You are on page 1of 23

SATUAN

ACARA pembelajaran (SAP) Komunikasi dalam praktik kebidanan

AKADEMI KEBIDANAN AISYIYAH PONTIANAK 2012/2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (TEORI) Pertemuan ke : 2 (dua) Mata Kuliah Kode Mata Kul Beban Studi Sasaran Tingkat/Semester Waktu Dosen : Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan : Bd.202 : 3 SKS (T:1 P:2) : Mahasiswa Diploma III Kebidanan : I/II : 2 x 50 menit : Dwi Siti Rahayu, S.ST

A. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswi mampu memahami komunikasi dalam praktik kebidanan dengan didasari konsep, sikap dan keterampilan yang profesional.

B. KOMPETENSI DASAR

Mahasiswi mampu menjelaskan konsep dan bentuk komunikasi dan konseling.

C. INDIKATOR

1. Mahasiswi dapat menjelaskan pengertian komunikasi. 2. Mahasiswi dapat menjelaskan unsur komunikasi. 3. Mahasiswi dapat menjelaskan komponen komunikasi. 4. Mahasiswi dapat menjelaskan proses komunikasi. 5. Mahasiswi dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi komunikasi. 6. Mahasiswi dapat menjelaskan bentuk komunikasi.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswi dapat menjelaskan konsep dan bentuk komunikasi dan konseling.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Konsep dan bentuk komunikasi:


1. Pengertian komunikasi 2. Unsur komunikasi 3. Komponen komunikasi 4. Proses komunikasi 5. Faktor yang mempengaruhi komunikasi 6. Bentuk komunikasi

F. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab

G. MEDIA 1. Software : power point 2. Hardware : white board

H. PENILAIAN

Teknik Bentuk Instrumen


I.

: Pertanyaan lisan : Pertanyaan lisan

SUMBER / REFERENSI

Wulandari, Diah. 2009. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Numed Priyanto, Agus. 2009. Komunikasi dan Konseling (Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Perawat dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika Tyastuti, dkk. 2008. Komunikasi dan Konseling dalam pelayanan kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya MNH .2002. Modul Pelatihan Keterampilan KIP/K Leda Purnomo. 1999. Bahan-bahan pelatihan konseling bagi pelatih. Jakarta. Mantra IB. 1994. Komunikasi. Jakarta : Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Depkes-RI Mantra IB. 1997. Strategi Penyuluhan Kesehatan. Jakarta : Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Depkes-RI

J.

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

Tahapan Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Dosen

Kegiatan Mahasiswa 1. Menjawab salam dan mengecek perlengkapan

Metode Ceramah, dan Tanya jawab (CTJ)

1. Membuka salam 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran tentang


Bentuk Komunikasi

Alokasi waktu 10 menit

belajar
2. Menanggapi pertanyaan dengan

Kegiatan inti

mengemukakan pendapat akan disampaikan. 4. Menjelaskan relevansi pokok bahasan ini 3. Mendengarkan dan memperhatikan dengan profesi bidan 5. Melakukan apersepsi berkaitan dengan konsep dan bentuk komunikasi dan konseling 1. Dosen memperjelas materi macam-macam 1. Kelompok 1 mempresentasikan makalah yang klien dalam asuhan kebidanan yang terdiri berjudul Konsep dan Bentuk Komunikasi dan dari: Konseling a. Pengertian komunikasi 2. Siswa lain diminta memberikan pendapat atau pertanyaan terhadap presentasi kelompok b. Unsur komunikasi 3. Kelompok diminta menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh temannya sesuai dengan teori c. Komponen komunikasi yang mereka dapatkan. 4. Moderator mengatur jalannya diskusi dan d. Proses komunikasi menyimpulkan hasil diskusi e. Faktor yang mempengaruhi komunikasi 5. Mahasiswa bertanya pada dosen mengenai materi yang belum dipahaminya f. Bentuk komunikasi 2. Dosen
memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya apabila kurang jelas 3. Dosen menjawab pertanyaan mahasiswa untuk memperjelas materi tentang bentuk komunikasi

3. Menyebutkan materi / pokok bahasan yang

CTJ

70 menit

Kegiatan penutup

1. Menyimpulkan

2. Memberikan kuis dalam bentuk soal lisan pada mahasiswa terkait materi yang 2. Menjawab salam disampaikan 3. Memberi salam

