You are on page 1of 9

Tahap Eksisi Sisi Kuku a. Lakukan anestesi blok jari yang bersangkutan. b. Pasang torniket di bagian proksimal kuku.

c. Gunakan gunting kuku yang tajam atau pisau bedah no. 10/11, secara hati-hati buang bagian tepi kuku yang tumbuh ke dalam termasuk matriks tunasnya dengan jarak 2 3 mm dari arah lipatan kuku. lakukan pemotongan kuku secara hati-hati terutama saat memotong/melewati permukaan bawah kuku sehingga tidak terjadi laserasi pada dasar kuku. d. Buang kuku yang rusak ini dengan forsep atau klem dan perlahan tarik dan lepaskan dari dasar kuku; yakini matriks kuku terangkat/terbuang (agar tidak terjadi rekurensi). e. Upayakan agar ujung tepi kuku tidak runcing. f. Bersihkan kotoran (debris) keratotik dari lekukan sisi kuku. g. Lakukan penjahitan dengan tehnik mengupayakan jaringan lunak kuku berada di bawah kuku. h. Berikan salep antibiotik pada dasar kuku yang terpapar/terlihat i. Balut dengan kassa kering Ekstraksi Naegel ekstraksi naegel merupakan tindakan pencabutan kuku.tindakan ini dilakukan pada kasus seperti trauma kuku, paronikia dan tinea unguium.persiapan alat dan instrumen sama seperti saat melakukan tindakan roser plasty. teknik: lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada kuku lalu tutup dengan doek steril. lakukan anestesi blok pada pangkal jari yang terkena.masukkan sonde pada bagian tengah kuku dan gunting kuku diatas sonde.klem kedua kuku yang terpisah, masing-masing diputar ke pinggir hingga kuku terlepas.kerok dasar kuku dengan wound curret bila ada jaringan nekrotil.olesi salep atau betadin lalu tutup dengan kassa steril.penderita diberi antibiotik profilaksis, analgetik dan roboransia. Gameksan Gama benzena heksa klorida (gameksan=gammexane ; Lindane) - Cara Kerja: hexaklorida gamma benzena, adalah sebuah insektisida yang bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) tungau. Lindane diserap masuk ke mukosa paru-paru, mukosa usus, dan selaput lendir kemudian keseluruh bagian tubuh tungau dengan konsentrasi tinggi pada jaringan yang kaya lipid dan kulit yang menyebabkan eksitasi, konvulsi, dan kematian tungau. Lindane dimetabolisme dan diekskresikan melalui urin dan feses.

Cara Pemakaian: Lindane tersedia dalam bentuk krim, lotion, gel, tidak berbau dan tidak berwarna. Pemakaian secara tunggal dengan mengoleskan ke seluruh tubuh dari leher ke bawah selama 12-24 jam dalam bentuk 1% krim atau lotion. Setelah pemakaian dicuci bersih dan dapat diaplikasikan lagi setelah 1 minggu. Hal ini untuk memusnahkan larva-larva yang menetas dan tidak musnah oleh pengobatan sebelumnya. Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan Lindane selama 6 jam sudah efektif. Dianjurkan untuk tidak mengulangi pengobatan dalam 7 hari, serta tidak menggunakan konsentrasi lain selain 1%

Pemeriksaan bakterioskopik (kerokan jaringan kulit)

