You are on page 1of 10

menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan. C.

Asas - Asas

Kredit

Suatu bank atau lembaga keuangan akan memberikan kredit kepada seseorang

atau badan apabila bank telah memperoleh keyakinan bahwa orang atau badan yang

bersangkutan benar - benar dapat dipercaya atau dengan kata lain bank baru akan

bersedia memberi kredit. Dalam perkreditan terdapat 5 aspek yang biasa disebut dengan

5C antara lain:

a. Charakter yaitu sifat-sifat kebiasaan-kebiasaan pemimpin atau pemilik

perusahaan jujur, bohong, pemabuk. Cedere janji menggampangkan dan lain-

lain. Hal ini sangat menentukan keberhasilan kredit yang akan direalisir

Mengingat bagaimanapun bagusnya usaha apabila kewajibannya kurang.

Sedangkan dilain pihak apabila karakternya bagus walaupun usahanya sedikit

mengalami kesulitan tetap akan mengusahakan jalan keluar pembayaran

secara baik.

b. Capacity adalah kemampuan untuk mengembalikan fasilitas kredit yang akan

direalisir. Hal ini perlu diyakini dari tingkat kanampuan pemupukan laba,

kemampuan manajemen, produksi, marketing sehingga menguntungkan

disamping mampu mengatasi kesulitan, kreatif dan inovatif serta mampu

dalam menghadapi persaingan dipasaran.

c. Capital merupakan asas yang digunakan untuk mengetahui jumlah modal dan

laba dalam posisi keuangannya sehingga dapat iketahui berapa persen porsi

modal plus laba dan total kekayaan perusahaan dan berapa persen

dibandingkan dengan hutang-hutang yang ada serta besarnya kredit yang

diajukan.

d. Condition of Economic yaitu kondisi ekonomi secara umum serta dikaitkan


dengan sektor usaha pemohon kredit. Kemampuan ekonomi disinilah harus

dilihat secara luas mencakup aspek kemampuan masyarakat atau pasar yang

dapat menyerap hasil usaha, persaingan, kejenuhan serta pengaruh musiman.

Hal ini perlu dipertimbangkan dengan matang karena sukses suatu usaha

tidak hanya karena kemampuan yang dimiliki oleh pengusaha tersebut,

melainkan adanya peran serta dari lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar

yang dimaksud adalah para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan.

e. Collateral, pemberian suatu kredit kepada masyarakat atau badan tidak cukup

hanya dengan menggunakan aspek dari Cl sampai aspek C4, untuk itu perlu

didukung dengan asas yang kelima yaitu kecukupan jaminan atau agunan.

Penilaian disini lebih dititik beratkan pada cukup atau tidaknya jaminan yang

tersedia untuk menutupi kemungkinan tidiak dibayarnya atau tidak

dilunasinya kredit oleh debitur.

Kelima asas - asas tersebut merupakan suatu acuan didalam perkreditan,

karena tanpa menjalankan atau menerapkan asas tersebut otomatis suatu

perusahaan atau lembaga keuangan akan mergalami suatu kesulitan dalam

penyelesain piutangnya.

D. Penggolongan Kredit

I. Penggolongan kredit menurut jenis penggunaan

a. Kredit Investasi

Merupakan kredit jangka merengah atau jangka panjang yang

diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau

penanaman modal. Yang dimaksud disini adalah untuk pembelian barang-

barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi maupun ekspansi

proyek yang sudab ada atau pendirian proyek baru, pembangunan pabrik,
pembelian mesin-mesin yang semuanya itu ditunjukan untuk meningkatkan

produktivitas. Pembayaran kembali kredit pada umumya dengan angsuran

secara berkala yang ditetapkan berdasarkan kemampuan keuangan dan

jangka waktu yang ditetapkan.

b. Kredi? Me--;»' V>- '

Ks-'iiit ii": ■;,''S;;!",VR :'' ':i;-'S-:fi!: "nhi' ■>;firncn'!iv kebuiuhai; <i;oda;

:5;aha :>«>■: nfuk i^ittbcMou barang daf.angan maupmi ballon o^hfi!- baku pr-brik.

dan dapat dibcrikan u-n-.ik s-'-kto* dagatti), iiniu^ri maupur jasa kepada peroranpari

a(au penjs^haan, d' : ;:,:.JI jangka wsktu pendek sairpai mr.nengsh. Asprk DC.nilaian

ditilikberatkan pada aktivitas usaha ysng dlbiayai melaiui suatu .inalir.is kebutuhan

modal, rciribayaran kembali kredit dapat sekaligur; dilakukan pada saat ja■ uii

tempo atau dilakukan dengan cars p!af m menurun setiaj> pv,i iode tertentu

c, Kredit K. ■..■■'.: vn ,i

Kredit konmrnui J.u mempak;.! i suatu kredit yang biasanya dwmaKas! iinuk

; ^n'^avai kegiatan yang tergolonp k'onsumu! .epcrii pcmbeiian peralatan /

perlengkapati rumah !angga atai; ko idaraan b:rmotor. yang umumnya be.rianr-.

i■■:■•■ wakiu pendek hingga menengah. Aipek penilainnya nilikbcralkan paua

penghasilan tetap peminjam seperti gaji, karer.- '.■><.,.■, \ rscbui merupakan

sumber utama perrbayaran kembali kredit.