1. Berpartisipasi aktif dalam menjawab pertanyaan lisan yang diberikan dosen

CTJ

20 menit

KONSEP DAN BENTUK KOMUNIKASI DAN KONSELING

A. Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi dewasa ini banyak didefinisikan oleh para ahli menurut bidang ilmunya sendiiri-sendiri. Hal ini menyebabkan lahirnya definisi komunikasi yang bermacam-macam dan berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Seperti catatan Dance dan Larson dalam Miller bahwa sampai tahun 1976 telah ada 126 definisi komunikasi, entah sekarang sudah berkembang menjadi berapa banyak. Banyaknya definisi komunikasi yang dibuat oleh para pakar dengan latar belakang dan perspektif yang berbeda dapat menimbulkan kebingungan, tentunya jika hal ini tidak dipahami dengan benar terutama mengenai hakekat komunikasi antar manusia. Tetapi apapun istilahnya, bila kita berpijak pada obyek formal ilmu komunikasi dan memahami ruang lingkupnya, semua istilah itu dapat diberi pengertian secara jelas dan dapat dibedakan menurut karakteristiknya masing-masing. Berikut ini beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai komunikasi. 1. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang artinya membuat kebersamaan antara dua orang atau lebih, communico yang artinya membagi (Cherry, 1983). 2. Menurut Harold D. Lasswell tindakan komunikasi adalah menjawab pertanyaan siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya. 3. Steven mengartikan komunikasi tejadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimulus.

4. Kelompok sarjana komunikasi mengartikan komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya, membangun hubungan antar sesama munusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Book, 1980). 5. Tahun 1981 Rogers bersama D. Lawrence Kincaid melahirkan definisi komunikasi yang baru yaitu suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. 6. Shannon dan Weaver (1949) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja, tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. 7. Sebagai seorang tenaga kesehatan, komunikasi sangat penting dilakukan sebagai upaya penyembuhan yang dikenal dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik sendiri diartikan sebagai suatu proses penyampaian nasehat kepada pasien untuk mendukung upaya penyembuhan. 8. Kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid). 9. Kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran dan perasaan (Roben, J.G). 10. Sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain.

11. Usaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram, W). Melihat banyaknya pengertian komunikasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses interaksi manusia dengan berbagai bentuk atau cara untuk menyampaikan informasi atau untuk tujuan tertentu.

B. Unsur Komunikasi Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Aristoteles ahli filsafat Yunani Kuno dalam bukunya Rhetorica menyebut bahwa proses komunikasi memerlukan tiga unsur yaitu siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan. Claude E. Shannon dan Warren Weaver (1949) menyatakan proses komunikasi memerlukan lima unsur yakni pengirim, transmitter, signal, penerima, dan tujuan. Awal tahun 1960-an David K Berlo membuat formula komunikasi yang lebih sederhana yang lebih dikenal dengan nama SMCR yaitu Source (pengirim), Message (pesan), Chanel (saluranmedia), Receiver (penerima). Charle Osgood, Gerald Miller dan Melvin L de Fleur menambah dua unsur yaitu efek dan umpan balik ( feed back). Joseph de Vito, K Sereno, dan Erika Vora menilai lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung proses komunikasi. Melihat banyaknya pandangan tentang unsur komunikasi maka garis besar proses komunikasi terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut : 1. Pihak yang mengawali komunikasi/ sumber/ komunikator

Pihak yang mengawali komunikasi untuk mengirim pesan disebut sender dan ia menjadi sumber pesan ( source). Pengirim yang dimaksud disini adalah orang yang masuk ke dalam hubungan, baik intrapersonal dengan diri sndiri, interpersonal dengan orang lain dalam kelompok kecil atau dalam kelompok besar. Sebelum terjadi komunikasi dengan orang lain dalam pikiran si pengirim terjadi rangsangan yang berasal dari factor luar atau dari hasil pengolahan isi pikiran yang menimbulkan kebutuhan, ini akan mendorong untuk menyampaikan perasaan atau gagasan kepada orang lain. Pengirim pesan ini biasa juga disebut komunikator.

2. Pesan yang dikomunikasikan/ message/ content/ information Pesan yang dimaksud adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Agar dapat diterima dengan baik pesan hendaknya dirumuskan dalam bentuk yang tepat, disesuaikan, dipertimbangkan berdasarkan keadaan penerima, hubungan pengirim dan penerima, dan situasi waktu komunikasi dilakukan. Dalam komunikasi kepada pasien sebaiknya diperhatikan bahwa pesan yang akan disampaikan sesuai kebutuhan klien, menggunakan bahasa yang dimengerti dengan mudah oleh klien dan usahakan dapat menarik minat klien. Pesan yang disampaikan kepada klien dapat berupa nasehat, bimbingan, dorongan, petunjuk dan sebagainya. 3. Media atau saluran yang digunakan untuk komunikasi dan gangguan-gangguan yang terjadi pada waktu komunikasi dilakukan. Media merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima pesan. Setelah dikemas pesan tersebut disampaikan melalui saluran (Chanel) atau media. Media dapat berupa media lisan (oral), tertilis atau elektronik. a. Media lisan

