You are on page 1of 25

Ir. M.

Sjukrul Amien, MM
Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum 30 Juni 2012

GAMBARAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP SANITASI DI INDONESIA

+ 70 juta penduduk diperkirakan masih BABS, belum memiliki akses terhadap sarana sanitasi

Cakupan pelayanan sampah belum merata, dan TPA masih open dumping

Drainase tersumbat/kurang terpelihara, akibatnya terjadi banjir/genangan

ISU PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI


Masih terbatasnya SDM yang menguasai permasalahan sektor sanitasi Belum adanya/masih terbatasnya lembaga & institusi terkait sektor

sanitasi di Daerah;
Belum tersedianya dokumen perencanaan yang komperehensif; Masih rendahnya pemahaman mengenai sanitasi pada stakeholder di

pemerintahan termasuk di parlemen ;


Belum prioritasnya alokasi anggaran untuk sektor sanitasi termasuk

untuk kegiatan operasional & pemeliharaan (O & M)

MASIH SERBA TERBATAS


Akses masyarakat terhadap sanitasi di Indonesia masih rendah, pada tahun 2009 masih kurang dari 30%

Derajat kesehatan masyarakat rendah Produktivitas, performa kerja, pendapatan per kapita rendah

KEBUTUHAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN SANITASI YANG BAIK


Perencanaan Pembangunan Sanitasi yang Baik diharapkan mampu menghasilkan :
Program & kegiatan yang cepat merespons permasalahan

sanitasi yang semakin kompleks dan berkembang;


Sarana

&

prasarana

yang

telah

terbangun operasional

akan &

termanfaatkan secara maksimal ;


Tanggungjawab

terhadap

kegiatan

pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi yang semakin

meningkat.
5

SASARAN RPJMN 2010-2014


Dasar Hukum : Perpres No. 5 Tahun 2010

Stop Buang Air Besar Sembarangan pada akhir tahun 2014. Perluasan layanan air limbah melalui sistem sewerage meningkat menjadi 20% di 16 kota (5 di antaranya sistem baru). Peningkatan layanan air limbah setempat dan komunal di 226 kab/kota.

Penerapan praktik 3R secara nasional . Peningkatan sistem Tempat Pemrosesan Akhir Sampah menjadi sanitary landfill di 240 kawasan perkotaan.

Pengurangan genangan /banjir di 100 kawasan strategis perkotaan seluas 22.500 Ha.

UPAYA PEMERINTAH UNTUK MENCAPAI SASARAN RPJMN dan MDGs SEKTOR SANITASI
Mendorong Pemerintah Daerah (Kabupaten dan Kota) untuk memiliki

Program Pembangunan Sanitasi Jangka Menengah melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP);

Mendorong pelaksanaan program pembangunan sanitasi yang

bertumpu pada sumber daya, prakarsa, inisiatif dan keswadayaan masyarakat; melalui Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM); Mulai th 2011 s/d 2015 didanai melalui USRI (Urban Sanitation and Rural Infrastructure)/Loan ADB. sarana dan prasarana sanitasi skala komunal dan besar, misalnya : IPAL komunal, septik tank komunal, MCK komunal, Tempat Penampungan Sampah Sementara Terpadu (TPST), Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah berteknologi sanitary landfill.

Membantu penyediaan anggaran stimulan untuk pembangunan

PERAN KEMKES PADA TAHAPAN PROGRAM PPSP


PIU Advokasi dan Pemberdayaan/Kem.Kes

PIU Kelembagaan dan Pendanaan/Kemdagri

STUDI EHRA

PIU Teknis/Kem. PU, mendapatkan masukan dari PMU dan semua PIU

PMU dan semua PIU

Kunci Sukses Program Pembangunan Sanitasi (1)


Pembangunan fisik tidak bisa dilaksanakan atau akan banyak

mengalami hambatan apabila dilaksanakan tanpa adanya proses penyiapan di tingkat Pemerintah daerah dan juga di tingkat masyarakat. Yaitu berupa sosialisasi dan Advocacy kepada Pemda yang akan lebih tepat sasaran apabila dimediasi oleh tenaga ahli fasilitator . untuk menggugah masyarakat akan penting nya sanitasi dan bagaimana masyarakat dapat berbuat untuk mendapatkan sanitasi yang baik bagi Lingkungan permukiman nya. Dalam hal ini diperlukan tenaga fasilitator masyarakat yang dapat memberikan pemicuan akan perlunya sanitasi dan pemberdayaan masyarakat untuk dapat melakukan tindakan memperbaiki kondisi Lingkungan untuk tercapainya kualitas Lingkungan permukiman yang lebih baik.

