You are on page 1of 31

Skin Graft

yyd

Tujuan Pembelajaran
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. TIU Mahasiswa akan mengetahui dan memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan transplantasi kulit TIK Mahasiswa mengetahui sejarah skin graft Mahasiswa mengetahui pengertian skin graft Mahasiswa mengetahui kegunaan skin graft Mahasiswa mengetahui klasifikasi skin graft Mahasiswa mengetahui prosedur pemilihan donor Mahasiswa mengetahui prosedur pemilihan resipien Mahasiswa mengetahui prosedur pencangkokan Mahasiswa mengetahui mekanisme perlekatan graft-resipien Mahasiswa mengetahui perawatan pos operasi Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan skin graft

Sejarah
Grande, 2006)
Dikenal sejak 2500-3000 yang lalu Dilakukan oleh agama Hindu untuk rekontruksi hidung (Hauben, 1982) Pencangkokan kulit mulai berkembang pada abad 19 pertengahan ditandai penggunaan pinch graft oleh Reverdin pada tahun 1869 (Davis, 1994). Ollier's and Thiersch's mengembangkan split thicknes graft pada tahun 1872 dan 1886 (Smahel, 1977; Pollack, 1982) Wolfe's and Krause's mengembangkan full-thickness graft pada tahun 1875 dan 1893(Brady, 1992).

Definisi
Teknik untuk melepaskan potongan kulit dari suplai darahnya sendiri dan kemudian memindahkannya sebagai jaringan bebas ke bagian tubuh yang lain (resipien) (Brunner, 2002) Memindahkan dan mencangkokan kulit sehat dari suatu area tubuh (donor) ke bagian tubuh lain (resipien) yang mengalami kerusakan (DeWitt, 2007)

Kegunaan
Memperbaiki defek yang terjadi akibat eksisi tumor kulit Menutup area kulit yang terkelupas karena luka bakar Menutup luka (luka bakar, dekubitus, luka diabetikum) Memperbaiki kembali pertumbuhan rambut
(Brunner, 2002 & Grande, 2006)

Klasifikasi graft
Berdasarkan cara memperoleh graft Berdasarkan ketebalan graft

Berdasarkan cara memperoleh graft


Autograft: graft didapatkan dari kulit pasien sendiri Allograft: graft didapatkan dari spesies yang sama Xenograft/heterograft: graft didapatkan dari spesies yang berbeda

Auto graft

xenograft

Berdasarkan Ketebalan Graft


Split Thicknes Graft (STSG): mengandung epidermis dan berbagai macam kuantitas dermis (Moya, 2004), Tipis : 0.008- to 0.012 mm Tampak jernih mirip kertas tisu Sedang : 0.012- to 0.018 mm Tampak agak kusam Tebal : 0.018- to 0.030 mm Full Thicknes Graft (FTSG) : epidermis dan keseluruhan dermis tanpa jaringan lemak dibawahnya (Brunner, 2002)

Perbandingan FTSG & STSG


(Morison, 2004)
1. AREA DONOR FTSG kelopak mata bagian atas, kulit supraklavikular, paha, abdomen, bagian belakang aurikula telinga STSG badan, paha dan lengan atas, aspek flexor lengan bawah

2. Metode
FTSG graft dipotong dengan skapel STSG graft dipotong dengan ketebalan yang sudah ditentukan sebelumnya dengan pisau humby atau elektrik , atau drum dermatome

STSG

Weck knives

Davol Dermatome(1) & Padgett STSG Dermatome (2)

3. Ukuran Daerah Resipien


FTSG: Terbatas pada kerusakan kecil STSG: Kerusakan yang luas juga dapat dilakukan graft kulit

4. Probabilitas Graft
FTSG sedikit kurang mudah daripada STSG karena jumlah ujung kapiler yang terpotong lebih kecil pada graft yang lebih tebal dan revaskularisasinya lebih lambat

5. Perbaikan Daerah Donor


FTSG tidak ada struktur epidermal yang tersisa, area donor yang kecil secara langsung dapat dijahit, area donor yang lebih luas ditutup dengan STSG STSG Penyembuhan intensi sekunder #Tipis : sembuh dalam 7 hari #Tebal :reepitelisasi dalam 10-14 hari

Pemasangan Graft
Instrumen : pisau tipis seperti silet, pisau graft kulit, drum dermatome Donor: lokasi pengambilan kulit Resipien/ graft bed: lokasi yang dikehendaki untuk pencangkokan

