Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 3
Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu berkonotasi yuridis. Secara harfiah malpraktek berarti pelaksanaan atau tindakan yang salah definisi malpraktek profesi kesehatan adalah kelalaian dari seseorang dokter atau dokter gigi untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama
Menurut teori dan doktrin, sesuatu tindakan praktik kedokteran yang dapat dikategorikan sebagai perbuatan malpraktik dokter dilihat dari 3 aspek/hal: 1. Intensional Professional Misconduct, yaitu bahwa seorang dokter atau dokter gigi dinyatakan bersalah/buruk berpraktik 2. Negligence atau tidak sengaja (kelalaian) yaitu seorang dokter atau dokter gigi yang karena kelalaiannya (culpa) yang mana berakibat cacat atau meninggalnya pasien
3. Lack of Skill yaitu seorang dokter atau dokter gigi yang melakukan tindakan medis tetapi diluar kompetensinya atau kurang kompetensinya.
Pengelompokan malpraktik :
Gatra etikolegal malpraktik perilaku tidak etis/tidak bermoral atau perilaku menyimpang atau perilaku melanggar kewajiban hukum atau praktik jahat profesi dokter. Gatra ilmiah (yang sering dikonotasikan gatra profesi) malpraktik kedokteran yakni kekurang-terampilan secara tak layak / tak pantas seorang dokter. Dalam hal ini secara teknis medis kemampuan dokter kurang memadai.
Apakah perbuatan (positif act atau negatif act) merupakan perbuatan yang tercela Apakah perbuatan tersebut dilakukan dengan sikap batin (mens rea) yang salah (sengaja, ceroboh atau adanya kealpaan).
d.
Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada senior atau dokter. e. Memperlakukan pasien secara manusiawi dengan memperhatikan segala kebutuhannya. f. Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien, keluarga dan masyarakat sekitarnya
b. Formal/legal defence, yakni melakukan pembelaan dengan mengajukan atau menunjuk pada doktrin-doktrin hukum, yakni dengan menyangkal tuntutan dengan cara menolak unsur-unsur pertanggung jawaban atau melakukan pembelaan untuk membebaskan diri dari pertanggung jawaban, dengan mengajukan bukti bahwa yang dilakukan adalah pengaruh daya paksa.
3.
Mempersiapkan rekam medis dan dokumentasi pasien. Persiapkan rekam medis serta seluruh dokumentasi lainnya mengenai pasien seperti hasil radiografis, catatan perjanjian kunjungan, surat persetujuan tindakan medis (informed consent), surat rujukan, dsb. 4. Mempersiapkan catatan tentang pasien. Berdasarkan rekam medik dan dokumentasi pasien, segera buat catatan serinci mungkin tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan perawatan pasien.
5. Hati-hati mengeluarkan pernyataan. Pertimbangkan masak-masak terlebih dahulu setiap ucapan atau pernyataan yang akan disampaikan. 6. Hati-hati terhadap negosiasi dan tawaran damai. Terhadap tuntutan malpraktik sebaiknya berperkara di pengadilan merupakan alternatif terakhir, serta terdapat kemungkinan untuk diselesaikan tidak melalui pengadilan (out of court settlement).
Contoh kasus
Kelingking tangan kanan Maureen (8 bulan) terputus dua ruas diduga akibat tindak malpraktek di RS Awal Bros Awalnya Maureen masuk UGD, tapi kondisinya terus memburuk. Di sana dia hanya diberi infus dan tindakan lainnya. Sampai akhirnya dokter nyuruh untuk masuk ICU," Saat di UGD,
Maureen diinfus di tangan sebelah kanan dan dibalut perban. Keluarga pun tidak memerhatikan tindakan medis apa saja yang diberikan karena saat itu keluarga tengah disibukkan urusan administrasi untuk masuk ruang ICU. "Pas di ruang ICU itu baru ketahuan sama dokter jaga ICU waktu dibuka perbannya, tangannya sudah ungu, bernanah, dan bengkak-bengkak,"
Sang ibu mengungkapkan, dokter jaga saat itu mengatakan bahwa buruknya kondisi jari Maureen disebabkan cairan bicnat yang dimasukkan melalui infus. Cairan bicnat menurut keterangan dokter adalah cairan keras yang biasa disuntikkan kepada orang dewasa. biasanya dipakai untuk mengatasi kekurangan cairan elektrolit yang parah pada tubuh.Namun, cairan keras itu
seharusnya hanya dimasukkan ke pembuluh arteri besar, tentu setelah diencerkan. Misalnya, pembuluh di selangkangan. Namun, dokter ternyata memasukkannya lewat selang infus ke pembuluh perifer di tangan kirinya, pembuluh yang kecil. Akibatnya, efek cairan yang bersifat membakar itu menjalar ke bagian jemari tangan kirinya, termasuk kelingking.
TERIMA KASIH