You are on page 1of 16

Prinsip-prinsip demokrasi Setiap prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam suatu

konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.[11] Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi."[12] Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:[12] Kedaulatan rakyat; 2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
1. 3.

Kekuasaan mayoritas;

4. Hak-hak minoritas;
5.

Jaminan hak asasi manusia;

6. Pemilihan yang bebas dan jujur;


7. 8.

Persamaan di depan hukum; Proses hukum yang wajar;

9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;


10. Pluralisme

sosial, ekonomi, dan politik;

11.Nilai-nilai tolerensi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat Asas pokok demokrasi Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan sosial.[13] Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat 2 (dua) asas pokok demokrasi, yaitu:[13] Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jurdil; dan 2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.
1.

Ciri-ciri pemerintahan demokratis

Istilah demokrasi diperkenalkan kali pertama oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu suatu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan banyak orang (rakyat).[14] Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia.[14] Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut.[14]
1. 2. 3.

Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan). Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.

4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat
5. Demokrasi di Indonesia 6. Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat demokrasi di kawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan dan melaksanakan sistem demokrasi. Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia yang hingga saat ini beberapa di antaranya masih diperintah dengan tangan besi. Indonesia juga bisa menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem demokrasi dapat berjalan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi.
7. Ia menilai, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi yang tidak banyak disadari

itu, membuat pihak luar termasuk Asosiasi Internasional Konsultan Politik (IAPC), membuka mata bangsa Indonesia, bahwa keberhasilan tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Prestasi tersebut juga menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengantar datangnya suatu era baru di Asia yang demokratis dan makmur.
8. Dalam kesempatan yang sama, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono yang

akrab disapa SBY menerima anugerah medali demokrasi. SBY pun memaparkan panjang lebar perjalanan demokrasi Indonesia. Menurutnya, demokrasi Indonesia merupakan jawaban terhadap skeptisme perjalanan demokrasi di negeri ini. Beliau pun mencontohkan beberapa nada skeptis yang ditujukan kepada Indonesia. Pertama, demokrasi akan membawa situasi kacau dan perpecahan. Demokrasi di Indonesia hanyalah perubahan rezim, demokrasi akan memicu ekstrimisme dan radikalisme politik di Indonesia. 9. Beliau pun menambahkan bahwa demokrasi di Indonesia menunjukkan Islam dan moderitas dapat berjalan bersama. Dan terlepas dari goncangan hebat akibat pergantian 4 kali presiden selama periode 1998-2002, demokrasi Indonesia telah menciptakan

stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga telah berhasil menjadi sebuah negara demokrasi terbesar di dunia dan melaksanakan pemilu yang kompleks dengan sangat sukses. 10. Meski pada awalnya banyak yang meragukan pelaksanaan demokrasi di Indonesia, kenyataannya demokrasi di Indonesia saat ini telah berusia 10 tahun dan akan terus berkembang. Sebagian orang pernah berpendapat bahwa demokrasi tidak akan berlangsung lama di Indonesia, karena masyarakatnya belum siap. Mereka juga pernah mengatakan bahwa negara Indonesia terlalu besar dan memiliki persoalan yang kompleks. Keraguan tersebut bahkan menyerupai kekhawatiran yang dapat membuat Indonesia chaos yang dapat mengakibatkan perpecahan.
11. Sementara itu, mantan wakil perdana menteri Malaysia,

Anwar Ibrahim, yang turut hadir menyebutkan bahwa demokrasi telah berjalan baik di Indonesia dan hal itu telah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi 4 besar dunia yang berhasil melaksanakan demokrasi. Hal ini juga membuat Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia yang telah berhasil menerapkan demokrasi. Dia juga berharap agar perkembangan ekonomi juga makin meyakinkan sehingga demokrasi bisa disandingkan dengan kesuksesan pembangunan. Hal tersebut tentunya bisa terjadi bila demokrasi dapat mencegah korupsi dan penumpukan kekayaan hanya pada elit tertentu. 12. Demokrasi, menurut Anwar Ibrahim, adalah pemberian kebebasan kepada warga negara, sedangkan kegagalan atau keberhasilan ekonomi menyangkut sistem yang diterapkan.

