You are on page 1of 8

Referat High Miopia Diterbitkan April 25, 2010 Info kecil kecilan , Medical stuff..

Tinggalkan a Komentar Kaitkata:FK Unsri, high miopia, lasik, mata, miopia, referat Semoga berguna ya teman.

III.1

DEFINISI

Miopia adalah ketidakmampuan untuk melihat objek pada jarak jauh dengan jelas. Pada orang dengan miopia, bola mata akan lebih panjang dari normal sehingga sinar yang datang dari objek yang jauh difokuskan di depan retina. Miopia dapat diklasifikasikan menjadi miopia simpleks (miopia yang fisiologik) dan miopia degeneratif (miopia patologik). Mata dengan miopia simpleks mempunyai kelainan refraksi kurang dari 6 Dioptri dan tidak terdapat perubahan patologis sedangkan mata dengan miopia degeneratif mempunyai kelainan refraksi paling sedikit 6 Dioptri dan berhubungan dengan perubahan degeneratif terutama di segmen posterior bola mata. Miopia merupakan kelainan optik yang sering dijumpai. Pada fisiologi miopia, kekuatan lensa kurang dari -6 D, hal ini dianggap variasi biologi yang normal. Keadaan mata yang eror yaitu dengan kekuatan lensa lebih dari 6 D disebut sebagai miopia tinggi. Dimana pada keadaan ini, panjang aksial miopia tersebut tidak dapat stabil selama dewasa muda. Patofisiologi dari progresivitas kelainan ini sebagai bentuk degeneratif miopi yang tidak diketahui. III.2 ETIOLOGI

Secara umum masih belum jelas namun faktor herediter dan faktor lingkungan memegang peranan penting. Suatu varitas pola genetik untuak miopia telah digambarkan termasuk XLinked myopia (myp1 pada kromosom X q28), autosomal dominan myp2 pada kromosom 18p, autosomal dominan myp3 pada kromosom 12q, autosomal dominan myp4 pada kromosom 7q dan autosomal dominan myp5 pada kromosom 17q. Pada penelitian yang dilakukan baru-baru ini dianggap bahwa heterogenitas genetik dari miopia ditentukan oleh XLinked pada lokus sekunder di daerah q12q2123. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan miopi antara lain pekerjaan dekat, stres emosional, dan meningkatnya pendidikan formal seseorang. Akomodasi yang lama dan tekanan intra okular dicurigai dapat mempengaruhi elongasi bola mata dengan penurunan tahanan dari sklera. Faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi perkembangan miopi yaitu diet dan nutrisi serta stres. III.3 PATOFISIOLOGI

Tipe mata miopia yang ekstrim dapat meluas dalam semua bagian posterior, tetapi memiliki panjang aksial yang sangat panjang. Pada bagian anterior, kornea kemungkinan agak menipis dan terlihat datar dari normal, dengan ruangan anterior yang dalam dan terlihat sudut sempit yang menunjukkan proses mendekatnya iris ke arah trabekulum. Lensa memiliki kecenderungan untuk mengalami awal sklerosis inti. Biasanya terdapat defek pada membran zonula dan kemungkinan terdapat sebuah hambatan selama pembedahan katarak. Penipisan skleral pada umumnya berhubungan dengan elastisitas skleral atau penurunan kekakuan okular. Terutama ketika bergabung dengan zonular dehiscence, ini dapat mengakibatkan cairan vitreus cepat regress dan rapuh ketika mata membuka terhadap tekanan atmosfer. Kadang-kadang terjadi hipotoni bisa diakibatkan oleh serosa atau pendarahan koroid selama pembedahan intra okular. Secara anatomi, sklera tidak hanya tipis tetapi juga bisa menjadikan kondisi abnormal. Mikroskop elektron yang ditemukan oleh Garzino menunjukkan serat kolagen yang rata-rata berdiameter kecil dan menunjukkan banyak serat pemisah antar serat.

