You are on page 1of 29

Pedoman Umum

Pembangunan Sumur Resapan Dalam Rangka Antisipasi Kekeringan tahun 2007

Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

KATA PENGANTAR

Kegiatan Pembangunan Sumur Resapan Dalam Rangka Antisipasi Kekeringan tahun 2007 merupakan salah satu kegiatan konservasi air sebagai upaya untuk meningkatkan volume air tanah di daerah pertanian ( groundwater recharge ) Indonesia. Pedoman Umum ini disusun dengan maksud untuk menjadi pedoman dan acuan pelaksanaan bagi pelaksana kegiatan Pembangunan Sumur Resapan Dalam Rangka Antisipasi Kekeringan dan semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan ini. dan upaya penanggulangan dampak bencana alam kekeringan di Wilayah

Dengan adanya acuan atau pedoman ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan penyusunan juklak di propinsi dan juknis di kabupaten agar petugas dapat memahami dan
melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan dan sasaran kegiatan ini dapat terwujud sesuai harapan yang ingin dicapai. Demikian semoga pedoman umum ini dapat dilaksanakan oleh para pelaksana di Pusat maupun di Daerah dengan sebaikbaiknya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

Jakarta,

Januari 2007

Direktur Pengelolaan Air

DR. Ir. S. Gatot Irianto NIP. 080 085 357

Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Sasaran D. Istilah PELAKSANAAN A. Persyaratan Lokasi B. Persyaratan Petani dan Kelompok Tani C. Survey CP/CL D. Pencatatan Koordinat E. Desain Sederhana F. Pengadaan Bahan dan Peralatan G. Konstruksi H. Pengawasan I. Pembiayaan INDIKATOR KINERJA A. Keluaran (Output) B. Hasil (Outcome) C. Manfaat (Benefit) D. Dampak (Impact)

i iii 1 1 2 2 3 4 4 4 5 5 6 6 6 10 11 12 12 12 12 12
4

II.

III.

Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

IV. MONITORING DAN EVALUASI A. Monitoring dan Evaluasi B. Operasional dan Pemeliharaan C. Pembinaan dan Pengendalian D. Pelaporan V. PENUTUP

13 13 13 14 14 18 19

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke bumi merupakan sumber air

yang dapat dipakai untuk keperluan mahluk hidup. Dalam siklus tersebut, secara alamiah air hujan yang jatuh ke bumi sebagian akan masuk ke perut bumi dan sebagian lagi akan menjadi aliran permukaan yang sebagian besar masuk ke sungai dan akhirnya terbuang percuma masuk ke laut. Dengan kondisi daerah tangkapan air yang semakin kritis, maka kesempatan air hujan masuk ke perut bumi menjadi semakin sedikit. Sementara itu pemakaian air tanah melalui pompanisasi semakin hari semakin meningkat. Akibatnya terjadi defisit air tanah, yang ditandai dengan makin dalamnya muka air tanah. Hujan berkurang sedikit saja beberapa waktu maka air tanah cepat sekali turun. Kondisi semakin turunnya muka air tanah kalau dibiarkan terus, maka akan berakibat sulitnya memperoleh air tanah untuk keperluan pengairan pertanian dan keperluan mahluk hidup lainnya. Disamping itu dapat menyebabkan intrusi air laut semakin dalam ke arah daratan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu konservasi air sebagai upaya untuk penambahan air tanah melalui pembangunan sumur-sumur resapan. Prinsip dasar konservasi air ini adalah mencegah atau meminimalkan air yang hilang sebagai aliran permukaan dan menyimpannya semaksimal mungkin ke dalam tubuh bumi. Atas dasar prinsip ini maka curah hujan yang berlebihan pada musim hujan tidak dibiarkan mengalir percuma ke laut tetapi ditampung dalam suatu wadah yang memungkinkan air kembali meresap ke dalam tanah ( groundwater recharge). Dengan muka air tanah yang tetap terjaga atau bahkan menjadi lebih dangkal, air tanah tersebut dapat dimanfaatkan pada saat terjadi kekurangan air di musim kemarau dengan jalan memompanya kembali ditempat yang lain ke permukaan.

Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

B. Tujuan 1. Meningkatkan muka air tanah untuk penyediaan air bagi usaha pertanian dan peternakan. 2. Mengurangi dan mencegah intrusi air laut bagi daerah-daerah pantai. C. Sasaran 1. Terjadinya peningkatan muka air tanah sehingga dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan peternakan melalui pompanisasi.. 2. Terjadinya pengurangan dan tercegahnya intrusi air laut bagi daerahdaerah pantai. D. Istilah Dalam pedoman teknis ini akan dijumpai istilah-istilah yang memiliki pengertian sebagai berikut :

1. Sumur Resapan
Sumur Resapan (infiltration Well) adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan/aliran permukaan agar dapat meresap ke dalam tanah.

2. Dinas Pertanian
Dinas Pertanian meliputi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan dan Dinas Peternakan

3. Lapisan Aquifer
Lapisan dalam tubuh bumi dibawah permukaan tanah yang terdiri dari masa batuan atau masa tanah yang tidak saja mengadung air tetapi juga merupakan sumber air yang tidak tercemar. Lapisan ini ditandai dengan munculnya mata air.

Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

II.
A. Persyaratan Lokasi

PELAKSANAAN

1. Daerah pertanian yang mengalami kekurangan air terutama di musim


kemarau walaupun dalam kenyataannya air cukup berlimpah di musim penghujan.

2. Muka air tanah di lokasi tersebut dalam


permukaan seperti sungai, situ, danau dll.

dan jauh dari sumber air

3. Sebagian besar permukaan lahan relative telah menjadi kedap air


(permeabilitas rendah) sehingga tidak memungkinkan air terinfiltrasi masuk ke tubuh bumi.

4. Diprioritaskan untuk mendukung daerah pertanian di pantai yang ada


irigasi pompa air tanah dangkal untuk menjaga agar tidak terjadi intrusi air laut.

5. Komoditas yang diusahakan terutama palawija, hortikultura dan tanaman


perkebunan semusim.

6. Tingkat kepadatan penduduk dan tingkat kepadatan permukiman di sekitar


lokasi cukup tinggi. B. Persyaratan Petani dan Kelompok Tani

1. Dari lokasi terpilih diseleksi petani/kelompok tani yang membudidayakan


tanaman palawija/ hortikultura/ tanaman perkebunan semusim/ untuk mendukung peternakan .

2. Kelompok tani terpilih adalah kelompok tani yang sudah ada sebelumnya,
bukan kelompok yang baru dibentuk karena ada kegiatan ini.

3. Bersedia menyediakan lahan untuk bangunan ini tanpa ganti rugi yang
dinyatakan dalam surat pernyataan.

4. Bersedia memelihara bangunan secara berkelompok dan bersedia


menanggung biaya pemeliharaan dan dinyatakan dalam surat pernyataan.

Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

C. Survey CP/CL Penanggung Jawab Kegiatan (Dinas Pertanian Kabupaten/kota)

menentukan calon lokasi dan calon kelompok tani sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pada butir A dan B. D. Pencatatan Koordinat Lokasi sumur resapan yang akan dibuat supaya dicatat koordinat geografisnya yang meliputi : - lintang dan bujur - ketinggian lokasi (dpl) dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) atau dengan ekstrapolasi peta topografi yang tersedia. Data koordinat sumur resapan ini selanjutnya diperlukan untukmenyusun sistem basis data pengelolaan lahan dan air sekaligus memantau kinerja pelaksanaan kegiatan yang telah berjalan. E. Desain Sederhana Desain sederhana dibuat oleh Aparat Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama dengan petani/kelompok tani. Desain dibuat sesederhana mungkin agar dapat dibaca oleh pelaksana (petani/kelompok tani). Hasil Desain harus mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota. F. Pengadaan Bahan dan Peralatan Pengadaan bahan dan peralatan dilaksanakan oleh petani/kelompok tani dengan mengikuti pedoman pengelolaan anggaran yang dikeluarkan oleh Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air. G. Konstruksi Pembangunan sumur resapan dilakukan oleh pelaksana yang telah ditunjuk ( kelompok tani ), dilakukan secara swakelola (padat karya) agar petani mampu mengembangkan sumur resapan dan merasa ikut memiliki.

Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

1. Beberapa Ketentuan Umum untuk Pembangunan Konstruksi Sumur Resapan a. b. Sumur resapan sebaiknya berada diatas elevasi/kawasan sumursumur gali biasa. Untuk menjaga pencemaran air di lapisan aquifer, sumur resapan harus diatas kedalaman tertekan (unconfined aquifer) yang ditandai oleh adanya mata air tanah. c. Pada daerah berkapur/karst perbukitan kapur dengan kedalaman/solum tanah yang dangkal, kedalaman air tanah pada umumnya sangatlah dalam sehingga pembuatan sumur resapan sangatlah tidak direkomendasikan. Demikian pula sebaliknya di lahan pertanian pasang surut yang berair tanah sangat dangkal. d. Untuk mendapatkan jumlah air yang memadai, sumur resapan harus memiliki tangkapan air hujan berupa suatu bentang lahan baik berupa lahan pertanian atau atap rumah. e. Sebelum air hujan yang berupa aliran permukaan masuk kedalam sumur melalui saluran air, sebaiknya dilakukan penyaringan air di bak kontrol terlebih dahulu. f. g. Bak kontrol terdiri-dari beberapa lapisan berturut-turut adalah lapisan gravel (kerikil), pasir kasar, pasir dan ijuk. Penyaringan ini dimaksudkan agar partikel-partikel debu hasil erosi dari daerah tangkapan air tidak terbawa masuk ke sumur sehingga tidak menyumbat pori-pori lapisan aquifer yang ada. h. Untuk menahan tenaga kinetis air yang masuk melalui pipa pemasukan, dasar sumur yang berada di lapisan kedap air dapat diisi dengan batu belah atau ijuk. i. Pada dinding sumur tepat di depan pipa pemasukan, dipasang pipa pengeluaran yang letaknya lebih rendah dari pada pipa pemasukan untuk antisipasi manakala terjadi overflow/luapan air di dalam sumur. Bila tidak dilengkapi dengan pipa pengeluaran, air yang masuk ke sumur harus dapat diatur misalnya dengan seka balok dll.
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

kedalaman air tanah tidak

muka

10

j.

Diameter sumur bervariasi tergantung pada besarnya curah hujan, luas tangkapan air, konduktifitas hidrolika lapisan aquifer, tebal lapisan aquifer dan daya tampung lapisan aquifer. Pada umumnya diameter berkisar antara 1 1,5 m

k.

Tergantung pada tingkat kelabilan/kondisi lapisan tanah dan ketersediaan dana yang ada, dinding sumur dapat dilapis pasangan batu bata atau buis beton. Akan lebih baik bila dinding sumur dibuat lubang-lubang air dapat meresap juga secara horizontal.

l.

Untuk menghindari terjadinya gangguan atau kecelakaan maka bibir sumur dapat dipertinggi dengan pasangan bata dan atau ditutup dengan papan/plesteran.

2.

Komponen Bangunan Sumur Resapan

Bangunan sumur resapan sekurang-kurangnya terdiri dari : a. Saluran air sebagai jalan air yang akan dimasukkan ke dalam sumur. b. Bak kontrol yang berfungsi untuk menyaring air sebelum masuk sumur resapan. c. Pipa pemasukan atau saluran air masuk. Ukuran tergantung jumlah aliran permukaan yang akan masuk. d. Sumur resapan e. Pipa pembuangan yang bersungsi sebagai saluran pembuangan jika air dalam sumur resapan sudah penuh.

11

Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

Gambar 3. Skema Teknis Sumur Resapan


H. Pengawasan Aparat Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab kegiatan harus melakukan pengawasan sejak dari perencanaan hingga konstruksi sumur resapan terbangun.

I. Pembiayaan Biaya disediakan melalui dana Tugas Pembantuan yang terdiri dari Belanja Uang Honor Tidak Tetap yang digunakan untuk upah tenaga (Padat Karya )
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

12

sebesar 50 % (Rp. 2.500.000,-/unit), dan Belanja Lembaga Sosial Lainnya digunakan untuk pembelian bahan bangunan sebesar 50 % (Rp. 2.500.000,/unit) . Biaya Belanja Sosial Lainnya diberikan kepada tani setelah mereka membuat proposal rencana kebutuhan biaya pembangunan Sumur resapan. Proposal harus disetujui oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Rangkaian kegiatan pelaksanaan pembangunan sumur resapan agar dibuat jadwal palang untuk alat kontrol pengawasan dan pembinaan. Contoh jadwal palang yang dimaksud adalah seperti Lampiran 1.

13

Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

III. INDIKATOR KINERJA

A.

Keluaran (out put) Terbangunnya dan berfungsinya sumur resapan pada lokasi sentra produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan semusim dan peternakan.