2. Penggolongan meniirut jangka vvaktu

Penetapan jangka waktu dimaksudkan untuk memberikan batasan waktu

tertentu sejak awal pemberian hingga saat jatuh tempo atau berakhirnya kredit

jangka wakta tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis atau tujuan penggunaan

kredit.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 14/1967 tentang Pokok-pokok

perbankan, jenis-jenis kredit dilihat dari sudut jangka waktunya terdiri atas :

a. Kredit Jangka Waktu Pendek.

Kredit jangka vvaktu pendok yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum

satu tahun.

b. Kredit-jangka Menengah

Kredit jangka menengah adalah kredit yang berjangka waktu antan satu

sampai tiga tahun. Jenis kredit ini antara lain kredit modal kerja permanent.

c. Kredit Jangka Panjang

Kredit jangka panjang yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga

tahun. Kredit jangka panjang ini pada umumnya adalah kredit investasi yang

bertujuan menambah model perusahaan.

Kedalam jenis apapun suatu kredit digolongkan namun suatu hal penting yang harus

dipenuhi yaitu kredit akan bermanfaat bagi kedua pihak baik bagi bank maupun debitur.

Oleh sebab itu suatu kredit daput bermanfaat bila sekurang-kurangnya memenuhi :

1. Unsur tepat jumlah

Karena dari jumlah yang diberikan maka suatu preyed dapat berjalan dengan baik

artinya tidak kurang dan juga tidak berlebihan. Pembiayaan yang kurang dari

kebutuhan yang sebenarnya berakibat pada tersendat-sendatnya usaha yang dibiayai,

bahkan dapat membuka peluang bagi debitur untuk meminta pembiayaan dari pihak
lain tanpa sepengrtahuan bank.

2. Unsur tepat waktu

Suatu kredit akan kembali bermanfaat jika dapat digunakan sesual dengan waktu

yang diperlukan. Keadaan ini terutama menyangkut pembiayaan pada sektor

ekonomi yang sangat berkaitan atau dipengaruhi oleh waktu atau musiman. Akibat

yang bisa ditimbulkan dari waktu yang tidak tepat adalah juga berupa tertundanya

proyek kalau objek yang dibiayai sehingga dapat menimbulkan pembengkakan

biaya. Selain itu hasil atau produknya menjadi ketinggalan seperti model atau

kegunaannya.

3. Unsur tepat guna

Unsur epat guna berarti mampu menghasilkan sesuatu sesuai dengan kegunaannya,

sehingga pembiayaan yang dilakukan tidak sia-sia. Oleh sebab itu hindari

pemberian kredit untuk tujuan penggunaan yang tidak jelas.

4. Unsur tepat kelola

Tepat pengelolaan baik oleh bank dalam monitoring penggunaan kredit oleh debitur

maupun pengelolaan oleh debitur sendiri seperti pengguman sesuai kesepakatan,

administrasi teratur laporan ke bank yang tertib.

Keempat unsur di alas hanya dapat dicapai melalui suatu proses penilaian atau

analisis yang baik dan benar oleh tenaga yang profesional.

E. Kredit Bermasalah

1. Pengertian Kredit bermasalah

Kredit bermasalah di sini ialah kredit-kredit yang tergolong sebagai kurang

lancar, diragukan dan macet. Seiring dengan bergulirnya waktu. pengertian kredit

bermasalah juga mengalami pergeseran paradigma. Paradigma lama kredit

bermasalah adalah kredit-kredit yang telah mulai tidak dapat memenuhi


kewajibannya kepada bank sesuai kesepakatan yang telah disetujui semula dengan

kategori kolektibilitas diragukan atau macet.

2. Penanganan kredit bermasalah

Setiap kredit yang mcngalami masajah akan selalu diatasi atau ditangani oleh

pihak bank. Untuk itu dibawah ini akan dijelaskan mengenai bagaimana cara

penanganan kredit bermasalah antara lain :

a. Melaporkan kredit bermasalah kepada Bank Indonesia

Bank hams segera menyampaikan laporan tertulis kepada Bank Indonesia apabila

jurnlah kredit yang kolektibilitasnya tergolong diragukan dan macet telah mencapai

kriteria yang telah ditentukan oleh bank yang bersangkutan.

b. Pembentukan satuan kerja ( STK )

Bank wajib membentuk satuan kerja yang bertugas untuk menyelesaikan kredit

bermasalah. Pejabat - pejabat yang ditunjuk dalam STK ditetapkan oleh direksi bank

yang dilaporkan kepada Bank Indonesia.

c. Penyusunan program penyelesaian kredit bermasalah

Selanjutnya bank wajib menyusun program penyelesaian kredit bermasalah dengan

memperhatikan hal - hal dibawah ini dan direksi bank segera menyampaikan

program tersebut kepada Bank Indonesia.

