You are on page 1of 15

1. Sebutkan macam-macam nutrisi untuk tulang ?

KALSIUM Kalsium merupakan mineral utama yang berperan penting terhadap penyembuhan terhadap fraktur ataupun cedera pada tulang. Dianjurkan meminum suplemen kalsium 2 kali sehari dengan dosis 500-600 mg, beberapa bentuk supplemen kalsium contohnya calcium citrate, calcium citrate-malate atau calcium hydroxyapatit. Kalsium mendukung struktur tulang. Dalam bentuk makanan susu, keju, youghurt, almond, beberapa bentuk produk kacang kedelai. Dalam bentuk sayur seperti brokoli, mustard. VITAMIN D Vitamin D berperan dalam peningkatan kalsium. Vitamin D ditemukan hanya sedikit dalam bentuk makanan.diperlukan bantuan sinar UV B untuk membuat sintesis endogen vitamin D. sumber vitamin D seperti minyak ikan pada salmon, tuna, sarden, mackerel; kuning telur; prodik susu. Ahli bedah merekomendasikan 400-800 international unit untuk penyembuhan cedera pada tulang. Vitamin D membantu penyerapan kalsium. VITAMIN K Vitamin K berperan penting terhadap kekuatan osteokalsin, komponen protein tulang, ini dapat berfungsi mengurangi resiko cedera dan penyembuhan pada cedera tulang. Vitamin K dapat ditemui pada brokoli, ikan, kol, hati, telur, sereal. Nilai optimumnya 90 mikogram untuk wanita dan 120 mikogram untuk laki-laki MAGNESIUM Magnesium berhubungan dengan kekuatan tulang, perkembangan tulang, formasi dan resorpsi tulang FLUORIDE Proses mineralisasi tulang, deposisi mineral menjadi matriks kolagen pada tulang Fe

Fe berperan sebagai formasi pembentukan tulang dimana sebagai kofaktor enzim sintesis kolagen. Fe biasanya terdapat pada daging merah, hati dan organ daging lainnya. Sumber : http://healthyeating.sfgate.com/nutrition-bone-healing-2991.html http://www.jacn.org/content/19/6/715.long 2. Macam-macam rehabilitasi paska fraktur ? Rehabilitasi paska fraktur dibagi 3 : a. strict non weight bearing Arti dari non weight bearing adalah tidak menyentuhkan kaki ke tanah ketika berjalan sedangkan strict non weight bearing secara absolute tidak boleh ada kontak antara kaki dengan tanah ketika berjalan. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan alat bantu berupa kruk ataupun walker. Cedera kaki yang ringan seperti keseleo atau fraktur fibula yang mana bila dilakukan strict non weight bearing akan sangat bermanfaat untuk proses penyembuhan akan tetapi menjadi sulit penyembuhannya bila tidak dilakukan dengan benar. Umumnya strict non weight bearing dilakukan 4-6 minggu pertama ketika terjadi cedera pada kaki. Berdasarkan observasi selama non weight bearing, orang-orang tidak menggunakan kaki yang mengalami cedera karena takut terjadi cedera berulang. Meskipun beberapa bagian memerlukan imobilisasi dan umumnya membutuhkan non weight bearing cast atau non weight bearing boot pada tipe atau cedera tertentu. Tidak adanya aktivitas pada otot kaki selama non weight bearing menyebabkan penipisan otot kaki (disuse atrophy). Non weight bearing exercise adalah latihan mudah di tempat tidur, yang mana dapat membantu otot menjadi aktif dan melindungi dari terjadinya penipisan otot selama periode ini. Ada 2 jenis latihan non weight bearing : Isotonic non weight bearing

Merupakan latihan pergerakan secara lengkap yang bergantung dari cederanya. Latihan ini membantu memanjangkan otot dan mencegah kontraktur karena otot yang pendek disebabkan oleh sendi yang kaku. Isometric non weight bearing Merupakan latihan untuk membuat otot menjadi tegang kemudian dibuat menjadi relaksasi secara berulang. Latihan ini membantu kekuatan otot kaki dan mencegah kelemahan otot. Non weight bearing pada yoga atau aerobic merupakan bagian penting dalam latihan non weight bearing. Non weight bearing exercise merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya kekakuan, kontraktur dan kelemahan dari kaki setelah immobilisasi cedera atau operasi.

