You are on page 1of 39

Gangguan Cairan Tubuh Dan Sirkulasi

Azis Luckmansyah Dian Siti Asparina Kharisma Ibrahim Lani Meliana Melani Nisa Nuraeni

Pembuluh normal
Konstituen dasar dinding pembuluh darah adalah sel, terutama sel endotel (SE) dan sel otot polos (SMC), serta matriks ekstrasel. Tiga lapisan konsentrik: Intima Terdiri atas satu lapisan SE dan dipisahkan oleh suatu membran elastik yang disebut lamina elastik interna. Tunika media Berupa lapisan sel otot polos, menerima oksigen dan nutrien melalui proses difusi dan dipermudah oleh lubang (fenetrasi) di membran elastik interna batas luar media ditentukan oleh lamina elastik interna. Adventesia Terdiri atas jaringan ikat dan vaso vasorium

Kapiler yang ukuran lumennya hampir sama dengan garis tengah sel darah merah, memiliki lapisan sel endotel tetapi tanpa tunika media. Secara kolektif , kapiler memiliki luas potongan melintang total yang sangat besar, dengan ketebalan dinding hanya satu sel dan aliran darah yang lambat, kapiler merupakan tempat ideal untuk pertukaran cepat zat antara darah dan jaringan.

Vena memiliki garis tengah lebih besar, lumen lebih besar, dan dinding yang lebih tipis dan kurang terorganisasi. Oleh karena itu, tanpa penunjang yang baik vena mudah mengalami dilatasi irreguler, mendapat tekanan, dan tertembus oleh tumor da proses peradangan.

Pembuluh limfe merupakan saluran berdinding tipis dan berlapis endotel, yang berfungsi sebagai sistem drainase untuk mengembalikan cairan jaringan interstisium ke darah. Pembuluh limfe merupakan suatu jalur penting penyebaran penyakit melalui pemindahan bakteri dan sel tumor ke tempat jauh.

Sel dinding vaskuler dan responnya terhadap jejas


1. Sel endotel memilki fungsi sebagai: a. Pemeliharaan homeostatis pembuluh darah b. Fungsi sirkulasi c. Modulasi aliran darah dan resistensi vaskuler d. Metbolisme hormon e. Memelihara antar muka darah-jaringan nontrombogenik f. Pengaturan pertumbuhan sel jenis lain

Jejas endotel mungkin merupakan penyebab dimulainya pembemtukan trombus, ATH dan lesi vaskuler pada hipertensi, dan penyakit lain. Namun sel endotel yang secara struktural utuh dapat berespon terhadap beragam rangsangan abnormal dengan menyesuaikan fungsi lazim (konstitusif) dan mengekspresikan sifat didapat (terinduksi) yang baru.

Istilah disfungsi endotel menerangkan beberapa jenis perubahan status funsional sel endotel yang terjadi sebagai respon terhadap rangsangan lingkungan. Disfungsi endotel dapat bermanifestasi sebagai gangguan vasodilatasi, dependen endotel, penurunan sintesis nitrat oksida, peningkatan kadar endotelin, dan pembentukan radikal bebas oksigen. Pemicu disfungsi endotel adalah sitokin dan produk bakteri yang juga menyebabkan jejas inflamasi dan syok septik.

2. Sel otot polos Sel otot polos menyebabkan vasodilatasi atau vasokontriksi sebagai respon terhadap rangsangan normal tau patogenik. Fungsinya: Menyintesis kolagen, elastin dan proteogliktikan Mengeluarkan faktor pertumbuhan dan sitokin Bermigrasi ke intima proliferasi setelah jejas vaskuler.

Penebalan intima-respons terhadap jejas intima vaskular


Jejas pembluh darah (berupa kehilangan sel endotel akut atau jejas/disfungsi sel endotel kronis),merangsang pertumbuhan sel otot polos dengan menganggu keseimbangan faali antara inhibisi dan stimulasi.

pemulihan dinding vaskuler yang cidera mencerminkan suatu respon penyembuhan fisiologi dengan pembentukan neointima yang sel otot polosnya: 1. Bermigrasi dari media ke intima 2. Bermultiplikasi sebagai sel otot polos intima 3. Membentuk serta mengeluarkan matriks ekstra sel.

Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah mengerasnya timbunan lemak pada dinding arteri, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani ather yang berarti bubur. Pengertian bubur disini adalah rupa timbunan lemak lembek yang menyerupai seperti seperti bubur. Serta kata Yunani lainnya yakni scleros yang bermakna keras.