B.

Hasil (out come) Meningkatnya muka air tanah yang dapat di pompa untuk keperluan pertanian.

C.

Manfaat (benefit) Terpenuhinya kerperluan air saat diperlukan

D.

Dampak (impact) Meningkatnya kesempatan berusahatani

Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA

14

IV. MONITORING DAN EVALUASI


A. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan Pengembangan 1. Terhadap Sumur kegiatan Resapan yang meliputi kegiatan lain perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, yaitu : perencanaan meliputi antara pemilihan lokasi, sosialisasi, rencana pembiayaan, dukungan dari pemerintah daerah setempat dan lain-lain. 2. Terhadap pelaksana, lain. 3. Terhadap pengendalian dan pengawasan meliputi peranan pengawasan, teknis pelaksanaan pekerjaan fisik dan lain-lain. B. Operasional dan Pemeliharaan Pemeliharaan sumur resapan yang telah selesai dibangun dilakukan oleh petani/kelompok tani pengelola sumur resapan. Beberapa komponen pemeliharaan sumur resapan adalah : 1. Menjaga agar air masuk kedalam sumur resapan dengan mudah, sedapat mungkin air bersih dan bebas dari kotoran seperti ranting, dedaunan dll. 2. Membersihkan bak kontrol dari kotoran dan endapan/lumpur yang menyumbat. C. Pembinaan dan Pengendalian 1. Pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan percontohan xv pelaksanaan pengadaan meliputi dan kegiatan persiapan, bahan/alat, penyusunan rencana kegiatan, organisasi, tugas dan fungsi penggunaan pelaksanaan kegiatan fisik, produktivitas pekerjaan dan lain-

pengembangan sumur resapan dalam rangka antisipasi kekeringan sehari-hari di kabupaten dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan Pengembangan Sumur Resapan (Kepala Dinas Pertanian Kabupaten) berkoordinasi dengan instansi teknis terkait . 2. Pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan keuangan harus dilakukan secara intensif dan efektif untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan penyelewengan yang mengakibatkan kerugian negara. 3. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan oleh pengawas lapangan Pengembangan Sumur Resapan yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten. D. Pelaporan Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Adapun macam laporan adalah :

1) Laporan Perkembangan
Laporan ini berisi antara lain data dan informasi tentang perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan. Perkembangan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan agar dilakukan pembobotan. Penilaian pembobotan pekerjaan hanya dilakukan terhadap kegiatan yang didanai dari dana Tugas Pembantuan.

xvi

Tabel Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sumur Resapan.

No
1

Realisasi Pekerjaan
a. Pembuatan TOR b. Penentuan CP/CL c. Sosialisasi pada : - aparat - penerima manfaat Penyusunan rencana/proposal : a. Penetapan CP/CL b. Penyusunan Rencana Kegiatan dan RAB c. Penyusunan Desain sederhana d. Persetujuan Rencana Kegiatan dan RAB oleh Dinas Pertanian Kab/Kota Persiapan Administrasi a. Penyiapan Rekening Kelompok Tani b. Transfer dana ke rekening kelompok Proses Pengadaan Bahan dan Alat Pengiriman Bahan dan Alat

Persentase Pekerjaan
Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum

Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/Belum

3.

Sudah/Belum Sudah/Belum 10 % 15 %

4. 5.

6.

Pelaksanaan Konstruksi a. Pembuatan Daftar Pekerja b. Pelaksanaan Padat Karya Pengawasan Monitoring dan Evaluasi Pelaporan

Sudah/Belum 75 % Sudah/Belum Sudah/Belum Sudah/Belum

7. 8. 9.

xvii

Laporan pelaksanaan ini agar dibuat sebagai laporan bulanan (format laporan lihat Lampiran 2). Laporan tersebut ditujukan ke Dinas Pertanian/ Perkebunan/ Peternakan Propinsi dengan tembusan Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air Cq. Dit. Pengelolaan Air dengan alamat Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

2) Laporan akhir
Setelah pelaksanaan Pengembangan Sumur Resapan selesai, penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten wajib menyiapkan dan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan program Pengembangan Sumur Resapan baik dari segi fisik maupun keuangan. Laporan akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi minimal kondisi sebelum dan setelah kegiatan. Out line Laporan Akhir adalah seperti Lampiran 3.