Macam-Macam Demokrasi Demokrasi sangat penting bagi negate kita, dan seperti yang kita ketahui demokrasi ada bermacam-macam. Jadi, tanpa demokrasi manusia tidak akan memilih dan memutuskan suatu pendapat dan penyelesaian suatu masalah secara bersamaan. Ada beberapa macam demokrasi yang perlu diketahui serta pengertian-pengertiannya, diantaranya : demokrasi langsung dan demokrasi tudak langsung. Dari kedua macam demokrasi tersebut kita dapat mengetahui mengapa demokrasi dapat terjadi.

Sejarah Demokrasi
Sejarah Demokrasi.

Istilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia. Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.

Prinsip-Prinsip Demokrasi

Prinsip-prinsip Demokrasi
a. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik. b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara. c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para warga negara. d. Penghormatan terhadap supremasi hukum. Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law), antara lain sebagai berikut : a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang; b. Kedudukan yang sama dalam hukum; c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang

Makna Budaya Demokrasi


Pertama kali demokrasi diterapkan di Yunani di kota Athena dengan demokrasi langsung, yaitu pemerintahan dimana seluruh rakyat secara bersama-sama diikutsertakan dalam menetapkan garis-garis besar kebijakan pemerintah negara baik dalam pelaksanaan maupun permasalahannya. Tokoh-tokoh yang mempunyai andil besar dalam memperjuangkan demokrasi, antara lain sebagai berikut :
a. John Locke (Inggris) John Locke menganjurkan perlu adanya pembagian kekuasaan dalam pemerintahan negara, yaitu sebagai berikut: 1) Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan pembuat undang-undang. 2) Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-undang. 3) Kekuasaan Federatif yaitu kekuasaan untuk menetapkan perang dan damai, membuat perjanjian (aliansi) dengan negara lain, atau membuat kebijaksanaan/perjanjian dengan semua orang atau badan luar negeri. b. Montesquieu (Prancis) Kekuasaan negara dalam melaksanakan kedaulatan atas nama seluruh rakyat untuk menjamin, kepentingan rakyat harus terwujud dalam pemisahaan kekuasaan lembaga-lembaga negara, antara lain sebagai berikut: 1) Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan pembuat undang-undang. 2) Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-undang.

3) Kekuasaan Yudikatif yaitu kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan undangundang oleh badan peradilan. c. Abraham Lincoln (Presiden Amerika Serikat) Menurut Abraham Lincoln Democracy is government of the people, by people, by people, and for people. Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Budaya Prinsip Demokrasi Pada hakikatnya demokrasi adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan adalah kekuasaan tertinggi yang berada di tangan rakyat. Hikmah kebijaksanaan adalah penggunaan akal pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa. Permusyawaratan adalah tata cara khas kepribadian Indonesia dalam merumuskan dan memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga mencapai mufakat. Isi pokok-pokok demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut : a. Pelaksanaan demokrasi harus berdasarkan Pancasila sesuai dengan yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat. b. Demokrasi harus menghargai hak asasi manusia serta menjamin hak-hak minoritas. c. Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan berdasarkan atas kelembagaan. d. Demokrasi harus bersendikan pada hukum seperti dalam UUD 1945. Indonesia adalah negara hukum (rechstaat) bukan berdasarkan kekuasaan belaka (machstaat). Demokrasi Pancasila juga mengajarkan prinsip-prinsip, antara lain sebagai berikut: a. Persamaan b. Keseimbangan hak dan kewajiban c. Kebebasan yang bertanggung jawab d. Musyawarah untuk mufakat. e. Mewujudkan rasa keadilan sosial. f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan. g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional. Ada 11 prinsip yang diyakini sebagai kunci untuk memahami perkembangan demokrasi, antara lain sebagai berikut : a. Pemerintahan berdasarkan konstitusi b. Pemilu yang demokratis c. Pemerintahan lokal (desentralisasi kekuasaan)