b. partial weight bearing Partial weight bearing masih memungkinkan terjadinya kontak antara kaki dengan tanah tapi tidak untuk menanggung berat badan. Partial weight bearing ini dilakukan setelah 4-6 minggu kurang lebih sudah terbentuk kalus, strict non weight bearing dimana bertujuan menyiapkan otot dan tulang yang akan digunakan untuk menahan berat badan. Selama tahap ini, proses penyembuhan tulang setelah cedera atau operasi tidak sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu diperlukan beberapa minggu untuk melakukan partial weight bearing untuk membantu formasi pembentukan tulang secara bertahap sehingga dapat menyesuaikan diri terhadang tekanan beban yang ada. Dosis awal latihan 30% menumpu berat badan baru dilanjutkan 80% menumpu berat badan. c. full weight bearing full weight bearing adalah ketika orang yang mengalami cedera sebelumnya diminta untuk menumpukkan berat badan normal pada kaki yang cedera tersebut. Kruk dan walker yang

digunakan selama lebih dari 8 minggu karena rasa takut, nyeri ataupun cemas adalah suatu hal yang tidak bermanfaat karena dapat menyebabkan penipisan otot dan ketidakmampuan untuk berjalan tanpa suatu alat bantu. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan weight bearing dari dokter ortopedi yang berkualitas atau ahli terapi fisik tanpa rasa takut atau cemas. Macam-macam latihan full weight bearing : Berdiri satu kaki Berdiri menumpu satu kaki pada kaki yang mengalami cedera dan mengangkat kaki yang tidak mengalami cedera dari tanah kemudian tahan selama 15 detik secara bergantian. Standing calf raise Berdiri menumpu satu kaki pada kaki yang mengalami cedera dan mengangkat kaku yang tidak mengalami cedera dari tanah kemudian menjinjit dan tahan 15 detik kemudian dilakukan secara bergantian.

Sumber : http://www.orthoped.org/non-weight-bearing-exercises.html http://physicaltherapy.about.com/od/orthopedicsandpt/ss/anklerehab_6.htm

3. Apa saja penyebab non-union ? Penyebab non-union dibagi menjadi 2 tipe : a. kegagalan mekanik yang sering disebabkan karena immobilisasi inadekuat atau fiksasi internal yang inadekuat. Ini menyebabkan non union tipe hipertrofik yang menyebabkan terjadinya penebalan dan rasa nyeri. Fraktur tersebut ingin menyatu tapi tidak stabil sehingga bila

diperbaiki penyembuhan fraktur akan terjadi cepat. Fragmen memiliki aliran vaskularisasi yang baik. b. kegagalan biologic disebabkan hilangnya aliran darah ke tempat fraktur dan atau infeksi atau kehilangan faktor penyembuhan seperti BMP selama drainase hematom pada fraktur terbuka atau ORIF. Disini dengan bertambahnya stimulasi penyembuhan seperti bone graft atau stimulasi elektrik atau intensitas rendah ultrasound menambah cepat penyembuhan. Tulang menjadi atrofi. Bone scan dan MRI dapat mendeteksi vaskularisasi pada ujung tulang. Penyebab non union : Immobilisasi inadekuat Terdapat jarak antara fragmen Hilangnya aliran darah Infeksi Umum : usia, nutrisi, steroid, antikoagulan, radiasi, dll Merokok

Sumber : Textbooks of orthopedics and trauma (volume 2)

3. BONE GRAFT Bone graft adalah operasi menempatkan tulang baru atau tulang pengganti pada tulang yang fraktur. Ada juga yang mengatakan bone graft adalah transplantasi tulang dari suatu area skeleton ke tempat lain untuk proses penyembuhan, penguatan dan memperbaiki fungsi. Tulang atau material seperti tulang yang dipakai untuk bone graft berasal dari diri sendiri, donor, atau