III.4

GAMBARAN KLINIS

Manifestasi klinis yang terpenting pada miopi tinggi adalah Manifestasi Anatomi : - Astigmatisma kornea - Sudut anterior yang dalam - Angle iris processes - Zonular dehiscences - Sineresis vitreus - Degenerasi retina yang berpola geometris - Ekspansi dan penipisan sklera - Berkurangnya rigiditas okuler - Penambahan panjang aksial bola mata - Stafiloma posterior - Diskus miring/ tidak pada posisi yang normal - Lepasnya peripapiler pada miopi patologi - Bentukan kresen daerah temporan / atrofi halo - Macular lacquer cracks - Penipisan pigmen epitel - Penipisan koroidal - Foveal retinoskisis

Manifestasi Fungsional

- Penglihatan menurun - Ambliopia anisometropia - ketajaman penglihatan subnormal - defek lapangan pandang - Mengganggu penglihatan pada malam hari - Diskriminasi warna abnormal Penderita dengan high myopia sering mengalami strabismus, khususnya eksoforia dan eksotrofia, dan kebanyakan seperti pertumbuhan opasitas lensa yang prematur. Prevalensi galukoma berkaitan dengan derajat miopi. Pada penelitian Curtin didapatkan 3% penderita glaukoma mempunyai panjang aksial kurang dari 26,5 mm, 11% mempunyai panjang aksial antara 26,5 33,5 mm, dan 28% mempunyai panjang aksial lebih dari 33,5 mm. Determinasi dari perubahan glaukoma, sangat sulit pada highly tiled optic disk, dengan perbatasan stafiloma posterior atau kavitasi peripapiler intrakoroidal mempersulit dalam mengevaluasi defek lapang pandang. Frekuesi pigmentasi dan glaukoma normo-tension juga terjadi pada banyak miopi. Pada miopi tinggi, badan kaca mencair, disertai kekeruhan di dalamnya yang disebut vitreous floaters. Karena itu irisnya tremulens, juga didapat kekeruhan pada polus posterior lensa. Pada pemeriksaan oftalmoskop, dilihat papil melebar. Oleh karena pada miopi tinggi terdapat stafiloma sklera posterior, yang terdapat di polus posterior maka retina harus meliputi permukaan yang lebih luas, sehingga teregang dan menimbulkan fundus tigroid pada tempat ini, dimana pigmen tidak terbagi rata, tetapi berkelompok-kelompok menyerupai kulit harimau. Di sebelah temporal dari papil terdapat crescent myopi yang berupa bercak atrofi dari koroid akibat regangan. Kadang-kadang atrofi ini mengenai papil dan disebut annular patch. Daerah atrofi ini berwarna putih, bayangan dari sklera. Adanya pigmen yang memisahkannya dari koroid yang masih baik, menunjukkan bahwa prosesnya sudah tenang. Kadang-kadang didapat proliferasi dari epitel pigmen di daerah makula, yang disebutForsterFuchs black spot. Akibat regangan mungkin menyebabkan ruptur dari pembuluh darah retina dan mengakibatkan perdarahan yang mungkin dapat juga masuk ke dalam badan kaca.

Mungkin juga terjadi ablasio retina akibat timbulnya robekan karena tarikan. Jadi pada mipia tinggi didapatkan : Bola mata yang mungkin lebih menonjol Bilik mata depan yang dalam Pupil yang relatif lebih lebar Iris premulans yang menyertai badan kaca Kekeruhan badan kaca Kekeruhan dipolus lensa posterior Staphyloma posterior, fundus tigroid di retina Atropi koroid berupa crescent miopi atau anular patch, disekitar papil. Berwarna puih

dengan pigmentasi dipinggirnya. Pendarahan didaerah makula dengan inti masuk kedalam kaca Proliferasi sel epitel pigment didaerah makula ( Forster-Fuchs black spot ) Predisposisi untuk ablasio retina

Oleh karena orang miopi kurang berakomodasi, dibandingkan dengan yang emetropia, maka ia senang melakukan pekerjaan-pekerjaan dekat, tetapi mengeluh tentang penglihatan jauh yang kabur. Pada miopi tinggi, terutama bila disertai astigmatisma, penderita tidak saja mengeluh pada penglihatan jauh, tetapi juga pada penglihatan dekat, oleh karena harus melakukan konvergensi berlebihan, sebab pungtum remotum, yaitu titik terjauh yang dapat dilihat dengan akomodasi, letaknya dekat sekali, pada miopi S (-)6 D, titik ini terletak pada jarak 100/6=16 cm. Pada titik ini ia tidak berakomodasi, tetapi berkonvergensi kuat sekali, sehingga pada mata timbul astenovergens dengan keluhan : lekas capai, pusing, silau, mengantuk, melihat kilatan cahaya. Pada miopia tinggi, disertai mata menonjol, bilik mata yang dalam dan pupil yang lebar, penderita mencoba menutup sebagian kelopak matanya, untuk mengurangi cahaya yang masuk, sehingga ketajaman penglihatannya diperbaiki. Kadang-kadang astenovergens menimbulkan rasa sakit, sehingga penderita tidak mencobanya

lagi, dengan mengakibatkan strabismus divergens. Strabismus divergens dapat pula timbul akibat penderita sedikit melakukan akomodasi, sehingga kurang pula melakukan konvergensi.