Dapat dilakukan dengan menyampaikan sendiri pesan secara lisan, baik melalui telepon atau saluran yang lainnya kepada perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, atau massa. Keuntungan dari penyampaian pesan pesan secara lisan ini adalah si penerima pesan mendengar secara langsung tanggapan, atau pertanyaan, memungkinkan disertai nada atau warna suara, gerak-gerik tubuh atau raut wajah, dan dapat dilakukan dengan cepat. b. Media tertulis Pesan disampaikan secara tertulis melalui surat, memo, hand-out, gambar dll. Keuntungannya adalah ada catatannya sehingga data dan informasi tetap utuh tidak dapat berkurang atau tambah seperti informasi lisan, memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya, dan rumusan kata-kata. c. Media elektronik Disampaikan melalui faksimili, email, radio, televise. Keuntungannya adalah prosesnya cepat, data bisa disimpan. Penggunaan media dalam penyampaian pesan tentunya dapat mengalami gangguan atau masalah sehingga dapat menghambat komunikasi. Gangguan itu dapat berupa hal-hal yang dapat menggangu panaca indera seperti suara terlalu keras atau lemah, udara panas, factor pribadi seperti prasangka, perasaan tidak cakap dll. 4. Lingkungan/ situasi ketika komunikasi dilakukan

Lingkungan atau situasi (tempat, waktu, cuaca, iklim, keadaan alam dan psikologis) ialah fakor-faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi. Karena itu pada waktu berkomunikasi dengan orang lain kita perlu memperhatikan situasi. Fakor ini dapat diklasifikasikan menjadi emapt macam, yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu. Lingkungan fisik yang dimaksud contohnya adalah keadaan geografi, ini dapat menyebabkan kesulitan dalam komunikasi, hal ini disebabkan karena jarak yang jauh, dimana tidak terdapat fasilitas komunikasi seperti telepon, faksimili, kantor pos dll. Faktor sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi, politik bisa menjadi hambatan untuk komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, orang yang punya bahasa yang berbeda dan tidak saling memahami bahasa yang digunakan maka dapat menimbulkan macetnya suatu komunikasi. Selain itu kepercayaan masyarakat setempat atau adat istiadat dan status sosial juga mempengaruhi kelancaran komunikasi. Dimensi psikologi adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam komunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung orang lain, menyajikan materi sesuai dengan usia khalayak. Dimensi psikologi ini disebut dimensi internal (Vora, 1979). Dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. 5. Pihak yang menerima pesan Penerima pesan adalah pihak yang menerima pesan atau menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima pesan disebut juga dengan khalayak, sasaran, komunikan, atau audience/ receiver. Penerima adalah elemen penting karena menjadi sasaran dalam komunikasi. Apabila pesan tidak diterima dengan baik oleh penerima pesan, maka dapat mengakibatkan berbagai masalah yang seringkali menuntut perubahan, entah pada sumber pesan atau saluran. Penerima pesan ini bisa perorangan atau suatu kelompok,

organisasi, atau negara. Adanya penerima pesan tentu saja karena ada sumber dan tidak akan ada penerima jika tidak ada sumbernya. Penerima pesan merupakan elemen penting dalam komunikasi karena jika tidak ada maka dapat menimbulkan berbagai macam masalah karena pesan tidak sampai atau tidak diterima oleh penerima pesan. Satu kunci keberhasilan komunikasi adalah mengenal karakteristik dari penerima pesan, dengan mengetahui siapa yang akan menjadi penerima pesan maka kita dapat merancang suatu pesan sebaik mungkin sesuai karakteristik penerima sehingga tujuan komunikasi kita akan tercapai. 6. Umpan balik (Feed back) Umpan balik merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari pengirim. Tetapi ada juga yang beranggapan bahwa umpan balik terjadi sebagai akibat pengaruh yang berasal dari penerima. Umpan balik juga bisa berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meskipun pesan belum sampai pada penerima, misalnya alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengalami gangguan sehingga pesan belum sampai ketujuan. Hal-hal ini menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber. Umpan balik bisa berupa reaksi secara verbal maupun non verbal. Umpan balik ini bisa dapat berupa umpan balik positif ataupun umpan balik negative. Umpan balik positif bila tanggapan penerima menunjukkan kesediaan menerima atau mengerti pesan dengan baik, serta memberi tanggapan sesuai yang diinginkan oleh pengirim. Umpan balik positif ini bisa membuat komunikasi tetap berlanjut, urusan selesai, dan hubungan tetap baik atau bertambah baik. Umpan balik negatif adalah umpan balik yang menunjukkan penerima pesan tidak dapat menerima dengan baik pesan yang diterimanya. Umpan balik negatif dapat benar atau salah. Benar jika cara penyampaiannya dilakukan dengan benar, serta penafsiran

pesan juga benar. Salah jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar tetapi penafsiran pesan juga benar. Salah jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar tetapi penafsiran penerima yang salah. 7. Pengaruh atau dampak Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (De Fleur, 1982).

