Professional Documents
Culture Documents
Gatot S Lawrence
Forensic Medicine & Medicolegal Faculty Of Medicine, Hasanuddin University Makassar-Indonesia 2005
Definition
Related conditions: Disturbance of respiratory gas exchange Depletion of blood oxygen (hypoxia) Increase of carbondioxide (hipercapnia) Decrease of tissues oxygen supply Eventually death
Mechanical Asphyxia
1.
2.
3. 4.
Closure of upper respiratory passage Smothering = Pembekapan Gagging dan choking= Penyumbatan Pressure on the respiratory airway Strangulation = Penjeratan Manual strangulation, throtting = Pencekikan Hanging = Penggantungan Pressure on the chest wall Airway filled with fluid (drowning)
Asphyxia Stadium
1.
First Stage
Increase CO2 Increase breathing frequency Increament of pulse Increase blood pressure Cyanotic face and hands
Asphyxia Stadium
2.
Second Stage
Breathing difficulty Congestion of vein and kapiler Petecchiae (Hemorrhage) Decrease consciousness and stage of seizure
Asphyxic Stadium
3.
Third Stage
Decrease body movement Slowing down of breathing Fainting Involuntary urination, bowel movement, dan ejaculation Death
I. SMOTHERING
The act of closing the nose and mouth and obstructing the airway to the lungs Homicide > accidental case
I. SMOTHERING
Cara kematian : Bunuh diri (suicide) Kecelakaan (accidental smothering) Pembunuhan (homicidal smothering)
Tanda kekerasan yang dapat ditemukan tergantung dari jenis benda yang digunakan dan kekuatan menekan
I. SMOTHERING
Accidental smothering tampak lebam pada dada atas anak. Dan daerah pucat pada wajah karena tekanan pada tempat tidur
I. SMOTHERING
Gambaran anak yang di bekap dengan bantal pada hidung dan mulut.
III. PENCEKIKAN
Gambaran post mortem 1. Jejas pencekikan
Di bawah kartilago tiroid Tampak bekas jari pada leher, jika pelaku menggunakan tangan (dapat mengindifikasi jenis kelamin pelaku melalui kontur kuku)
III. PENCEKIKAN
2.
Gambaran akibat asfiksia Wajah serta bibir sianosis dan bengkak Bola mata menonjol dan pupil melebar Lidah membengkak, terjulur kadang tergigit (kadang-kadang) Tangan tergenggam Inkontinensia urine dan feces Organ genetalia kongesti
III. PENCEKIKAN
Pemeriksaan dalam 1. Tampak resapan darah 2. Laserasi pada otot dan lapisan dalam dan tengah arteri karotis 3. Fraktur tulang hioid dan kartilago tiroid sering ditemukan, fraktur cervikal jarang 4. Kongesti luas pada saluran nafas 5. Paru kongesti, bercak perdarahan, pada sayatan akan keluar darah, emfisema dengan ruptur septum interalveolar 6. Kongesti jantung dan organ abdomen
IV. PENJERATAN
Penjeratan Benda asing seperti tali, ikat pinggang, rantai, stangen, kawat, kaos kaki, dan sebagainya, yang melingkari atau mengikat leher yang makin lama makin kuat sehingga saluran pernafasan tertutup.
IV. PENJERATAN
Cara kematian : Bunuh diri (self strangulation) Kecelakaan Pembunuhan Kematian karena refleks vasovagal adalah karena perangsangan reseptor pada carotid body
IV. PENJERATAN
Gambaran jejas pada leher korban terlihat jelas, kematian dikarenakan gerakan tali yang melingkar di leher korban dan merangsang carotid bodies arteri karotis
IV. PENJERATAN
Tampak alat jerat yang dipakai membunuh melingkar di leher korban
Setelah dibuka tampak bekas alat jerat melingkar horizontal sampai ke belakang leher
IV. PENJERATAN
Jejas tali pada leher anak yang dibunuh, tampak dua jejas pada leher
Jejas penjeratan yang khas, jejas jerat tidak harus ada pada leher belakang korban
V. PENGGANTUNGAN
Penggantungan ( hanging) Keadaan dimana terjadi konstriksi dari leher oleh alat penjerat yang ditimbulkan oleh berat badan korban seluruh atau sebagian
V. PENGGANTUNGAN
Mekanisme kematian 1. Kerusakan pada batang otak dan medulla spinalis 2. Asfiksia 3. Iskemia otak 4. Vagal refleks
V. PENGGANTUNGAN
Macam penggantungan 1. Gantung diri
Posisi korban pada gantung diri Kedua kaki tidak menyentuh tanah (complete hanging) Duduk berlutut Berbaring
V. PENGGANTUNGAN
Jenis gantung diri
Typical hanging Atypical hanging Kasus dengan titik gantung terletak di depan atau di dagu
V. PENGGANTUNGAN
Accidental hanging terjadi karena kecelakaan sewaktu bekerja atau sewaktu melampiaskan nafsu seksual
V. PENGGANTUNGAN
3.
Homicidial hanging
Jarang dijumpai Korban umumnya anak anak, atau yang kondisinya lebih lemah dari pelaku. Korban dapat dilumpuhkan terlebih dahulu ( bius, tidur, dan lain lain )
V. PENGGANTUNGAN
Jejas jerat yang dalam pada leher korban
Jejas jerat yang dalam melingkar oblique sampai di belakan leher korban
V. PENGGANTUNGAN
Gambaran Post mortem pada penggantungan Pemeriksaan luar 1. Tanda penjeratan pada leher.
2.
3.
Makin kecil tali jejas makin dalam Arah jeratan berjalan miring Pinggir berbatas tegfas dan tidak ada tanda tanda abrasi
Makin dalam jejas makin lama korban tergantung Ukuran leher memanjang
V. PENGGANTUNGAN
4.
5.
6. 7. 8.
Terdapat tanda tanda asfiksia Air liur mengalir dari sudut bibir yang berlawanan dengan tempat simpul Lebam jelas terlihat pada tungkai Tangan biasanya tergenggam Urin dan feces biasanya keluar
V. PENGGANTUNGAN
Pemeriksaan dalam 1. Jaringan di bawah jeratan putih dan mengkilap akibat kekurangan darah 2. Platisma dan otot sekitar jeratan memar atau ruptur 3. Lapisan tengah atau dalam pembuluh mengalami laserasi atau ruptur 4. Fraktur tulang hyoid jarang terjadi 5. Fraktur kartilago tiroid jarang terjadi 6. Kadang Fraktur 2 tulang cervical atas (C1 dan C2)