Pemeriksaan bakterioskopin digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dan pengamatan pengobatan. Sediaan dibuat kerokan jaringan kulit atau usapan dan kerokan mukosa hidung yang diwarnai degan pewarnaan terhadap basil tahan asam (BTA), yaitu Ziehl-Neelsen. Bakterioskopik negatif pada seorang penderita, bukan berarti orang tersebut tidak mengandung kuman M. leprae.1 Pertama-tama harus ditentukan lesi di kulit yang diharapkan paling padat oleh kuman, setelah terlebih dahulu menentukan jumlah tempat yang akan diambil. Mengenai jumlah lesi juga ditentukan oleh tujuannya yaitu untuk riset atau rutin. Untuk riset dapat diperiksa 10 tempat dan untuk rutin minimmal 2-4 lesi lain yang paling aktif, berarti yang paling eritamtosa dan paling infiltratif. Pemilihan kedua cuping telinga tersebut tanpa menghiraukan ada tidaknya lesi di tempat tersebut oleh karena atas dasar pengalaman tempat tersebut diharapkan mengandung kuman paling banyak. Perlu diingat bahwa setiap tempat pengambilan harus dicatat, guna pengambilan ditempat yang sama pada pegamatan pengobatan untuk dibandingkan hasilnya.1 Cara pengambilan bahan dengan menggunakan skapel steril. Setelah lesi tersebut didesinfeksi kemudian dijepit antara ibu jari dan jari telunjuk agar menjadi iskemik, sehingga kerokan jaringan mengadung sedikit mungkin darah yang akan menganggu gambaran sediaan. Irisan yang dibuat harus sampai di dermis melampaui subepidermal clear zone agar mencapai jaringan yang diharapkan banyak mengadung sel Virchow (sel lepra) yang didalamnya mengandung kuman M. leprae. Kerokan jaringan itu dioleskan di gelas alas, difiksasi di atas api, kemudian diwarnai dengan pewarnaan yang klasik, yaitu Ziehl-Neelsen dan cara-cara lain. Sediaan mukosa hidung diperoleh dengan cara nose blows, terbaik dilakukan pagi hari yang ditampung dengan sehelai plastik. Perhatikan sifat cairang hidung tersebut apakah cair, serosa, bening, mukoid, mukopurulen, purulen, ada darah atau tidak. Cara lain mengambil bahan kerokan mukosa hidung dengan alat semacam skalpel kecil tumpul atau bahan olesan dengan kapas lidi. Sebaiknya diambil di daerah septum nasi, selanjutnya dikerjakan seperti biasa. Sediaan mukosa hidung sudah jarang dilakukan karena kemungkinan adanya M. atipik, M. leprae tidak pernah positif kalau pada kulit negatif, bila diobati, hasil pemeriksaan mukosa hidung negatif terlebih dahulu, rasa nyeri saat pengambilan.1 M. leprae tergolong BTA, akan tampak merah pada sediaan, dibedakan bentuk utuh (solid), batang terputus (fragmented) dan butiran (granuler). Bentuk solid adalah kuman hidup, sedangkan fragmented dan granuler merupakan bentuk mati. Secara teori penting untuk

membedakan bentuk solid dan nonsolid, berarti membdekan antara M. leprae yang hidup dan yang mati. Dalam praktik susah untuk membedakan bentuk yang solid dan yang tidak solid karena dipengaruhi banyak faktor. Kepadatan M. leprae tanpa membedakan solid atau nonsolid pada sebuah sediaan dinyatakan dengan Indek Bakteri (IB) dengan nilai dari 0 sampai 6+ menurut Ridley. Teknik Pewarnaan Giemsa Pewarnaan Giemsa (Giemsa Stain) adalah teknik pewarnaan untuk pemeriksaan mikroskopis yang namanya diambil dari seorang peneliti malaria yaitu Gustav Giemsa. Pewarnaan ini digunakan untuk pemeriksaan sitogenetik dan untuk diagnosis histopatologis parasit malaria dan parasit lainnya. Prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol. Pewarnaan giemsa digunakan untuk membedakan inti sel dan morfologi sitoplasma dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan parasit yang ada di dalam darah. Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan yang paling bagus digunakan untuk identifikasi parasit yang ada di dalam darah (blood-borne parasite). Prosedur Pewarnaan (sediaan darah apus tipis dan tetes tebal): 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Gunakan APD lengkap terutama sarung tangan/gloves. Fiksasi sediaan apus darah tipis dengan mencelupkannya kedalam larutan metanol. Tunggu sampai larutan metanol yang tertinggal menguap. Genangi sediaan apus darah tipis dan tetes tebal dengan larutan giemsa yang diencerkan aquadest dengan perbandingan 1:4 (1 bagian giemsa dengan 4 bagian air) Tunggu selama 15 menit. Bilas dengan air mengalir. Keringkan sisa air dengan menyimpan slide berdiri vertikal pada rak khusus.

Praktikum Mikrobiologi #2: Pewarnaan Ziehl Neelsen Pewarnaan Ziehl Neelsen, termasuk pewarnaan tahan asam. biasanya dipakai untuk mewarnai golongan Mycobacterium (M. tuberculosis dan M. leprae) dan Actinomyces. Bakteri genus Mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya mengandung banyak zat lipid (lemak) sehingga bersifat permiable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadap pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberculosis. Pewarnaan ini merupakan prosedur untuk membedakan bakteri menjadi 2 kelompok tahan asam dan tidak tahan asam. Bila zat warna yang telah terpenetrasi tidak dapat dilarutkan dengan alkohol asam, maka bakteri tersebut disebut tahan asam sedangkan sebaliknya disebut tidak tahan asam.

