You are on page 1of 73

PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM

PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 MATARAM TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses belajar yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Menurut Gagne ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal, dan keduanya mempunyai pengaruh timbal balik terhadap belajar. Faktor internal berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, misalnya fisiologis dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal berasal dari keluarga, lingkungan, dan sarana prasarana sekolah. Strategi dan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik di dalam kelas merupakan salah satu faktor peningkatan hasil belajar yang berasal dari luar peserta didik (eksternal). Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, guru tidak terlepas dari masalah-masalah yang dialami oleh peserta didik, ini dapat disebabkan karena strategi dan model pembelajaran yang diterapkan sehingga peserta didik menganggap biologi itu membosankan dan sulit memahami materi pelajaran. Kesulitan yang dialami peserta didik saat memahami mata pelajaran dikhawatirkan dapat menurunkan minatnya untuk terus mengikuti proses belajar mengajar yang telah dirancang, sehingga akan menurunkan hasil

belajar peserta didik. Pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup komplek dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut di antaranya adalah guru. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan bagi peserta didiknya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru yang dapat membantu meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar dengan baik, maka metode pembelajaran harus diusahakan yang tepat efisien dan seefektif mungkin. Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran. Model pembelajaran sangat bergantung pada tujuan yang akan dicapai oleh guru. Salah satu pelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri di dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil. Dari keterangan guru bidang studi biologi kelas VIII MTs NU 01 Cepiring, bahwa selama ini metode yang digunakan dalam pembelajaran biologi masih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar menjadi bosan, mengantuk, serta cenderung pasif. Walaupun peserta didik sudah dilibatkan atau diikutsertakan dalam proses pembelajaran, namun hasil belajar pada materi sistem pernapasan masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilainya 60 . Hal ini dikarenakan pelajaran biologi merupakan pelajaran yang dianggap kurang menarik karena bersifat teoritis dan banyak hafalan. Peserta didik yang berkemampuan akademik yang cukup tinggi yang bisa dijadikan sebagai tutor atau orang yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar selain guru untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar dalam hal ini pada materi sistem pernapasan. Diharapkan dengan adanya tutor sebaya yang merupakan tutor dari teman sendiri dapat membuat peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan lebih meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran sistem pernapasan manusia

Salah satu cara untuk mengetahui keaktifan peserta didik dalam belajar biologi MTs NU 01 Cepiring adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan peserta didik baik kemampuan maupun kemampuan efektifnya. Diantara model pembelajaran yang dapat dipilih adalah pembelajaran model tutor sebaya. Dengan pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan mengembangkan mengerjakan ketrampilan bekerja kelompok. Dari dasar pemikiran inilah mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Keaktifan Peserta Didik Dalam Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia Di Kelas VIII SMP Nwgeri 2 Mataram Tahun Ajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan penelitian dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA biologi. 2. Sebagian peserta didik menganggap khususnya biologi sebagai mata pelajaran hafalan. 3. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan metode ceramah. C. Pembatasan Masalah 1. Keaktifan peserta didik Berasal dari kata aktif yang berarti giat.1 Jadi keaktifan peserta didik di sini adalah keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar. 2. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya).2 3. Pembelajaran Pembelajaran adalah interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga jadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.9 4. Tutor sebaya Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Model tutor sebaya merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif (cooperative learning) atau belajar bersama yang memberdayakan tutor sebaya untuk membantu teman-temannya dalam pembelajaran. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Hubungan antara siswa yang satu dengan yang lain pada umumnya terasa lebih dekat dibandingkan hubungan murid dengan guru.3 5. Materi sistem pernapasan manusia Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.4 Sistem pernapasan dalam KTSP termasuk dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas VIII semester ganjil. Materi yang akan dibahas

yaitu alat pernapasan, proses pernapasan, kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang perlu dikaji yaitu seberapa besar pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi sistem pernapasan di kelas VIII di MTs NU 01 Cepiring? E. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru a) Dapat memilih atau menentukan model pembelajaran yang dalam mengajarkan materi. b) Sebagai informasi bagi semua tenaga pengajar mengenai model pembelajaran tutor sebaya. 2. Bagi peserta didik a) Dapat meningkatkan prestasi belajar biologi peserta didik khususnya pada materi sistem pernapasan melalui model tutor sebaya. b) Memperoleh pengalaman kerjasama dalam kelompok. 3. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran biologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran biologi. 4. Bagi peneliti Dapat memberikan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran yang efektif. tepat

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar Menurut Mulyono Abdur Rahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.5Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan aspek-aspek perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melakukan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. a) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari empat aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, dan organisasi. c) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak individu yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu

gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Jadi ketiga hasil belajar yang telah dijelaskan diatas perlu diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun buku tes. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi. a) Faktor internal terdiri dari (1) Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh (2) Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. (3) Faktor kelelahan b) Faktor eksternal terdiri dari: (a) Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi, antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. (b) Faktor sekolah meliputi model pengajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

(c) Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat.6 Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan adanya disfungsi neurologis. Faktor eksternal berupa pemilihan strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat. Dari pengertian tentang hasil belajar, di mana hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui proses belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Dalam mencapai hasil belajar yang maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketepatan dalam memilih strategi, metode dan model pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi agar materi dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Serta pengertian pembelajaran yang sesungguhnya yaitu adanya timbal balik serta komunikasi antara peserta didik dengan pendidik, dan peserta didik dengan peserta didik yang lain. Bukan hanya pendidik saja yang berbicara. 3. Keaktifan Peserta Didik a) Pengertian Keaktifan Peserta Didik Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat. Jadi keaktifan adalah kegiatan dalam proses belajar mengajar.7 Belajar aktif sebagai proses merupakan pendekatan belajar yang memberi ruang kepada siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan belajar

aktif akan membuat peserta didik memikirkan eksplorasi dan tindakan kreatif. Yang paling penting, speserta didik melakukannya sendiri: menemukan, melihat, mencoba, bertanya dan memecahkan masalahnya sendiri. Daya kemampuan peserta didik perlu difasilitasi dan digerakkan oleh guru. Itu berarti, di dalam kelas guru berperan sebagai fasilitator dan dinamisator. Dalam setiap proses belajar mengajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari keadaan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sudah diamati. Adapun jenis-jenis aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran di antaranya adalah: 1) Visual activities, yaitu membaca dan memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan atau pekerjaan orang lain. 2) Oral activities, yaitu menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi dan sebagainya. 3) Listening activities, yaitu mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, pidato, musik dan sebagainya. 4) Writing activities, yaitu menulis cerita, karangan, angket, tes, laporan, menyalin dan sebagainya. 5) Drawing activities, yaitu melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun dan sebagainya. 6) Mental activities, yaitu menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya. 7) Emotional activities, yaitu menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.8 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran merekalah yang mendominasi aktivitas pembelajaran tersebut, dengan ini peserta didik aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide-ide materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif
8

Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 91

peserta didik diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan Seperti halnya mencatat pelajaran, bertanya, berdiskusi, berani mencoba, mengemukakan pendapat, dengan cara ini peserta didik merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Dalam dunia pendidikan dan pengajaran tuntutan peserta didik agar selalu aktif bukanlah hal yang baru. Keaktifan peserta didik merupakan konsekuensi logis dari pengajaran yang seharusnya. Artinya merupakan tuntutan logis dari hakekat belajar-mengajar. Hampir tak pernah terjadi proses belajar tanpa adanya keaktifan individu peserta didik yang belajar.9 Artinya belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi peserta didik seoptimal mungkin sehingga peserta didik mampu mengubah tingkah laku lebih efektif dan efisien. 4. Model Pembelajaran Tutor Sebaya a) Tutor Sebaya Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Model tutor sebaya merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif (cooperative learning) atau belajar bersama yang memberdayakan tutor sebaya untuk membantu teman-temannya dalam pembelajaran. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Hubungan antara

