You are on page 1of 14

MODUL 2 ANALISA PRODUKTIFITAS

1.

Tujuan Instruksional Khusus Setelah kuliah selesai mahasiswa dapat : 1.1 Memahami Komponen-komponen Penentu Kualitas 1.2 Menjelaskan Pengertian Dasar Kualitas 1.3 Mengerti Perubahan Paradigma Terhadap Kualitas 1.4 Mengetahui Meningkatkan Kualitas Produk 1.5 Menjelaskan Perbaikan Kualitas di Setiap Departemen 1.6 Memahami Jaminan Kualitas 1.7 Menjelaskan Membangun Kualitas pada Sumbernya 1.8 Menjabarkan Reaksi Berantai atas Perbaikan Kualitas

2. Materi Pembahasan 2.1 Komponen-komponen Penentu Kualitas 2.2 Pengertian Dasar Kualitas 3.3 Perubahan Paradigma Terhadap Kualitas 3.4 Meningkatkan Kualitas Produk 3.5 Perbaikan Kualitas di Setiap Departemen 3.6 Jaminan Kualitas 3.7 Membangun Kualitas pada Sumbernya 3.8 Reaksi Berantai atas Perbaikan Kualitas 3. Pembahasan 2.1 Komponen-komponen Penentu Kualitas Ketidakpuasan terhadap produk yang dihasilkan bukan berarti hanya diatasi melalui perbaikan terhadap produk yang dihasilkan, melainkan terlebih dahulu harus memperbaiki proses yang dilalui dalam pembuatan produk tersebut. Memang sangat mudah mengucapkan tidak menerima, membuat, dan meneruskan barang reject, namun kenyataannya hal itu masih saja terjadi. Lain halnya jika kualitas merupakan bagian dari jiwa. Setiap operator bertanggung jawab untuk tidak membuat barang jelek dengan cara memastikan proses pembuatan barang tersebut. Apabila ditemukan penyimpangan pembuatan barang tersebut terhadap spesifikasi standar, segera hentikan proses dan lakukan perbaikan proses. Pengontrolan penyimpangan spesifikasi produk di kemudian hari dapat diotomatisasikan dengan menempatkan peralatan kontrol anticacat (antidefect) pada proses.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS

Pengertian kualitas bukan hanya berarti kualitas produk saja, melainkan juga kualitas pelayanan, kualitas kerja perusahaan, kualitas informasi, kualitas proses, kualitas teknologi, kualitas desain, kualitas manajemen organisasi maupun tenaga kerja, kualitas sistem, dan sebagainya. Semua kualitas tersebut meliputi semua jenis aktivitas dan orang yang bertujuan untuk memuaskan dan membahagiakan konsumen dan lingkungannya. Mengakarnya kualitas di dalam diri organisasi, manajemen, maupun pekerja akan berdampak langsung terhadap penurunan biaya produksi dan mampu memperpendek waktu tunggu dalam produksi dengan menekan pembuatan produk reject maupun perbaikan produk cacat. Kualitas merupakan motor penggerak dalam melakukan aktivitas yang bertujuan untuk memuaskan dan membahagiakan konsumen serta lingkungannya secara terus menerus. Untuk menjamin agar kualitas produk yang dihasilkan selalu memuaskan, maka diperlukan sistematika kontrol terhadap sumber material, mesin dan perlengkapannya, peralatan pengukur yang digunakan, lingkungan kerja yang terencana dengan baik, dan inventaris proses yang tidak mengganggu jalannya proses produksi, pengembangan sumber daya manusia, urutan proses produksi, sistem kontrol kualitas, dan pengembangan sistem jaminan kualitas seperti diperlihatkan pada gambar 2.1. Pada pembahasan berikutnya, akan dijabarkan komponen kualitas yang mempe-ngaruhi pembuatan produk pada lini produksi.

