You are on page 1of 2

RINGKASAN

PUTU SHELY. Hubungan Fungsi Kognitif Terhadap Tingkat Kemandirian pada Lansia di Posbindu Pergeri Depok RW 02. Dibimbing oleh dr. RIA MARIA, SpKJ dan MAMAN SUBARMAN, S.Si, M.Biomed. Keberhasilan Pemerintah dalam Pembangunan Nasional meningkatkan kemajuan di bidang kesehatan dan kesejahteraan yang berdampak pada peningkatan usia harapan hidup. Keadaan ini menyebabkan proporsi penduduk lanjut usia bertambah. Populasi lansia didunia akan bertambah dengan cepat disbanding penduduk dunia seluruhnya. Populasi lansia di Indonesia bahkan di proyeksikan antara tahun 1990-2025 akan naik 414% Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bias dihindari oleh siapapun. Menurut Undang-undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Saat ini berlaku UU No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang menyebutkan lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Penuaan menyebabkan penurunan sesorik dan motorik pada susunan saraf pusat, termasuk juga otak mengalami perubahan struktur dan biokimia. Hal ini akan berpengaruh terhadap fungsi kognitif. usia lanjut yang mengalami kesulitan melakukan pergerakan fisik atau tidak aktif, akan terjadi perbedaan dalam jumlah skor fungsi kognitifnya Kognitif merupakan suatu proses pekerjaan pikiran yang dengannya kita menjadi waspada akan objek pikiran atau persepsi, mencakup semua aspek pengamatan, pemikiran dan ingatan. Proses kognitif atau proses mental luhur adalah proses berfikir bersama-sama dengan mekanisme persepsi, belajar dan mengingat memberikan informasi untuk membuat keputusan, membentuk fungsi psikologis dan secara kolektif. Fungsi kognitif diukur dengan Mini Mental State Examination untuk mendeteksi dan mengikuti perkembangan gangguan kognitif yang berkaitan dengan kelainan neurodegeneratif. Tes-tes pada MMSE antara lain tes orientasi,tes regristrasi, tes recall, tes atensi dan kalkulasi, serta tes bahasa. Gangguan satu atau lebih dari fungsi tersebut akan menyebabkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas harian seseorang. Fungsi kemandirian pada lansia mengandung pengertian yaitu kemampuan yang dimiliki lansia untuk tidak tergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitasnya, semua dilakukan sendiri dengan keputusan sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Kemandirian diukur dengan Indeks Barthel. Penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan aktivitas fungsional. Pengukuran meliputi sepuluh kemampuan sebagai berikut makan, berpindah, dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur,

xi

kebersihan diri, mencuci muka, menyisir, mencukur, dan menggosok gigi, aktivitas di toilet (menyemprot dan mengelap), mandi, berjalan di jalan yang datar (jika tidak berjalan, lakukan dengan kursi roda), naik turun tangga, berpakaian termasuk mengenakan sepatu, mengontrol defekasi, dan mengontrol berkemih Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik, menggunakan rancangan cross sectional dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja untuk mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan menggunakan data primer. Penelitian dlakukan di Posbindu Lansia Pergeri Depok RW 02. Populasi adalah semua lansia yang datang ke Posbindu Lansia Pergeri Depok RW 02. Sampelnya adalah adalah semua lansia yang dating ke Posbindu Lansia Pergeri Depok RW yang memenuhi kriteria inklusi yaitu yang berusia diatas 60 tahun dan bersedia menjadi responden. Besar sampel yaitu sebesar 90 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling dengan metode sampling jenuh, yaitu teknik penarikan sampel yang semua anggota populasinya dijadikan sampel. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner untuk kognitif menggunakan Mini Mental State Examination terdiri dari 11 pertanyaan dan kuesioner untuk kemandirian menggunakan Barthel Index of Activity of Daily Living yang terdiri dari 10 pertanyaan serta Barthel Index of Instrumental Activity Daily Living yang terdiri dari 8 pertanyaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan Chi-Square tingkat kepercayaan 95% Berdasarkan hasil analisis univariat dari 90 responden 37,8% responden normal, 32,2% responden penurunan kognitif ringan, 30,0% responden penurunan kognitif sedang. Dengan rata-rata kemandirian berdasarkan ADL yaitu 52,2% responden mandiri, 28,9% responden ketergantungan ringan, 18,9% responden ketergantungan sedang. Sedangkan rata-rata kemandrian berdasarkan IADL yaitu 76,7% responden mandiri, 23,3% responden perlu bantuan. Jadi kemandirian lansia pada penelitian ini sebagian besar menunjukkan mandiri. Hasil analisis bivariat Chi-Square menunjukkan didapatkan nilai p = 0,000 (nilai p < 0,05) menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara fungsi kognitif terhadap tingkat kemandirian pada lansia. Saran untuk para lansia agar memperhatikan kesehatannya dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuan bisa melalui kegiatan yang diadakan oleh Posbindu sebagai pengisi waktu luang dan pemenuhan kubutuhan sosial di hari tua dan tetap mempertahankan kemandiriannya, sehingga lansia dapat ikut serta berperan akif dalam pembangunan. Kata Kunci : Fungsi Kognitif, Tingkat Kemandirian, Lansia Kepustakaan : 40 (1993-2010)

xii

You might also like