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, edisi revisi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hlm.206

siswa yang satu dengan yang lain pada umumnya terasa lebih dekat dibandingkan hubungan murid dengan guru.10 Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih di pimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas atas belajar mereka sendiridan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya.11 Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi peserta didik, memfasilitasi peserta didik dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya. Pembelajaran kooperatif adalah sebuah grup kecil yang

bekerjasama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep

Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik dan Menyenangkan, ( Yogyakarta: USD, 2007), hlm. 139. 11 Agus Suprijono, Cooperative Learning dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) , hlm. 54

10

bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.12 Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa menyampaikan masalah yang dihadapi,. Sehingga peserta didik yang bersangkutan dapat terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik. Karena dengan bantuan teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya mudah dipahami. Setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan. Dalam arti luas sumber belajar tidak harus selalu guru. Hisyam Zaini mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain.13 Sumber belajar dapat berasal dari orang lain yang bukan guru, seperti teman dari kelas yang lebih tinggi (kakak kelas), teman sekelas, atau keluarga di rumah. Sumber belajar bukan guru dan berasal dari orang yang lebih pandai disebut tutor. Ada 2 macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai, dan tutor kakak adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pemilihan model belajar tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran yang dipilih guru akan membantu siswa di dalam mengerjakan materi kepada teman-temannya. Sehubungan dengan itu ada beberapa pendapat mengenai tutor sebaya, diantaranya adalah :

Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.14 13 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2002), hlm. 46

12

1. Ischak Warji,14 mengemukakan bahwa: tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. 2. Conny Setiawan, dkk.15 Mengemukakan tentang tutor sebaya itu adalah siswa yang pandai, dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekitarnya di luar sekolah. Dengan demikian maka dapat kita ketahui bahwa tutor sebaya merupakan seseorang atau beberapa orang peserta didik yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok siswa yang memiliki prestasi yang lebih tinggi dari pada peserta didik yang lain. b) Langkah-langkah Pembelajaran Tutor Sebaya 1. Pilihlah materi atau soal yang memungkinkan materi atau soal tersebut dapat dipelajari atau dikerjakan peserta didik secara mandiri. Materi pelajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi) 2. Bagilah peserta didik menjadi kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Peserta didik pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya. 3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari sub materi. Setiap kelompok dipandu oleh peserta didik yang pandai sebagai tutor sebaya.

Tim MKPBBN Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Kontemporer, ( Bandung: JICA-UPI, 2001), hlm. 234. 15 Tim MKPBBN Jurusan Pendidikan matematika, Strategi Pmbelajaran Kontemporer, ( Bandung: JICA-UPI ,2001) hlm. 238.

14

4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik dalam kelas atau di luar kelas. 5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi atau penyelesaian soalnya di depan kelas, sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama. 6. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi atau penyelesaian soalnya, beri kesimpulan dan klasifikasi seandainya ada pemahaman peserta didik yang perlu diluruskan. 16 5. Keaktifan Peserta Didik dalam Model Pembelajaran Tutor Sebaya Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Seseorang yang aktif dalam belajar, dia memiliki rasa ingin tahu yang besar mengenai suatu hal, dia akan mencari tahu apa yang belum diketahuinya. Dari proses pencarian tahu tersebut, dia memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang dapat menambah pengetahuan yang dimilikinya. Dalam proses belajar yang sedang berlangsung di kelas melibatkan peserta didik dan menuntut peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar. Peserta didik juga harus aktif bertanya kepada guru atau tutor sebaya tentang hal-hal yang belum jelas. Peserta didik sebaya. Begitu juga sebaliknya harus lebih kritis, kreatif lebih juga harus memberikan perhatian dalam menerima pelajaran atau materi yang disampaikan oleh tutor guru pertanyaanpertanyaan kepada peserta didik dan juga harus dapat menciptakan suasana belajar dalam kelas yang menimbulkan aktivitas peserta didik sehingga akan tercipta proses belajar yang baik dan akan menyebabkan interaksi di dalam kelas yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi didiknya.
16

Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif, (Semarang: UNNES, 2009), hlm 15

Aktivitas merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan hasil belajar peserta didik. Karena di dalam proses kegiatan belajar mengajar tanpa adanya suatu keaktifan peserta didik, maka belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Peserta didik yang aktif dalam belajar akan mendapatkan hasil yang lebih baik dibanding peserta didik yang kurang aktif dalam belajar. Dengan demikian aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar karena segala sesuatu tidak akan tercapai secara maksimal bila setiap individu tidak aktif dalam melaksanakan suatu kegiatan. 6. Materi sistem pernapasan manusia a) Alat pernapasan Bernapas adalah salah satu ciri makhluk hidup. Bernapas merupakan upaya makhluk hidup untuk memasukkan gas oksigen kedalam tubuh dan mengeluarkan karbondioksida (udara sisa pembakaran) ke luar tubuh. Alat pernafasan manusia terdiri dari: hidung, pangkal tenggorokan, batang tenggorokan, cabang batang tenggorokan, dan paruparu. 1) Hidung Hidung merupakan alat pertama yang dilalui udara dari luar. Di dalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir. Rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara, mengatur suhu udara yang masuk agar sesuai dengan suhu tubuh, dan mengatur kelembapan udara. 2) Laring (pangkal tenggorokan) Setelah melewati hidung, udara-udara masuk ke pangkal tenggorokan (laring) melalui faring. Faring adalah hulu kerongkongan. Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan. Dari pangkal tenggorokan (laring) udara masuk ke batang tenggorokan (trakea).

3) Trakea (batang tenggorokan) Batang tenggorokan terletak di daerah leher, di depan kerongkongan. Batang tenggorokan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. 4) Bronkus (cabang batang tenggorokan) Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju ke paru-paru. Di dalam paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan bercabang lagi menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. cabang-cabang yang paling kecil masuk kedalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Melalui kapiler-kapiler darah dialveolus inilah oksigen dari udara akan berdifusi ke dalam darah. 5) Paru-paru Paru-paru merupakan kumpulan gelembung alveolus. Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. 17

17

Istamar syamsuri, dkk, Biologi untuk SMP kelas VIII, (Jakarta : Erlangga, 2007) hlm. 85

Gb 2.1 Alat-alat pernapasan18 b) Proses Pernapasan Bagaimanakah cara paru-paru memasukkan dan mengeluarkan udara? Proses pernapasan terdiri dari dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau menarik napas dan mengembuskan udara atau mengeluarkan napas. Menghirup udara disebut inspirasi dan mengembuskan udara disebut ekspirasi. Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang kempisnya paruparu, pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada (pernapasan tulang rusuk) dan pernapasan perut (pernafasan diafragma) 1) Pernapasan Dada Pernapasan dada terjadi karena gerakan otot-otot antar tulang rusuk. Jika otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat
18

http:// www. Google.co.id/image=frirefox=sistem pernafasan. Diakses tanggal 23 juli 2010

naik. Akibatnya volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara dalam rongga dada turun dan paru-paru mengembang. Pada saat paru-paru mengembang, tekanan udara di dalam paru-paru lebih rendah dari pada tekanan udara atmosfer (lingkungan) 2) Pernapasan perut Pernapasan perut terjadi akibat gerakan diafragma. Jika otot diafragma kontraksi, diafragma yang semula cembung ke atas bergerak turun menjadi agak rata. Akibatnya rongga dada membesar dan perut mengembung. Ketika otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula (cembung). Akibatnya rongga dada menyempit. 19 c) Kapasitas paru Merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di dalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Kapasitas total, yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang dapat kita tergantung pada beberapa hal: kondisi paru-paru, umur, sikap, dan bentuk seseorang. 2) kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal.20

Dalam keadaan normal pada paru-paru dapat menampung udara sebanyak 5 liter. d) Penyakit pada sistem pernafasan 1) Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.

19 20

Istamar Syamsuri, dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 89 Syaifudin, AMK, Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan , (Jakarta: EGC, 2006)

, hlm. 197

2)

Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan alergi rambut, bulu, atau debu.

3)

Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus.