Gambar 2.1 Komponen-komponen Kualitas

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS

Sumber Material Kebutuhan terhadap material dengan kualitas yang sesuai dengan kualifikasi dapat menjamin lancarnya proses produksi. Untuk menghindari penerimaan material yang tidak sesuai dengan standar kualitas, maka perlu dilakukan prosedur pengecekan material sebelum diterima dan dilanjutkan ke proses produksi. Untuk menjamin penerimaan material sesuai dengan kualitas, diperlukan inspeksi ke pemasok dan memberikan pengarahan tentang kualitas yang diharapkan. Pengontrolan penerimaan material dilakukan untuk memastikan apakah kualitas yang diterima sesuai dengan yang diharapkan dan apakah kuantitas kemasan sesuai dengan jumlahnya sebelum dilakukan penyim-panan atau dipakai langsung pada proses produksi. Mesin dan Perlengkapannya Mesin merupakan komponen yang juga mampu memproduksi produk cacat atau produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Untuk menghindari terjadinya pembuatan produk cacat karena kelalaian selama proses atau kegagalan proses, maka sangat diperlukan peralatan pencegah produk cacat. Peralatan pencegah produk cacat adalah peralatan yang dilengkapi dengan sensor-sensor yang mampu mematikan mesin secara otomatis dan memberikan tanda kepada operator terhadap ketidaknormalan mesin tersebut. Peralatan pencegah produk cacat terdiri dari tiga sistem, yaitu: 1. Stop Device Menghentikan proses jika menemukan ketidaknormalan fungsi yang akan mengakibatkan produk cacat atau produk cacat terdeteksi. 2. Control Device Peralatan ini mencegah terjadinya produk cacat selama proses produksi dan juga melakukan kontrol terhadap aliran barang cacat untuk tidak dilanjutkan ke proses berikutnya. 3. Warning Device Peralatan ini menggunakan lampu atau sirine yang berfungsi memberikan peringatan kepada operator bahwa telah terjadi ketidaknormalan mesin atau karena produk cacat telah terjadi, sehingga mengakibatkan mesin terhenti. Proses perawatan pencegahan (preventive maintenance) menempat-kan peralatan pabrik dalam kondisi puncak baik secara fungsi maupun secara kapasitas, sehingga mampu mencegah terjadinya produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi serta meningkatkan produktivitas mesin.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS

Peralatan Pengukuran Penggunaan peralatan pengukuran yang sesuai dan telah dijamin ketepatannya serta telah disahkan. Lingkungan Kerja Lingkungan kerja seperti layout, tempat kerja, dan gerakan argonomis yang mendukung lelah. Pada perencanaan proses di lokasi area kerja, perlu diperhatikan: Pemborosan gerakan dalam memindah-mindahkan inventaris proses. Jarak tempuh yang cukup jauh dengan berjalan mengambil material yang akan diproses. Mengumpulkan dan menyusun kembali hasil proses. dan sebagainya. Hal tersebut sedapat mungkin harus dikurangi bahkan dihilangkan. Produk cacat dapat dihasilkan oleh proses itu sendiri maupun oleh lingkungan kerja yang tidak direncanakan dengan baik. Inventaris Proses Nilai inventaris proses di setiap area kerja yang besar tidak menjamin terciptanya profitabilitas yang tinggi. Sebaliknya, akan menyebabkan pemanfaatan modal kerja yang tidak optimal serta semakin memburuknya efisiensi proses. Inventaris proses yang tidak terkontrol mempengaruhi luas area kerja berupa penyempitan area kerja. Akibatnya, ruang gerak proses produksi terganggu dengan semakin banyaknya pemborosan gerakan-gerakan yang tidak menambah nilai, seperti proses penyimpanan, loading-unloading, dan handling inventaris pada area kerja mengakibatkan berkurangnya hasil produksi yang akan dicapai. Kerusakan material sebagai akibat dari lamanya material tersebut tersimpan dan penyimpanan produk yang tidak baik juga merupakan pemborosan terhadap pemakaian material yang harus dihilangkan. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manusia merupakan akar penyebab kegagalan dan pembuat produk cacat. Secanggih-canggihnya peralatan yang digunakan, tetap akan menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi dalam jumlah yang lebih tinggi, jika tidak
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