Jadi secara harfiah, zat yang semula lembut nan lembek tersebut tertimbun dan terakumulasi jumlahnya dalam suatu area sehingga terjadi proses pengerasan hingga menyumbat aliran darah dalam pembuluh darah. Timbunan lemak yang terjadi tersebut disebabkan oleh kolesterol LDL yang sifatnya sangat mudah sekali melekat dalam pembuluh darah

Pembekuan Darah

Hemoraghi (perdarahan)
Hemoraghi atau perdarahan ialah keluarnya darah dari pembuluh darah ke dalam rongga interstisial jaringan, rongga serosa atau pada alat tubuh. Tetapi perdarahan juga bisa terjadi keluar dari tubuh melalui lubang tubuh maupun kulit. Jenis perdarahan yang pertama dinamakan perdarahan internal dan yang kedua eksternal.

Perdarahan akan menimbulkan bermacammacam akibat. Namun secara garis besar akibat ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu lokal dan sistemik. Akibat perdarahan lokal bergantung pada besar dan lokasi hemoraghi, dan pada dasarnya merupakan akibat adanya efek penekanan seperti memar, perubahan warna memar yang kebiru-biruan secara lansung berkaitan dengan adanya sel-sel darah merah yang keluar dan terkumpul dalam jaringan. Eritrosit yang keluar dari pembuluh ini dipecahkan dengan cepat dan difagosit oleh makrofag yang tiba sebagai bagian dari respon peradangan.

Jenis perdarahan sistemik bergantung pada berapa lama, ukuran dan jenis perdarahan. Pengaruh sistemik kehilangan darah berkaitan langsung dengan volume darah yang keluar dari pembuluh darah. Jika sebagian besar dari volume yang bersirkulasi hilang maka penderita dengan sangat cepat dapat meninggal karena perdarahan. Pengaruh volume perdarahan tertentu juga berkaitan dengan laju terjadinya kehilangan darah, kehilangan volume yang lebih besar dapat ditoleransi lebih baik jika terjadi sedikit demi sedikit daripada terjadi pada saat itu juga dalam jumlah besar.

Edema
Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh. Secara garis besar cairan edema ini dapat dikelompokkan menjadi edema peradangan atau eksudat dan edema nonradang atau transudat. Eksudat adalah cairan tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena bertambahnya permeabilitas pembuluh terhadap protein karena terdapat protein kadar tinggi sebagai proses penyembuhan. Sedangkan transudat yaitu cairan tertimbun dalam jaringan atau ruangan karena alasanalasan lain dan bukan dari akibat perubahan permeabilitas pembuluh.

Edema timbul sebagai akibat peningkatan daya dorong cairan dari pembuluh menuju jaringan antarsel, dalam keadaan normal pertukaran cairan dikendalikan oleh tekanan hidrostatik dan osmotik di dalam dan di luar pembuluh darah.

Hiperemia dan Kongesti


Kongesti adalah keadaan di mana terdapat darah secara berlebihan di dalam pembuluh darah pada daerah tertentu. Kata lain untuk kogrsti adalah hiperemia. Jika dilihat dengan mata telanjang maka daerah jaringan atau organ yang mengalami kongesti berwarna lwbih merah (ungu) karena bertambahnya darah di dalam jaringan. Apabila dilihat secara mikroskopis kapiler-kapiler di dalam jaringan hiperemia melebar dan penuh berisi darah. Dilihat dari waktu berlansungnya kongesti atau hiperemia dibagi menjadi dua yaitu kongesti aktif dan kongesti pasif.

A. Kongesti aktif
Jika aliran darah ke dalam daerah bertambah dan menimbulkan kongesti, maka fenomena ini disebut kongesti aktif, artinya lebih banyak darah mengalir ke dalam daerah itu lebih dari biasanya. Kenaikan aliran darah lokal ini disebabkan oleh adanya dilatasi arteriol yang bekerja sebagai katup yang mengatur aliran ke dalam mikrosirkulasi lokal.

Contoh kongesti aktif adalah warna merah padam pada wajah yang pada dasarnya adalah vasodilatasi yang timbul akibata respon terhadap stimulus neurogenik. Contoh fisiologi kongesti aktif adalah pengiriman darah yang lebih banyak sesuai kebutuhan dari jaringan yang sedang bekerja seperti otot yang sedang berkontraksi aktif. Keadaan ini juga diberi istilah hiperemia fungsional.

B. Kongesti pasif
Kongesti pasif tidak menyangkut kenaikan jumlah darah yang mengalir ke suatu daerah, tetapi lebih merupakan gangguan aliran darah dari daerah tersebut. Apapun yang menekan venula-venula dan vena-vena yang mengalirkan darah dari jaringan dapat menimbulkan kongesti pasif. Misalnya kegagalan jantung kiri mengakibatkan aliran darah yang kembali ke jantung dari paru-paru akan terganggu. Dalam keadaan ini darah akan terbendung dalam paruparu, menimbulkan kongesti pasif pembuluh darah paru-paru.

