You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN

I.I

Latar Belakang Periode segera setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan

bagi bayi. Hal tersebut disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelum dengan lingkungan kehidupan sekarang yang sangat berbeda (Surasmin, 2003, hal. 1) Di luar uterus diawali dengan proses persalinan yang merupakan suatu keadaan yang tidak nyaman bagi bayi. Ia harus mampu hidup dengan upayanya sendiri. Jadi, hidupnya tidak bergantung lagi pada ibunya. Bagi bayi yang dilahirkan dalam keadaan belum siap (premature) ataupun bayi yang lahir disertai penyulit atau komplikasi, tentunya proses adaptasi kehidupan tersebut menjadi Iebih sulit untuk dilaluinya. Bayi seperti ini yang kita sebut dengan istilah bayi resiko tinggi. Bayi resiko tinggi sering diklasifikasikan berdasarkan berat badan lahir, umur kehamilan dan adanya masalah patofisiologi yang menyertai bayi tersebut (Surasmin, 2003, hal. I - 3). Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi. Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi. Angka kematian bayi di Indonesia tercatat 51,0 per 1000 kelahiran hidup tahun 2003, ini memang bukan gambaran yang indah karena masih terbilang tinggi bila dibandingkan dengan negaranegara di bagian Association Of South East Asian Nations (ASEAN) Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dan seluruh kematian perinatal sekitar 227% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). Sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi. (Depkes RI 2007)

Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal . Menurut Depkes RI (2007) BBLR bersama kehamilan pendek mengakibatkan gangguan yang menjadi penyebab nomor 3 kematian masa perinatal di rumah sakit tahun 2005. Berdasarkan perkiraan organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization) hampir semua (98%) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini. Umumnya karena Berat Badan Lahir kurang dan 2.500 gram. Menurut WHO 17% dari 25 juta persalinan pertahun adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan hampir semua terjadi di negara berkembang. Depkes RI (2001), secara umum Indonesia belum mempunyai angka untuk bayi berat lahir rendah (BBLR) yang diperoleh berdasarkan survey nasional. Proporsi BBLR ditentukan berdasarkan estimasi yang sifatnya sangat kasar, yaitu berkisar antara 7 - 14% selama periode 1999 - 2000. Jika proporsi ibu hamil adalah 2,5% dan total penduduk maka setiap tahun diperkirakan 355.000 - 71 0.000 dari 5 juta bayi lahir dengan kondisi BBLR. Berdasarkan uraian di atas bahwa angka kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia khususnya untuk kabupaten Agam masih tinggi, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti dengan judul gambaran angka kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit ABCD Periode Januari - Maret.

1.2

Rumusan Masalah Kejadian BBLR di Ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD januari 4 orang, februari

7 orang, maret 9 orang. Dari data tersebut di dapatkan kasus BBLR pada Rumah Sakit ABCD setiap bulannya menggalami peningkatan. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti menentukan rumusan masalahnya adalah Belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di Ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD. Bertitik tolak pada rumusan masalah di atas maka yang menjadi pertanyaan peneliti adalah Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di Ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD?. 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di Ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD. 1.3.2 Tujuan Khusus Diketahuinya gambaran kejadian BBLR di Ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD. Diketahuinya gambaran tentang antenatal care di Ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD. Diketahuinya gambaran kadar hemoglobin ibu hamil di Ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD.

Diketahuinya gambaran kenaikan berat badan ibu hamil di Ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD.

Diketahuinya hubungan antenatal care dengan kejadian BBLR di Ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD.

Diketahuinya hubungan kadar hemoglobin ibu hamil dengan kejadian BBLR di Ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD.

Diketahuinya hubungan kenaikan berat badan saat kehamilan dengan kejadian BBLR di Ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD.

1.4

Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dan tambahan referensi bagi perpustakaan sehingga mempermudah mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR. 1.4.2 Bagi Tempat Penelitian Dapat memberikan masukan dan pertimbangan tentang kejadian BBLR, sehingga dapat dilakukan upaya-upaya untuk meminimalisir BBLR ini melalui kegiatan penyuluhan pada masyarakat terutama kepada ibu hamil untuk selalu memperhatikan kesehatannya.

1.4.3 Bagi Masyarakat Dapat menjadi pengetahuan dan informasi serta motivasi bagi ibu hamil untuk selalu menjaga kesehatan selama kehamilan melalui pemeriksaan kehamilan yang teratur agar terpantau kesehatan ibu dan janin sehingga dapat melahirkan bayi yang sehat dan juga ibu setelah melahirkan tetap sehat. 1.4.4 Bagi Peneliti Dapat memberikan pengalaman yang berharga dan dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dari bangku kuliah, serta hasil penelitian ini dapat menjadi masukan atau bahan masukan bagi peneliti yang akan datang khususnya mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR.

BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan case control study, dengan maksud untuk melihat apakah ANC, kadar HB, dan kenaikan berat badan saat kehamilan merupakan faktor resiko kejadian bayi berat lahir rendah. 2.2 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian adalah di ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD Kab.Agam. 2.3 Populasi dan Sampel 1. Populasi Semua bayi yang dilahirkan hidup yang tercatat dalam rekam medik antara bulan januari sampai maret tahun 2013 di ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD Kab.Agam. 2. Sampel Semua bayi yang lahir dengan berat badan rendah di ruang Perinatologi Rumah Sakit ABCD periode januari sampai maret 2013 dengan jumlah 20 bayi. 3. Cara Pengambilan Sampel Cara pengambilan sample dlakukan secara purposive sampling. Dengan kriteria sample yang memiliki data yang lengkap, yang sesuai dengan variabel penelitian. Yang meliputi pemeriksaan ANC, kadar HB, dan kenaikan berat badan saat kehamilan.

2.4 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diolah dari rekam medik di Rumah Sakit ABCD Kab.Agam.

You might also like