You are on page 1of 3

ANALISIS SURVIVAL PENINGKATAN DENSITAS MINERAL TULANG PASIEN PEREMPUAN YANG MENDERITA OSTEOPOROSIS PRIMER DENGAN TERAPI SESUAI

TATA LAKSANA KLINIK MTIE (MAKMAL TERPADU IMMUNOENDOKRINOLOGI) Halimah Halimah, Tri Riana Lestari, Sri Mulyani

Background: Life expectacy in Indonesia was increasing every year as impact of access to health services. On 2004 number of elderly people is 16.5 million, 52.6% is female. The most health problem facing by female elderly was osteoporosis that it proved by incidence of osteoporosis among female was higher than male. In fact of that one out of three female tends to have osteoporosis; meanwhile the incidence among male is one out of seven. The objective of this study was to know the length of time for bone development in order to increase the mineral bone density up to 1.5% and 3 percentages in three measurement locations (lumbal, femur, radius). Method: The study has probed as well as the influence factors of bone growth among the osteoporosis patients who were examinated their bone at Klinik Makmal Terpadu Imunoendokrinologi FK UI. This is a longitudinal study with scope in clinical area which include the secondary data analysis form medical record data. The total sample was 52 osteoporosis patients. Analysis survival application is performed for data analysis by using variable time and event from January 2004 to December 2007. The analysis in this study is univariate, bivariate,Kaplan-Meier method, and multivariate with double regresi cox. The factors related with time of remodeling bone were medication standard operating procedure (SOP), and body mass index (BMI). Results: Medication SOP in Klinik Makmal has faster time of remodeling bone and significant result comparing with SOP in other policlinic; on lumbal (event 1.5% and 3%) and femur (event 1.5%). Patients with BMI 25 on femur 1.5%. Contraception group and patients age have not enough provided the different time of remodeling bone in those measurement. SOP hazard ratio on lumbal was 3.359, it means patient who receive therapy in Klinik Makmal has 3.36 times chance to have lumbal remodeling bone up to 1.5%. Meanwhile, medication SOP hazard ratio on femur event was 1.5% is 2.182, means patient who receives medication SOP in Klinik Makmal has chance 2.18 times to have femur bone development 1.5% (Radius bone are medication SOP and contraception on development 3% and SOP and age on development 1.5%). However, multivariate result does not show statistic significant on radius bone. sumber: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/2728 Kritik: Berdasarkan jurnal di atas, ditemukan masalah kesehatan yang paling dihadapi oleh lansia perempuan adalah osteoporosis yang dibuktikan dengan kejadian osteoporosis di kalangan perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Bahkan dari bahwa satu dari tiga wanita cenderung mengalami osteoporosis, sedangkan kejadian antara laki-laki adalah salah satu dari tujuh. Berdasarkan hal tersebut, ergonomi pada pekerja wanita serta

kebutuhan kalsium dan vit.D harus lebih diperhatikan dan leih menekankan pada aspek preventif. Jurnal di atas sudah cukup baik karena sudah mencakup tujuan dari analisis survival, mengenai upaya analisis survival untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: apa fraksi populasi yang akan bertahan melewati waktu tertentu? Dari yang masih hidup, pada tingkat apa yang akan mereka mati atau gagal? Dapat menyebabkan beberapa kematian atau kegagalan diperhitungkan? Bagaimana keadaan tertentu atau karakteristik menambah atau mengurangi kemungkinan bertahan hidup? Secara umum, analisis survival melibatkan pemodelan waktu untuk data peristiwa dan sudah dijabarkan pada penelitian di atas bahwa penelitian tersebut bersifat longitudinal dan berjalan dalam waktu cukup lama.

Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup atau analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, kematian, dan peristiwa-peristiwa lainnya sampai pada periode waktu tertentu. Ada sejumlah model telah dicoba untuk menghubungkan antara faktor risiko, kelangsungan hidup dan jangka waktu penaksiran. Pemilihan model perlu memerhatikan hal-hal berikut : (1) Bentuk distribusi probabilitas kelangsungan hidup, apakah bersifat parametrik atau non-parametrik, sebab tiap penyakit dan keadaan-keadaan lainnya memiliki bentuk distribusi masing-masing; (2) Apakah faktor risiko yang mendapat perhatian hanya sebuah (univariat) ataukah majemuk (multivariat); (3) Ukuran sampel penelitian; dan (4) Apakah data mencakup pengamatan tersensor atau tak tersensor. (Murti, 1997) Sebuah studi berkelanjutan (follow-up study) untuk kelompok individu kerapkali tidak seluruh individu dapat diikuti sampai saat studi berakhir. Dengan kata lain, beberapa individu gagal mengikuti studi sebelum studi selesai dengan berbagai alasan, sehingga terjadilah observasi waktu yang terputus. Masalah tersebut juga dihadapi pada
18

data kelangsungan hidup (survival data). (Agung, 2001) Menurut Collet (1997), data survival tidak memenuhi syarat prosedur standar statistika yang digunakan pada analisis data. Alasan pertama karena data survival biasanya berdistribusi tidak simetris. Model histogram waktu survival pada sekelompok individu yang sama akan cenderung positive skewed, oleh karena itu histogram akan semakin miring ke kanan sesuai dengan interval waktu dengan jumlah pengamatan terbesar, sehingga tidak ada alasan untuk mengasumsikan bahwa data survival berdistribusi normal.

You might also like