4)

Difteri, adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang dihasilkan oleh kuman difteri.

5)

Pneumonia, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara.21

B. Kajian Penelitian Yang Relevan D a lam penelitian yang akan kami laksanakan , peneliti mengacu pada penelitian terdahulu diantaranya skripsi dengan judul 1) Skripsi yang disusun oleh Ari Kusnati (NIM :4401405044) pada tahun 2009 mahasiswa Universitas Negeri Semarang Fakultas MIPA jurusan matematika dengan judul Efektifitas Penerapan metode tutor sebaya pada pembelajaran konsep sistem saraf di SMA Negeri 12 semarang. Skripsi berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa metode tutor sebaya dapat mempengaruhi hasil belajar matematika pada materi sistem saraf pada siswa kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 12 Semarang. 2) Skripsi yang disusun oleh A.Sifronul Wildan (NIM :3105051) pada tahun 2009. mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah jurusan Biologi dengan judul Pengaruh sikap peserta didik dalam metode resitasi terhadap hasil belajar Biologi materi hormon kelas XI MAN Bawu Jepara. Skripsi berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap peserta didik dalam penggunaan metode resitasi di kelas XI MAN Bawu Jepara berpengaruh terhadap hasil belajar pada materi hormon.
21

Istamar Syamsuri,dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 93

3) Skipsi yang disusun oleh Eko Murdiyahwati (Nim : 053811370) pada tahun 2010. mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah jurusan Biologi dengan judul Pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran berbasis kegiatan laboratorium terhadap hasil belajar biologi kelas XI MAN Semarang I Semarang. Skripsi ini berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam pembelajaran berbasis laboratorium kelas XI MAN I semarang berpengaruh terhadap hasil belajar biologi peserta didik.

C. Pengajuan Hipotesis Hipotesis yang ditemukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh keaktifan pengajaran biologi dengan model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII khususnya pada materi sistem pernapasan.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada : Waktu Tempat : Oktober 2010 : MTs NU 01 Cepiring

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel a) Populasi Populasi penelitian eksperimen ini adalah peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. b) Sampel Pada penelitian ini yaitu di ambil dua kelas VIII MTs NU 01 Cepiring dimana kelas VIII A sebagai kelas eksperimen VIII B sebagai kelas kontrol. c) Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster sampling22 yaitu pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu dengan catatan yang dirandom adalah kelasnya. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan kehomogenan kelas tersebut seperti ditunjukkan oleh ciri-ciri relatif yang dimiliki semua kelas. Adapun ciri-ciri tersebut adalah :

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D ,(Bandung: Alfabeta, 2008) , hlm. 209.

22

19 1. Peserta didik mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama. 2. Peserta didik diampu oleh guru yang sama. 3. Peserta didik yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama. 4. Pembagian kelas tidak ada kelas unggulan. Pertimbangan lain didasarkan pada uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua varian. Data nilai awal yang digunakan adalah nilai ulangan harian. Tujuan tiga analisis tersebut sebagai uji prasyarat dalam menentukan subyek penelitian.

D. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.23 Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas berupa keaktifan peserta didik dalam pembelajaran tutor sebaya. Keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya (variabel x) indikatornya sebagai berikut: a) Memperhatikan penjelasan tutor sebaya b) menyalin penjelasan tutor sebaya c) keaktifan bertanya d) keberanian menjawab e) mengerjakan tugas 2. Variabel terikat berupa hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring pada materi pernapasan manusia. Hasil belajar biologi (variabel y), indikatornya berupa hasil ulangan harian materi system pernapasan manusia. E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Cipta, 2006) hlm. 118
23

Rineka

Penelitian ini tergolong dalam penelitian eksperimen yang merupakan salah satu bentuk penelitian kuantitatif, dalam hal ini peneliti akan meneliti pembelajaran sistem pernafasan manusia dengan menggunakan model tutor sebaya di kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. 1. Metode tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.24 Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik pada materi sistem pernapasan dari peserta didik yang menjadi sampel penelitian ini. Tes yang digunakan adalah tes bentuk objektif. 2. Metode Observasi Metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian suatu objek dengan menggunakan seluruh panca indera. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode ini digunakan untuk mengambil data aktivitas siswa selama proses pembelajaran. F. Teknik Analisis Instrumen 1. Validitas Butir Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut.25 rxy = NXY ( {NX 2 ( keterangan: rxy N X
24

X)(

Y) Y 2 ( Y)2}

X )2}{N

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = banyaknya r esponden = skor item tiap nomor

Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,2006), hlm. 150. 25 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm.72.

Y
XY

= j umlah skor total = jumlah perkalian X dan Y

Jika rhitung >rtabel maka item tes yang diujikan valid 2. Reliabilitas Soal Reliabilitas dapat disebut juga ajeg atau tetap. Ajeg atau tetap tidak harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Analisis reliabilitas tes menggunakan rumus alpha, yaitu sebagai berikut.26 r

r11 = reliabelitas tes secara keseluruhan n = banyaknya butir soal

= jumlah varians skor tiap-tiap item 1

= varians total

X
2

(X)2 1

n n

Jika rhitung >rtabel maka item tes yang diujikan reliabel.

3. Tingkat Kesukaran Soal Pada penelitian ini untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran tolok ukur sebagai berikut. 1). jika jumlah responden gagal < 27%, soal termasuk kriteria mudah.

26

Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta:Bumi Aksara, 2002), hlm. 109.

2). jika jumlah responden gagal 28%-72%, maka soal termasukkriteria sedang. 3). 4). jika jumlah responden gagal > 73%, soal termasuk kriteria sukar. batas lulus ideal 6 untuk skala 0-10. Adapun rumus yang digunakan adalah: N gagal = x100% N Keterangan: TK = taraf kesukaran

TK

N gagal = jumlah tes yang gagal


N = jumlah total tes Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah.27 Adapun rumus yang peneliti gunakan untuk mencari daya pembeda tes adalah sebagai berikut.28 D = PA PB Keterangan D = daya pembeda
PA = taraf kesukaran kelompok atas PB = taraf kesukaran kelompok bawah

4. Daya Beda Soal

Kriteria yang digunakan yaitu.8 1). D = 0,00 sampai 0,20 (jelek) 2). D = 0,20 sampai 0,40 (cukup) 3). D = 0,40 sampai 0,70 (baik)
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek ,(Jakarta: Bumi Aksara,2002), hlm.211. 28 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Transito,2002), hlm. 213. 8 Sudjana, Metode Statistik, ( Bandung: Transito, 2002), hlm. 218.
27

4). D = 0,70 sampai 1,00 (baik sekali) G. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data yang telah ada, diperlukan adanya analisis statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut. a) Analisis Data Nilai Awal Digunakan untuk membuktikan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari titik tolak yang sama. Data yang dipakai dalam analisis ini adalah nilai ulangan harian pada mata pelajaran biologi. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data yang akan dianalisis. Perhitungan dilakukan dengan data nilai ulangan harian pada mata pelajaran biologi. Rumus yang digunakan adalah Chi-Kuadrat29 (Oi i ) 2 = i i =1
k

Keterangan: 2: Chi-Kuadrat

harga

O i : frekuensi hasil pengamatan E i : frekuensi yang diharapkan Kriteria pengujian jika 2hitung normal. 2. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Apabila dua atau lebih sampel diperiksa dan ternyata homogen, maka dapat dikatakan bahwa sampel-sampel tersebut berasal dari populasi yang sama.30 Hipotesis
2 tabel

dengan derajat

kebebasan dk = k 3 dan taraf signifikan 5% maka data berdistribusi

Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Transito: 2002), hlm. 273. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.314.
30

29

yang digunakan dalam uji homogenitas adalah: = 22 ( variansnya homogen )

: 12

: 12 22 ( variansnya heterogen ) Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut:31 F hitung = Varians.terbesar Varians.terkecil Kriteria pengujian H 0diterima jika F hitung < F dengan =5% .
(v1,v2 )