Sedangkan penyiapan ditingkat masyarakat, diperlukan upaya

Kunci Sukses Program Pembangunan Sanitasi (2)


Untuk itu, dapat dikatakan penting nya peran fasilitator

Pemerintah untuk Advocacy dan sosialisasi serta peran fasilitator pemberdayaan sanitasi dan pemberdayaan masyarakat untuk membuka wawasan masyarakat akan penting nya sanitasi. menciptakan fasilitator pemberdayaan sanitasi yang mampu menjalankan tugasnya dlm memicu masyarakat untuk sadar sanitasi.

Tim Kemenkes mempunyai peran yang sangat penting dalam

Pada tahapan PPSP, dimana tahap pelaksanaan adalah

merupakan tahap ke 5 dari tahapan PPSP, dan didahului dengan tahap pertama berupa Advocacy kepada Pemda.

ROADMAP PPSP
58 58 21 0 42 13
103

103

58 41

103

58

21

Kab/Kota peserta Program rintisan PPSP

58

Kab/Kota peserta PPSP, tahap SSK

58

Kab/Kota peserta PPSP,tahap MPSS

STATUS PELAKSANAAN PPSP HINGGA 2012

41 Kabupaten/Kota PPSP 2010 58 Kabupaten/Kota PPSP 2011 103 Kabupaten/Kota PPSP 2012

STATUS PELAKSANAAN PPSP PER PROVINSI s/d 2012


11 7

1 11 4 9

4
3 0 9 5 1 5 14 28 5 24 6 10 7 3

0 5 0

7 2

0 0

Provinsi yang sudah melaksanakan PPSP : 27

Provinsi yang belum melaksanakan PPSP : 6

PROVINSI YANG MENJADI LOKASI PELAKSANAAN PROGRAM SPBM USRI

8 4 11 1

10 1 18 12 2

Provinsi sasaran Rural Infrastructure (RIS)

Provinsi sasaran SPBM

PERAN FASILITATOR DALAM PEMBANGUNAN SANITASI (1)


Umum :

Untuk menjamin terlaksananya program-program sanitasi nasional dibutuhkan Fasilitator yang berperan dalam fungsi pendampingan, baik sebagai pendamping Pemerintah Daerah (Kabupaten, Kota) dan Provinsi yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi, maupun sebagai pendamping masyarakat yang tergabung dalam Badan Keswadayaan Masyarakat atau Kelompok Swadaya Masyarakat (BKM atau KSM).

Pendampingan Fasilitator Program PPSP kepada Pokja Sanitasi di Pemda

PERAN FASILITATOR DALAM PEMBANGUNAN SANITASI (2)


Pada Program PPSP :

Di tingkat Kabupaten/Kota : Mendampingi Pokja Sanitasi Kabupaten, Kota dalam merumuskan usulan program/kegiatan sanitasi, mulai tahap persiapan (penyusunan jadwal kerja), pengumpulan dan analisis data resiko kesehatan lingkungan (EHRA) sampai ke penyusunan dokumen-dokumen perencanaan dalam subsektor : air limbah, persampahan, drainase dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS); Di tingkat Provinsi : Mendampingi Pokja sanitasi provinsi dalam mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan Program PPSP di Kabupaten/Kota di provinsi tsb; Dokumen-dokumen Program PPSP yang penyusunannya memerlukan pendampingan fasilitator : 1) Buku Putih Sanitasi 2) Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, dan 3) Memorandum Program Sektor sanitasi

Pendampingan Fasilitator SPBM kepada masyarakat

PERAN FASILITATOR DALAM PEMBANGUNAN SANITASI (3)


Pada Program SPBM :

Mendampingi masyarakat untuk merencanakan program, memilih jenis sarana/prasarana sanitasi (khususnya air limbah) komunal yang sesuai, menyusun rencana kerja, melakukan pembangunan konstruksi, mengajukan permohonan pembayaran untuk administrasi kegiatan dan biaya konstruksi serta mengelola dan melestarikan hasil pembangunan.

Dokumen-dokumen Program SPBM yang penyusunannya memerlukan pendampingan fasilitator : 1) Program Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis); 2) Community Sanitation Improvement Action Plan (CSIAP); 3) Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM);

KEBUTUHAN FASILITATOR (1)


Setiap Program Sanitasi Nasional, antara lain PPSP, SPBM/USRI, Dana

Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) memerlukan bantuan fasilitator, baik untuk yang sedang berjalan maupun yang akan berjalan.

