You are on page 1of 42

Boraks, atau dalam nama ilmiahnya dikenal sebagai Sodium tetraborate decahydrate (Hartung, Drs. R., Et al.

, 2006), merupakan bahan pengawet yang dikenal masyarakat awam untuk mengawetkan kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoa. Tampilan fisik boraks adalah berbentuk serbuk kristal putih. Boraks tidak memiliki bau jika dihirup menggunakan indera pencium serta tidak larut dalam alkohol. Indeks keasaman dari boraks diuji dengan kertas lakmus adalah 9,5 , menunjukkan tingkat keasaman yang cukup tinggi. (SMK PI-M, 2008) Dari penjelasan karakteristik sifat fisik dan kimia dari boraks yang telah diketahui, sangat tidak mungkin boraks digunakan untuk kepentingan manusia, terutama pada dampaknya dalam kesehatan manusia. Ironisnya boraks telah menjadi kebiasaan umum yang menyebar luas di Indonesia sebagai komponen utama dalam makanan. Masalahnya adalah para produsen makanan telah menganggap boraks ini sebagai bahan bantu pengawet makanan yang murah (Situs Resmi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2008). Efek boraks yang diberikan pada makanan dapat memperbaiki struktur dan tekstur makanan. Seperti contohnya bila boraks diberikan pada bakso, akan membuat bakso tersebut sangat kenyal dan tahan lama, sedangkan pada kerupuk yang mengandung boraks jika digoreng akan mengembang dan empuk serta memiliki tekstur yang bagus dan renyah. Penggunaan boraks juga telah umum diberikan pada mi basah, lontong, ketupat, dan kecap yang biasa digunakan di kalangan masyarakat pada umumnya (SMK PI-M, 2008). Parahnya, makanan yang telah diberi boraks dengan yang tidak atau masih alami sangat sulit dibedakan, tidak bisa dibedakan hanya dengan panca indera biasa, namun harus dilakukan uji khusus boraks di laboratorium. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002) Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah pada kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks memiliki efek racun yang berbahaya pada sistem metabolisme manusia sebagaimana halnya zatzat tambahan makanan lain yang merusak kesehatan manusia. (Portal Nasional Republik Indonesia, 2006) Mekanisme toksifikasi dari boraks telah diketahui berbeda dari mekanisme racum formalin pada makanan yang bila dikonsumsi akan memberikan efek langsung pada kesehatan manusia, namun boraks memiliki sifat perusak kesehatan yang berbeda. Boraks dikonsumi manusia, kemudian substansinya diserap oleh usus, untuk lebih lanjut disimpan terus menerus secara kumulatif dalam hati, otak, ginjal, atau bahkan testis, hingga akhirnya dosis toksin dari boraks semakin tinggi dalam tubuh (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002). Pada dosis normal di bawah batas ambang maksimal, efek negatif toksisitas boraks pada manusia masih dapat ditoleransi seperti nafsu makan yang menurun, gangguan sistem pencernaan, gangguan pernafasan gangguan sistem saraf pusat ringan seperti halnya mudah bingung, anemia, serta kerontokan pada rambut. Namun bila dosis toksin telah mencapai atau bahkan melebihi batas maksimal maka akan mengakibatkan dampak yang fatal, mulai dari muntahmuntah, diare, sesak nafas (Garabrant, D. H., Et al., 1985), kram perut dan nyeri perut bagian atas (epigastrik), mual, lemas, pendarahan gastroentritis disertai muntah darah serta sakit kepala yang hebat. (Portal Nasional Republik Indonesia, 2006)

Bagi bayi dan anak kecil jika dosis toksin boraks dalam tubuh mencapai lebih dari 5 gram akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa jika mencapai 10-20 gram atau bahkan lebih akan berujung pada kematian pula. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002) Boraks sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, apalagi sifat toksifikasinya tidak seberapa berpengaruh dan terlihat di awal pemakaian konsumsi makanan, namun seiring dengan berjalannya waktu jika penggunaan boraks untuk pengkonsumsian makanan ini diteruskan dan dibiasakan maka racun itu akan menumpuk terus dan berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002). Untuk itu sebaiknya diperkuat lagi kerja sama antara pemerintah, produsen, dan konsumen untuk menghilangkan semua penggunaan boraks sebagai bahan tambahan dan pengawet makanan. Pemerintah harus lebih tegas dalam melarang beredarnya makanan yang tidak layak konsumsi, produsen seharusnya lebih mengerti akan bahaya dan kerugian dari pemakaian bahan pengawet buatan, dan konsumen semestinya lebih hati-hati memilih bahan makanan yang lebih layak dan aman untuk mereka konsumsi ke depannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pembentukan manusia Indonesia yang sehat. prampock
http://mysundaesunday.blogspot.com/2009/01/pengaruh-penggunaan-boraks-padamakanan.html

Amankah Makanan Kita?