Keterangan: v1 = n1 - 1 = dk pembilang v2 = n2 - 1 = dk penyebut b) Analisis Data Hasil Belajar Setelah sampel diberi perlakuan maka dilaksanakan tes hasil belajar. Dari hasil tes tersebut diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Langkah-langkah uji normalitas pada tahap ini sama dengan langkah - langkah uji normalitas pada analisis data awal. 2) Uji Homogenitas Langkah-langkah uji homogenitas pada tahap ini sama dengan langkah-langkah uji homogenitas pada analisis data awal. 3) Analisis Uji Hipotesis Analisis uji hipotesis merupakan lanjutan dari analisis pendahuluan dengan menguji data tentang pengaruh antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y). dalam hal ini menggunakan rumus analisis regresi satu predictor dengan skor deviasi. Sedangkan langkah dalam analisis uji hipotesis adalah: a. Mencari hubungan antara predictor dan kriterium melalui teknik korelasi moment tangkar dari Pearson, dengan rumus:
31

Sudjana, Metode Statistik., ( Bandung: Transito,2002), hlm. 250.

rxy =

xy ( x2)( y2)

12

xy = xy (x)( y) N x2 = x
2

( x)2 dan N

= y 2 (y)2

x N b. Persamaan Regresi13 = aX+K Dimana nilai a dan k dapat dicari dengan rumus : NX K= c. NXY
2

XY a= (X )
2

Menghitung Jumlah Kuadrat : (xy)2

a) b) c) d)

Jumlah Kudrat Regresi (JKreg)= x 2 Jumlah Kuadrat Residu (JKres)=y2 - JKreg Jumlah Kuadrat Total (JKtot) =

= JKreg +JKres

dbreg = k = jumlah variabel independen (X)

12

Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 4. Sugiyono,Statistik Untuk Penelitian, ( Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 260.

e) f)

dbres = N k - 1 RK
reg

Freg = RK res Uji signifikasi (Y) pada (X) : Uji hipotesis dengan kriteria :

Jika Fhitung > Ftabel = tolak H0 = regresi signifikan Jika Fhitung < Ftabel = terima H0 = regresi tidak signifikan d. Analisis Varians Regresi Uji Varians Regresi menggunakan analisis bilangan F (uji F) dengan rumus: RK Freg = RK

reg res

Keterangan Freg RKres = Harga bilangan f untuk regresi = Rata-rata kuadrat residu32 RKreg = Rata-rata kuadrat hasil regresi Untuk memudahkan penghitungan bilangan F, maka dibuat tabel ringkasan analisis garis regresi, sebagai berikut: Sumber Variasi Regresi (reg) Db 1 JK RK JKreg dbreg JKres dbres Total (T) c) Analisis Lanjut Analisis lanjut memberi interpretasi terhadap Freg yang diperoleh dari hasil pengolahan data untuk mengetahui signifikan atau tidaknya model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar Biologi. Jika Freg lebih besar dari taraf signifikan 5 % maupun 1 % berarti H0 ditolak, sebaliknya Ha diterima. N-1 F reg RK reg RK res

Residu (res)

N-2

32

Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset), hlm 16.

2. Analisis Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan terhadap kelas uji coba yaitu pada peserta didik kelas XI A, jumlah soal adalah 40 soal pilihan ganda. Berikut ini adalah hasil analisis uji coba. a. Analisis Validitas Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir soal pada lampiran 8 diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.3 Data Validitas Butir Soal Krteria Valid ttabel 0,329 No Soal 1 , 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 12, 13 , 14, 15, 16, 20, 21, 22, 23 , 24, 27, 29, 31, 32, 33, 34 , 35, 37, 38, 39, 40 Jumlah 30

Invalid

5 , 11, 17, 18, 19, 25, 26, 28 , 30, 36

10

b. Analisis Reliabilitas Hasil penghitungan koefisien reliabilitas 40 butir soal diperoleh:r11= 0,928. c. Analisis Tingkat Kesukaran Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir soal, diperoleh data tingkat kesukaran sebagai berikut. Tabel 4.4 Data Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah

Sedang

1, 2, 3, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 14, 16 , 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26 , 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34 , 35, 36, 37, 38, 39, 40.

37

Mudah d. Analisis Daya Beda

4, 9, 19.

Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir soal, diperoleh daya beda sebagai berikut. Tabel 4.5 Data Daya Beda Butir Soal Kriteria Sangat jelek Jelek Cukup 25 5 2, 4, 7, 8, 9, 10, 11,15, 17, 18 , 19, 21, 24, 26, 27, 28, 29 , 30, 31, 32, 34, 35, 36, 40 Baik 1, 3, 6, 12, 13, 14, 16, 20, 22 , 23, 33, 37, 38, 39 3. Data Nilai Tes Awal (Pre Test) a. Kelas Eksperimen Tes awal (pre test) yang diberikan pada kelas eksperimen sebelum peserta didik diajar dengan model pembelajaran tutor sebaya pada materi sistem pernapasan pada manusia mencapai nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 27. Rentang nilai (R) adalah 9, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,9. 14 35 Nomor Soal Jumlah Prosentase(%) 1 1 24 2,5 2,5 60

Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen No Interval Kelas Frekuensi

1 2 3 4 5 6 7

27 35 36 44 45 53 54 62 63 71 72 80 81 89 jumlah

1 2 8 11 8 5 1 36

b.

Kelas Kontrol Tes awal (pre test) yang diberikan pada kelas kontrol sebelum peserta didik diajar dengan pembelajaran konvensional mencapai nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 27. Rentang nilai (R) adalah 9 , banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,9. Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi Dari NilaiTes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 Interval kelas 27 35 36 44 45 53 54 62 63 71 72 80 81 - 89 jumlah Frekuensi 2 2 7 8 6 9 1 35

4. Data Nilai Tes Akhir (Post Test) a. Kelas Eksperimen Tes akhir(post test) yang diberikan pada kelas eksperimen setelah peserta didik diajar dengan model tutor sebaya pada materi sistem pernapasan pada manusia mencapai nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Rentang nilai (R) adalah 5, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,5.

Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 b. Kelas Kontrol Tes akhir yang diberikan pada kelas kontrol setelah peserta didik diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi sistem pernapasan pada manusia mencapai nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 57. Rentang nilai (R) adalah 4, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,4. Tabel 4.9 Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 B. Pengujian Data Hasil Belajar 1. Analisis Tahap Awal a. Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat. Data awal yang digunakan untuk menguji Interval kelas 57 60 61 64 65 68 69 72 73 76 77 80 81 - 84 jumlah Frekuensi 5 9 7 5 5 3 1 35 Interval kelas 60 64 65 69 70 74 75 79 80 84 85 89 90 94 Frekuensi 3 5 8 7 6 5 2

normalitas adalah nilai pre test. Kriteria pengujian yang digunakan untuk taraf signifikan = 5% dengan dk = k 3. Jika X maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika X maka data tidak berdistibusi normal. Uji normalitas pre test pada kelas eksperimen (VIII A) untuk taraf signifikan = 5% dengan dk = 6 - 3 = 3, diperoleh X 2hitung = 7,7571 dan X 2tabel = 7,81. Karena X 2hitung < X 2tabel maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas pre test pada kelas kontrol (VIII B) untuktaraf signifikan = 5% dengan dk = 6 - 3 = 3, diperoleh X 2hitung = 5,4576 dan X 2tabel = 7,81. Karena X
2 hitung 2 2 hitung

<X

tabel tabel

hitung

> X

<X

tabel

maka dapat dikatakan bahwa data tersebut

tidak berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak.Uji kesamaan dua varians data dilakukan dengan selisih antara varians terbesar dengan varians terkecil. Kriteria pengujian yang digunakan untuk taraf signifikan = 5% , dk pembilang= (n1 1), dk penyebut =

(n2 )dan peluang

. Jika Fhitung<Ftabel maka data tersebut homogen,

dan sebaliknya jika Fhitung>Ftabel maka data tersebut tidak homogen. Dari penghitungan nilai pre test kelas eksperimen dan kontrol untuk taraf signifikan = 5%, dk pembilang = (n1 1), dk penyebut =

