You are on page 1of 2

Abstrak. Beberapa sarjana telah mengakui keterbatasan teori penalaran moral dalam menjelaskan perilaku moral.

Mereka berpendapat bahwa perilaku moral yang mungkin juga dipengaruhi oleh identitas moral, atau bagaimana moralitas pusat untuk menjadi perasaan diri seseorang. Ide ini telah didu kung oleh temuan bahwa orang-orang yang memberikan contoh perilaku moral cenderung untuk mementingkan sifat moral ketika mendefinisikan konsep diri (Colby & Damon, 1995). Makalah i ni mengambil langkah berikutnya untuk memeriksa variasi individu dalam berkembang serta me nghubungkannya dengan perilaku tidak bermoral psikopati. Dalam Studi 1, kita menguji hipote sis bahwa individu dengan tingkat yang lebih besar ciri-ciri psikopat nya memiliki identitas mora l yang lemah. Dalam besar sampel secara online, kami menemukan bahwa individu yang dinilai l ebih tinggi pada ukuran ciri-ciri psikopat cenderung tidak memiliki dasar konsep diri pada sifat moral. Dalam Studi 2, kami menguji apakah ini mengurangi rasa identitas moral yang dapat dikai tkan dengan perbedaan dalam pertimbangan moral, yang merupakan faktor lain yang dapat mem pengaruhi perilaku moral. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa berkurangnya rasa identitas moral di kalangan individu yang lebih psikopat adalah tergantung dari variasi dalam keputusan moral yang diambil. Hasil ini menunjukkan bahwa individu dengan ciri-ciri psikopat mungkin m enampilkan perilaku tidak bermoral sebagian (immoral behavior partially) karena mereka tidak menafsirkan identitas pribadi mereka dalam syarat-syarat moral.

Introduction. Konsep psikopati berlawanan dengan diktum terkenal Socrates yaitu, "untuk mengetahui yang ba ik adalah untuk melakukan yang baik "Individu dengan ciri-ciri psikopat tahu bedanya antara be nar dan salah - setidaknya dalam kasus seperti mengetahui apakah suatu tindakan itu ilegal atau t idak. Namun demikian, mereka sering terlibat dalam berperilaku buruk (Hare, 2003). Ini perbeda an antara penilaian orang tentang apa yang harus mereka lakukan dan perilaku mereka yang sebe narnya tidak mengarah ke individu psikopat. Hal ini umumnya diamati dalam studi penghakiman dan pengambilan keputusan dan telah digambarkan sebagai intrapersonal konflik (Lowenstein, 1 996;. O'Connor et al, 2005), atau "penilaian-jarak tindakan" (Blasi, 1980). Penelitian berfokus pa da perbedaan antara 'penilaian dan pilihan' telah menjelaskan konsep kunci yang dapat membant u menjelaskan perbedaan ini - bahwa dibandingkan dengan penghakiman, pilihan memunculkan tingkat yang lebih besar dalam proses refernsi diri (Einhorn & Hogarth, 1981; Sood & Forehand, 2005). Ini mengacu pada evaluasi dari pilihan dalam kaitannya dengan konsep diri individual. I ndividu menyadari bahwa pilihan mereka adalah refleksi jangka panjang pada kepribadian dan t ermotivasi untuk membuat pilihan yang konsisten dengan diri mereka (Sood & Forehand, 2005). Dalam domain moral, referensi ini untuk konsep diri seseorang disebut identitas moral (Blasi, 19 95). Individu sendiri bervariasi bergantung dari sejauh mana mereka mendasarkan konsep diri m ereka pada sifat moral (misalnya, menjadi murah hati, penuh kasih, dan ramah) dibandingkan de

ngan sifat non-moral (misalnya, menjadi cerdas dan lucu). Meskipun penelitian sebelumnya tenta ng perilaku moral telah menekankan peran penalaran dan musyawarah (misalnya, Kohlberg, 196 9), telah menyarankan bahwa identitas moral yang merupakan sumber penting dari motivasi mor al yang dapat membantu untuk menjelaskan bagaimana cara memutuskan antara pertimbangan m oral dan tindakan (Reynolds & Ceranic, 2007). Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa identitas moral lebih besar pada individu yang dianggap bermoral bagus (orang yang lain anggap sebagai orang dengan akhlak yang tinggi, mu ngkin sebagian karena perilaku mereka), meskipun orang ini tidak selalu memiliki penalaran mor al yang lebih besar kemampuannya (Colby & Damon, 1995; Hart & Fegley, 1995; Walker, Pitts, Hennig, & Matsuba, 1995). Namun, studi belum meneliti apakah identitas moral yang lebih lema h di individu dengan ciri-ciri psikopat. Kelemahan tersebut dapat berkontribusi terhadap perilaku amoral yang diamati dalam psikopati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah sif at psikopat dapat dikaitkan dengan penurunan identitas moral, dan jika demikian, apakah hubung an ini terkait, atau independen, terhadap perbedaan dalam kemampuan penilaian moral.

You might also like