You are on page 1of 3

PANDUANKEGIATAN

PENDAHULUAN

JAKARTALEARNINGROOM

JAKARTALEARNINGROOM pada akhir tahun 2010, hanya merupakan sebuah kegiatan pengarahan non-formal yang dilakukan di luar waktu kerja pada setiap hari Jumat sore, secara sukarela bagi sejumlah Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Angkatan 2009/2010 di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diinisiasi oleh beberapa Birokrat Muda dan difasilitasi oleh Bapak Achmad Harjadi, yang saat itu menjabat sebagai Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Materi pengarahan yang diberikan umumnya seputar pemahaman seluk beluk Kota Jakarta dari berbagai sudut pandang dan sekaligus berbagi pengalaman selama mengelola dan berkarir sebagai birokrat di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Melihat adanya respon positif dari kegiatan tersebut dan antusiasme CPNS cukup besar dalam menerima informasi untuk pengembangan kapasitas dirinya, maka digagaslah acara serupa dengan melibatkan lebih banyak CPNS dari instansi lainnya dengan topik pembahasan yang lebih variatif namun tetap dalam konteks isu perkotaan Jakarta . Hingga saat ini, jumlah sukarelawan baik aktif dan pasif sudah mencapai kurang lebih 40 50 orang dan diharapkan akan terus meningkat jumlah tersebut di masa yang akan datang.

VISI |

Membangun integritas dan kapasitas Birokrat Muda Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan tugas dan fungsinya lebih baik seiring dengan berkembangnya dinamika kompleksitas tantangan Ibukota saat ini dan di masa yang akan datang.

MISI |
1. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian Birokrat Muda di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seacara sukarela dengan mengangkat isu-isu perkotaan. 2. Mengumpulkan dan mengajak lebih banyak sukarelawan Birokrat Muda di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memiliki visi yang sama untuk secara sukarela terlibat dalam kegiatan. 3. Mengajak lebih banyak sukarelawan Birokrat Muda di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memiliki kepedulian terhadap rekan lainnya dan mampu menduplikasi kegiatan tersebut di wilayah Kota Adminitrasi masing-masing. 4. Memberikan saran pada setiap topik pembahasan yang dapat menjadi masukan internal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Adapun beberapa kegiatan acara yang telah dilakukan : - Manajemen Resiko Banjir dan Manejemen Pasca Banjir bersama Bapak Achmad Harjadi (Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup) ; - Evolusi Kelurahan Pasca Banjir 2002, Penguatan Kelurahan dan PPMK bersama Bapak Ali Murtado (mantan Lurah); - Ekonomi Makro Jakarta dan Perputaran Uang di Jakarta bersama Bapak Hasan Basri (Asisten Sekretaris Daerah Prov. DKI Jakarta Bidang Perekonomian dan Administrasi) ; - Sekilas tentang MRT, kunjungan ke PT. MRT Jakarta, bersama Tim PT. MRT Jakarta; - Sekilas tentang Taman Ismail Marzuki, kunjungan ke TIM, bersama Badan Pengelola Taman Ismail Marzuki, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan; - Wisata Malam Kota Tua, bersama UPT Kota Tua, Dinas Budaya Pariwisata ; - Pengelolaan Sampah Ibukota sebagai Alternatif Sumber Energi Terbarukan bersama Bapak Iwan Henry Wardhana (Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta). - dll. JAKARTALEARNINGROOM | BATCH #8