(n2 ) dan peluang

, diperoleh uji kesamaan dua varians adalah


(36:35)

Fhitung = 1,513 dan F(0,25)

= 1,97 Karena Fhitung<Ftabel maka dapat

dikatakan bahwa data tersebut homogen. 2. Data Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Melalui hasil observasi tentang keterlibatan aktif peserta didik dalam pembelajaran tutor sebaya dapat diketahui sepenuhnya peserta didik ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

beberapa

indikator,

seperti

memperhatikan

penjelasan,

menyalin

penjelasan, keaktifan bertanya, keberanian menjawab, mengerjakan tugas. Pada saat tutor sebaya menjelaskan materi diskusi pada masing-masing kelompok, anggota kelompok sangat antusias dalam mendengarkan penjelasan penjelsan tutor tersebut dan mencatat apa yang sedang dijelaskan oleh tutor. Kemudian tutor memberikan kesempatan anggota kelompoknya untuk mengajukan pertannyaan dan memberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan anggota kelompoknya pun aktif dalam mengajukan pertanyaan dan keberanian menjawab. Tutor sebaya dan anggota kelompoknya aktif dalam mengerjakan tugas diskusi yang di berikan oleh guru. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar peserta didik di MTs NU 01 Cepiring. 3. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh positif antara keaktifan siswa dalam pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. Untuk membuktikan hipotesis tersebut, digunakan rumus regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Adapun langkah pokok dalam regresi satu prediktor dengan skor deviasi ini adalah sebagai berikut: 1. Mencari Hubungan antara Prediktor dengan Kriterium Korelasi antara prediktor x dengan kriterium y dapat dicari melalui teknik korelasi moment tangkar dari Pearson dengan rumus: rxy = 2 xy

x )( y2)

Telah diketahui bahwa:

x = X
2

( N

) , dan
2 2

y = Y
2

Untuk mencari nilai hubungan di atas, data dibantu dengan tabel koefisien hubungan sebagai berikut. Tabel 4.10 Koefisien Hubungan Variabel Keaktifan Siswa (X) dan Hasil Belajar Biologi (Y) No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X 2 75 70 75 75 75 75 80 85 85 90 85 80 80 70 85 75 90 85 80 80 70 75 75 75 65 75 70 70 70 Y 3
80 67 67 60 70 67 77 80 70 77 80 87 60 70 77 60 77 77 67 77 70 80 70 80 67 70 70 77 87

X 4 5625 4900 5625 5625 5625 5625 6400 7225 7225 8100 7225 6400 6400 4900 7225 5625 8100 7225 6400 6400 4900 5625 5625 5625 4225 5625 4900 4900 4900

Y 5 6400 4489 4489 3600 4900 4489 5929 6400 4900 5929 6400 7569 3600 4900 5929 3600 5929 5929 4489 5929 4900 6400 4900 6400 4489 4900 4900 7569 7569

XY 6 6000 4690 5025 4500 5250 5025 6160 6000 5950 6930 6800 6960 4800 4900 6545 4500 6930 6545 6360 6160 4900 6000 5250 6000 4355 5250 4900 5390 6090

30 31 32 33 34 35 36

70 85 85 85 85 70 85

80 90 87 87 87 70 90

4900 7225 7225 7225 7225 4900 7225


2

6400 8100 7569 7569 7569 4900 8100 =


2

5600 7650 7395 7395 7395 4900 7650

X =2805 Y =2709 X
220125

=206393

=211950

XY

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hasil koefisien hubungan nilai tersebut ditentukan bahwa: N = 36

X = 2805 Y =
2709

X Y
2

=220125

= 206393

XY = 211950
Untuk mencari hasil masing-masing rumus di atas adalah sebagai berikut:

= = = 211950 211076, 3 = 873, 7

x = X
2

= = =220125 218556, 3 = 1568, 7

y =Y
2 2

N =

= 206393 = 206393 203852, 3 = 2540, 7 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai -nilai sebagai berikut:

xy

= 873,7 = 1568, 7 = 2540, 7 Dari data di atas, kemudian dimasukkan dalam rumus moment

x y

tangkar dari Pearson sebagai berikut: rxy = 2 xy

( x )( y )
2

= =

873 ,7 3985596

= 0,437639 Berdasarkan uji hubungan antara variabel keaktifan siswa dengan hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring diperoleh indeks korelasi r = 0,437639 sedangkan indeks korelasi determinasinya adalah r2 = 0,191528 2. Menguji Apakah Hubungan Itu Signifikan atau Tidak Setelah diadakan uji korelasi dengan rumus korelasi product moment, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan rt (tabel) pada taraf signifikan 5% dan 1% dengan asumsi sebagai berikut: a. Apabila rxy > rt (0,05 dan 0,01) berarti signifikan, hipotesis diterima. b. Apabila rxy < rt (0,05 dan 0,01) berarti tidak signifikan, hipotesis ditolak. Dari hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa rxy = 0,437639 > rt = 0,05 (0,329) dan rxy = 0,437639 > rt = 0,01 (0,424).

Dengan rxy > rt (0,05 dan 0,01), berarti signifikan dan hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh positif antara keaktifan peserta didik dalam pembelajaran tutor sebaya dengan hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring adalah diterima. Dengan demikian, semakin tinggi keaktifan peserta didik dalam tutor sebaya, semakin tinggi hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. Sebaliknya semakin rendah keaktifan siswa dalam pembelajaran tutor sebaya semakin rendah pula hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. 3. Mencari Persamaan Regresi Y =aX +K Di mana:

= Perkiraan harga Y aX

= Perkiraan a

dalam regresi linear Y pada x K = Perkiraan b dalam linear Y pada x Untuk mengetahui Y, terlebih dahulu dicari a dan K dari

persamaan y = ax, yang mana y=Y Y , x=X X , dan a

x xy a
=

x
=

= 0,55695797 y = 0,55695797x Dari data yang dikumpulkan dapat dicari:

Y
Y
= N

= = 75, 25

X
X
= N = = 77,9166666 Karena itu untuk persamaan garis regresi y = ax atau Y Y =a X X dapat diselesaikan sebagai berikut:

75,25 = 0,556957 (X 77,9166666) Y = 0,556957x 43,396232 + 75,25 Y = 0,556957x + 31,85376

Dari perhitungan di atas, maka persamaan garis regresi adalah:

Y = 0,556957x + 31,85376
4. Analisis Varian Garis Regresi Analisis varian garis regresi ini digunakan untuk mencari hubungan antara kriterium dengan prediktor dengan menggunakan rumus regresi satu prediktor skor deviasi.

Y = 0,556957x + 31,85376
Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus: JKreg =

= = = 486,614 JKres =

= 2540,7 486,614 = 2054, 08 JK reg RKreg = db


reg

= = 486,614 JK res RKres = db res = =

= 60,414 Ttot = = 2540, 7 Dari perhitungan di atas, maka analisis regresi bilangan F diperoleh dengan rumus sebagai berikut: RK reg Freg = RK res = = 8,0546 Setelah F atau Freg diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikan 1% maupun 5%. Hipotesis diterima jika Freg hitung > F tabel, baik pada taraf 1% maupun 5%. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sumber Dk/d JK RK F reg Ftabel Kriteria

variansi Regresi (reg) Residu (res) Total )

b 1 34 35 2054 , 8 2540 , 7 486,61 4 60,414 8,0546

5% 0,329

1% 0,424 Signifikan

51

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999. Abror, Abdul Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993. Alwi, Hasan et. al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005 , Edisi II. Anni, Catharina Tri, Psikologi Belajar, Semarang: UPT MKK UNNES, 2005. Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, Cet. 12. , Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002.