Bahan pemeriksaan TB biasanya berupa sputum yang diambil dari pasien tersangka KP (Koch pulmonum), tetapi dapat pula diambil dari lokasi lain seperti cairan otak (Liquor Cerebro Spinalis), getah lambung, urine, ulkus, dll. Prinsip Pewarnaan Bakteri tahan asam (BTA) akan memberikan warna merah, sedangkan yang idak tahan asam akan berwarna biru. Cara Pewarnaan Ziehl Neelsen A. Alat dan Bahan: 1. Object glass 2. Carbol fuchsin 0,3% 3. Alkohol asam 3% (Alkohol + konsentrasi HCl 3%) 4. Methylen-blue 0,3% 5. Air 6. Ose 7. Lampu bunsen/spiritus B. Cara Membuat Sediaan:1. Bersihkan objek gelas, beri label 2. Sterilkan ose, dinginkan 3. Ambil 1 ose sputum yang kental (hijau kuning) letakkan diatas objek gelas, ratakan. 4. Sediaan biarkan kering pada suhu kamar. 5. Setelah kering fiksasi denga melewatkkan diatas nyala api sebanyak 3 x, sediaan siap untuk diwarnai. C. Cara Pewarnaan ZN: 1. Sediaan dituangi Carbol Fuchsin sampai penuh 2. Panaskan selama 3-5 menit, jangan sampai mendidih 3. Biarkan dingin selama 5 menit, cuci dengan air 5. Dekolorisasi dengan alkohol asam 10-30 detik, cuci dengan air 7. Tuangi dengan methylen blue selama 20-30 detik, cuci dengan air

Tambahan: Cara pemeriksaan BTA dari sputum dengan oil imersi 1. Teteskan oil imersi pada sediaan sputum lihat pada pembesaran lensa objektif 100x carilah BTA yang berbentuk batang warna merah. 2. Periksa dengan cara mengeser dan membentuk zig zag dari atas kebawah kemudian ulangi dengan berlawanan arah. Pembacaan BTA sputum menggunakan skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Diseases) Tidak ditemukan BTA dalam 100 lp, disebut negatif Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lp, ditulis jumlah kuman yang ditemukan Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lp, disebut + atau (1+) Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lp, disebut ++ atau (2+) Ditemukan >10 BTA dlam 1 lp, disebut +++ atau (3+) Pembiakan M. tuberculosis Inkubasi 6-8 minggu

Pembiakan M. tuberculosis dengan media Lowenstein-Jenses atau Ogawa, lebih sering Ogawa. Tes sensitivitas dengan obat rifampisin, isoniazida, pira zinamida, etambutol, streptomisin, dll. Bisa juga dilakukan tes biokimiawi

PROTAP PADA HEMOGLOBIN Hemoglobin metode Sahli 1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipakai. 2. Masukkan HCl 0,1 n ke dalam tabung pengencer hemometer sampai tanda 2. 3. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan kapas alkohol. 4. Pegang bagian yang akan ditusuk lalu tusuk dengan lanset steril. 5. Masukkan darah dalam pipet dengan cara pipet disimpan dibawah aliran darah sehingga darahnya langsung masuk tnpa dihisap. Darah diambil sampai tanda 20 ul. 6. Segera alirkan darah kedalam tabung pengencer yang berisi HCl dan tunggu sampai membentuk asam hematin. 7. Tambahkan air setetes demi setetes sambil diaduk sampai warna menyamai dengan standar. Baca hasilnya dan dinyatakan dalam gr %. 8. Nilai normal HB Perempuan 12 14 gr% dan Laki laki 14 16 gr%. Nilai Rujukan: Laki laki : 14 16 gr % Perempuan 12 14 gr % PROTAP PADA TROMBOSIT Menghitung trombosit manual mengunakan lar. Reec Ecker 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Pipet lar. Reec Ecker sebanyak 0,5 ml kedalam tabung reaksi kecil. 3. Lakukan fungsi kapiler dan ambil darah sampai batas 20 ul pada pipet Hb. 4. Masukkan darah kedalam tabung dan homogenkan. 5. Isi kamar hitung dan diamkan selama 5-10 menit. 6. Hitunglah jumlah trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah dengan memakai lensa objektif 40. 7. Jumlah trombosit yang di dapat dikali 2.000. Menghitung trombosit manual dengan lar. Amonium Oksalat 1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Pipet lar. Amonium Oksalat sebanyak 0,5 ml dan masukkan ke dalam tabung reaksi. 3. Lakukan fungsi kapiler dan ambil darah dengan pipet Hb sebanyak 20 ul lalu campurkan kedalam tabung reaksi. 4. Isi kamar hitung dan diamkan 5-10 menit. 5. Hitung jumlah trombosit dalam 5 kolom eritrosit dengan memakai lensa obnjektif 40. 6. Jumlah trombosit yang didapat dikali dengan 1.300. Jumlah trombosit dalam keadaan normal yaitu 150.000-450.000/mm3. PROTAP PADA PEMERIKSAAN WIDAL , GDS, DAN ASAM URAT Pemeriksaan Widal 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Lakukan fungsi vena sebanyak 2 ml lalu masukkan ke dalam tabung sentrifus pertama dan 2 ml air pada tabung sentrifus penyeimbang. Sentrifus selama 15 menit dengan 7. 3. Teteskan 1 tetes antigen pada setiap tipe pada papan pemeriksaan dan tambahkan 1 tetes serum/antibodi lalu campurkan. 4. Hasil dinyatakan dengan adanya pembentukan aglutinasi. 5. Pernyataan hasil dengan kelipatan 2 seperti 1/40, 1/80, 1/160, dan 1/360. Pemeriksaan GDS dan Asam Urat 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Tekan tombol M pada alat pemeriksaan, terus lakukan fungsi kapiler dan oleskan darah pada ujung strip. 3. Tekan tobol M pada alat pemeriksaan dan baca hasilnya dengan mg/dL. Nilai normal: GDS : 60 100 mg/dL Asam urat : 3.0-7,0 mg/dL. PROTAP PADA PEMERIKSAAN URINE Pemeriksaan urin lengkap Metode Carik Celup 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Masukkan beberapa ml urin dalam tabung reaksi lalu miringkan dan masukkan strip sampai semua parameter strip menyentuh urine.

