You are on page 1of 3

Pengolahan lemak ikan menjadi minyak ikan A.

Pendahuluan Dewasa ini minyak ikan banyak diminati masyarakat karena kandungan asam lemak tak jenuhnya yang dominan. Omega-3, omega-6 dan omega-9 tergolong dalam jenis asam-asam lemak tak jenuh yang banyak terdapat pada minyak ikan, dan sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Telah diketahui bahwa ikan laut selain mengandung komposisi gizi yang tinggi seperti protein, vitamin, dan mineral juga mengandung asam lemak tak jenuh omega-3. Manfaat mengkonsumsi asam lemak omega-3 dalam bentuk ekstrak minyak ikan atau konsetrat telah terbuksi berpengaruh terhadap pencegahan dan penyembuhan penyakit jatung koroner. Minyak atau lemak terdiri dari unit-unit asm lemak, berdasarkan kejenuhannya asam lemak dapt diklarifikasikan menjadi dua kelompok, asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Perbedaan keduanya terletak pada ikatan kimianya, dimana asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap. Lipida yang digunakan pada bahan pangan secara konvensional digolongkan menjadi dua kelompok berdasarkan wujudnya pada suhu ruang (25oC),yaitu minyak yang berbentuk cair dan lemak yang berbentuk padat. Sebagian besar minyak makan dalam bentuk cair berasal dari nabati, tetapi juga dapat diperoleh dari hewan dengan beberapa perlakuan fraksinasi. Minyak dari hewan dalam bentuk cair hanya bisa didapat pada minyak ikan. Akan tetapi minyak ikan sangat mudah rusak karena mengandung asam lemak tidak jenuh berantai panjang (Poly unsaturated Fatty Acid, PUFA), seperti asam lemak Arachidonic Acid (AA), Eicosapentaenoic acid (EPA), dan Docosahexaenoic Acid (DHA) yang rentan mengalami proses oksidasi. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa Eicosapentaenoic acid (EPA) dan Docosahexaenoic Acid (DHA) sangat bermanfaar bagi kesehatan, antara lain dapat mencegah penyakit kardovaskular dan bagian kadar kolesterol darah. asam lemak Arachidonic Acid (AA), dan Docosahexaenoic Acid (DHA) merupakan komponen structural otak yang mempengaruhi kinerja otak dan system syaraf. Minyak ikan merupakan komponen lemak dalam jaringan tubuh ikan yang telah diekstrak dalam bentuk minyak. Minyak dalam ikan terdapat dalam daging ikan baik daging yang berwarna merah maupun putih. Umumnya daging yang berwarna merah

mengandung minyak lebih tinggi dibandingkan daging yang berwarna putih. Selain dalam daging, minyak juga terdaapat dalam bagian tubuh ikan yang lain terutama hati ikan dengan kadar yang beragam. B. Isi Minyak ikan berbeda dengan minyak nabati atau minyak hewan lainnya, karena mengandung kolesterol yang rendah. Minyak ikan telah lama digunakan sebagai suplemen makanan maupun obat dan dikenal luas di seluruh dunia karena merupakan sumber asam lemak- tidak jenuh omega-3 terutama eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA). Menurut Weaver & Holob dalam Margareta (2003) minyak ikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencegah dan menyembuhkan beberapa penyakit pada manusia seperti penyakit jantung koroner, aterosklerosis, tekanan darah tinggi, artritis dan diabetes. Selain itu, dapat menurunkan kadar kolesterol plasma, menurunkan VLDL dan mencegah inflamasi kulit. Secara umum, minyak ikan diperoleh dengan cara mengekstraksi dari tubuh ikan yang mengandung lemak. Ekstraksi minyak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak dan lemak dari bahan yang mengandung minyak atau lemak (Ketaren,1986). Cara ekstraksi yang biasa dilakukan ada 5 cara yaitu, rendering basah, rendering kering, hidrolisis, silase asam, dan ekstraksi dengan pelarut. Metode ekstraksi minyak ikan dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu: 1. Proses pembuatan fishmeal yang terdiri dari beberapa metode yaitu pertama fraksinasi metode sentrifugasi kecepatan tinggi (High-speed centrifugation); kedua ekstraksi pelarut dengan suhu rendah (low temperature solvent extraction); ekstraksi fluida superkritikal (supercritical fluid extraction); maupun metode rendering uap atau basah 2. Metode acid ensilage,daging ikan (bahan ikan) dicacah terlebih dahulu menggunakan meat grinder, lalu dilunakan (thawing) selama semalam dengan penambahan asam asetat glacial (i,e: 10% v/w). Setelah itu dapat ditambahkan antioksidan seperti tertiary butyl hydroxquinone (BHT) untuk mengurangi terjadinya oksidasi lemak. Selama proses perairan (liquefaction), cacahan daging tetap diagitasi dengan kisaran

suhu 25-35oc. Setelah 15 hari cacahan disaring untuk memisahkan fraksi-fraksi yang didak diinginkan, seperti duri ataupun sisik. Sebelum disentrifugasi cacahan

You might also like