III.5 -

DIAGNOSIS BANDING ARMD Katarak Glaukoma kronis Ambliopia

III.6

PENATALAKSANAAN

- Kacamata Meskipun masih sedikit bukti ilmiah untuk menyatakan bahwa pemakaian kacamata koreksi secara terus menerus progresivitas miopia atau mempertahankan visus namun dapat mengurangi kelelahan pada mata dan melatih mata terutama pada anak-anak. Miopi dikoreksi dengan lensa konkaf atau lensa negatif. Pada kasus dengan miopi tinggi koreksi yang penuh jarang diberikan. Pengurangan koreksi dilakukan sampai tercapai penglihatan binokuler yang masih nyaman. Jika sudah terdapat perubahan patologis pada fundus maka sedikit sekali keuntungan yang didapat pada pemakaian kacamata.Kacamata yang terbuat dari bahan kaca dan plastik dengan indeks yang tinggi dan lensa polikarbonat cocok digunakan. Bahkan lensa polikarbonat dapat memberikan derajat proteksi yang lebih tinggi.

- Penggunaan Lensa kontak Lensa kontak telah menjadi pilihan yang baik untuk miopia tinggi selama bertahun-tahun karena disamping dapat mengurangi berat dan ketebalan lensa pada kacamata, juga mengeliminasi kesulitan akibat pemakaian lensa yang tebal tersebut. Pasien miopia biasanya

akan memiliki mengatasi masalah yang timbul pada pemakaian kacamata. Lensa kontak yang sering digunakan yaitu lensa kontak yang soft dan lensa kontak gas-permeabel. Lensa kontak yang soft dapat menimbulkan kenyamanan namun harus dimonitor pemakaiannya karena dapat menyebabkan terjadinya hipoksia. Lensa gas-permeabel memberikan optik yang penuh dan fisiologi yang baik.Lensa gas-permeabel memberikan optik yang penuh dan fisiologi yang baik. - Bedah Refraktif / LASIK (Laser Assisted In-Situ Keratomileusis) LASIK(Laser Assisted In-situ Keratomileusis) adalah suatu prosedur untuk mengubah bentuk lapisan kornea mata dengan menggunakan sinar excimer laser. Prosedur LASIK dapat dilakukan untuk mengoreksi miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat) maupun astigmatisme (silinder). Tindakan ini bertujuan untuk membantu melepaskan diri dari ketergantungan pada kacamata dan lensa kontak. LASIK konvensional menggunakan alat mikrokeratom untuk membuka lapisan permukaan kornea mata. Kemudian dilakukan excimer laser untuk menghilangkan sebagian lapisan kornea. Lapisan permukaan kornea yang dibuka (flap), dikembalikan ke posisi semula. Karena prosedur LASIK hanya dikerjakan pada lapisan dalam kornea saja (permukaan kornea sama sekali tidak disentuh), maka tidak ada rasa sakit pasca tindakan. Flap akan secara alami melekat kembali setelah beberapa menit tanpa perlu dijahit sama sekali. - Alternatif lain untuk pasien miopia adalah penanaman lensa intraokular yaitu suatu lensa yang ditanam bilik mata depan melalui insisi kecil sedangkan lensa yang asli masih tetap ada terutama dilakukan untuk mengoreksi miopi yang berat. Akan tetapi keamanan penggunaan pada beberapa kasus dapat dilakukan ekstraksi lensa tapi lensa intraokular tidak dipasang. Dengan mengangkat lensa maka sekitar 15 D dari miopi secara otomatis akan terkoreksi. Namun harus diingat bahwa teknik ini dapat menimbulkan komplikasi berupa ablasio retina sehingga jarang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Sidarta.2008. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI; Jakarta. Crick and Khaw.2003.A Textbook of Clinical Ophthalmology 3rd edition. World Scientific Publishing;Singapore. Khaw, Shah and Elkington.2004. A B C of Eyes fourth edition.BMJ Publishing Group.London Vaughanand Arthur Olver and and Ian Asbury.2007. General J.Colour Atlas of at a Ophthalmology Ophthalmology Third 17th edition. Edition.

Cassidy.2005.Ophthalmology

Glance.Blackwell

Science.USA

Lang.2006.Ophthalmology A PocketTextbook Atlas 2nd Edition.Thieme Stuttgart.New York. Manely and Josef.2009. Ocular Blood and Glaucomatous Optic Neuropathy.

Springer.VerlagBerlinHeidelberg.

You might also like