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003. Ahmadi, Abu ed. ell, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004. Asnawir, ed.ell, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Baharuddin, ed.ell, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar2007. Bahri, Syaiful , Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Hadi Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2004. Ruzz,

http:// ww. Google.co.id/image=frirefox=Sistem pernapasan. Diakses tanggal 23 Juli 2010. Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Nasution, Diktatik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976. Rahardja, Umar Tirta, La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Sanjaya, Wina, Strategi Peembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengarui, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Suparno, paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik dan Menyenangkan, Yogyakarta: USD, 2007. Sudjana, Metode Statistik, Bandumg: Tarsito, 2002.

, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2002. Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007.
, Metode

Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:

Alfabeta, 2008. Suyitno, Amin, Pembelajaran Inovatif, Semarang: UNNES, 2009 Syaifudin, Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta: EGC, 2006. Syamsuri, Istamar, dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2007. Suktiyana, Biologi SMP Untuk Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2004.

Tim MKPBBN jurusan pendidikan matematika, Strategi Pembelajaran Kontemporer, Bandung: JICA-UPI, 2001. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag, 1980. Yukadiana,dkk, Evaluasi IPA Biologi SLTP Kelas 2, Yogyakarta: Erlangga, 1997. Zaini, Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD, 2002.

Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) EKSPERIMEN Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia II. : MTs NU 01 Cepiring : IPA Terpadu : VIII/1 ( Kelas Eksperimen )

Jumlah Jam Pelajaran : 2 x 40 I. Standar

Kompetensi Dasar : 1.5 Mendeskripsikan sistem pernafasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan III. Indikator Hasil Berlajar 1. Menjelaskan pengertian bernafas 2. Menjelaskan proses terjadinya pernafasan dada dan pernafasan perut 3. Menyebutkan macam organ penyusun sistem pernafasan manusia 4. Menyebutkan penyakit pada sistem pernafasan serta upaya mengatasinya IV. Materi pokok : Sistem Pernafasan Manusia V. Metode pembelajaran Ceramah, diskusi VI. Langkah-langkah pembelajaran Pertemuan pertama 1. Pendahuluan a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika papan tulis belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk membersihkan papan tulis b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa

2. Kegiatan inti a. Guru menerangkan materi pernafasan b. Disela-sela plajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, jika tidak ada pertanyaan guru memberikan pertanyaan kepada siswa terkait materi yang baru dijelaskan c. Guru mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 6 orang. Setiap kelompok diberi tugas mendiskusikan LDS yang akan dibagikan oleh guru pada masing-masing kolompok d. Guru membimbing kegiatan siswa e. Setelah selesai mengerjakan, perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya kepada teman-temannya. 3. Penutup a. Guru bersam-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari b. Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan posttes c. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan bagi siswa yang ingin bertanya

Pertemuan kedua 1. Pendahuluan a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika papan tulis belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk membersihkan papan tulis b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa 2. Kegiatan inti a. Guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari kemarin. b. Di sela-sela pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika tidak ada pertanyaan guru memberikan pertanyaan kepada siswa terkait dengan LDS sebagi umpan balik c. Guru membagikan soal posttes dan lembar jawaban d. Siswa mengerjakan selama 30 menit e. Guru menyuruh siswa mengumpulkan lembar jawaban di depan mejaja guru

f. Guru menanyakan kepada siswa mana soal yang sulit dan membahasnya 3. Penutup a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari b. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingim bertanya VII. Media ( Sumber dan Bahan ) Sumber dan bahan yaitu : 1. Setiadi, Anatomi dan fisiologi manusia, Yoyakarta : graha ilmu, 2007 2. Syaifudin Drs.H.AMK, Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Edisi 3, Jakarta : EGC, 2006 VIII. Penilaian a. Prosedur penilaian Tes tertulis ( posttes ) b. Alat penilaian Pilihan ganda Lembar observaasi keaktifan siswa

Semarang, Oktober 2010 Guru mata pelajaran Peneliti

Asiyah S.Pd.I

Afidatun Nadhifah

Kepala sekolah A. Afif Abdullah, S.Ag

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL

Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Kompetensi :

: MTs NU 01 Cepiring : IPA Terpadu : VIII/1

Jumlah Jam Pelajaran : 2 x 40 I. Standar

1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia II. Kompetensi Dasar : 1.5 Mendeskripsikan sistem pernafasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan III. Indikator Hasil Berlajar 1. Menjelaskan pengertian bernafas 2. Menjelaskan proses terjadinya pernafasan dada dan pernafasan perut 3. Menyebutkan macam organ penyusun sistem pernafasan manusia 4. Menyebutkan penyakit pada sistem pernafasan serta upaya mengatasinya IV. Materi pokok : Sistem Pernafasan Manusia V. VI. Metode pembelajaran Ceramah, tanya jawab Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan pertama 1. Pendahuluan a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika papan tulis belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk membersihkan papan tulis

b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa d. Guru menulis dipapan tulis tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti a. Guru menjelaskan organ-organ pernapasan dan proses pernapasan b. Guru meminta siswa menyebutkan organ-organ pernapasan manusia c. Guru meminta siswa mempraktekan proses pernapasan dada dan perut 3. Penutup a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari b. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingim bertanya

Pertemuan ke dua 1. Pendahuluan a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika papan tulis belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk membersihkan papan tulis b. c. d. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa Guru memberikan apersepsi kepada siswa Guru menulis dipapan tulis tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti a. Guru menjelaskan beberapa istilah kapasitas (volume) pernapasan b. Guru meminta siswa menyebutkan penyakit pada sistem pernapasan dan cara mengatasinya 3. Penutup a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari b. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingim bertanya

VII.

Media ( Sumber dan Bahan ) Sumber dan bahan yaitu : 1. Setiadi, Anatomi dan fisiologi manusia, Yoyakarta : graha ilmu, 2007 2. Syaifudin Drs.H.AMK, Anatomi fisiologi untuk mahasiswa 3, Jakarta : EGC, 2006 keperawatan, Edisi

VIII. Penilaian a. Prosedur penilaian Tes tertulis ( posttes ) b. Alat penilaian Pilihan ganda Lembar observaasi keaktifan siswa Semarang, Oktober 2010 Guru Mata Pelajaran Peneliti

Asiyah, S.P.I

Afidatun Nadhifah

Kepala Sekolah A. Afif Abdullah, S.Ag

Lampiran 16 LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN

Kelompok Anggota kelompok Kelas Waktu Tujuan :

:1 : : : 45 menit

Mengetahui organ dan proses terjadinya pernapasan Perintah : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ! Soal 1. Apakah yang dimaksud dengan pernapasan ? 2. Jelaskan perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut ? 3. Jika menelan dan berbicara dilakukan bersama-sama, kemungkinan apakah yang akan terjadi? Terangkan peristiwa itu!

Lampiran 18 LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN Kelompok Anggota kelompok Kelas Tujuan : Mengetahui organ dan proses inspirasi dan ekspirasi Perintah : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas! Soal 1. Apakah yang dimaksud dengan : a. kapasitas vital paru-paru b. udara residual c. udara tidal d. udara total paru 2. 3. Sebutkanlah selaput yang melindungi paru-paru! Jelaskan mengapa bernapas melalui hidung lebih baik dibandingkan bernapas melalui mulut? :2 : : 45 menit

Lampiran 24

LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN Kelompok Anggota kelompok Kelas Waktu Tujuan : Mengetahui organ dan proses inspirasi dan ekspirasi Perintah : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas! Soal 1. sebutkan macam-macam radang pada sistem pernapasan! 2. apa peranan bulu-bulu getar yang terdapat pada sel-sel batang tenggorok? :5 : : : 45 menit

Lampiran 26

LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN

Kelompok Anggota kelompok Kelas Waktu Tujuan :

:6 : : : 45 menit

Mengetahui organ dan proses inspirasi dan ekspirasi Perintah : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas! Soal 1. Jelaskan bagaimana oksigen dari rongga alveolus dapat masuk ke dalam kapiler pembuluh darah!. 2. Sebutkan organ-organ yang menyusun sistem pernapasan manusia dari rongga hidung sampai alveolus.