C. Komponen Komunikasi Komponen komunikasi hampir sama dengan unsur-unsur komunikasi. Adapun komponen komunikasi tersebut meliputi : 1. Komponen Komunikan Ditinjau dari komponen komunikan seseorang akan dapat dan akan menerima pesan kalau terdapat empat kondisi berikut : a. Pesan komunikasi benar-benar dimengerti oleh penerima pesan. b. Keputusan diambil secara sadar untuk mencapai tujuan. c. Keputusan diambil secara sadar untuk kepentingan pribadinya. d. Mampu menempatkan baik secara mental ataupun fisik. 2. Komponen Komunikator

Ditinjau dari komponen komunikator, untuk melaksanakan komunikasi efektif, terdapat dua faktor penting dalam diri komunikator yakni kepercayaan para komunikator (source credibility), dimana hal ini ditentukan oleh keahliannya dan dapat tidaknya dia dipercaya. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan pesan yang diterima komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan dan daya tarik komunikator (source attractiviness), bahwa seseorang akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik. 3. Komponen Pesan Pesan dapat berupa nasehat, bimbingan, dorongan, informasi dan lainnya. Pesan dapat disampaikan secara lisan atau non verbal. 4. Umpan balik Merupakan respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang diterimanya. Umpan balik ini berguna untuk mengukur besar informasi yang diterima dibandingkan dengan yang diberikan.

D. Proses Komunikasi Komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi bisa dilihat dari beberapa perspektif antara lain : 1. Perspektif psikologis

Ketika komunikator berniat akan menyampaikan pesan, dalam dirinya akan terjadi proses encoding (proses mengemas dan membungkus pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator), hasil encoding berupa pesan itu kemudian di transmisikan kepada komunikan. Kemudian komunikan terlibat dalam proses komunikasi intrapersonal. Proses dalam diri komunikan ini disebut decoding (seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan yang diterima dari komunikator). Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran komunikator maka komunikasi terjadi tetapi bila tidak dimengerti maka komunikasi tidak terjadi. 2. Perspektif mekanis Ini berlangsung saat komunikator menstransfer dengan bibir atau tangan, pesan sampai tertangkap komunikan. Ini dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera lainnya. Proses komunikasi ini bersifat kompleks karena bergantung situasi. Komunikasi secara mekanis ini dibedakan : a. Proses komunikasi primer Proses komunikasi primer (primary process) adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan menggunakan lambing (symbol) sebagai media atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa. Dalam komunikasi dikenal lambang verbal dan lambang non verbal. b. Proses komunikasi sekunder Merupakan proses penyampaian pesan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media setelah memakai lambang sebagai media pertama. Biasanya karena jauh tempatnya.

c. Proses komunikasi linier Merupakan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Biasanya terjadi pada komunikasi bermedia kecuali telepon.

d. Proses komunikasi sirkuler Terjadinya feed back atau umpan balik dari komunikan ke komunikator.

Gambar 1. Proses Komunikasi Model Sirkuler yang dibuat oleh Osgood dan Schramm (1954) E. Faktor yang mempengaruhi komunikasi Banyak hal yang mempengaruhi komunikasi, entah itu komunikasi akan semakin lancer atau sebaliknya menjadi terhambat bahkan dapat menimbulkan beberapa masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi tersebut antara lain : 1. Latar belakang kebudayaan Artinya bagaimana seseorang itu menginterpretasikan suatu pesan berdasarkan latar belakang kebudayaannya. Disini akan berbentuk pola-pola piker seseorang melalui kebiasaannya, makin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi akan semakin efektif. 2. Ikatan dengan kelompok atau grup Artinya kita cenderung mengidentifikasikan diri dengan kelompok tertentu dan cenderung mengembangkan kesetiaan dan menerima norma kelompok tersebut. Nilai-nilai yang dianut oleh kelompok akan sangat mempengaruhi cara mengamati pesan. 3. Harapan Harapan dari orang-orang yang terlibat komunikasi akan berpengaruh pada penerimaan pesan dan pada akhirnya dia akan menerima sesuatu yang diharapkan. Begitupula sebaliknya bila dalam suatu komunikasi tidak sesuai dengan harapan maka biasanya penerima pesan akan apatis, cuek, atau bahkan memutuskan komunikasi.

