Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Tembakau
Rokok
PEROKOK
Perokok: Aktif Pasif Tipe perilaku perokok: Dipengaruhi oleh perasaan positif Dipengaruhi oleh perasaan negatif Adiktif Kebiasaan
PEROKOK (lanjutan)
Kenapa orang merokok ??? Dipengaruhi: Pengaruh Orang Tua Pengaruh Teman Faktor Kepribadian Pengaruh Iklan Dan lain-lain
PEROKOK (lanjutan)
Tempat merokok a/ cerminan pola perilaku perokok ? Tempat umum Smoking area : masih menghargai orang lain Di tengah2 orla : tidak berperasaan, kurang etis, tak punya tata krama.
PEROKOK (lanjutan)
Tempat bersifat pribadi Kantor/ kamar tidur pribadi: individu yang kurang menjaga kebersihan diri, gelisah.
Penyakit yang paling umum menyerang perokok: Penyakit Jantung Kanker Penyakit paru Kronis Impotensi
SEBELUM
SESUDAH
MASYARAKAT
TENAGA KESEHATAN
UPAYA PENCEGAHAN MEROKOK DI MASYARAKAT (lanjutan) Iklan anti rokok dengan jam penayangan intensif untuk menandingi iklan rokok. Media: sekolah-sekolah, televisi, radio, dll.
Agama Untuk menghindari dari ketagihan rokok, yakni mendekatkan diri kepada Allah. (membaca Al-Quran, sholat, berdoa, Ramadhan/puasa sbg momentum penting untuk berhenti merokok).
Berani katakan tidak pada rokok Jangan mau menjadi perokok pasif Jadikan rumah sebagai zona "aman" asap rokok Di kantor, mintalah kebijakan dari pihak manajemen agar diberlakukan "kawasan kerja bebas rokok"
UPAYA PENCEGAHAN MEROKOK DI MASYARAKAT (lanjutan) Mengadakan pelayanan konseling Konsultasi cara berhenti merokok Menyibukkan diri (organisasi, berolahraga dan aktivitas lain) Bimbingan kontinu terhadap pecandu rokok u/ terapi berhenti merokok Penanaman prinsip rokok menyebabkan kemiskinan
UPAYA PENCEGAHAN MEROKOK DI MASYARAKAT (lanjutan) Regulasi Indonesia tertinggal jauh dari negaranegara tetangga ( Thailand, Singapura dan Myanmar) Thailand melarang iklan rokok di media cetak maupun elektronik. Singapura iklan rokok dilarang sama sekali Myanmar menetapkan pajak tinggi
UPAYA PENCEGAHAN MEROKOK DI MASYARAKAT (lanjutan) Kebijakan Pemerintah Indonesia Revisi PP No 81 Thn 1999 (Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan) menjadi PP No 19 Thn 2003 (10-03-03) menunjukkan kurangnya komitmen pemerintah terhadap kesehatan masyarakat Kenapa.....?
Kadar nikotin dalam setiap batang rokok di wilayah Indonesia tidak boleh melebihi 1,5 mg, dan kadar kandungan tar maksimal 20 mg
Tidak adanya batas kadar kandungan tar dan nikotin dalam rokok
KESIMPULAN
Rokok: Pemborosan kemiskinan Zat beracun bahaya bagi kesehatan Merugikan perokok dan orang sekitar Perlu upaya-upaya pemberantasan rokok Perlu kerjasama sinergis dari perokok, masyarakat (lingkungan sangat besar pengaruhnya), tenaga kesehatan dan pemerintah program antirokok berhasil OLEH KARENA ITU....