You are on page 1of 14

Kelompok: 1. Ajeng 2. Andi Rizki 3. Billy 4. Diah Tri Budi Lestari 5. Febry Mandasari 6. Hackmatiar 7.

Punto Aji

Dosen : Ir. Hari Susanto

Pendahuluan

letak Elevasi PP+8m, seluas 82 km2

Data curah hujan rata-rata periode 1989-2001 = 2.126

rata-rata hujan bulanan 177mm

Arsitektur Prof. Herman Van Breen

Bogor, Ciliwung , dan Laut

Ketinggian Normal: 750 cm Ketinggian banjir thn 2013 1020cm

Air Menggenai Kawasan Pintu Besar Tahun 1872

Pintu Air Manggarai 1920

Keadaan Manggarai saat ini bertumpukan sampah sehingga pintu air ini terlihat kumuh.

b. Analisis Permasalahan

Menurut top sequance-nya DAS Ciliwung hulu, tengah dan hilir

Sumber : Citra Landsat ETM, 2001 Keadaan Penutupan Lahan di DAS Ciliwung Tahun 2001

Drainase kota yang buruk ditambah sampah padat dan limbah cair

Pemukiman yang tidak terkontrol, penegakan hukum yang lemah dan tidak dipatuhi tata ruang

Amblesan tanah, terutama di Jakarta Utara (muara Ciliwung) Terjadi karena explorasi air tanah yang berlebihan

1. Penangan Konvensioanal: memberikan kesadaran maupun arahan kepada masyarakat luas tentang tata guna lingkungan dalam aspek kehidupan. Penangan non struktural: 1.Pengelolaan dataran banjir 2.Peninggian lantai dasar bangunan sampai pada elevasi tertentu 3.Menaati tata ruang 4.Pengelolaan sampah yang baik 5.Penyuluhan tentang prakiraan banjir 6.Reboisasi 7.Relokasi penduduk yang tinggal di bantaran sunggai 2. Teknologi: Untuk memperkecil terjadinya banjir, dan mengurangi intensitas dari luapan air sungai, dan mempercepat proses pemulihan lingkungan akibat bamjir.

a. Bioteknologi: untuk merendam banjir di Ibu Kota dengan cara menghaslkan jenis pohon dalam waktu singkat . b. Pembuatan waduk: waduk untuk menampung debit air yang berlebih. Selain itu optimalisasi penanggulangan dapat dibuat danau penampung pengalihan air sungai hulu sebelum tiba di hilir. c. Kanalisais: Pelurusan aliran sungai, agar air lebih cepat ke sungai d. Teknologi Biopori (sumur serapan): lubang resapan adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10-130cm dan kedalam sekitar 100cm, yang ditutupi oleh sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekiitarmnya,

e. Pompanisasi: upaya pembuangan yang modern, dengan kata lain perlu energi ekstra untuk menggunakannya. f. Tanggul: untuk membendung agar air sungai tidak meluap ke daerah sekitarnya. G, Terowongan Multiguna: berfungsi untuk mengendalikan puncak banjir, memperbaiki sanitasi lingkungan dan limbah cair, mengurangi pemompaan air tanah, tidak memerlukan pembebasan tanah dan dapat dimanfaatkan untuk jalan tol.

Terowongan ini di tempatkan di bawah sepanjang sungai Ciliwung dan Kanal banjir Barat mulai MT Haryono melalui kanal banjir barat memiliki panjang 22Km dengan diameter 12m. Dalam rencana saat itu untuk sarana

jalan tol dapat dimulai dari Balekambang-Manggari dengan akses keluar


melalui pintu Roxy, Tanah abang, dan Bandara Soekarno-Hatta

1. 2. 3.

4.

Penertiban pembuangan sampah dibantaran Sungai Melarang keras pembangunan hunian di bantaran sungai Membuat penyedotan untuk meminimalisasikan banjir yang akan terjadi di Jakarta. Pembangunan smart tunnel yang berfungsi untuk jalan tol, saluran air limbah, dan jaringan utilitas kota.

You might also like