I. STK menyusun program petiyelesaian kredit bermasalah untuk diajukan kepada

direksi guna memperoleh persetujuan.


F. Lembaga Perkreditan Desa ( LPD )

I. Pengertian Lembaga Perkreditan Desa

Untuk melestarikan dan meningkatkan kemandirian kehidupan Desa Adat

sehingga dipandang perlu untuk mengadakan suatu usaha yang dapat memperkuat

kedudukan. Keuangan desa sebagai sarana penunjang. Dengan demikian perlu

didirikannya suatu badan atau lembaga keuangan yang merupakan milik desa

dimana lembaga tersebut bernama Lembaga Perkreditan Desa yang dapat

meningkatkan perekonomian masyarakatnya.

Berdasarkan peraturan pemerintah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali No. 2

Tahun 1998, menyebutkan bahwa tujuan dari didirikannya Lembaga Perkreditan

Rakyat adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan daya beli dan kelancaran lalu lintas pembayaran dan peredaran

uang di desa.

b. Mendorong pembangunan sector ekonomi masyarakat desa melalui tabungan

yang terarah serta menyalurkan modal yang efektif.

c. Menciptakan pemerataan dan kesempatan berusaha hagi warga desa dan tenaga

kerja di pedesaan.

d. Menbrantas ijon, gadai gelop dan lain-lain yang dapat dipersamakan dengan itu

dipedesaan.

Orientasi Lembaga perkreditan Desa justru pada desa dapat dengan pertimbangan-

pertimbangan sebagai berikut:

a. Desa adat mempunyai tugas untuk menciptakan kesejahtcraan lahir dan batin

maka bidang social ekonomi perlu lebih dikembangkan, seperlu dalam bidang

perkreditan.

b. Dalam rangka melestarikan desa adapt sebagai warisan budaya bangsa yang
mampu mengantarkan warganya menuju masyarakat adil dan makmur.

c. Desa adat dengan awig-awignya yang dihormati, ditaati, dan dipetaharkan oleh

semua warganya sehingga ketaatan dan disiplin dalam pengelolaan lebih terjamin.

d. Desa adat di Bali telah menunjukkan partisipasinya dalam pembangunan bangsa

terlebih dalam bidang mental spiritual.

2. Fungsi dan Lapangan Usaha LPD

LPD merupakan salah satu lembaga perkreditan desa yang merupakan

salah satu wadah kekayaan desa yang berupa uang atau surat - surat berharga

lainnya. Lembaga Perkreditan Desa dalam mencapai tujuannya selalu melakukan,

usaha - usaha yang mengacu pada kepentingan masyarakat desa. Adapun usaha -

usaha yang dilaksanakan Lembaga Perkreditan Desa adalah sebagai berikut :

a. Menerima simpanan uang dari warga desanya lain bentuk tabungan simpanan

berjangka dan sibermas yang sah menrunt ketentuan yang berlaku.

b Memberikan pinjaman untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif pada

sector pertanian, industri, kerajinan kecil, perdagangan dan usaha - usaha lain

yang dipandang perlu.

c. Usaha - usaha lain yang bersifat pengarahan dana desa.

d. Penyertaan modal pada usaha - usaha lain.

e. Menerima pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan.

Berdasarkan penjelasan yang sudah diuaraikan maka dapat dikatakan bahwa Lembaga

perkreditan Desa sangat besar perananya dalam meningkatkan perekonomian

masyarakatnya.
IV. Metode Penelitian

A. Obyek Penelitian

Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah tentang penanganan kredit

bermasalah pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Pecatu yang

terletak di Jalan Raya Uluwatu-Pecatu Km. 5 Uluwatu, Kecamatan Kuta Selatan.

Kabupalen Badung.

B. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah keterangan-keterangan yang diperoleh langsung

dari perusahaan

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai buku-buku yang, ada

hubungannya dengan masalah yang dibahas.

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang artinya data berupa

kiterangan-keterangan yang berhubmgan dengan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan

secara langsung ke obyek pcnelitian.

2. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung

dengan pimpinan perusahaan serta staf karyawan yang berhubungan dengan

data penelitian.
3. Study Pustaka

Teknik pengumpulan data dimana data yang diperoleh dengan cara

membaca buku - buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas

dalam penelitian

E. Teknik Analisis

Di dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif yaitu teknik analisis dengan menguraikan atau menjelaskan data di

lapangan yaitu didukung dengan teori-teori yang ada hubungan dengan masalah

yang dibahas.

You might also like