Kongesti pasif mungkin hanya berlangsung relatif dalam waktu singkat, dalam hal ini diberi istilah kongesti pasif akut atau dapat juga berlangsung lama, keadaan ini diberi nama kongesti pasif kronik. Perubahan-perubahan ini biasanya terjadi pada daerah yang mengalami kongesti pasif dan bila perubahan pada aliran darah ini cukup nyata, maka terjadi hipoksia jaringan yang menyebabkan menciutnya jaringan atau bahkan hilangnya sel-sel dari jaringan yang terkena tersebut.

Trombosis
Trombosis adalah proses pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam sistem vaskular (yaitu pembuluh darah atau jantung) selama manusia masih hidup. Koagulum darah dinamakan trombus. Trombosis dapat juga terjadi jika mekanisme pengaturan normal terganggu dan keadaan ini terbukti sangat berbahaya. Tiga faktor terpenting yang berperan dalam pembentukan trombus atau trombosis, yang dikenal dengan nama triad Virchow, ialah: Perubahan dinding pembuluh darah Perubahan aliran darah Perubahan komposisi darah

Hemostatis
Hemostasis merupakan penghentian perdarahan oleh sifat fisiologis vasokonstriksi dan koagulasi, hambatan aliran darah melalui pembuluh atau menuju area anatomis. Hemostasis bergantung pada tiga komponen utama: dinding pembuluh darah, trombosit, dan kaskade koagulasi.

Hemostasis normal terjadi akibat berbagai proses yangg diatur dengan baik. proses tersebut mempertahankan darah dalam bentuk cairan yang bebas beku dalam pembuluh darah yang normal sambil menginduksi pembentukan suatu sumbat hemostasis terlokalisasi yang cepat pada tempat jejas vaskular.

Embolus
Embolus ialah benda asing yang terangkut mengikuti aliran darah dari tempat aslanya dan dapat tersangkut pada suatu tempat menyebabkan sumbatan aliran darah. Embolisme adalah keadaan dimana emboli yang berupa yang berupa benda padat (trombus), cair (amnion), ataupun gas (udara) yang dibawa oleh darah menyumbat aliran darah.

Akibat embolus
Ditinjau dari faktor-faktor yang berperan akibat yang ditimbulkan oleh embolus kurang lebihsama dengan akibat oleh trombus.

Berdasarkan jenis zat pembentuknya embolus dibagi menjadi embolus lemak, embolus udara, embolus sel tumor, embolus aterom.

INFARK
Infark adalah suatu daerah nekrosis iskemik yang disebabkan oleh oklusi pada pasokan darah arteri atau atau aliran vena dalam suatu jaringan tertentu

JENIS INFARK
1. INFARK PUCAT infark organ padat seperti jantung, ginjal, atau limpa yang terjadi akibat sumbatan arteri terminal jaringan parenkim memberi gambaran infark pucat. 2. INFARK HEMORAGIK infark pada organ yang jaringannya renggan dan mendapat sirkulasi rangkap, seperti, hati, usus, dan paru memberi gambaran infark hemoragik.

Faktor pengaruh perkembangan suatu infark


1. 2. 3. 4. Sifat pasokan vaskuler Tingkat perkembangan oklusi Kerentanan terhadap hipoksia Kandungan oksigen darah

Akibat infark
infark dapat berlangsung dalam organ apapun baik infark kecil dan terjadi pada organ tidak vital sering tidak berarti secara klinis. Gejala klinis hanya berupa nyeri akibat iritasi saraf atau akibat radang lapisan serosa alat tubuh yang terkena. Sekali-kali dijumpai demam dan leukositosis akibat nekrosis.

SYOK
Syok atau kolaps kardiovaskuler merupakan jalur trakhir yang umum terjadi pada sejumlah kejadian klinis yang berpotensi mematikan, mencakup perdarahan berat, trauma atau luka bakar yang luas, infark miokard luas, emboli paru masif, dan sepsis mikrobial.

Jenis syok
1. Syok kardiogenik 2. Syok hipolemik 3. Syok septik

Tahapan syok
1. Tahap awal non progresif yaitu, selama tahapan ini mekanisme kompensasi refleks, akan diaktifkan dan perfusi organ vital dipertahankan Tahap progresif yang ditandai oleh hipoperfusi jaringan dan awal manifestasi dari memburuknya ketidakseimbangan sirkulasi dan metabolik. Tahap irreversible yang muncul setelah tubuh mengalami jejas sel dan jaringan yang berat sehinnga walaupun gangguan hemodinamikanya telah diperbaiki, tidak mungkin bertahan hidup lagi.

2.

3.

You might also like