buatan. Biasanya digunakan untuk mengisi ruangan yang kosong atau antar tulang belakang, cedera, atau deformitas atau selama prosedur operasi seperti fusi tulang belakang. Type bone grafts : Bone autografts Bone graft yang berasal dari transplantasi secara langsung pada satu area skeleton ke bagian tubuhnya sendiri disebut autogenous bone grafts atau bone autografts. Bone autografts adalah salah satu yang aman dengan resiko rendah penularan penyakit. Biasanya diambil dari tulang pinggul, tulang iga, atau tulang kaki Allograft bone Berasal dari transplantasi donor. Biasanya sering datang dari bank tulang yang berasal dari cadaver. Tipe ini sering menyebabkan terjadinya penularan penyakit dan tidak seperti bone autografts dimana kekuatan sel dan protein pembentuknya tidak selalu sama. Tapi keuntungannya mengurangoi lokasi operasi dan mengurangi rasa nyeri post operasi. Jaringan tulang matriks penyusun struktur utamanya terdiri dari protein yang disebut kolagen. Hal ini diperkuat dengan hidroksiapatit, deposit kalsium dan garam fosfat. Empat jenis sel tulang yang terletak di dalam dan di sekitar matriks. Bersama keempat jenis sel ini bertanggung jawab untuk membangun matriks tulang, menjaga, dan remodelling tulang sesuai yang diperlukan. Empat jenis sel tulang ini terdiri: Osteoblas, yang menghasilkan matriks tulang. Osteosit, osteobla matur yang mempertahankan tulang. Osteoklas, yang memecah dan menghapus jaringan tulang. Bone lining cell, yang melapisi permukaan tulang. Ada tiga cara cangkok tulang dapat membantu memperbaiki kerusakan tulang : Osteogenesis, pembentukan tulang baru oleh sel-sel yang terkandung dalam transplantasi tulang.

Osteoinduction, proses kimia di mana molekul yang terkandung dalam transplantasi (protein morfogenetik tulang, disingkat BMP) mengubah sel-sel pasien menjadi sel-sel mampu membentuk tulang.

Osteoconduction, efek fisik dimana matriks cangkok berupa konfigurasi scaffoid di mana sel-sel dalam bentuk penerima adalah tulang baru.

Istilah "graft" yang umumnya mengacu pada autograft atau allograft. Sebuah graft terbuat dari tulang yang berasal dari tubuh pasien sendiri (misalnya, tulang pinggul atau tulang rusuk) adalah autograft. Untuk mendapatkan sepotong tulang untuk autograft, pasien menjalani operasi dengan anestesi umum. Sayatan dibuat atas puncak tulang pinggul, sepotong tulang akan dipindahkan, dan sayatan dijahit tertutup. Allograft menggunakan tulang dari mayat, yang telah dibekukan dan disimpan dalam bank jaringan. Allografts digunakan karena jumlah bahan autograft yang tersedia, dan ukuran dan bentuk tulang sendiri seseorang terbatas. Tulang untuk allografts biasanya tersedia dari organ dan jaringan yang disumbangkan oleh orang sehat yang mati mendadak. Kadang-kadang, tulang allograft dapat diberikan oleh donor hidup. Tulang allograft umumnya digunakan dalam bedah rekonstruksi dari pinggul, lutut, dan tulang panjang, serta kasus-kasus kehilangan tulang karena trauma atau tumor. Allograft menggunakan jaringan dari orang lain mengeliminasi operasi kedua untuk memindahkan tulang autograft atau tendon. Hal ini juga mengurangi risiko infeksi, dan perlindungan terhadap rasa sakit dan kehilangan fungsi pada atau dekat lokasi sekunder sementara. Untuk menempatkan autograft atau allograft, ahli bedah membuat sayatan di kulit di atas tempat kerusakan tulang, dan membentuk graft tulang atau bahan pengganti untuk masuk ke dalamnya. Setelah graft diletakkan ke dalam tempat yang mengalami kerusakan itu diperkuat dengan pin, plate, atau sekrup. Sayatan dijahit tertutup, dan bidai atau gips sering digunakan untuk mencegah pergerakan tulang selama penyembuhan. Setelah cangkok tulang telah diterima oleh tubuh, tulang transplantasi secara perlahan diubah menjadi tulang hidup baru atau jaringan lunak, dan dimasukkan ke dalam tubuh sebagai unit fungsional.