I. KEBUTUHAN FASILITATOR UNTUK PROGRAM YANG SEDANG BERJALAN


Untuk Program PPSP, fasilitator yang dibutuhkan adalah :

- 2 (Dua) orang/Kabupaten atau Kota untuk mendampingi penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (BPS dan SSK). - 1 (satu ) orang/Kabupaten atau Kota untuk mendampingi penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS). Ada 58 Kab/Kota untuk didampingi pada th dan : - 3 (tiga) orang/Provinsi untuk mendampingi Pokja Sanitasi Provinsi. Pada tahun 2012 terdapat 103 Kab/Kota dalam tahap penyusunan BPS dan SSK; 58 pada tahap penyusunan MPSS, yang tersebar di 26 Provinsi.

KEBUTUHAN FASILITATOR (2)


Untuk Program SPBM, fasilitator

yang dibutuhkan untuk mendampingi masyarakat yang tergabung dalam Badan Keswadayaan Masyarakat atau Kelompok Swadaya masyarakat (BKM/KSM) adalah : - 5 (lima) orang untuk mendampingi persiapan dan pengelolaan SPBM untuk setiap 3 (tiga) lokasi. Tahun 2012 : Ada 500 lokasi tersebar di 14 Kota dan 20 Kabupaten tersebar di 5 Provinsi. Seluruhnya dapat dilihat pada tabel berikut
Program DAK Sanitasi, fasilitator yang dibutuhkan adalah 2 (dua ) orang/Kabupaten atau Kota, maka bilamana setiap tahun ada 450 an Kabupaten/Kota, akan dibutuhkan sekitar 900 an orang tenaga fasilitator DAK Sanitasi.

Untuk

KEBUTUHAN FASILITATOR (3)


II. KEBUTUHAN FASILITATOR UNTUK PROGRAM YANG AKAN BERJALAN
Untuk Program Sanimas yang akan didanai oleh Islamic

Development Bank (IDB), fasilitator yang dibutuhkan adalah sekitar 2 Orang/Kabupaten atau Kota. Jumlah lokasi yang akan ditangani adalah 1.500 lokasi selama 3 tahun ke depan, atau 500 lokasi/tahun. Dengan demikian dibutuhkan sekitar 1.000 orang fasilitator/tahun.
LUAR DIREKTORAT PPLP, DITJEN CIPTA KARYA, KEM.PU

III. KEBUTUHAN FASILITATOR UNTUK PROGRAM-PROGRAM DI


Masih ada DAK-DAK yang pelaksanaannya memerlukan

bantuan fasilitator, diantaranya adalah : DAK Kementerian Lingkungan Hidup; DAK Kementerian Negara Perumahan Rakyat; Program-program lain : PNPM Mandiri Perkotaan dan Perdesaan; PPIP dll.

KEBUTUHAN FASILITATOR
Menunjukkan kecenderungan yang meningkat
2500 Jumlah Fasilitator, orang

2000

1500

PPSP SPBM

1000

DAK Sanitasi
Total

500

0 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Tahun

TABEL KEBUTUHAN FASILITATOR


Tahun

Jumlah Kab/Kota/Lokasi
Program PPSP Program SPBM Program DAK Sanitasi

Kebutuhan Fasilitator
Program PPSP Program SPBM Program DAK Sanitasi

Jumlah Fasilitator Seluruhnya

2009 *)

21

21

21

2010
2011 2012 2013 2014

55
99 163 128 147

198 500 437 413

450
450 450 450 450

55
99 342 299 329

330 675 728 516

900
900 900 900 900

955
1329 2075 1927 1917

Dasar perhitungan : Untuk PPSP : Cikal bakal PPSP mulai th 2009. Secara resmi mulai tahun 2010, dg target 330 Kab/Kota rawan sanitasi. 1. Perkiraan jumlah Kab/Kota tahun 2013 2014 menurut Road Map PPSP; 2. Asumsi th 2013 2014 : Tersebar di 33 Prov. Dengan kebijakan penempatan fasilitator sama dg untuk th 2012 Untuk SPBM: Mulai triwulan ke IV th 2011 s/d 2014, tersebar di 1350 Lokasi di 14 Kota dan 20 Kabupaten di 5 provinsi. Setiap 3 kelurahan ditangani oleh 1 Tim, yang terdiri atas 5 orang fasilitator.

Terima Kasih

You might also like