You are on page 1of 2

MICROBIOLOGICAL SOURCE TRACKING BAKTERI Salmonella sp.

DAN Escherichia coli DENGAN METODE ANTIBIOTIC RESISTANCE ANALYSIS DI SUNGAI CITARUM HULU
Siska Widya Dewi Kusumah1 dan Herto Dwi Ariesyady2
Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl Ganesha 10 Bandung 40132 1 bio_rius@yahoo.com dan 2herto@ftsl.itb.ac.id

PENDAHULUAN Permasalahan yang terjadi di DAS Citarum ini meliputi peningkatan luas lahan kritis dan pencemaran air dari kegiatan industri, pertanian serta domestik (Cita-Citarum, 2009). Usaha pencegahan pencemaran yang tepat sasaran hanya dapat dilakukan jika sumber pencemar telah diketahui (Bitton, 2005). Microbiological Source Tracking dapat mengurut pencemar fekal sampai ke sumbernya, dengan demikian pengelolaan pencemar dapat dilakukan seperti konsep point source. MST memiliki dua cara utama dalam mendeteksi jumlah bakteri dalam suatu badan air, yaitu cara konvensional dan modern. Cara konvensional menggunakan metode identifikasi mikroba dengan menggunakan karakterisasi kultur dan uji biokimia mikroba, sedangkan cara modern menggunakan identifikasi mikroba menggunakan phenotyping dan genotyping (Ferguson, 2010). Antibody resistance analysis (ARA) adalah salah satu metode phenotyping yang dapat membedakan bakteri yang sama namun sumbernya berbeda berdasarkan diversitas resistensi bakteri tersebut terhadap antibiotik. Dengan demikian, perbedaan pola konsumsi antibiotik yang berbeda antara manusia dan hewan dapat membedakan pola resistensi bakteri tersebut. Persebaran Escherichia coli (fecal coli) sering digunakan sebagai indikator kehadiran mikroba patogen. Namun, beberapa studi menunjukan korelasi yang rendah antara kehadiran bakteri indikator dan beberapa jenis bakteri patogen (Bitton, 2005). Salmonella sp merupakan bakteri patogen utama di Jawa Barat karena tingginya angka prevalensi demam typhus dan diare. Dengan demikian, perlu diketahui sumber bakteri Salmonella sp, beserta korelasinya dengan bakteri indikator di sepanjang Sungai Citarum Hulu. METODOLOGI Penelitian terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu: 1. Menentukan persebaran bakteri Salmonella sp. di sepanjang aliran sungai Citarum Hulu dan korelasinya dengan bakteri indikator serta kualitas kimia-fisika sungai. Dengan demikian, proses yang dilakukan berupa:

a.

2.

Sampling air sungai di 10 titik percabangan Sungai Citarum Hulu. b. Melakukan enumerasi bakteri Salmonella sp, pengujian karakteristik kimia-fisika air sungai (pH, Suhu, DO, BOD, COD, Nitrat, Nitrit, Ammonium, Fosfat) dan penghitungan JPT pada air sampel tersebut. c. Melakukan sampling pada percabangan sungai dengan jumlah Salmonella sp terbanyak. Dilanjutkan dengan pemeriksaan parameter kimia, fisika dan mikrobiologi. d. Melakukan analisis statistik korelasi spearman. Menentukan komposisi sumber bakteri Escherichia coli yang tersebar di sepanjang aliran sungai Citarum Hulu dengan menggunakan metode Antibiotik Resistance Analysis. Dengan demikian, proses yang akan dilakukan berupa: a. Sampling, pemurnian dan kultivasi isolat Escherichia coli dari feses ayam, kambing, sapi dan manusia yang tersebar di sekitar sungai Citarum Hulu sebagai data library. b. Sampling, pemurnian dan kultivasi isolat Escherichia coli di titik sampling yang telah ditentukan di sepanjang Sungai Citarum Hulu. c. Uji resistensi 10 jenis antibiotik dengan menggunakan disk diffusion method. d. Analisis statistik menggunakan regresi logistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pelacakan Salmonella sp. Hasil dari penelitian di sungai utama Citarum Hulu menetapkan area Katapang yaitu Sungai Ciwidey memiliki Salmonella sp. tertinggi. Sehingga pada penelitian di cabang sungai Citarum Hulu, dilakukan pengukuran kualitas fisika-kimiamikrobiologi pada segmen Sungai Ciwidey, Kecamatan Katapang (Gambar 1a). Hasil pengukuran jumlah bakteri Coli di Sungai Ciwidey sumber pencemaran coli fecal diduga berasal dari manusia atau ternak yang ada di wilayah Titik 4 di Desa Cilampeni (Gambar 1b). Parameter kimia dan fisika tidak menunjukan korelasi yang

signifikan dengan Salmonella sp.