Lampiran 4

KISI-KISI SOAL

Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar 1.5 Mendeskripsikan sistem pernafasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan Tabel kisi-kisi soal

Indikator Menjelaskan pengertian pernafasan Menjelaskan proses terjadinya pernafasan dada dan pernafasan perut Menyebutkan macam organ penyusun sistem pernafasan manusia Menyebutkan penyakit pada sistem pernafasan serta cara mengatasinya

No item soal 1 4, 5, 7, 8, 9, 10, 15, 16, 17,19, 20, 24, 25, 26, 27, 28

2, 11, 12, 13, 14, 21, 22,

3, 6, 23, 29, 30

Lampiran 5

SOAL UJI COBA

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf pilihan jawaban (a, b, c, atau d) yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia. 1. Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan melalui mulut karena alasanalasan dibawah ini, kecuali. . . . . a. volume disesuaikan b. udara tersaring oleh bulu-bulu hidung c. disesuaikan dengan suhu tubuh d. diatur kelembapannya 2. Berikut ini termasuk alat pernafasan pada tubuh manusia, kecuali. . . . . . a. hidung b. faring c. hati d. paru-paru 3. Peradangan pada cabang batang tenggorokan disebut. . . . . . a. bronkitis b. pleuritis c. sinusitis d. parotitis 4. Bagian udara yang penting untuk pernafasan adalah gas. . . . . . a. nitrogen b. oksigen c. karbon monoksida d. karbon doksida 5. Berikut ini yang lebih menentukan besar kecilnya tekanan udara dalam rongga dada dan besar kecilnya paru-paru pada waktu pernafasan perut adalah. . . . . . a. gerakan tulang rusuk b. tekanan udara atmosfer c. gerakan sekat diafragma d. kemampuan mengembang paru-paru

6.

Berikut adalah gangguan pernafasan yang disebabkan oleh bakteri, kecuali. . . . . . a. TBC b. asfiksi c. influenza d. bronkitis Pernyataan di bawah ini merupakan mekanisme proses pernafasan yang benar , kecuali . . . . .. a. Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru disebabkan perubahan rongga dada b. Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi sehingga kedudukannya menjadi lurus c. Pada waktu diafragma berkontraksi, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi menyebabkan rongga dada mengembang d. Pernapasan dada dan pernapasan perut bekerja secara bbergantian, tidak bersamaan

7.

8.

Hasil oksidasi zat makanan yang digunakan untuk melakukan aktivitas ialah. . . . . a. karbon dioksida b. air c. oksigen d. energi Oksidsi zat makanan di dalam tubuh manusia terjadi di dalam. . . . . a. sel-sel tubuh b. saluran pencernaan c. saluran pernafassan d. rongga perut

9.

10. Epiglotis yang terdapat di pangkal tenggorok berfungsi. . . . . . . a. mengtur jalan makanan dan jalan pernafasan b. memperbesar getaran pita suara waktu udara lewat c. memper kuat gelang-gelang tulang rawan d. mengatur banyaknya udara yang masuk ke paru-paru

11. Penyataan yang benar di bawah ini adalah. . . . . . a. paru-paru kanan lebih kecil dari paru-paru kiri b. paru-paru kanan terdiri dari atas tiga gelambir (lobus) c. paru-paru terletak di dalam rongga perut d. paru-paru dibungkus oleh selaput alveolus 12. Perhatikanlah gambar sistem pernafasan pada manusia berikut ini. Bronkus ditunjukkan oleh nomer. . . . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 13. Paru-paru terdiri dari 5 lobus (gelambir), yaitu. . . . . . a. 3 lobus paru-paru kiri dan 2 lobus paru-paru kanan b. 2 lobus paru-paru kiri dan 3 lobus paru-paru kanan c. 1 lobus paru-paru kiri dan 4 lobus paru-paru kanan d. 4 lobus paru-paru kiri dan 1 lobus paru-paru kanan 14. Selaput suara atau pita suara terdapat di. . . . . . a. trakea b. bronkia c. trakeolus d. jakun 15. Diantara rongga dada dan rongga perut terdapat selaput yang disebut. . . . . a. diafragma b. pleura c. trakea d. bronkia 16. Pada waktu inspirasi terjadi. . . . . . a. diafragma mendatar, tulang rusuk menurun b. diafragma mendatar, tulang rusuk terangkat c. diafragma melengkung ke atas, tulang rusuk terangkat

d. diafrgma melengkung ke bawah, tulang rusuk menurun 17. Faktor-faktor penyebab keluar masuknya udara ke dalam paru-paru adalah. . . . . a. tekanan udara dari luar b. besarnya isapan hidung c. mengembang dan mengempisnya paru-paru d. membesar dan mengecilnya rongga dada 18. Batang tenggorok selalu terbuka, karena batang tenggorok tersusun dari. . . . . . a. gelang-gelang jaringan ikat b. gelang-gelang jaringan keras c. gelang-gelang tulang rawan d. gelang-gelang jaringan kulit 19. Volume udara komplementer paru-paru orang dewasa lebih kurang. . . . . . a. 5.000 ml b. 4.500 ml c. 1.500 ml d. 500 ml 20. Udara sebanyak-banyaknya yang dapat keluar masuk paru-paru disebut . . . . . . a. kapasitas vital paru-paru b. volume total paru-paru c. daya tapung paru-paru d. volume pernafasan 21. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam proses pernapasan terjadi di . . ... a. rongga hidung b. trakea c. bronkiolus d. alveolus 22. Berikut adalah organ-organ saluran pernapasan: 1. rongga hidung 2. pangkal tenggorok 4. cabang batang tenggorok 5. paru-paru

3. batang tenggorok

6.

gelembung paru-paru organ saluran pernapasan yang jumlahnya

sepasang adalah. . . . . . a. 1 dan 2 b. 3 dan 4 c. 4 dan 5 d. 5 dan 6

23. Gangguan pernapasan karena tingginya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat disebut . . . . . a. asfiksi b. asma c. asidosis d. rinitis 24. Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut. . . . . . . a. udara komplementer b. udara suplementer c. udara tidal (pernapasan) d. udara residu (sisa) 25. Kapasitas vital paru-paru adalah gabungan jumlah volume udara yang terdiri dari berikut ini, kecuali. . . . . . . a. udara pernapasan b. udara suplementer c. udara komplementer d. udara residu 26. Jika menghembuskan napas sekuat-kuatnya, di dalam paru-paru masih ada sisa udara yang volumenya lebih kurang. . . . . . . a. 500 ml b. 1.500 ml c. 4.500 ml d. 5.000 ml 27. Proses oksidasi biologi di dalam sel tubuh dapat ditulis dengan reaksi . . . . . . .

a. zat makanan + O2 b. zat makanan + O2 c. zat makanan + O2 d. zat makanan + O2 ... a. besar kecil rongga dada b. besar kecilnya diafragma c. besar kecilnya paru-paru d. tekanan tulang-tulang rusuk

CO2 + H2O CO2 + H2O + energi CO2 + H2O + energi CO2 + O2 + energi

28. Hal-hal berikut dapat menyebabkan udara keluar atau masuk paru-paru, kecuali. . .

29. Peradangan pada faring akibat infeksi oleh bakteri streptococus disebut. . . . . . a. bronkitis b. laringitis c. faringitis d. sinusitis 30. Penyumbatan pada rongga faring maupun laringoleh lendir yang dihasilkan oleh kuman difteri disebut. . . . . . . a. asidosis b. difteri c. asfiksi d. pneumonia 31. Untuk menjaga kesehatan paru-paru dapat dilakukan dengan menghindari . . . . . . . a. tidur terlalu malam b. terlalu capek c. merokok d. makan makanan berlemak 32. Pernapasan dibantu dengan kontraksi otot-otot diafragma disebut pernapasan . . . . a. perut b. dada c. diafragma d. otot 33. Urutan organ pernapasan yang benar dari kuar ke dalam adalah . . . . . . . . a. mulut, tenggorokan, paru-paru

b. hidung, kerongkongan, paru-paru c. hidung, tenggorokan, paru-paru d. mulut, kerongkongan, paru-paru 34. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi. Dalam hal ini difusi adalah proses pertukaran zat yang berwujud . . . . . . . . a. cair b. padat c. uap d. gas 35. Fungsi proses pernapasan bagi tubuh adalah sebagai berikut kecuali . . . . . . . a. memasukkan oksigen b. menghasilkan energi untuk proses oksidasi makanan c. mengeluarkan sisa oksidasi yaitu karbondioksida d. merawat alat peredaran darah 36. Diafragma adalah sekat yang membatasi . . . . . . a. rongga dada dan rongga perut b. paru-paru dan jantung c. paru-paru dan rongga perut d. trakea dan laring 37. Pada pernapasan perut yang berperan adalah . . . . . . . a. otot diafragma b. otot perut dan diafragma c. diafragma dan otot diafragma d. otot diafragma dan otot perut 38. Penyakit saluran pernapasan sebagai akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis disebut . . . . . a. asma b. flu c. pneumodia d. TBC

