You are on page 1of 2

Manajemen kegawatan trauma tumpul pada anak-anak Trauma masih menjadi salah satu penyebab kematian anak-anak di Amerika

bagian utara. Trauma tumpul di kepala akibat kecelakaan berkendara menyebabkan kematian dan cedera. Kematian terbanyak disebabkan oleh kegagalan respirasi akut karena penyumbatan jalan nafas atau pneumothorax, pengobatan perdarahan intraabdominal yang tidak memadai, atau cedera otak sekunder karena perluasan hematoma intracranial, hipoksia atau shock.Tujuan dari pengobatan kegawatan adalah mendeteksi dan mengobati secara cepat agar tetap hidup.

Penilaian Definisi dan Trauma score Multipel trauma sudah pasti dikatakan sebagai cedera utama yang melibatkan lebih dari satu organ. Pediatric Trauma Score dan Revised Trauma Score digunakan di lapangan atau di rumah sakit untuk memprediksi keparahan dari cedera. Anak-anak dengan Pediatric Score Trauma 8 atau Revised Trauma Score 11 harus di obati di trauma center. Trauma Team Kebanyakan pediatric trauma center memiliki tim yang betanggung jawab untuk merawat anakanak dengan trauma. Spesialis bedah umum merupakan pemimpin tim dan anastesiologi, radiologi, bedah orthopedic, perawat termasuk didalamnya. Pengiriman antar rumah sakit Pengiriman ke trauma center harus diawali dengan kosultasi melalui telepon. Kondisi dari pasien harus stabil. Pasien dengan resiko pernafasan yang membahayakan, khususnya penurunan kesadaran, intubasi endotrakea biasanya obat bius harus digunakan. Anatomi dan Fisiologi Kranium pada anak-anak lebih tipis dibandingkan dengan orang dewasa, sedangkan pada otak anak-anak lebih sedikit myelum dibandingkan dengan orang dewasa. Jalan nafas pada anak-anak lebih sempit, sehingga endotracheal tubes sesuai sampai usia 8 tahun. Ini berhubungan dengan pendeknya jalan nafas pada anak-anak sehingga dapat meningkatkan resiko dari endobronchial intubation atau accidental intubation. Keberhasilan resusitasi dapat dinilai berdasarkan berat badan dan umur. Penaganan Penanganan trauma membutuhkan pendekatan kombinasi antara diagnose dan pengobatan. Selama primary survey dan resusitasi kondisi pasien harus stabil, meliputi airway, breathing dan

circulation. Pada secobdary survey sangat penting untuk dilakukan head to toe examination serta perencanaan pengobatan. Primary survey dan resusitasi Airway dan cervical spine Penyumbatan jalan nafas merupakan salah satu penyebab dari kegagalan nafas. Penilaian airway dengan melihat kondisi seperti apakah pasien dapat bernafas spontan? Apakah pasien mengorok? Apakah ada udara yang bergerak masuk dan keluar? Apakah terdapat sianosis?. Penegakan airway dengan posisi mengangkat dagu dan mendorong rahang Breathing Setelah penyumbatan jalan nafas, pneumothorax dan hemothorax merupakan penyebab terbanyak dari kegagalan nafas. Penilaian breathing dengan melihat kondisi seperti apakah pengembangan dada saat nafas kuat? Apakah trakea tepat ditengah? Apakah pernafasannya sesuai? Apakah terdapat sianosis?. Tanda dari gangguan pernafasan seperti takipneu sedangkan untuk sianosis merupakan tanda yang paling akhir muncul. Tension Pneumothorax dapat menyebabkan sianosis, peningkatan vena leher, pergeseran mediastinal dan penurunan suara nafas. Diagnosa pneumothorax harus sesegeramungkin sebelum mendapatkan foto radiologi. Pertama untuk meringankan, masukkan needle catheter kedalam sela iga dada kedua di garis midclavicular. Lalu pasang chest tube dari depan sampai garis midaxillary.

Circulation Shock merupakan karakteristik dari perfusi jaringan untuk mencukupi kebutuhan metabolic. Penyebab shock pada anak-anak seperti perdarahan, tension pneumothorax dan cedera pada otak. Kompensasi dari shock terjadi ketika saat kehilangan darah tetapi tekanan darah dipertahankan dengan takikardia dan vasokonstriksi. Tekanan darah pada anak-anak tidak mungkin turun sampai kehilangan lebih dari 25% volume sirkulasi. Diagnosa shock sesuai dengan tanda klinis seperti haus, takikardia, nadi lemah dan perfusi yang buruk. Teknik yang paling efektif dilakukan pada anak-anak apabila terjadi shock adalah dengan memasang infus pada tibial intraosseus. Menggunakan bolus 20ml/kgBB selama 10 menit, dapat diulangi lagi dalam satu kali apabila dibutuhkan. Pakai packed red cell bolus dalam 10ml/kgBB dengan normal saline, plasma, 5% albumin atau resusitasi whole blood bolus dalam 20ml/kgBB untuk penggantian cairan yang hilang. Pada anak-anak yang mengalami shock harus dipantau tanda vital, produksi urin, suhu dan saturasi oksigen.

You might also like