Indeks JPT (x106/100ml) 15 10 5 0

sebaran

Coliform

maupun

efektifitas dari pengolah limbah ternak dan sarana sanitasi.


Escherichia coli (105/100ml) & Cakupan Sanitasi (%) 40 30 20 10 0 120 100 80 60 40 20 0 Salmonella sp. (CFU/ml) 50 140

100 50 0

Coliform Total

Coli Fecal

Pri1

Pri2

Sec2

Salmonella sp. Coli Fecal Manusia Enumerasi Salmonella sp. Cakupan Sanitasi

(a)
12 10 8 6 4 2 0 Titik-1 Titik-2 Titik-3 Titik-4 60 50 40 30 20 10 0

Salmonella sp. (CFU/ml)

150

Indeks JPT (x105/100ml)

Salmonella sp. (CFU/ml)

Gambar 2 Hubungan Escherichia coli Fekal Manusia, Salmonella sp. dan Cakupan Sanitasi Setelah mengetahui sumber perncemar Escherichia coli, maka tiap segmen memiliki prioritas usaha pencegahan pencemaran yang berbeda. Segmen dengan angka ECFM tinggi perlu disertai instalasi pengolah limbah domestik, baik itu yang bersifat lokal (setempat) maupun terpusat. Untuk segmen dengan angka ECFS, ECFK dan ECFA yang tinggi membutuhkan sarana pengolah limbah ternak dan usaha mengkonversi limbah menjadi energi atau pupuk.

Coliform Total

Coli Fecal

Pri1

Pri2

Sec2

Salmonella sp.

(b) Gambar 1 Jumlah Salmonella sp. dan Coliform di (a) Citarum Hulu dan (b) Sungai Ciwidey Pelacakan Escherichia coli Hasil identifikasi sumber Escherichia coli di tiap segmen dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Sumber Escherichia coli Tiap Segmen Segmen Outlet Danau Cisanti Majalaya Rancasari Bojongsoang Baleendah Dayeuh Kolot Katapang Margaasih Nanjung EC FA 11 10 0 40 0 30 10 10 10 Jumlah (%) EC EC EC FK FS FM 0 45 44 0 0 0 0 0 20 30 40 40 50 50 70 60 10 10 50 50 50 10 30 10 60 50 0

KESIMPULAN Hasil pelacakan salmonella sp. menunjukan Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang, sebagai sumber Salmonella sp. terbesar. Kenaikan parameter organik (BOD dan COD), nitrogen dan fosfat dapat mempengaruhi pertumbuhan Coliform total, namun tidak mempengaruhi jumlah Coli Fecal dan Salmonella sp.. Escherichia coli yang berasal dari manusia dominan pada segmen Rancasari, dan Margaasih, sehingga daerah ini disarankan untuk meningkatkan sarana sanitasi dan pengolah limbah domestik. Sedangkan Escherichia coli yang berasal dari ayam dan kambing terukur tinggi pada segmen Margaasih dan dari sapi dominan di Baleendah, sehingga daerah ini disarankan untuk meningkatkan jumlah dan efektifitas sarana pengolahan limbah ternak. REFFERENCE
Bitton, Gabriel. (2005): Microbial Indicators of Fecal Contamination: Application to Microbial Source Tracking. Department of Environmental Engineering Sciences University of Florida. Cita-Citarum. (2009): Laporan Utama Ekspedisi Citarum Wanadri. Tersedia di: www.citarum.org. Diakses Tanggal:11-02-2010 Ferguson, D. and J. Griffith. (2010): "Microbial Source Tracking". SCCWRP. California. Tersedia di: www.waterboards.ca.gov. Diakses Tanggal: 08-102011.

Terdapat ketidaksesuaian pola jumlah Escherichia coli dari ternak dan manusia dengan Salmonella sp. sehingga diperlukan penelitian yang lebih intensif untuk menemukan bakteri indikator baru yang memiliki sensitifitas lebih tinggi dengan biaya pengecekan yang tetap murah serta mudah dilakukan. Jumlah ternak dan cakupan sanitasi ternyata tidak mempengaruhi jumlah Escherichia coli di badan sungai karena dipengaruhi oleh

You might also like