You are on page 1of 3

1

Keterangan : Kaporit/ kalsium hipoklorit [Ca(OCl2)] di dalam air terurai menjadi hipoklorit. Hipoklorit dalam air terdiri dari dua spesies yaitu asam hipoklorik (HClO) dan anion hipoklorit (ClO). Zat Cl2 tidak berperan dalam kerusakan sel endotel dikarenakan Cl 2 mengalami penguapan dan fotolisis/ photodegradation karena sifatnya sensitif terhadap cahaya. Zat HClO eksogen dan ClO yang merupakan oksidan bagi tubuh diabsorbsi melalui rute oral dan didistribusi ke plasma, sehingga kadar oksidan lebih banyak dari pada antoksidan atau disebut sebagai stres oksidatif. Oksidan non radikal seperti HClO dan ClO bereaksi kuat dengan protein bukan lipid. Asam amino sistein dan metionin residu pada membran sel yang merupakan target utamanya. Reaksi ini menyebabkan terjadinya peningkatan penguraian asam amino (AA) sehingga fungsi protein menurun, intak membran sel menurun, terjadi disfungsi sel endotel hingga terjadinya kerusakan sel endotel (nekrosis). Selain itu, HClO dapat berikatan dengan endothelial NO synthase (eNOS) terjadi proses katalitik, sedangkan ikatan dengan kofaktor eNOS meyebabkan inaktivasi. NO tidak terbentuk karena eNOS merupakan enzim yang berperan dalam sintesa NO, berakibat pada disfungsi sel endotel. Disisi lain, ClO merusak sel melalui interaksinya dengan PUFA pada membran sel sehingga terbentuk peroksida yang tidak stabil dan reaktif (proses peroksidasi lipid). Selanjutnya, terjadi reaksi rantai autokatalitik, hal ini akan menyebabkan rusaknya membran dan organela-organela, sehingga sel mengalami proses injuri yang berakibat pada menurunnya sintesa NO yang mengendalikan fungsi sel endotel. Disfungsi sel endotel yang terjadi secara terus menerus berakibat pada cidera sel berupa nekrosis. Sel endotel yang mengalami nekrosis (terjadi perubahan morfologi) sehingga molekul adhesi pada membran sel endotel mengalami penurunan fungsi sehingga terjadi proses detachment sel endotel dari lapisan tunika intima menuju sirkulasi menjadi circulating endothelial cells,CECs sehingga jumlahnya dalam sirkulasi mengalami peningkatan. Senyawa aktif dari teh hijau berupa katekin dan asam galat merupakan antioksidan yang bekerja sebagai scavenging oksidant dalam plasma, kerjanya sebagai antioksidan semakin kuat dengan adanya zat lain berupa carotenoid, tocopherol, vitamin C, mineral (Cr, Mn, Se/Zn). Senyawa katekin khususnya EGCG sebagai antioksidan bekerja secara tidak langsung dalam menginduksi sintesa NO.

Keterangan tanda : : menyebabkan : akhir proses

: menghambat

: zat aktif teh hijau

3.2

Hipotesis Adapun hipotesis yang diangkat pada penelitian ini adalah Ho : Ekstrak teh hijau tidak mampu menurunkan Circulating Endothelial Cells (CECs) serum tikus yang dipapar kaporit selama dua minggu. H1 : Ekstrak teh hijau mampu menurunkan Circulating Endothelial Cells (CECs) serum tikus yang dipapar kaporit selama dua minggu.

3.3

Variabel Penelitian Adapun variabel penelitiannya adalah: a. Variabel bebas: induksi kaporit dan ekstrak teh hijau b. Variabel tergantung: jumlah Circulating Endothelial Cells (CECs) serum tikus.

3.4

Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Peubah Pada penelitian ini, variabel penelitian didefinisikan sebagai berikut: a. Ekstrak pucuk tanaman teh hijau adalah daun bagian pucuk tanaman (tiga ruas) teratas kemudian di proses dengan alat vakum sehingga dihasilkan produk teh hijau. Teh hijau yang diberikan pada hewan coba dalam bentuk ekstrak kasar melalui maserasi. Dosis teh hijau yang digunakan adalah 1%, 1.5%, dan 3% (10gr, 15gr, dan 30gr daun teh hijau dalam 1 liter air) yang diberikan selama dua minggu pada kelompok perlakuan 1, 2, dan 3. b. Paparan kaporit adalah pemaparan kaporit yang terlarut dalam 2cc air secara sonde lambung pada tikus wistar kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 dengan dosis 800mg/kgBB selama dua minggu.

c. Circulating Endothelial Cells (CECs) adalah pengukuran jumlah sel endotel pada serum tikus kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang dihitung menggunakan menggunakan teknik prinsip pengayaan pemisahan sel (Cell Enrichment Techniques),

immunomagnetik

(immunomagnetic

separation) atau aliran sitometri (flow cytometry) dengan satuan sel/mL.

You might also like