xviii

V. PENUTUP
Pengembangan Sumur Resapan adalah merupakan salah satu upaya pengisian air tanah secara artificial sebagai alternatif proses pengisian air tanah alami yang relatif lambat melalui proses infiltrasi. Proses ini menjadi sangat tidak signifikan manakala hampir sebagian besar recharge area telah menjadi kedap air atau upaya konservasi tanah dan air di daerah hulu sangat tidak memadai. Oleh karena itu, pembangunan sumur resapan adalah merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kuantitas dan sekaligus kualias air tanah yang limbah industri dll. Pembangunan sumur resapan ini dapat dikombinasikan dengan pembangunan embung atau check dam sebagai penampung hujan besar. Dengan adanya pembangunan sumur sumur resapan khususnya di lahan usaha tani, diharapkan air hujan dapat diresapkan dan disimpan sementara di bawah tanah di lapisan aquifer. Air tersimpan kemudian dapat dimanfaatkan kembali untuk kegiatan usahatani terutama dimusim kemarau dlam rangka mengantisipasi ancaman kekurangan air atau kekeringan. air luapan manakala kapasitas tampung embung terlampaui pasa saat saat ini semakin terancam akibat eksploitasi air tanah, pemompaan berlebih, intrusi air asin, persapan

xix

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1997. Sumur Resapan Untuk Mengisi Air Tanah, Buletin Pengairan, Humas Direktorat Jenderal Pengairan, Jakarta. Kusnaedi. 2003. Sumur Resapan Untuk Pemukiman Perhotelan Dan pedesaan, Penebar Swadaya, Jakarta. Sabri, M dan Juwana, J.S. 2004. Sumur Resapan Tirta Sakti Dalam Kaitannya Dengan Potensi Persediaan Air Tanah dalam Laporan Apresiasi Konservasi Air 2004, Dit. PAI, Ditjen BSP, Deptan, Jakarta. Suyadi A. 1996. Tehnik Konservasi Tanah, Makalah Pelatihan Petugas Sulawesi Rainfed Agriculture Development Project (SRADP), Yogyakarta. Syarifuddin A. K. 2001. Mengisi Air Tanah Dengan Sumur Resapan Dan Memanfaatkannya Kembali, Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan, Jakarta. Tjandramukti. 2002. Fungsi Sumur Resapan Di Lahan Tadah Hujan Sebagai Antisipasi Kekeringan Saat Tanam Musim Kemarau, Aneka Usaha Tani Budi, Purwodadi, Grobogan.

xx

Lampiran 1
JADWAL PALANG PELAKSANAAN KEGIATAN SUMUR RESAPAN

JENIS PEKERJAAN

BULAN KE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pembuatan TOR 2. Penentuan CP/CL 3. Sosialisasi : - Aparat - Penerima manfaat 4. Penyusunan Rencana/Proposal : - Penetapan CP/CL - Penyusunan Rencana Kegiatan & RAB - Penyusunan Desain Sederhana - Persetujuan Renc. Kegiatan & RAB Oleh Dinas Pert.Kab/Kota 5. Persiapan Administrasi - Penyiapan Rekening kelompok Tani - Transfer Dana ke rekening Kelompok tani 6. Proses Pengadaan Bahan/Alat 7. Pengiriman Bahan/Alat 8. Pelaksanaan Konstruksi - Pembuatan daftar Pekerja - Pelaksanaan padat karya 9. Pengawasan 10. Monitoring dan Evaluasi 11. Pelaporan

xxi

Lampiran 2

Jenis Kegiatan : Prop/Kab. : Bulan : No. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


1 2

Fisik
3

Bobot Keuangan 1
4 5

Lokasi 2 3 DST
6 7 8

Ket
11

1 Penyusunan TOR 2 Penentuan CP/CL 3 Sosialisasi a. Aparat b. Penerima manfaat 4 Penyusunan Rencana/Proposal a. Penetapan CPCL b. Penyusunan Rencana Kegiatan dan RAB c. Penyusunan Desain Sederhana d. Persetujuan Renc. Kerja dan RAB oleh Kep. Dinas Pert Kab/Kota 5 Persiapan Administrasi a. Penyiapan Rekening Kel Tani b. Tran sfer dana ke Rekenuing kelompok tani 6 Proses Pengadaan Bahan/Alat 7 Pengiriman Bahan/Alat 8 Pelaksanaan Konstruksi a. Pembuatan Daftar Pekerja b. Pelaksanaan Padat Karya 9 Pengawasan 8 Monitoring dan Evaluasi 10 Pelaporan

Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum

Sudah/belum Sudah/belum 10% 15% Sudah/belum 75% Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum

xxii

Lampiran 3

Out Line dari Laporan Akhir ini adalah :


Kata Pengantar Daftar Isi I. Pendahuluan A. Latar belakang B. II. Tujuan dan Sasaran Pelaksanaan A. Masukan B. Lokasi C. Tahap Pelaksanaan D. Permasalahan E. Pemecahan Masalah III. Permasalahan dan Upaya Pemecahan IV. Kesimpulan dan Saran Lampiran Dokumentasi setiap tahapan kegiatan Tabel perkembangan kegiatan Tabel daftar bangunan sejenis yang pernah dibangun/dilaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

xxiii

Lampiran 4

DAFTAR LOKASI SUMUR RESAPAN Mendukung TPH 1 Propinsi Jawa Barat Bekasi Ciamis Cianjur Garut Indramayu Karawang Kuningan Majalengka Purwakarta Subang Sumedang Tasik Malaya Kota Depok Sukabumi Cirebon Bogor 2 Jawa Tengah Sragen Banjar Negara Banyumas Pati Kudus Rembang Magelang 6 9 10 10 10 15 10 5 15 10 11 5 15 15 15 15 16 15 5 9 20 15 20 15 303 16 BUN NAK 232

No.

Propinsi/Kabupaten

Jumlah

xxiv

Wonosobo Batang Kebumen Purworejo Demak Jepara Semarang Temanggung Wonogiri Boyolali Karanganyar Pekalongan Blora Brebes Cilacap Grobogan Pemalang Purbalingga Tegal 3 4 D.I. Yogyakarta Sleman Jawa Timur Bangkalan Banyuwangi Blitar Bojonegoro Bondowoso Gresik Jember Jombang Kediri

10 15 10 10 20 10 20 10 15 9 7 7 15 10 13 7 7 8 15 50 50 441 14 16 20 7 10 20 11 20 20 10 10 10

xxv

Lamongan Lumajang Madiun Magetan Malang Mojokerto Nganjuk Ngawi Pacitan Pamekasan Pasuruan Ponorogo Sampang Situbondo Sumenep Trenggalek Tuban 5 NAD Aceh Tengah Aceh Tenggara 6 Sumatera Utara Asahan Dairi Deli Serdang Tanah Karo Langkat Nias Simalungun Tapanuli Selatan Tapanuli Tengah

20 20 20 10 20 20 30 10 10 20 20 10 10 20 7 20 16 7 2 5 209 20 10 10 20 10 20 10 10 10

xxvi

Tapanuli Utara Toba Samosir Padang Sidempuan Pakpak Bharat Humbang Hasundutan Sendang Bedagai 7 Sumatera Barat Solok 8 Riau Kab. Pelalawan Kab. Rokan hilir 9 Jambi Kab. Bungo Kab. Sorolangun Kab. Tebo 10 Lampung Kab. Lampung Selatan Kota Metro 11 Kalimantan Selatan Kab. Tapin 12 Sulawesi Utara Kab. Bolang Mangandow Sulawesi Tengah Kab. Poso Kab. Tojo Una-Una 14 Sulawesi Tenggara Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Kolaka Utara Kota Kendari

5 10 20 15 20 19 4 4 20 10 10 30 10 10 10 12 8 4 8 8 8 8 5 3 2 16 4 2 5 5

13

xxvii

15

Maluku Kota Ambon 8

16

Bali Kota Denpasar 47

47

17

NTB Kab. Dompu Kab. Lombok Tengah 8 1

18

NTT Kab. TTS Kab. Belu Kab. Alor Kab. Manggarai Kab. Sumba Barat Kab. Sumba Timur Kab. Rotendau Kab. Manggarai Barat Kab. Ngada Kab. Sikka 10 10 2 5 1 5 1 4 2 1 2 2

45

19

Papua Kab. Nabire Kota Jayapura 5 3

20

Bengkulu Kab. Bengkulu Utara 2

21

Banten Kab. Lebak kab. Pandeglang Kab. Serang Kab. Tangerang 2 2 2 2 20

28

22

Gorontalo Kab. Bone Bolango 1 1

xxviii

23

Sulawesi Barat Kab. Majene Kab.Mamuju Utara 5 5

10

xxix

You might also like