Dokter bedah melakukan pemeriksaan klinis, dan melakukan tes untuk menentukan kebutuhan cangkok tulang. Tes diagnostik menentukan lokasi yang tepat dari kerusakan. Tes ini meliputi sinar x, magnetic resonance imaging (MRI), dan computed tomography (CT) scan. Mereka menyediakan gambar yang terkena yang menunjukkan fraktur atau kerusakan yang terjadi. Operasi ortopedi menimbulkan berbagai tingkat kesulitan. Pasien diinstruksikan pada apa yang akan terjadi selama prosedur, serta risiko yang terlibat. Bentuk persetujuan diperoleh sebelum operasi. Kegiatan berikut akan membantu pasien mempersiapkan diri untuk operasi :

Berkonsultasi dengan dokter sebelum operasi Menyimpan darahnya sendiri di bank darah bila sewaktu waktu diperlukan Selama operasi

Makan yang bergizi untuk mencapai status gizi yang baik sebelum dan setelah operasi Mengikuti program latihan yang dianjurkan sebelum dan setelah operasi. Mempertahankan sikap positif berhenti Berhenti merokok

REHABILITASI Nyeri adalah normal selama beberapa hari setelah operasi, dan obat-obatan diberikan secara teratur untuk mengatasi masalah ini. Pasien mungkin akan menggunakan kateter urin. Waktu yang diperlukan untuk pemulihan setelah cangkok tulang karena patah tulang atau fusi tulang belakang bervariasi dari satu sampai 10 hari. Olahraga berat mungkin terbatas sampai tiga bulan. Anak-anak lebih cepat sembuh daripada orang dewasa.

Jika fusi tulang belakang dilakukan, pasien dapat keluar dari rumah sakit dengan back breast atau cast. Keluarga akan diajarkan bagaimana memberikan perawatan di rumah bagi pasien. Sebuah bidai atau cast mencegah cedera atau gerakan selama penyembuhan. Risiko penolakan transplantasi untuk autografts lebih sedikit, tetapi ada beberapa kelemahan: waktu bedah dan anestesi tambahan (biasanya 30 menit per prosedur) untuk mendapatkan atau mengambil tulang untuk mencangkok biaya-biaya tambahan untuk operasi tambahan nyeri dan infeksi di lokasi tempat cangkok diambil jumlah yang relatif kecil pada tulang yang tersedia untuk mencangkok komplikasi bedah, seperti infeksi dan rasa sakit yang kadang-kadang bertahan dalam jangka waktu lebih lama daripada operasi primer (hingga dua tahun) Allografts juga memiliki kelemahan: Variabilitas tulang karena dipanen dari berbagai donor. Tulang dicangkokkan mungkin memakan waktu lebih lama untuk menggabungkan dengan tulang yang cedera (daripada di autograft). transplantasinya mungkin kurang efektif daripada autograft. Kemungkinan mentransfer penyakit kepada pasien. Potensi komplikasi respon imun (kekebalan tubuh pasien melawan jaringan tulang dicangkokkan). Masalah ini dapat dikurangi melalui penggunaan obat anti-penolakan. Kebanyakan cangkok tulang berhasil dalam membantu penyembuhan kerusakan tulang. Tingkat pemulihan tergantung pada ukuran kerusakan dan kondisi tulang sekitar graft pada saat operasi. Kerusakan yang parah memerlukan beberapa waktu untuk menyembuhkan, dan mungkin memerlukan perhatian lebih lanjut setelah graft awal. kerusakan tulang kurang parah harus sembuh sepenuhnya tanpa komplikasi serius. Operasi ulang kadang-kadang diperlukan jika berulang kondisi atau komplikasi berkembang.

Tingkat morbiditas dan mortalitas Meskipun tulang diambil dari pasien ideal, morbiditas pascaoperasi kadang-kadang dikaitkan dengan pinggul tulang atau fibula (bagian lutut) autografts. Morbiditas allografts biasanya terkait dengan transplantasi yang penggabungannya lebih lambat, dan kurang lengkap, ke dalam tubuh. Dalam salah satu penelitian terhadap lebih dari 1.000 pasien yang menerima allografts sangat besar pada operasi kanker tulang, para peneliti menemukan bahwa sekitar 85% mampu kembali bekerja atau kegiatan fisik normal tanpa kruk. Namun, sekitar 25% diperlukan operasi kedua karena transplantasi pertama tidak sembuh dengan baik. Infeksi yang terkait dengan kontaminasi bakteri allografts jarang terjadi. Namun, mereka dapat menyebabkan penyakit serius dan kematian. Meskipun peningkatan jumlah prosedur cangkok tulang, tidak ada pengganti cangkok tulang yang ideal. Namun, ada berbagai bahan pengganti alami dan sintetis digunakan sebagai pengganti tulang, termasuk kolagen (substansi protein dari serat putih dari kulit, tulang, dan jaringan ikat), polimer, seperti silikon dan beberapa akrilik, hidroksiapatit, kalsium sulfat, dan keramik. Beberapa produk baru yang tersedia atau dalam pembangunan. Mereka berfungsi sebagai pengganti cangkok tulang atau extender. Demineralisasi matriks tulang (tulang yang memiliki kalsium yang dipindahkan) memiliki beberapa properti yang digunakan tubuh untuk menginduksi pembentukan tulang. Kalsium produk hydroxyappetite atau karang memiliki struktur yang mirip dengan tulang, dan bertindak sebagai scaffoid untuk tulang baru. Produk baru BMP diharapkan menjadi induser kuat pertumbuhan tulang (osteoinduktif). Produk-produk baru akan relatif mahal, tapi akan tumbuh tulang lebih baik dari tulang pasien sendiri, menghilangkan kebutuhan untuk panen cangkok tulang. Tulang protein morphogenetic telah diekstraksi dari jaringan alam dan diproduksi di laboratorium untuk merangsang produksi tulang pada hewan dan manusia. Karena mereka tidak memiliki kelemahan yang sama seperti cangkokan, ahli bedah berharap bahwa mereka akan segera dapat menggunakan BMP untuk membantu dalam pembentukan dan perbaikan tulang. Infus Bone Graft (rhBMP-2) telah menerima persetujuan Food and Drug Administration, dan telah menunjukkan hasil pasien yang lebih baik daripada autografts pinggul berkaitan dengan