d. Pembuatan UU e. Sistem peradilan yang independen f. Kekuasaan lembaga kepresidenan g. Media yang bebas h. Kelompok-kelompok kepentingan i. Hak masyarakat untuk tahu j. Melindungi hak-hak minoritas k. Kontrol sipil atas militer B. MENGIDENTIFIKASI CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI Pengertian Masyarakat Madani Masyarakat madani sebagaimana yang dirumuskan PBB adalah masyarakat yang demokratis dan menghargai human dignity atau hak-hak tanggung jawab manusia. Civil Society berasal dari frasa Latin civillis societes yaitu suatu masyarakat yang didasarkan pada hukum dan hidup beradab. Di Indonesia istilah civil society baru popular tahun 1990-an, pada masa berkembangnya keterbukaan politik. Masyarakat madani mencerminkan tingkat kemampuan dan kemajuan masyarakat yang tinggi untuk bersikap kritis dan partisipatif dalam menghadapi berbagai persoalan sosial. Ciri-ciri Masyarakat Madani Masyarakat madani (civil society) sering diterjemahkan yaitu bidang kehidupan sosial yang terorganisasi secara sukarela. Substansi civil society mencangkup lembaga-lembaga atau kelompok-kelompok yang sangat luas baik formal maupun non formal yang meliputi bidang ekonomi, kebudayaan, keagamaan, pendidikan dan informasi, kelompok kepentingan (interest group), kelompok penekan (pressure group), pembangunan atau organisasi kemasyarakatan lainnya. Menurut Hikam ada empat ciri utama masyarakat madani, yaitu sebagai berikut : - Kesukarelaan, artinya tidak ada paksaan, namun mempunyai komitmen bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama. - Keswasembadaan, artinya setiap anggota mempunyai harga diri yang tinggi, kemandirian yang kuat tanpa menggantungkan pada negara, atau lembaga atau organisasi lain. - Kemandirian tinggi terhadap negara, artinya masyarakat madani tidak tergantung pada perintah orang lain termasuk negara. - Keterkaitan pada nilai-nilai hukum, artinya terkait pada nilai-nilai hukum yang disepakati bersama.

Ciri khas masyarakat madani Indonesia adalah sebagai berikut: a. Kenyataan adanya keragaman budaya Indonesia yang merupakan dasar pengembangan identitas bangsa Indonesia dan kebudayaan nasional. b. Pentingnya saling pengertian di antara sesama anggota masyarakat. c. Ada toleransi yang tinggi d. Adanya kepastian hukum. Kendala yang Dihadapi Bangsa Indonesia Antara lain sebagai berikut : a. Belum tertanamnya jiwa kemandirian bangsa Indonesia b. Kurangnya kesadaran pada hukum yang berlaku. c. Masih rendahnya tingkat kesukarelaan dan keswasembadaan pada setiap warga negara. d. Masih kurangnya perangkat hukum. e. Masih rendahnya sumber daya manusia bila dibandingkan dengan negara lain. Upaya Yang Dilakukan Antara lain sebagai berikut : a. Meningkatkan jiwa kemandirian melalui kegiatan perekonomian dengan adanya bapak angkat perusahaan. b. Meningkatkan kesadaran hukum melalui berbagai media sosialisasi politik. c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan. d. Menciptakan perangkat hukum yang memadai dan berkeadilan sosial. e. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan. f. Mengembangkan media komunikasi politik di berbagai lingkungan kerja. g. Menanamkan sikap positif pada proses demokratisasi di Indonesia pada setiap warga negara. C. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA SEJAK ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN ORDE REFORMASI. Prinsip Demokrasi Pancasila Demokrasi Pancasila adalah kedaulatan rakyat yang dijiwai oleh dan diintegrasikan dengan keseluruhan sila-sila dalam Pancasila. Ciri khas demokrasi Pancasila adalah musyawarah mufakat. Corak khas demokrasi Pancasila dapat dikenali dari sisi formal dan material. Dari sisi formal, demokrasi Pancasila mengandung makna bahwa setiap pengambilan keputusan sedapat mungkin didasarkan pada prinsip musyawarah untuk mufakat. Dari sisi material, demokrasi Pancasila menampakkan sifat kegotongroyongan. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut : a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Keseimbangan antara hak dan dan kewajiban. c. Kebebasan yang bertanggung jawab. d. Mewujudkan rasa keadilan sosial. e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat. f. Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat. g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia a. Masa Orde Lama Masa Orde Lama berlangsung mulai tanggal 5 Juli 1959 sampai dengan 1 Maret 1966. Berikut ini pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama. Demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi terpimpin. Ciri umum demokrasi terpimpin, antara lain a) Adanya rasa gotong royong. b) Tidak mencari kemenangan atas golongan lain. c) Selalu mencari sintesa untuk melaksanakan amanat rakyat. Selama pelaksanaan demokrasi terpimpin kecenderungan semua keputusan hanya ada pada Pemimpin Besar Revolusi Ir. Sukarno. Hal ini mengakibatkan rusaknya tatanan kekuasaan negara, misalnya DPR dapat dibubarkan, Ketua MA, MPRS menjadi Menko pemimpin partai banyak yang ditangkapi. b. Masa Orde Baru Masa Orde Baru berlangsung mulai dari 11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998. Berikut ini pelaksanaan demokrasimasa Orde Baru. 1) Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi Pancasila sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat. 2) Ciri umum demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut: a) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat. b) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. c) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain d) Selalu diliputi semangat kekeluargaan. e) Adanya rasa tanggung jawab dalam menghasilkan musyawarah. f) Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. g) Hasil keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. 3) Pelaksanaan demokrasi Pancasila antara lain sebagai berikut: a) Masih belum sesuai dengan jiwa dan semangat ciri-ciri umum. Kekuasaan presiden begitu dominan baik dalam suprastruktur politik.