REP | 26 December 2010 | 16:32 Dibaca: 1612 Komentar: 3 Nihil Bahan tambahan makanan (food additives) adalah senyawa atau campuran senyawa kimia yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan (non bahan tambahan makanan) namun oleh masyarakat dijadikan bahan tambahan makanan. Dan ini merupakan salah satu masalah mental masyarakat. A. BORAKS Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak lunak yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks merupakan garam Natrium Na2 B4O7 10H2O yang banyak digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran boraks. Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut Karak atau Lempeng. Disamping itu boraks digunakan untuk industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap. Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria.

Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan. Boraks dalam bakso Pemakaian boraks untuk memperbaiki mutu bakso sebagai pengawet telah diteliti pada tahun 1993. Di DKI Jakarta ditemukan 26% bakso mengandung boraks baik di swalayan, pasar tradisional dan pedagang makanan jajanan. Pada pedagang bakso dorongan ditemukan 7 dari 13 pedagang menggunakan boraks dengan kandungan boraks antara 0,01 0,6 % Selain itu digunakan tawas yang dilarutkan dalam 2 gram/liter air tersebut digunakan untuk merebus bakso untuk mengeringkan dan mengeraskan permukaan bakso. Beberapa pengolah bakso menggunakan TiO2 yaitu zat kimia yang disebut Titanium dioksida untuk menghindari warna bakso yang gelap.

Bleng
Bleng (IPA: /bl/, dari bahasa Jawa) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks, sementara asam borat murni buatan industri farmasi lebih dikenal dengan nama boraks.[1] Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah). Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh

konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian. Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini:

karak/lmpng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk)

mi lontong, sebagai pengeras ketupat, sebagai pengeras bakso, sebagai pengawet dan pengeras kecap, sebagai pengawet

Boraks Ada dalam Makanan Kita


BORAKS merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Ia tidak berwarna dan gampang larut dalam air. Asal tahu saja, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat. Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.

Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, ingat, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Kerupuk Gendar Ironisnya, boraks sejak lama digunakan masyarakat Indonesia untuk bahan baku pembuatan gendar nasi, atau kerupuk gendar. Masyarakat Jawa biasa menyebutnya karak atau lempeng. Air bleng (pijer) yang dipakai dalam pembuatan karak atau gendar ini sejatinya adalah boraks. Jadi, boraks ada dalam makanan, bahkan termasuk salah satu makanan kesukaan kita. Bukan hanya gendar, boraks juga banyak dipakai untuk industri makanan lain, seperti pembuatan mi, lontong, ketupat, bakso, bahkan kecap. Konon, pembuatan bakmi pabrik dan macaroni juga memakai asam borat murni buatan industri farmasi. Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700, dalam bentuk air bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49 persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan formalin secara bersama-sama! YLKI juga melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan. Padahal Pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara akumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar). Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-lain.

Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih. Bakso Boraks Seperti dijelaskan di atas, sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung boraks. Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau tidak. Bakso yang mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga beberapa hari. Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan merata di semua bagian. Kalau masih ragu, coba lembar bakso ke lantai. Apabila memantul seperti bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks. Padahal pembuatan bakso tidak harus menggunakan berbagai bahan kimia. Bakso dapat dihasilkan dengan baik tanpa menggunakan boraks. Kita bisa menggunakan bahan pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat, natrium karbonat, karaginan, atau kalsium propionat. (Susiana, dosen Biologi Fakultas MIPA Undip-32) Boraks Bisa Mematikan Menurut Dra. Euis Megawati, Apt., boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air. Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak

terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.

Ciri makanan berboraks Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks. Hanya lewat uji laboratotium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak. Bakso Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Tahan lama atau awet beberapa hari Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah. Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul. Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel. Gula Merah Sangat keras dan susah dibelah. Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam Pewarna Kain di Jajanan Anak Selain formalin dan boraks, beberapa jenis bahan makanan yang diuji BPOM juga mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas, dan cat (Rhodamin B), methanyl yellow, amaranth. Pemakaian ini sangat berbahaya karena bisa memicu kanker serta merusak ginjal dan hati. Payahnya lagi, bahan-bahan ini ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak seperti es sirop atau cendol, minuman ringan seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan saus sambal.

Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B: Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik. Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun). Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya. Baunya tidak alami sesuai makanannya. B. FORMALIN Formalin adalah nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air dengan kadar 36 40 %. Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 15 % yang berfungsi sebagai stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi. Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran darah. Injeksi formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 jam. Tahu merupakan produk pangan yang sering direndam formalin. Tahu yang tidak direndam formalin hanya bertahan 1 2 hari saja kemudian berlendir. Sedangkan yang direndam formalin akan bertahan 4 5 hari bahkan bisa sampai 1 bulan dalam kadar tertentu.

Formalin Merusak Saraf Pusat


Formalin adalah bahan kimia yang kegunaannya untuk urusan luar tubuh. Contohnya untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen sebagai pengawet. Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun kronis. Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti iritasi, kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing.

Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang bahan ini masuk ke dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker. Pertolongan pertama pada keracunan akut Tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban. * Sebelum ke rumah sakit: Gunakan arang aktif (norit). Jangan memberi rangsang agar muntah karena menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran coma atas. * Di rumah sakit: Dilakukan bilas lambung (gastric lavage), pemberian arang aktif (meski pemberian ini akan mengganggu penglihatan bila dilakukan teropong usus untuk

mendiagnosis trauma esofagus dan saluran cerna). Hemodialisis (cuci darah) untuk mengeliminasi habis formalin dari tubuh. Tindakan ini dilakukan bila terjadi keadaan asidosis metabolik (keracunan berat yang mengganggu metabolisme). Ciri makanan berformalin: Mi basah: Bau sedikit menyengat. Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25 Celsius). Pada suhu 10 derajat C atau dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari. Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak lengket. Tahu: Bentuknya sangat bagus.

Kenyal Tidak mudah hancur dan awet (sampai tiga hari pada suhu kamar 25 derajat Celcius). Pada suhu lemari es 10 derajat Celcius tahan lebih dari 15 hari. Bau agak menyengat. Aroma kedelai sudah tak nyata lagi. Ikan: Warna putih bersih. Kenyal. Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar. Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk. Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat Bakso: Kenyal. Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari. Ikan asin: Ikan berwarna bersih cerah. Tidak berbau khas ikan. Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25 derajat C). Liat (tidak mudah hancur).

Ayam potong: Berwarna putih bersih. Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.

Formaldehid

Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.

Sifat
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang formalin atau formol ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya. Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%.

Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan sanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Dalam keberadaan katalis basa, formaldehida bisa mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol. Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara.

Produksi
Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta vanadium. Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada 250 C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan kimia 2 CH3OH + O2 2 H2CO + 2 H2O. Katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan dalam temperatur yang lebih tinggi, kirakira 650 C. dalam keadaan ini, akan ada dua reaksi kimia sekaligus yang menghasilkan formaldehida: satu seperti yang di atas, sedangkan satu lagi adalah reaksi dehidrogenasi CH3OH H2CO + H2. Bila formaldehida ini dioksidasi kembali, akan menghasilkan asam format yang sering ada dalam larutan formaldehida dalam kadar ppm. Di dalam skala yang lebih kecil, formalin bisa juga dihasilkan dari konversi etanol, yang secara komersial tidak menguntungkan.

Kegunaan
Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal juga dengan nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai, kapal, gudang dan pakaian. Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai. Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina, formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin formaldehida. Untuk mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida dipakai untuk produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena difenil diisosianat, komponen penting dalam cat dan busa poliuretana, serta heksametilena tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak). Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak.

Daftar kegunaan formalin


Pengawet mayat Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya. Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi.

Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Bahan untuk pembuatan produk parfum. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku. Pencegah korosi untuk sumur minyak Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, dan pembersih karpet.

Penggunaan Formalin yang salah


Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan oleh produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk yang sering diketahui mengandung formalin misalnya : 1. Ikan segar : Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk. 2. Ayam potong : Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk. 3. Mie basah : Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin. 4. Tahu : Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet beberapa hari dan tidak mudah basi.