PERAN PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA SEBAGAI IBUKOTA NKRI DAN DAERAH OTONOM
LATAR BELAKANG
Provinsi Daerah Khusus Ibukota, dengan luas wilayah daratan 661 km2 dan luas laut utara Jakarta yang mencapai 6.977,5 km serta dihuni oleh penduduk sebesar 9,8 juta jiwa pada malam hari dan 11,2 juta jiwa pada siang hari dikenal sebagai salah satu kota Megapolitan di dunia yang tentunya memiliki banyak permasalahan yang kompleks yang dinamis berkembang dengan cepat di dalamnya. Permasalahan kompleks tersebut tentunya harus diimbangi dengan pemahaman tentang isu perkotaan yang mumpuni dan mendalam pada setiap diri birokrat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terutama birokrat muda yang akan mengahadapi masalah semakin kompleks di masa yang akan datang, sehingga setiap birokrat mampu menyikapinya dengan sikap terbaik dalam mengelola kota Jakarta seusai kapasitas dan perannya masing-masing. Pada era reformasi diterbitkanlah kebijakan Pemerintah yang dikenal sebagai kebijakan desentralisasi, yang memberikan otonomi seluas-luasnya kepada daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah diformulasikan dalam amandemen kedua Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Dua tujuan utama yang ingin dicapai antara lain : (1) tujuan kesejahteraan, yaitu menjadikan pemerintah daerah sebagai instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal melalui pemberian pelayanan publik dan menciptakan daya saing daerah yang pada gilirannya akan menyumbang kepada kesejahteraan nasional; (2) tujuan politik, yaitu pemerintah daerah akan menjadi instrumen pendidikan politik di tingkat lokal yang kalau berhasil akan menyumbang kepada pendidikan politik nasional, untuk mendukung proses demokratisasi dalam mewujudkan masyarakat madani (civil society). Hal ini tercantum pada Keterangan Pemerintah dalam Rancangan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Selama era reformasi, sejak tahun 1998, Negara Kesatuan Republik Indonesia telah melakukan dua kali perubahan Undang-undang tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang yang pertama kali diterbitkan adalah UU No. 22 Tahun 1999 dan kedua adalah UU No. 32 Tahun 2004 yang saat ini kita kenal, yang juga telah diubah pada tahun 2008 yaitu dengan diterbitkannya UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Selama itu pula Undang-undang tentang Pemerintahan Daerah juga telah mengalami beberapa kali judicial review ke Mahkamah Konstitusi, baik yang hasilnya ditolak, dikabulkan sebagian atau dikabulkan sepenuhnya. Sementara itu, Jakarta dengan kedudukannya sebagai Ibukota Provinsi dan sekaligus sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki fungsi dan peran yang penting dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai Ibukota negara, Pemerintah Provinsi DKI jakarta memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab tertentu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan juga sebagai tempat kedudukan perwakilan negara asing, serta pusat/ perwakilan negara Internasional seperti tercantum dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melihat proses pemilihan kepala daerah saat ini yang sedang berlangsung, pada saat yang beramaan kami merasa begitu banyak pemahaman informasi yang kami belum kuasai, banyak JAKARTALEARNINGROOM | BATCH #8

tantangan ke depan yang belum juga bisa kami antisipasi. Sehingga dengan melihat kronologis hal-hal tersebut di atas maka kami, sebagai Birokrat Muda di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang masuk melalui seleksi pada tahun 2009, dan memulai karir pada Mei 2010 menyadari betapa banyaknya instrumen kebijakan yang harus kami pahami dan pentingnya seorang Birokrat memiliki pemahaman komprehensif terhadap substansi instrumen kebijakan (beleids instrument), peraturan dan perundang-undangan, apapun bentuknya, penetapan, pengesahan, pencabutan, maupun perubahan yang dijadikan landasan dalam mengatur dan menjalankan roda pemerintahan serta pemecahan masalah-masalahnya. Khususnya peraturan mengenai Pemerintahan Daerah dan tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu kami juga menyadari bahwa dengan usia pengalaman kami yang masih seumur jagung, maka kami sangat membutuhkan banyak bimbingan pihakpihak yang memiliki pengalaman dan kapasitas mumpuni dibidangnya.

MAKSUD TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengungkapkan secara singkat hal-hal yang tercantum di dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah Nomor 32 Tahun 2004, perubahan apa saja yang telah dilakukan pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, dan bagaimana kelanjutan serta perbedaan signifikan antara 3 peraturan sebelumnya dengan Rancangan Undang-Undang Pemerintahan Daerah terbaru yang sedang dalam proses pengesahan dikaitkan dengan UndangUndang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam konteks daerah otonom dan Ibukota Negara. Tujuan dari kegiatan adalah menambah pemahaman komrpehensif birokrat muda di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengenai peraturan dan perundang-undangan yang ada terkait dengan Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagai Daerah Otonom dan sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia serta manajemen tantangan yang akan dihadapi oleh birokrat di masa yang akan datang.

PELAKSANAAN KEGIATAN
JUDUL | PERAN PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA SEBAGAI IBUKOTA NKRI DAN DAERAH OTONOM WAKTU| Jumat, 28 September 2012, Pukul 17.30 - Selesai LOKASI| tergantung jumlah peserta (optional/tentative) R. Rapat Deputi Gubernur, Gedung Balaikota lantai 5, Jl. Medan Merdeka Selatan 8 9, Jakarta R. Pola, Gedung Balaikota lantai 2, Jalan Medan Merdeka Selatan 8 9, Jakarta NARASUMBER | BUDI SUDARMADI Kasubdit. Otonomi Khusus Wilayah I, Direktorat Penataan Daerah Otonomi Khusus dan DPOD Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. JAKARTALEARNINGROOM Email : dkilearning2011@gmail.com (subject Learning Room Batch #8) Facebook : Learning Room Twitter : @DKILearningRoom Contact person : , Maruhal 0813 287 10567 | 3822844 PIN| 2296BD08 Rika 0816 180 1028 | 3822361 PIN| 3219F5FB Mukti 0812 944 36660 | 70812421 PIN| 270B3353 JAKARTALEARNINGROOM | BATCH #8

You might also like