4. Pendidikan Pendidikan formal maupun non formal akan mempengaruhi penerimaan pesan. Semakin tinggi pendidikan formal seseorang maka akan semakin kompleks sudut pandangnya dalam menyikapi materi komunikasi. Misalnya seseorang lulusan SD akan lebih sedikit pengetahuannya ketika membicarakan keluarga berencana, berbeda dengan Bidan yang memang mendalami bidang tersebut. 5. Situasi Adalah tempat atau saat terjadinya komunikasi, akan berpengaruh pada usaha untuk menginterpretasikan pesan, ketakutan, kecemasan, akan mempengaruhi cara orang menyerap pesan. Situasi bisa diakibatkan oleh penyampai pesan, lingkungan atau bahkan dari penerima pesan sendiri. Misalnya orang yang menyampaikan pesan tidak ramah, maka dapat menimbulkan kecemasan dan ketegangan, situasi yang penuh ketegangan dapat mengganggu penerimaan pesan yang disampaikan oleh komunikator.

F. Bentuk Komunikasi 1. Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) ialah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar, siaran radio, dan televise. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media. Melakukan komunikasi massa ini lebih sukar dibanding komunikasi massa antar pribadi. Ada dua tugas komunikator agar pesan yang disampaikan diterima komunikan yaitu tahu apa yang akan dia komunikasikan dan bagaimana harus menyampaikan pesannya. a. Karakteristik komunikasi massa 1) Bersifat umum (terbuka untuk semua orang) 2) Heterogen 3) Menimbulkan keserempakan 4) Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi. b. Model komunikasi massa 1) Model jarum hipodermik (hypodermic needle model) Artinya media massa menimbulkasn efek yang kuat, terarah, segera dan langsung. 2) Model komunikasi satu tahap (one step flow model) Saluran media massa langsung ke massa komunikan tanpa melalui orang lain, meskipun pesan tidak mencapai dan tidak menimbulkan efek yang sama bagi komunikan.

3) Model komunikasi dua tahap (two step flow model) Menyatakan bahwa ide atau pesan dari radio atau surat kabar diterima pemuka pendapat, baru disampaikan ke penduduk atau pengikutnya. 4) Model komunikasi tahap ganda (multi step flow model) Merupakan gabungan dari beberapa model yang lain. 2. Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Sedangkan menurut Joseph A. Devino dalam bukunya The Interpersonal Communication Book, komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara 2 orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Menurut sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu : a. Komunikasi diadik Yaitu komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka. Dapat dilakukan dalam bentuk percakapan, dialog, dan wawancara. Dialog dilakukan dalam situasi yang lebih intim, akrab, lebih personil, sedang wawancara lebih serius. b. Komunikasi triadic Adalah komunikasi antar pribadi yang pelakunya lebih dari tiga orang yakni seorang komunikator, dan dua orang komunikan.

Ada 3 perilaku dalam komunikasi interpersonal yaitu : a. Perilaku spontan Adalah perilaku yang dilakukan berdasar desakan emosi dan dilakukan tanpa sensor serta revisi secara kognisi. b. Perilaku menurut kebiasaan Adalah perilaku berdasar kebiasaan kita. Perilaku itu khas dilakukan pada suatu keadaan missal mengucapkan selamat pagi. c. Perilaku sadar Perilaku yang dipilih berdasar situasi yang ada. 3. Komunikasi Intrapersonal, intrapribadi, intrapersonal communication Merupakan proses komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Orang tersebut berperan sebagai komunikator maupun komunikan, orang berbicara sendiri, berdialog sendiri bertanya dan dijawab sendiri. 4. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok atau group communication adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan kelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan bisa sedikit atau banyak. Jika komunikan dalam kelompok kecil maka disebut komunikasi kelompok kecil, dan jika jumlahnya banyak maka disebut komunikasi kelompok besar. Adapun karakteristik yang membedakan antara kelompok kecil dan besar adalah :

a. Komunikasi kelompok kecil Adalah komunikasi yang ditunjukkan kepada kognisi komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis. Dalam kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya pada benak, komunikan misalnya kuliah, ceramah, diskusi, rapat dll. b. Komunikasi kelompok besar Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan (hatinya atau perasaanya) dan prosesnya berlangsung linier. Umumnya komunikan bersifat heterogen dari jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dll.

You might also like