You are on page 1of 3

Afif futaqi

0606096585
“rich forest, poor people by peluso”
Kepemilikan dari sumberdaya dan akses terhadap sumberdaya tersebut
merupakan faktor-faktor yang sangat penting terhadap kemiskinan yang terjadi
belakangan ini. Formulasi yang tepat memberikan perhatian pada adanya hubungan sosial
terhadap manusia untuk mendapatkan keuntungan dari sumber daya tersebut
dibandingkan kepemilikan individual. Dengan adanya intitusi yang mengontrol akese
etrhadap sumberdaya alam tersebut membuat sumberdaya dapat terkontrol. Dengan
analisis akses terbut dapat melihat siapa yang mnegontrol?, kenapa beberapa orang atau
intitusi mengambil keuntungan dari sumber daya. Dengan pemahaman-pemahaman yang
seperti ini dapat mengarahkan masyarakat untuk terus mendapatkan keuntungan dari
sumberdaya termasuk di dalamnya adanya batasan eksploitasi dan hubungan
kepemilikan. Akses merupakan kekuasaan aktor atau instansi dalam mengontrol dan
mengelola sumber daya.
Perbedaan yang signifikan antara akses dan kepemilikan dibedakan berdasarkan
“ability” dan “right”. Ability adalah hubungan yang baik dari kekuasaan, dimana salah
satu menjadi aktor sebagai pelaku dan sang pembuat kebijakan. Sedangkan kekuasaan
yang lain dapat muncul dalam proses berlakunya. Kekuasaan disini merupakan hubungan
dan dapat muncul dari konsekuensi dari efek hubungan sosial. dalam hal ini akses
merupakan “all posible means” diman semua orang dapat mendapatkan keuntungan dari
alam tersebut. Secara umum kepemilikan diasumsikan sebagai “socially acknowledge
and supported” yang harus diatur lewat sebuah aturan yakni hukum. Jadi dalam hal ini
kepemilikan dilihat sebagai legal dan ilegal.
Oleh karena itu hak-hak haruslah dikombinasikan dengan sumberdaya yang
digunakan oleh negara sebagai institusi kepemilikan, karena berhubungan dengan
kepemilikan sebagai hubungan langsung dengan formulasi idealisme locke. Banyak
dimensi dari akses telah dieksplorasi termasuk dalam hal ini definisis dari penggunaan
kepemilikan berdasarkan hukum yang legal. Selanjutnya hubungan kepemilikan dilihat
dengan kontrol milik individu dan sanksi yang dibuat oleh institusi, oleh karena itu
analisa akses diperhatikan sebagai bentuk tindakan kepemilikan yang berkaitan dengan
produksi. Dengan menggunakan teori kepemilikan dan jabatan, kita dapat melihat akses
dapat berubah berdasarkan kebutuhan individu atau posisi dari kelompok dan kekuasaan
di dalam hubungan sosial.
Konsep kepemilikan seharusnya merupakan repersesntasi dari kekuasaan, tetapi
dalam kenyataannya kekuasaan direpersentasikan sebagai konsep negara dalam
mengakses sumber daya. Kekuasaan disini bisa mejadi suatu jaringan sosial yang sangat
besar dan kadang sampai kelevel konstitusi. Dengan analisi kerangka berfikir ekonomi
dan polittik dapat membantu kita dalam mengidentifikasikan siklus yang dilakukan oleh
beberapa orang dalam usaha mendapatkan keuntungan dari sumberdaya. Aspek politik
dan ekonomi merupakan salah satu aspek untuk melihat tidakan sosial yang dilakukan
masyarakat sehingga menjadi akes kontrol dan akses perawatan. Akses kontrol
maksudnya adalah kemampuan untuk menghubungkan dengan akses yang lain.
Sedangkan kontrol mengacu pada mengecek dan menunjuk pada seuatu tindakan yang
berfungsi sebagai kekuasan untuk makukan tidakan regulasi. Sedangkan perawatan
maksudnya adalah bagaimana mempertahankan akses terhadap sumberdaya yang terbatas
ini agar terus dapat dimanfaati. Dalam hal ini akses kontrol dan akses perawatan saling
melengkapi tidak bisa berdiri sendiri.
