ِ ‫ﺎِﻝ‬‫ﻤﺼ‬ ‫ﺏ ﺍﻝﹾ‬
ِ ‫ﺠﻠﹾ‬
 ‫ﻋﻠﹶﻰ‬
 ‫ﺩﻡ‬ ‫ﻤ ﹶﻘ‬ ‫ﺴ ِﺩ‬
ِ ‫ﻤﻔﹶﺎ‬ ‫ﺀ ﺍﻝﹾ‬ ‫ﺩﺭ‬
3. Qa’idah Fiqh:

“Mencegah kemafsadatan lebih didahulukan (diutamakan) dari pada


menarik kemaslahatan".
dan qa’idah Sadd al-zari’ah.
MEMPERHATIKAN: 1.Keputusan Fatwa MUI dalam Munas II tahun 1400/1980 tentang
Perkawinan Campuran.
2. Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII MUI
2005.
Fatw a M unas V II M ajelis U lam a Indonesia tahun 2005
Fatwa Perkawinan Beda Agama

Dengan bertawakkal kepada Allah SWT

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : FATWA TENTANG PERKAWINAN BEDA AGAMA
1. Perkawinan beda agama adalah haram dan tidak sah.
2. Perkawinan laki-laki muslim dengan wanita Ahlu Kitab, menurut
qaul mu’tamad, adalah haram dan tidak sah.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Jumadil Akhir 1426 H.
28 Juli 2005 M

MUSYAWARAH NASIONAL VII


MAJELIS ULAMA INDONESIA

Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa


Ketua, Sekretaris,
Ttd, Ttd,
K.H. MA’RUF AMIN Drs. H. HASANUDIN, M.Ag

Pimpinan Sidang Pleno


Ketua, Sekretaris,
Ttd. Ttd.
Prof. Dr. H. UMAR SHIHAB Prof. Dr. H.M. DIN SYAMSUDDIN

Fatw a M unas V II M ajelis U lam a Indonesia tahun 2005

You might also like