keselamatan

kerja

serta

kenyamanan

kerja

juga

membantu

menghilangkan pemborosan terhadap gerakan dan membuat operator tidak cepat

ANALISA PRODUKTIFITAS

didukung dengan keterampilan manusia yang baik dan disiplin. Program multiskill training untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja sangat diperlukan dalam menunjang kelancaran proses operasi produksi dan peningkatan produktivitas, efisiensi, dan profitabilitas. Pengembangan sumber daya manusia yang tidak disertai dengan pengembangan kesejahteraan akan berdampak terhadap berpindahnya tenaga kerja yang terampil ke tempat lain. Faktor manusia memang sangat berpengaruh dalam proses transformasi material menjadi produk yang diharapkan. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap manusia, diperlukan suatu kebijak-sanaan dalam meningkatkan kapabilitas' peralatan, yaitu dengan melengkapi peralatan-peralatan lain atau teknologi yang mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas dengan biaya operasi yang murah. Urutan Proses Cara terbaik menemukan produk cacat adalah dengan cara melakukan kontrol secara langsung terhadap produk yang baru saja dibuat. Setelah itu, dilakukan evaluasi apakah dengan urutan proses yang sudah menjadi standar tersebut, kualitas serta kapasitas produk yang dihasilkan dapat ditingkatkan lagi. Tidak jarang kualitas dapat ditingkatkan dengan memindahkan urutan proses atau menghilangkan proses-proses tertentu. Atau dengan kata lain, urutan proses mempunyai peranan terhadap terciptanya kapasitas dan kualitas yang lebih baik. Sistem Kontrol Kualitas Sistem kontrol diperlukan dalam membuat produk untuk menghindari produk reject. Sistem kontrol yang berlapis-lapis harus dihindari, di samping terjadi pemborosan terhadap pengontrolan juga tidak mampu menyelesaikan akar permasalahan. Sistem kontrol yang efektif adalah sistem kontrol yang mampu mengiden-tifikasikan masalah pada sumbernya dan mampu mengukur penyimpangan yang terjadi terhadap standar yang telah ditetap-kan. Sistem kontrol kualitas tidak berbeda jauh dengan sistem filter pada proses penyaringan material pasir, di mana setiap filter memiliki mesh dengan ukuran yang semakin kecil/rapat. Semakin detail ukuran material pasir yang akan disaring, semakin banyak variasi ukuran mesh filter yang digunakan. Tentu saja, hal tersebut akan mengakibatkan semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan dalam pengontrolan kualitas. Bahkan, hal tersebut mengakibatkan adanya pemborosan terhadap tenaga kerja.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS

Pencatatan terhadap tertinggalnya material pasir dengan ukuran tertentu pada mesh filter sebagai akibat tidak memenuhi spesifikasi filter tidak ditindaklanjuti dengan menambah variasi ukuran filter. Atau dengan kata lain, pengontrolan terhadap lolosnya produk cacat harus diperketat dengan cara menambah tenaga kontrol kualitas. Akan tetapi, hal ini merupakan pemborosan tenaga kerja dan tidak menyelesaikan permasalahan, melainkan memindahkan masalah. Tindakan penyelesaian bijaksana yang harus diambil adalah dengan memperbaiki proses yang dilalui secara konsisten dan terus menerus, sehingga tidak terdapat lagi material pasir yang tidak standar dan mampu melalui ukuran mesh filter. Dengan demikian, pos-pos kontrol kualitas di luar produksi dapat disederhanakan. Pengontrolan kualitas selanjutnya dilimpahkan kepada operator yang membuat produk. Dengan demikian, banyak fungsi kontrol kualitas yang dapat diperbaiki dengan tidak menambah variasi filter. Pengontrolan kualitas yang berdiri sendiri diharapkan dapat melakukan riset dan pengembangan (research and development) terhadap penemuan-penemuan proses-proses baru yang mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas secara berarti.