Lokasi dari akses di dalam kerangka berfikir politik dan ekonomi sebagai model
dari suatu perubahan sosial. hubungan sosial dan perbedaan yang tanpak dari konflik dari
kelebihan keuntungan yang didapat yang dilihat dari politik dan ekonomi adalah
keuntungan distribusi terhadapap perubahan sosial yang terjadi dan kerangka berfikir
yang legal. Keuntungan dari sumberdaya didalam produksi adalah bentuk suatu
identifikasi. Dengan begitu kita dapat menganalisa mekanisme oleh tiap-tiap individual,
kelompok, ataupun institusi dalam mengontrol dan merawat akses didalam keadaan
kebudayaan dan politik. Melalui mekanisme ini kita dapat menkatagorikan dan berusaha
mebuat peta dari mekanisme tersebut dengan melihat proses dari akses tadi dan
hubungan-hubungan yang terjadi di dalamnya. Kategori yang pertama adalah “rights-
based acces” maksudnya adalah ada sanksi yang tegas dari sebuah peraturan. Didalamnya
termasuk “illegal acces” dan “legal acces”
Akses legal seperti yang telah disebutkan diatas adalah kemampuan dalam
mendapatkan keuntungan dari atribut oleh hukum, biasanya disebut dengan “property”.
Sedangkan “rights-base” yang telah disebutkan sebelumnya berarti akses yang
diimplikasikan oleh suatu komuniti baik negara ataupun pemerintahan mengklaim suatu
kekuasaan. Konsep ini merupakan bagaian dari kontrol terhadap akses oleh negara dan
agen-agen pemerintahaan dalam upaya perawatan akses tersebut. dalam teori ini ada yang
disebut dengan “means of transfer” maksudnya adalah masalah dari keputusan membagi
menekankan keamanan dari pembuat keputusan sehingga mengakibatkan suatu
perubahan. Disisi lain klaim atas sesuatu yang legal menjadi sangat plural, sehingga
memungkinkan mendapatkan keuntungan sendiri dan merawat akses sebagai bentuk
klaim terhadap hak kepemilikan. Sedangkan ilegal akses berdasarkan hubungan akses
langsung yang berkaitan dengan sanksi berdasarkan adanya hubungan-hubungan antar
aktor terhadap suatu peraturan dan sanksi yang diterapkan. Dalam hal ini ilegal akses
mengacu pada kenikmatan dalam memperoleh keuntungan dari sesuatu tanpa adanya
sanksi oleh negara ataupun masyarakat.
Ketagori yang kedua adalah “structural and relation mechanisme of access” yakni
kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dengan memediasi hal-hal yang pasti
dengan kerangka pemikiran politik, ekonomi dan kebudayaan yang spesifik. Dalam
kategori ini terdapat beberapa kategori yakni “access to technology” dimana akses
ditentukan oleh penggunaan alat atau tehnologi. Tehnologi digunakan sebagai jaringan
institusi dan hubungan-hubungan “modes of extracrtion”. Selanjutnya adalah “access to
capital” ini merupakan faktor yang sangat penting dalam mendapatkan keuntungan
sumberdaya, baik dalam kontrol maupun perawatan akses. Secara umum merupakan
akses dari kemakmuran dalam hal ini adalah kemampuan financial dan perlengkapan.
Adajuga “access to market” kemapuan untuk mengontrol sumberdaya dalam jumlah
besar dengan struktur dan prosesnya untuk dapat masuk kedalam sebuah perubahan.
“accses to labor” merupakan sesuatu yang dibutuhkan dalam mendapatkan komoditi di
huan tersebut. oleh karena itu harus adanya kontrol terhadap buruh itu sendiri dalam
melakukan pekerjaannya. Hal ini juga berkaitan dengan kemampuan buruh itu sendiri
dalam merawat akses terhadap perusahaanya. Yang terakhir adalah “acces to knowledge”
kemapuan untuk membentuk sesuatu yang bersifat ideologi yang bisa dipahami oleh
individu dalam melihat hubungan dengan lingkungan kemudian diterapkan ke dalam
praktiknya.

You might also like