lama operasi, kehilangan darah, observasi di rumah sakit, tingkat pengulangan operaso, rata-rata waktu untuk kembali bekerja, dan tingkat fusi pada enam, 12, dan 24 bulan setelah operasi. Kemajuan dalam teknik jaringan telah menyediakan pengganti cangkok berbasis polimer dengan degradable, berpori, struktur tiga dimensi. Tulang baru dapat ditanam pada produk ini, cangkokan kemudian perlahan-lahan larut, hanya menyisakan tulang baru di belakang.

Sumber : http://www.spine.org/Documents/bone_grafts_2006.pdf http://www.surgeryencyclopedia.com/A-Ce/Bone-Grafting.html

4. Komplikasi fraktur ? a.Komplikasi dini Komplikasi dini adalah kejadian komplikasi dalam satu minggu pasca trauma, sedangkan apabila kejadiannya sesudah satu minggu pasca trauma disebut komplikasi lanjut. 1) Pada Tulang a) Infeksi, terutama pada fraktur terbuka. b) Osteomielitis dapat diakibatkan oleh fraktur terbuka atau tindakan operasi pada fraktur tertutup. Keadaan ini dapat menimbulkan delayed union atau bahkan non union. Komplikasi sendi dan tulang dapat berupa artritis supuratif yang sering terjadi pada fraktur terbuka atau pasca operasi yang melibatkan sendi sehingga terjadi kerusakan kartilago sendi dan berakhir dengan degenerasi. 2) Pada Jaringan lunak a) Lepuh, Kulit yang melepuh adalah akibat dari elevasi kulit superfisial karena edema. Terapinya adalah dengan menutup kasa steril kering dan melakukan pemasangan elastik b) Dekubitus, terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang oleh gips. Oleh karena itu perlu diberikan bantalan yang tebal pada daerah-daerah yang menonjol 3) Pada Otot