Kriteria Pemilihan Donor


Ada kecocokan warna sedekat mungkin Menyesuaikan tekstur dan kualitas kulit Mendapatkan cangkokan kulit yang setebal mungkin tanpa mengganggu kesembuhan luka pada donor Pertimbangkan efek kosmetik pada donor, sebaiknya dipilih pada area yang tersembunyi

Syarat agar cangkokan tumbuh secara efektif dan efisien


Memiliki vaskularisasi yang adekuat pada lokasi resipien Cangkokan harus melekat rapat dengan dasar/bed lokasi resipien Cangkokan terfiksasai kuat kuat sehingga posisinya dapat dipertahankan Daerah cangkokan bebas dari infeksi

Prosedur Pencangkokan1 (De Witt, 2006)


PERSIAPAN

Bersihkan luka dengan normal salin Monitor suhu, tekanan darah, dan pemberian anastesi (lokal, regional, general sesuai kondisi luka)

2
http://www.nucleusinc.com/

Pelaksanaan

1. Ukur luas luka (resipien) 2. Gambar pada area donor sesuai luas luka 3. Ambil jaringan donor menggunakan scapel dan tutup area donor 4. Tempelkan graft pada resipien dan fixasi dengan jahitan/staples 5. Berikan balutan tekan 6. Balut area donor dan resipien

Catatan Khusus:
Graft mendapatkan oxygen dan nutrisi dari jaringan dibawahnya Setelah 36 jam kapiler pembuluh darah mulai tumbuh dan sel-sel baru dari graft akan mulai tumbuh dan membentuk kulit baru

Mekanisme Perlekatan Graft-Resipien


Tunas Kapiler GRAFT

Infiltrasi fibroblast penyatuan Difusi RESIPIEN Nutrisi Kapiler Jaringan fibrosa

Kegagalan Penempelan Graft


Suplai darah inadekuat di resipien Hematoma vaskuler, infeksi meningkat Kekuatan tarikan yg menyebabkan graft bergeser Infeksi khususnya Streptococus piogenes (gol. beta hemolitikus),dan Pseudomonas aeruginosa

Perawatan Lokasi Donor


Tempatkan langsung lembaran kasa yang halus dan tidak melekat Kemudian pasang kasa absorben untuk menyerap darah dan / serum dari luka, bisa digunakan kasa selaput Hindari suhu yang ekstrim dan trauma eksternal karena sensitif

Hal-hal yang perlu diperhatikan selama perawatan di Rumah


Menjaga daerah pencangkokan sedapat mungkin diimobilisasi Periksa kondisi kasa tiap hari, hindari adanya tanda infeksi Lakukan masase 2-3 minggu setelah adanya tandatanda vaskularisasi (merah muda) dengan menggunakan minyak mineral/lanolin Minimalkan terpajan dengan sinar matahari/ sumber panas yang dapat menyebabkan kerusakan kulit lebih dalam

Komplikasi (De Witt, 2006)


Bleeding Graft gagal menempel Infeksi pada donor atau recipient Proses penyembuhan yang lama Tumpukan serum di area resipien yang dapat menyebabkan terhambatnya kapiler baru Penurunan atau peningkatan sensasi pada area resipien Graft rapuh sehingga bisa lepas dari resipien Rambut tidak tumbuh pada area resipien Kontraksi jaringan graft

Referensi
Donald, Mezebish.2006. Skin Grafting.Web MD. L:\skingraft-net\eMedicine - Skin Grafting Article by Donald Grande, MD.htm diakses 27 Pebruari 2007 Brady JG, Grande DJ, Katz AE: The purse-string suture in facial reconstruction. J Dermatol Surg Oncol 1992 Sep; 18(9): 812-6 Davis JS: The Story of Plastic Surgery. Ann Surg 1994; 113: 641 Hauben DJ, Baruchin A, Mahler A: On the histroy of the free skin graft. Ann Plast Surg 1982 Sep; 9(3): 242-5 Morison.2004. Manajemen Luka. EGC.Jakarta American Society of Plastic Surgeons website. Available at: http://www.plasticsurgery.org/public_education/procedures/ReconstructiveSurgery.cfm#5. Accessed November 14, 2006. Medical encyclopedia: skin graft. Medline Plus website. Available at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002982.htm. Accessed October 14, 2005. Sabiston DC Jr. Textbook of Surgery, 17th ed. Philadelphia, PA: WB Saunders Co.; 2004. US Food and Drug Administration website. Available at: http://www.fda.gov/. Accessed October 14, 2005. University of Florida College of Medicine, Division of Plastic and Reconstructive Surgery website. Available at: http://www.surgery.ufl.edu/plasticsurgery /. Accessed October 14, 2005

You might also like