b) Banyak terjadi manipulasi politik dan KKN yang telah membudaya. Ini mengakibatkan negara Indonesia terjerumus dalam berbagai krisis yang berkepanjangan. c. Masa Reformasi Berlangsung mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang. Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila masa Reformasi, seperti yang tercantum pada demokrasi Pancasila. Selain itu juga lebih ditekankan pada : - Penegakkan kedaulatan rakyat dengan memberdayakan pengawasan sebagai lembaga negara, lembaga politik, dan kemasyarakatan. - Pembagian secara tegas wewenang antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. - Penghormatan kepada keberadaan asas, ciri aspirasi, dan program parpol yang multipartai. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia selama kurun waktu 60 tahun terakhir telah banyak mengalami perubahan yang mencakup berbagai hal, yaitu sebagai berikut : a. Periode 1945-1949 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila namun dalam penerapan berlaku demokrasi liberal b. Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal. c. Periode 1950-1959 dengan UUDS 1950 berlaku demokrasi liberal dengan multipartai. d. Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharus berlaku demokrasi Pancasila, namun yang diterapkan demokrasi terpimpin (cebderung otoriter). e. Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung otoriter). f. Periode 1998 sampai sekarang dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung ada perubahan menuju demokratisasi). Pelaksanaan Pemilu pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Sejak Indonesia merdeka telah melaksanakan pemilu sebanyak sembilan kali. a. Tujuan Pemilu 1) Melaksanakan kedaulatan rakyat. 2) Sebagai perwujudan hak asasi politik rakyat. 3) Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR. 4) Melaksanakan pergantian personil pemerintahan secara damai, aman, dan tertib (secara konstitusional). 5) Menjamin kesinambungan pembangunan nasional. b. Asas Pemilu Indonesia

Sesuai dengan Pasal 22 E Ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. c. Pelaksanaan Pemilu di Indonesia. 1. Pemilihan Umum Pertama dilaksanakan tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota parlemen (DPR), tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan Konstituante. Diikuti 28 partai politik. 2. Pemilihan Umum Kedua dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 1971 yang diikuti sebanyak 10 partai politik. 3. Pemilihan Umum Ketiga dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 1977 yang diikuti oleh dua Parpol dan satu Golkar. Hal ini dikarenakan terjadi fusi parpol dari 10 parpol peserta pemilu 1971 disederhanakan menjadi 3 dengan ketentuan sebagai berikut. a) Partai yang berhaluan spiritual material fusi menjadi PPP (Partai Persatuan Pembangunan) b) Partai yang berhaluan material-spriritual fusi menjadi PDI (Partai Demokrasi Indonesia) c) Dan partai yang bukan keduanya menjadi Golkar (Golongan Karya). 4. Pemilihan Umum Keempat dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 1982. 5. Pemilihan Umum Kelima dilaksanakan pada tanggal 23 April 1987. 6. Pemilihan Umum Keenam dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 1992, peserta pemilu masih dua parpol (PPP dan PDI) serta satu Golongan Karya. 7. Pemilihan Umum Ketujuh dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1997. Peserta pemilu adalah PPP, Golkar, dan PDI. Jumlah anggota DPR 500 orang dan anggota MPR 1.000 orang dengan rincian sebagai berikut. a) Unsur ABRI 75 orang b) Utusan Daerah 149 orang c) Imbangan susunan : anggota MPR 251 orang utusan golongan 100 orang Jumlah 1.000 orang 8. Pemilihan Umum Kedelapan (Era Reformasi) dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999 yang diikuti sebanyak 48 partai politik. Pada pemilu ini telah terpilih jumlah anggota DPR sebanyak 500 orang dan jumlah anggota MPR sebanyak 700 orang dengan rincian DPR dipilih 462 orang, DPR unsur TNI/Polri 38 orang, utusan daerah 135 orang, dan utusan golongan 65 orang. 9. Pemilihan Umum Kesembilan dilaksanakan tanggal 5 April 2004 yang diikuti 24 partai politik. Ini telah terjadi penyempurnaan pemilu, yakni pemilu dilaksanakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta memilih presiden dan wakil presiden. D. PERILAKU BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Perilaku Budaya Demokrasi Dalam rangka mengoptimalkan perilaku budaya demokrasi maka sebagai generasi penerus yang akan mempertahankan negara demokrasi, perlu mendemonstrasikan bagaimana peran serta kita dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Prinsip-prinsip