Terputusnya serabut otot yang mengakibatkan gerakan aktif otot tersebut terganggu. Hal ini terjadi karena serabut otot yang robek melekat pada serabut yang utuh, kapsul sendi dan tulang. Kehancuran otot akibat trauma dan terjepit dalam waktu cukup lama akan menimbulkan sin droma crush atau trombus 4) Pada pembuluh darah Pada robekan arteri inkomplit akan terjadi perdarahan terus menerus. Sedangkan pada robekan yang komplit ujung pembuluh darah mengalami retraksi dan perdarahan berhenti spontan. Pada jaringan distal dari lesi akan mengalami iskemi bahkan nekrosis. Trauma atau manipulasi sewaktu melakukan reposisi dapat menimbulkan tarikan mendadak pada pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan spasme. Lapisan intima pembuluh darah tersebut terlepas dan terjadi trombus pada kompresi arteri yang lama seperti pemasangan torniquet dapat terjadi sindrome crush. Pembuluh vena yang putus perlu dilakukan repair untuk mencegah kongesti bagian distal lesi. Adapun komplikasi yang paling ditakutkan adalah sindrom kompartemen kondisi yang terjadi karena peningkatan tekanan di dalam ruang anatomiyang sempit, yang secara akut menggangu sirkulasi dan yang kemudian dapat menggangu fungsi jaringan di dalam ruang tersebut. tindakan yangharus dilakukan adalah singkirkan semua pembalut atau bebat yang ada pada ekstremitas yang terganggu, elevasikan tungkai setinggi jantung, fasiotomi dilakukan jika diagnosis compartment syndrome telah ditegakkan. Meskipun batasan pasti tekanan untuk dilakukannya fasiotomi berbeda-beda diantara banyak penulis, fasiotomi harus segeradilakukan ketika tekanan kompartemen lebih besar dari 30 mmHg atauselisihnya kurang dari 30 mmHg dari diastolik. Pada tindakan fasiotomi dilakukan dekompresi dengan operasi fasiotomi komplit sepanjang kompartemen. Fasia harus dibiarkan terbuka; kulit juga harus dibiarkan terbuka, untuk minimal 7 hari, setelah itu penutupandapat dilakukan. Operasi untuk menstabilisasi fraktur yang berhubungan merupakan bagian penting dari manajemen compartment syndrome. Gunakan aspirin atau ibuprofen untuk mengurangi inflamasi 5) Pada saraf Berupa kompresi, neuropraksi, neurometsis (saraf putus), aksonometsis (kerusakan akson). Setiap trauma terbuka dilakukan eksplorasi dan identifikasi nervus. b.Komplikasi lanjut

Pada tulang dapat berupa mal union, delayed union atau non union. Pada pemeriksaaan terlihat deformitas berupa angulasi, rotasi, perpendekan atau perpanjang. 1) Delayed union Proses penyembuhan lambat dari waktu yang dibutuhkan secara normal. Pada pemeriksaan radiografi, tidak akan terlihat bayangan sklerosis pada ujung-ujung fraktur, Terapikonservatif selama 6 bulan bila gagal dilakukan Osteotomi. Lebih 20 minggu dilakukan cancellus grafting (12-16 minggu). 2) Non union Dimana secara klinis dan radiologis tidak terjadi penyambungan. Tipe I (hypertrophic non union) tidak akan terjadi proses penyembuhan fraktur dan diantara fragmen fraktur tumbuh jaringan fibrus yang masih mempunyai potensi untuk union dengan melakukan koreksi fiksasi dan bone grafting. Tipe II (atrophic non union) disebut juga union tidak akan dicapai walaupun dilakukan imobilisasi lama. 3) Malunion Penyambungan fraktur tidak normal sehingga menimbulkan deformitas. Tindakan refraktur atau osteotomi koreksi. 4) Osteomielitis Osteomielitis kronis dapat terjadi pada fraktur terbuka atau tindakan operasi pada fraktur tertutup sehingga dapat menimbulkan delayed union sampai non union (infected non union).Imobilisasi anggota gerak yang mengalami osteomielitis mengakibatkan terjadinya atropi tulang berupa osteoporosis dan atropi otot. 5) Kekakuan sendi Kekakuan sendi baik sementara atau menetap dapat diakibatkan imobilisasi lama, sehingga terjadi perlengketan peri artikuler, perlengketan intraartikuler, perlengketan antara otot dan tendon. Pencegahannya berupa memperpendek waktu imobilisasi dan melakukan latihan aktif dan pasif pada sendi. Pembebasan periengketan secara pembedahan hanya dilakukan pada penderita dengan kekakuan sendi menetap sendi palsu (pseudoartrosis) terdapat jaringan synovial sebagai kapsul sendi beserta ronggasinovialyang berisi cairan, roses

Ada juga yang membagi komplikasi fraktur menjadi : a. komplikasi dini Lokal

Cedera vascular seperti hemoragik internal atau external Cedera visceral yang menyebabkan kerusakan struktur seperti otak, paru atau saluran kemih Kerusakan jaringan, saraf atau kulit Haemarthrosis Compartment syndrome (or Volkmann's ischaemia) infeksi

Sistemik

emboli lemak syok tromboemboli Pneumonia

b. komplikasi lanjut Local


Delayed union Nonunion Malunion Kekakuan sendi kontraktur Myositis ossificans Avascular necrosis Algodystrophy (or Sudeck's atrophy) Osteomyelitis Gangguan pertumbuhan atau deformitas

Systemic

Gangrene, tetanus, septicaemia Kehilangan mobilisasi Osteoarthritis

You might also like