Gambar 2.2 Filter Kualitas 2.2 Pengertian Dasar Kualitas Kualitas tidak hanya meliputi kualitas produk, melainkan juga servis yang memuaskan (satisfactory) atau membahagiakan (delight) konsumen (customer) dan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS

lingkungannya (environment). Untuk mencapai kualitas produk dan kualitas sen/is atau pelayanan yang memuaskan dan membahagiakan konsumen dan lingkungannya, perusahaan terlebih dahulu membangun beberapa kualitas lain yang mendukung, seperti kualitas pekerjaan, kualitas informasi, kualitas proses, kualitas dari teknologi yang digunakan, kualitas dari desain produk, kualitas dari kenyamanan konsumen, kualitas tenaga kerja (termasuk worker, engineer, manajer dan eksekutif), kualitas sistem yang digunakan, dan kualitas-kualitas lain yang meliputi semua jenis kegiatan dan manusia. Sementara itu, sistem yang mengontrol, mengembangkan, mendesain, dan menghasil-kan kualitas produk dan pelayanan yang lebih ekonomis, serta berguna dan selalu memuaskan konsumen disebut dengan Quality Control atau Kontrol kualitas. Dalam upaya menjalankan kontrol kualitas secara efektif, semua level dalam kegiatan bisnis (Market Research, Research and Development, Product Design, Proses Desain, Product Planning, Purchase, Sub-contracting, Production, Inspection, Sales, Customer Service, Finance, Personnel, Human Resource & Development, dan sebagainya) harus terlibat. Partisipasi dan kerja sama mulai dari manajemen puncak, manager, supervisor, maupun pekerja langsung sangat diperlukan dalam merealisasikan total kontrol kualitas. Dalam upaya jangka panjang membangun kepercayaan dan kepuasan konsumen, produk yang dibeli konsumen harus dijamin terlebih dahulu sebelum dilakukan pengiriman ke konsumen. Untuk menjamin kualitas produk, kegiatan kualitas harus dibangun pada setiap proses dan desain. Setiap orang dalam kegiatan bisnis bertanggung jawab terhadap kualitas dengan berprinsip 'Next process is our customer'. Jaminan kualitas produk yang memuaskan konsumen ini disebut dengan Quality Assurance (Jaminan Kualitas). 2.3 Perubahan Paradigma Terhadap Kualitas Penemuan produk cacat sering tidak ditindaklanjuti dengan memperbaiki proses, melainkan hanya dengan meningkatkan dan memperketat sistem pengontrolan yang berakibat terhadap me-ningkatnya biaya pengontrolan kualitas dan semakin banyaknya produk cacat yang ditemukan pada proses produksi. Penemuan produk cacat pada proses perlu ditindaklanjuti dengan segera memperbaiki produk tersebut sebelum dilanjutkan ke proses berikutnya. Akan tetapi, hal yang lebih penting adalah mencegah terjadinya produk cacat dengan cara menghentikan proses dan melakukan perbaikan terhadap proses yang mengakibatkan cacat.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS

Kualitas produk dan sen/is sangat penting dalam meningkatkan profitabilitas. Untuk itu, perlu ditempuh adanya perbaikan secara mendasar. Dalam hal ini, perbaikan kualitas secara luas dan bagaimana cara mencapainya. Perlu adanya perubahan para-digma secara mendasar mengenai kualitas, yaitu dengan meningkatkan kualitas mulai dari awal proses hingga akhir proses operasi. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas produk di setiap proses: a. Perlu didefinisikan terlebih dahulu spesifikasi kualitas yang diinginkan di setiap proses dalam bentuk check list. b. Melakukan kontrol terhadap definisi kualitas tersebut dengan cara mengumpulkan data penyimpangan kualitas produk di setiap proses dengan cara step by step menggunakan check list yang telah didefinisikan terlebih dahulu. c. Data penyimpangan kualitas merupakan bahan dasar analisa Problem Solving dengan memfokuskan pada masalah pareto. d. Dari masalah pareto, kemudian dicari .akar permasalahan dan penyebab dari penyimpangan kualitas dengan pertanyaan 5W (Why, What, Where, When, Who) dan 1H (How). e. Setelah menemukan akar permasalahan dan penyebab penyimpangan kualitas secara mendasar, tentukan Activity Plan (Rencana kerja) perbaikan secara luas (melibatkan berbagai proses dalam proses produksi atau departemen) dengan menitikberatkan pada langkah perbaikan, waktu yang dibutuhkan, mulainya dilakukan perbaikan, dan target selesai-nya perbaikan tersebut. 2.4 Meningkatkan Kualitas Produk Secara garis besar, produksi bertanggung jawab terhadap pencapaian kualitas produk pada setiap proses produksi dengan cara memenuhi standar kualitas yang didefinisikan oleh kontrol kualitas di setiap proses produksi. Terjadinya penyimpangan kualitas pada setiap proses yang ditemukan oleh kontrol kualitas pada proses akan dianalisa penyebabnya dan selanjutnya dilakukan trouble shooting pada proses sebelum dilanjutkan pada proses berikutnya. Selanjutnya, secara berkala dilakukan problem solving berdasarkan data yang dikumpulkan oleh kontrol kualitas dengan tujuan problem yang sama tidak terulang kembali. Beberapa cara yang harus dilaksanakan adalah: Melakukan perbaikan atau perubahan material yang diguna-kan, Mengubah desain, Melakukan perubahan terhadap layout produksi,
ALFA FIRDAUS, ST., MT.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ANALISA PRODUKTIFITAS

Menggunakan peralatan lain yang lebih sesuai dan efektif, Melakukan perubahan terhadap proses operasi dengan cara mengurangi atau menghilangkan proses yang tidak menambah nilai, menggabungkan dan menyederhanakan proses atau mengubah urutan proses. Kontrol kualitas bertanggung jawab terhadap sistem yang didesain dan

dikembangkan, sehingga perbaikan kualitas produk dapat dilakukan secara konsisten dan terus menerus secara ekonomis. Untuk itu, kontrol kualitas bertugas: a. Mendefinisikan standar kualitas produk secara jelas dan sistematis di setiap proses produksi dan alat ukur yang digunakan. b. Mengumpulkan data penyimpangan standar kualitas produk dengan cara melakukan kontrol kualitas produk step by step secara sistematis dengan menggunakan check list standar kualitas produk. c. Mengarahkan dan mendidik tenaga kerja di setiap proses produksi dalam upaya memenuhi standar kualitas produk yang telah didefinisikan. d. Bersama-sama dengan departemen yang terkait melakukan problem solving terhadap penyimpangan standar kualitas dan membuat rencana kerja perbaikan dan perencanaan terhadap waktu untuk merealisasikan perbaikan. e. Melakukan kontrol terhadap rencana perbaikan dan hasil perbaikan berdasarkan data penyimpangan standar kualitas produk. f. Selanjutnya lakukan Plan, Do, Check, Action dengan cara meredefinisikan kembali standar kualitas produk ke arah standar kualitas yang lebih tinggi (meningkatkan standar kualitas). 2.5 Perbaikan Kualitas di Setiap Departemen Perencanaan perbaikan kualitas di setiap departemen akan mendukung program peningkatan kualitas secara menyeluruh. Garis besar pekerjaan pada setiap departemen dalam menunjang terwujudnya kualitas produk yang sesuai dengan yang direncanakan akan diuraikan di bawah ini. 1. Quality Control Department a. Mendefinisikan standar kualitas produk dan membuat check list pada setiap proses produksi dan alat ukur yang digunakan. b. Mensosialisasikan standar kualitas produk dan check list serta alat ukur yang digunakan kepada setiap anggota kontrol kualitas dan tenaga kerja terkait di setiap proses. c. Standar kualitas produk dan check list dapat juga digunakan untuk mengontrol produk yang dihasilkan oleh Product & Development Department.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS

2. Product and Development Department a. Bekerja sama dengan kontrol kualitas membangun prototipe yang diharapkan konsumen. b. Membuat dokumentasi produk dengan menyimpan: 1. Gambar 1 : 1 (untuk ukuran produk). 2. Foto detail (material, desain, warna, dan sebagainya). 3. Check list standar kualitas produk (Acceptanced Quality). Dokumentasi produk ini penting untuk mempercepat waktu tunggu produksi karena mampu mengurangi waktu komunikasi dengan konsumen secara mendetail dan sampel yang dikirim ke konsumen akan sama dengan produk yang akan dibuat berdasarkan dokumentasi yang tersimpan. 3. Production Plan & Inventory Control Department a. Membuat notulen rapat presentasi produk dengan mencatat setiap 'Product Control Point' dengan partisipan dari customer service (marketing), produksi, engineering, PPIC, dan purchase. b. 'Product Control Point' dijadikan sebagai dasar kontrol produksi untuk membuat first product reference di produksi. 4. Production Department a. Mengubah paradigma kerja man power produksi dari tidak ikut terlibat dalam hal perbaikan kualitas menjadi terlibat dalam perbaikan kualitas. b. Konsisten terhadap standar kualitas produk. 5. Purchase Department a. Melakukan analisa terhadap problem keterlambatan kedatangan material. b. Meningkatkan kualitas pekerjaan dengan cara memfokus-kan pekerjaan dan membuat aktivitas plan dan urgency monitoring. 6. Customer Satisfaction/Marketing Department a. Membantu kontrol kualitas dalam mendefinisikan standar kualitas produk berdasarkan informasi, keluhan, dan harapan-harapan konsumen. b. Melakukan kontrol terhadap produk yang diproduksi secara acak dan merupakan wakil dari konsumen di perusahaan. Kunci dari perbaikan kualitas produk secara terus menerus dan konsisten terletak pada kualitas pekerjaan, yaitu ketidakpuasan terhadap apa yang sudah dicapai pada saat ini dan keinginan untuk memperbaiki serta meningkatkan standar kualitas produk agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Beberapa pertanyaan yang mungkin timbul antara lain sebagai berikut : a. Apakah ada cara lain untuk mempermudah proses? b. Apakah ada cara lain untuk mempercepat proses?
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS

10

c. Apakah ada cara lain untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi?, dan sebagainya. 2.6 Jaminan Kualitas Riset dan pengembangan bertujuan untuk mengurangi 'Cost of Quality' dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi secara terus menerus dan konsisten. Jaminan Kualitas berarti memper-tahankan, meningkatkan, dan menjamin kualitas secara terus menerus dan konsisten melalui pekerja, manufacturing system, desain, dan metode produksi dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen serta menjamin produk yang diterima oleh konsumen sesuai dengan yang diharapkan. Hal yang perlu diperhatikan: 1. Ketika menemukan produk cacat, segera temukan penyebabnya dan lakukan perbaikan. 2. Kurangi pemborosan yang timbul dari proses transportasi, menunggu, dan keterlambatan dengan memperlancar aliran material pada manufacturing system. 3. Buat chart standar operasi yang berlaku. 4. Kembangkan peralatan untuk mencegah terjadinya produk cacat. 2.7 Membangun Kualitas pada Sumbernya Untuk menurunkan biaya dan menghilangkan pemborosan, dapat dilakukan dengan menemukan masalah pada sumbernya. Untuk menjamin kualitas yang baik bagi konsumen, maka perlu dikembangkan kemampuan proses yang dapat diandalkan. Untuk itu, perlu dilakukan langkah-langkah pengontrolan kualitas serta analisa penyebab utama produk cacat yang dapat dikelompokkan pada: operator, material, mesin, metode, informasi, sistem penyimpanan (storage system), lama penyimpanan (storage aging), environment (lingkungan), transportasi, manajemen, dan marketing. Setelah menemukan penyebab utama produk cacat, maka perbaikan dapat dilakukan dan standar baru dibuat supaya kemampuan proses dan mesin tidak kembali pada tingkat yang sama dibandingkan dengan sebelumnya. label di bawah ini memberikan gambaran kerusakan produk yang ditemukan dan akibat kerugian yang terjadi. Semakin dini kerusakan produk diketahui dan semakin cepat mengatasi permasalahan yang ada, maka kerugian yang diakibatkan semakin kecil.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS

11

Gambar 2.3 Menemukan Masalah pada Sumbernya Proses pembuatan produk pada lini perakitan produk adalah proses merakit material, part, dan komponen pada produk bersangkutan. Semakin banyak proses yang dilalui oleh produk tersebut pada proses perakitan produk, maka biaya yang dikeluarkan akan semakin tinggi. Apabila pada akhir proses diketahui produk yang dirakit tidak berfungsi sebagaimana mestinya, apa arti biaya dan waktu yang sudah dikeluarkan dalam membangun produk tersebut? Apabila terjadi perbaikan produk, berapa besar biaya dan waktu yang akan dikeluarkan lagi? Apakah hasil perbaikan tersebut akan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar spesifikasi yang diharapkan atau di bawah standar yang diharapkan? Apabila cacat produk ditemukan di tangan konsumen, apakah produk tersebut akan dibayar oleh konsumen atau dikirim balik oleh konsumen? Apabila Anda sebagai konsumen, apa yang akan Anda lakukan terhadap produk cacat yang baru saja Anda terima? Kalau Anda merasa kecewa terhadap produk cacat tersebut, apakah Anda akan melakukan proses pembayaran terhadap produk tersebut? Kalau tidak, bagaimana dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memproduksi produk tersebut?

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS

12

Bagaimana janji Anda dengan konsumen yang mengharapkan produk tersebut? Karena telah mengecewakan konsumen Anda, apakah untuk pembelian berikutnya Anda akan menyerahkannya pada perusahaan yang sama atau pada perusahaan yang lain yang mampu menjamin kualitas produk yang lebih baik? Tiga tahapan meningkatkan kemampuan proses. Tahap 1 Pada tahap ini, proses tidak terkendali dengan baik karena tidak ada seorang pun ditunjuk untuk bertanggung jawab terhadap kualitas produk, sehingga banyak dihasilkan barang gagal yang terbuang dan pengerjaan kembali produk cacat. Biasanya kontrol kualitas ditempatkan hanya pada akhir jalur, di mana terdapat ukuran lot produksi yang besar, penumpukan material antar proses cukup besar, dan waktu tunggu lama. Komunikasi antar kontrol kualitas, operator produksi, maintenance, engineering, dan lainnya tidak lancar. Tim kerja tidak bekerja secara optimal. perbaikan. Tahap 2 Sejumlah parameter kualitas telah ditetapkan beserta standarnya. Komunikasi menjadi lebih baik, tetapi barang gagal, terbuang, dan pengerjaan kembali barang yang cacat masih terjadi. Tahap 3 Proses terkendali. Kontrol kualitas, operator produksi, maintenance, engineering produk, engineering proses, dan lainnya telah mengerti job description dan peran masing-masing dalam menjaga dan meningkatkan kualitas. Mereka telah bekerja sama sebagai satu tim yang kompak, sehingga tidak ada lagi barang terbuang maupun pengerjaan kembali barang cacat. Hasilnya profitabilitas meningkat dengan sendirinya. 2.8 Reaksi Berantai atas Perbaikan Kualitas Perbaikan kualitas secara tidak langsung akan berdampak terhadap penurunan biaya karena berkurangnya perbaikan produk cacat dan reject serta tingkat kesalahan dan keterlambatan lebih sedikit, sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Perbaikan kualitas bukan hanya perbaikan kualitas produk saja, melainkan semua aktivitas yang menunjang kepada kepuasan konsumen dan lingkungannya. Perbaikan kualitas secara menyeluruh mampu menangkap pasar kualitas produk yang lebih baik dengan harga rendah.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ALFA FIRDAUS, ST., MT.

Ada

kecenderungan

untuk

saling

menyalahkan

bila

ditemukan

permasalahan yang mengakibatkan kerugian daripada berusaha untuk melakukan

ANALISA PRODUKTIFITAS

13

Kualitas adalah jiwa. Dengan jiwa, peningkatan profitabilitas perusahaan akan tetap bertahan dan berkembang secara terus menerus. Dengan profitabilitas yang berkembang terus, perusahaan mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang baru.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISA PRODUKTIFITAS

14

You might also like