yang patut kita demonstrasikan dalam kehidupan berdemokrasi, antara lain sebagai berikut : a. Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku. b. Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani. c. Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah. d. Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan atau anarkis. e. Membiasakan untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis. f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah. g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada Tuhan, masyarakat, bangsa, dan negara. h. Menggunaka kebebasan dengan penuh tanggung jawab. i. Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun. Perilaku Budaya Demokrasi dalam Lingkungan Keluarga a. Lingkungan Keluarga 1) Membiasakan diri untuk menempatkan anggota keluarga sesuai dengan kedudukannya. 2) Membiasakan mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah mufakat. 3) Saling menghargai perbedaan pendapat masing-masing anggota keluarga. 4) Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. b. Lingkungan Sekolah 1) Berusaha selalu berkomunikasi individual. 2) Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan. 3) Berani mengajukan petisi (saran/usul). 4) Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding. 5) Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS. 6) Berani mengadakan kegiatan yang merupakan realisasi dari program OSIS dan sebagainya. c. 1) 2) 3) 4) 5) Lingkungan masyarakat Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat. Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih. Mengikuti kegiatan rembug desa. Mengikuti kegiatan kerja bakti. Bersama-sama memberikan ususlan demi kemajuan masyarakat.

Ada beberapa contoh perilaku yang dapat mendukung tegaknya prinsip-prinsip

demokrasi, antara lain sebagai berikut : a. Menghindarkan perbuatan otoriter. b. Melaksanakan amanat rakyat. c. Melaksanakan hak tanpa merugikan orang lain. d. Mengembangkan toleransi antarumat beragama. e. Menghormati pendapat orang lain. f. Senang ikut serta dalam kegiatan organisasi misalnya OSIS, Pramuka, PMR dan sebagainya. g. Menentukan pemimpin dengan jalan damai melalui pemilihan.Menerima perbedaan pendapat.

Fungsi Demokrasi Pancasila


Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :

Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara

Contohnya: Ikut menyukseskan Pemilu Ikut menyukseskan pembangunan Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan. Menjamin tetap tegaknya negara RI Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga negara Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,

Contohnya: Presiden adalah mandataris MPR, Presiden bertanggung jawab kepada MPR.

Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang

Bidang ekonomi

Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek dalam pembangunan ekonomi. Pemerintah memberikan peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala bentuk hegemoni kekayaan alam atau sumber-sumber ekonomi harus ditolak agar semua rakyat memiliki kesempatan yang sama dalam penggunaan kekayaan negara. dalam implikasi pernah diwujudkan dalam Program ekonomi banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima tahun pertama tahun 1955 s.d. tahun 1960, Rencana delapan tahun dan terakhir dalam Repelita kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi.Hal ini ditujukan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dan sila ke-5 Pancasila. Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui wakil-wakil rakyat di parlemen dalam menentukan kebijakan ekonomi.

Bidang kebudayaan nasional

Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak pemerintah agar keunikan dan kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan sehingga kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan baik. Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah menciptakan peluang bagi berkembangnya budaya lokal sehingga identitas suatu komunitas mendapat pengakuan dan penghargaan.

You might also like