39. Berikut ini gangguan pada pernapasan, kecuali . . . . . . a. TBC b. influenza c. pilek d. muntaber 40. Kontraksi dan relaksasi otot diafragma mengakibatkan terjadinya pernapasan a. dada b. perut c. aerob d. anaerob

Lampiran 2 POTSTES Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf pilihan jawaban (a, b, c, atau d) yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia. 1. Pernyataan di bawah ini merupakan mekanisme proses pernafasan yang benar , kecuali . . . . . . a. Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru disebabkan perubahan rongga dada b. Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi sehingga kedudukannya menjadi lurus c. Pada waktu diafragma berkontraksi, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi menyebabkan rongga dada mengembang d. Pernapasan dada dan pernapasan perut bekerja secara bbergantian, tidak bersamaan 2. Hasil oksidasi zat makanan yang digunakan untuk melakukan aktivitas ialah. . . . . a. karbon dioksida b. air c. oksigen

d. energi 3. Epiglotis yang terdapat di pangkal tenggorok berfungsi. . . . . . . a. mengtur jalan makanan dan jalan pernafasan b. memperbesar getaran pita suara waktu udara lewat c. memper kuat gelang-gelang tulang rawan d. mengatur banyaknya udara yang masuk ke paru-paru 4. Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan melalui mulut karena alasanalasan dibawah ini, kecuali. . . . . a. volume disesuaikan b. udara tersaring oleh bulu-bulu hidung c. disesuaikan dengan suhu tubuh d. diatur kelembapannya 5. Paru-paru terdiri dari 5 lobus (gelambir), yaitu. . . . . . a. 3 lobus paru-paru kiri dan 2 lobus paru-paru kanan b. 2 lobus paru-paru kiri dan 3 lobus paru-paru kanan c. 1 lobus paru-paru kiri dan 4 lobus paru-paru kanan d. 4 lobus paru-paru kiri dan 1 lobus paru-paru kanan 6. Berikut ini termasuk alat pernafasan pada tubuh manusia, kecuali. . . . . . a. hidung b. faring a. bronkitis b. pleuritis a. nitrogen b. oksigen a. TBC b. asfiksi 4. rongga hidung c. hati d. paru-paru c. sinusitis d. parotitis c. karbon monoksida d. karbon dioksida c. influenza d. bronkitis 4. cabang batang tenggorok

7. Peradangan pada cabang batang tenggorokan disebut. . . . . .

8. Bagian udara yang penting untuk pernafasan adalah gas. . . . . .

9. Berikut adalah gangguan pernafasan yang disebabkan oleh bakteri, kecuali. . . . . .

10. Berikut adalah organ-organ saluran pernapasan:

5. pangkal tenggorok 6. batang tenggorok 6. sepasang adalah. . . . . . a. 1 dan 2 b. 3 dan 4 c. 4 dan 5 d. 5 dan 6

5. paru-paru gelembung paru-paru organ saluran pernapasan yang jumlahnya

11. Diantara rongga dada dan rongga perut terdapat selaput yang disebut. . . . . a. diafragma b. pleura a. trakea b. bronkia a. sel-sel tubuh b. saluran pencernaan c. saluran pernafassan d. rongga perut 14. Perhatikanlah gambar sistem pernafasan pada manusia berikut ini. Bronkus ditunjukkan oleh nomer. . . . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 15. Pada waktu inspirasi terjadi. . . . . . a. diafragma mendatar, tulang rusuk menurun b. diafragma mendatar, tulang rusuk terangkat c. diafragma melengkung ke atas, tulang rusuk terangkat d. diafrgma melengkung ke bawah, tulang rusuk menurun 16. Udara sebanyak-banyaknya yang dapat keluar masuk paru-paru disebut . . . . . . a. kapasitas vital paru-paru c. trakea d. bronkia c. trakeolus d. jakun

12. Selaput suara atau pita suara terdapat di. . . . . .

13. Oksidsi zat makanan di dalam tubuh manusia terjadi di dalam. . . . .

b. volume total paru-paru c. daya tapung paru-paru d. volume pernafasan 17. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam proses pernapasan terjadi di . . ... a. rongga hidung b. trakea c. bronkiolus d. alveolus 18. Proses oksidasi biologi di dalam sel tubuh dapat ditulis dengan reaksi . . . . . . . a. zat makanan + O2 b. zat makanan + O2 c. zat makanan + O2 d. zat makanan + O2 a. memasukkan oksigen b. menghasilkan energi untuk proses oksidasi makanan c. mengeluarkan sisa oksidasi yaitu karbondioksida d. merawat alat peredaran darah CO2 + H2O CO2 + H2O + energi CO2 + H2O + energi CO2 + O2 + energi

19. Fungsi proses pernapasan bagi tubuh adalah sebagai berikut kecuali . . . . . . .

20. Kontraksi dan relaksasi otot diafragma mengakibatkan terjadinya pernapasan a. dada b. perut . . a. asfiksi b. asma c. asidosis d. rinitis 22. Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut. . . . . . . c. d. aerob anaerob

21. Gangguan pernapasan karena tingginya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat disebut . . .

a. udara komplementer b. udara suplementer c. udara tidal (pernapasan) d. udara residu (sisa) 23. Peradangan pada faring akibat infeksi oleh bakteri streptococus disebut. . . . . . a. bronkitis b. laringitis c. faringitis d. sinusitis 24. Untuk menjaga kesehatan paru-paru dapat dilakukan dengan menghindari . . . . . . . a. tidur terlalu malam b. terlalu capek c. merokok d. makan makanan berlemak 25. Pernapasan dibantu dengan kontraksi otot-otot diafragma disebut pernapasan . . . . a. perut b. dada c. diafragma d. otot

26. Urutan organ pernapasan yang benar dari kuar ke dalam adalah . . . . . . . . a. mulut, tenggorokan, paru-paru b. hidung, kerongkongan, paru-paru c. hidung, tenggorokan, paru-paru d. mulut, kerongkongan, paru-paru 27. Berikut ini gangguan pada pernapasan, kecuali . . . . . . a. TBC b. influenza c. pilek d. muntaber

28. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi. Dalam hal ini difusi adalah proses pertukaran zat yang berwujud . . . . . . . . a. cair b. padat d. gas c. uap

29. Pada pernapasan perut yang berperan adalah . . . . . . .

a. otot diafragma b. otot perut dan diafragma c. diafragma dan otot diafragma d. otot diafragma dan otot perut 30. Penyakit saluran pernapasan sebagai akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis disebut . . . . . a. asma b. flu c. pneumodia d. TBC

Lampiran 22 LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN Kelompok Anggota kelompok Kelas :4 : :

Waktu

: 45 menit

Lengkapilah gambar dibawah ini dengan benar !

Keterangan 1. 2. 3. 4. 5.

Lampiran 20 LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN

Kelompok Anggota kelompok Kelas : Waktu

:3 : : 45 menit

Lengkapilah gambar di bawah ini dengan benar!

Keterangan 1. 2. 3. 4.

5.
6. 7. 8.

You might also like