3. Angkat strip dan diamkan beberapa saat baru dicocokkan dengan standar Albumin dan Glukose. 4. Pernyataan hasil dengan positif dan negatif. Sediment 1. Masukkan urin dalam tabung reaksi pertama dan air pada tabung reaksi kedua dengan jumlah yang sama. 2. Masukkan ke dalam sentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 7. 3. Buang isi tabung dan sisahkan sedimennya. 4. Teteskan sedimen di atas objek gelas dan teliti di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 untuk melihat sediment. Unsur-Unsur organik dan non organik yang terdapat dalam sediment urine: Sel epitel (0-3), Leukosit (0-3), Eritrosit (0-10 ) Kristal Oksalat (0-3). PROTAP PADA PEMERIKSAAN BTA Pembuatan preparat 1. Panaskan ujung ose sampai pijar. 2. Buatlah sediaan dengan mengambil sampel dengan menggunakan ose/tusuk sate lalu oleskan pada objek gelas dengan bentuk bundar 2-3 cm. 3. Fiksasi preparat di atas api. Dan celupkan ose pada desinfektan lalu bakar ose sampai pijar. Pewarnaan prefarat 1. Fiksasi prefarat terlebih dahulu. 2. Tetesi dengan lar. Carbol Fuchsin sampai menutupi semua permukaan sediaan lalu panasi jangan sampai mendidih. Diamkan sampai 15 menit. 3. Bilas dengan aquadest. 4. Buanglah zat warna dengan lar. Asam Alkohol selama 3 menit. 4. Bilas dengan aguadest. 5. Tetesi dengan lar. Methilen Blue selama 1 menit. 6. Bilas dengan aquadest. 7. Teliti di bawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 100. 8. Pernyataan hasil dengan adanya bakteri bentuk basil warna merah. PROTAP PADA PEMERIKSAAN MALARIA/DDR Pemeriksaan Malaria/DDR 1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan. 2. Lakukan fungsi kapiler, teteskan darah pada objek gelas dengan bagian kiri untuk apusan tipis dan bagian kanan untuk apusan tebal. 3. Dorong dengan objek gelas untuk apusan tipis dan ratakan dengan bentuk bundar untuk apusan tebalnya. Tunggu sampai kering. 4. Simpamn preparat di atas rak pewarnaan dengan apusan tipis di bagian bawah. 5. Tetesi metanol apusan tipisnya. 6. Warnai dengan Giemza 10% dengan pengenceran 2 : 1 ( 2 tetes Giemza dan 1 ml aquadest) untuk satu preparat dan 4 :2 untuk dua prefarat selama 15 menit.

7. Bilas dengan aquadest. 8. Tunggu sampai kering dan berih oil emersi lalu telitih di bawah mikroskop dengan lensa objektif 100.

You might also like