Pengaruh terhadap badan


Karena resin formaldehida dipakai dalam bahan konstruksi seperti kayu lapis/tripleks, karpet, dan busa semprot dan isolasi, serta karena resin ini melepaskan formaldehida pelanpelan, formaldehida merupakan salah satu polutan dalam ruangan yang sering ditemukan. Apabila kadar di udara lebih dari 0,1 mg/kg, formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan

iritasi kepala dan membran mukosa, yang menyebabkan keluarnya air mata, pusing, teggorokan serasa terbakar, serta kegerahan. Jika terpapar formaldehida dalam jumlah banyak, misalnya terminum, bisa menyebabkan kematian. Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversi menjadi asam format yang meningkatkan keasaman darah, tarikan nafas menjadi pendek dan sering, hipotermia, juga koma, atau sampai kepada kematiannya. Di dalam tubuh, formaldehida bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein, sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal. Binatang percobaan yang menghisap formaldehida terus-terusan terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya, sama juga dengan yang dialami oleh para pegawai pemotongan papan artikel. Tapi, ada studi yang menunjukkan apabila formaldehida dalam kadar yang lebih sedikit, seperti yang digunakan dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh karsinogenik terhadap makhluk hidup yang terpapar zat tersebut.

Pertolongan pertama bila terjadi keracunan akut


Pertolongan tergantung pada konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban. Sebelum ke rumah sakit, berikan arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan melakukan rangsangan agar korban muntah, karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas. Di rumah sakit biasanya tim medis akan melakukan bilas lambung (gastric lavage), memberikan arang aktif (walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan pada saat endoskopi). Endoskopi adalah tindakan untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna. Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodialisis (cuci darah). Tindakan ini diperlukan bila korban menunjukkan tanda-tanda asidosis metabolik berat.

Cara Mengurangi Kadar Formalin Pada Bahan Makanan


iKb Formalin, eippss, tunggu dulu.. jangan terlalu cepat untuk kuatir dan takut dengan zat yang satu ini. Berikut ikb sharing kepada pembaca semua tentang bagaimana sih

memperlakukan bahan makanan yang telah diberi zat formalin dalam dosis rendah maupun tinggi semisal ikan asin, cumi asin, tahu, mie dan lain-lainnya Formalin, adalah sebutan dari senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H2CO. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia. Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta vanadium. Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada 250 C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan kimia 2 CH3OH + O2 2 H2CO + 2 H2O. Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal juga dengan nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai, kapal, gudang dan pakaian. Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai. Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina, formaldehida menghasilkan

resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin formaldehida. Untuk mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida dipakai untuk produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena difenil diisosianat, komponen penting dalam cat dan busa poliuretana, serta heksametilena tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak). Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak. Secara umum formalin mempunyai kegunaan sebagai berikut;

Pengawet mayat Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya. Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Bahan untuk pembuatan produk parfum. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku. Pencegah korosi untuk sumur minyak Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, dan pembersih karpet.

Lalu bagaimana caranya mengurangi kadar formalin pada bahan makanan? Menurut Dra. Sukesi M.Si, seorang Dosen Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS, untuk mengurangi kandungan formalin dalam makanan yang telah diawetkan dengan formalin, berikut ini ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

mengurangi kandungan formalin tersebut dalam makanan yang bersangkutan dengan boleh dibilang tanpa biaya tambahan apapun, hanya dengan bagaimana cara memperlakukan bahan makanan itu sebelum dikonsumsi. Berikut ini adalah cuplikan percakapannya:Saya tertarik untuk mencoba mencari bagaimana mengurangi kadar formalin dalam makanan semata karena ternyata penggunaan bahan pengawet yang di larang itu sudah sedemikian memasyarakat, katanya. Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kadar formalin atau deformalinisasi? Cukup mudah kata Kesi menjelaskan. Dalam siaran pers yang dikeluarkan ITS, ia menjelaskan untuk proses deformalinisasi ikan asin, dapat dilakukan dengan cara merendam ikan asin tersebut dalam tiga macam larutan, yakni: air, air garam dan air leri. Perendaman dalam air selama 60 menit mampu menurunkan kadar formalin sampai 61,25% dan dengan air leri mencapai 66,03% sedang pada air garam hingga 89,53%. Ini artinya hanya dengan perlakuan dan pengetahuan yang baik sebelum dikonsumsi maka kadar formalin akan berkurang, katanya. Memang, tambahnya, kita tidak dapat menghilangkan hingga 100% kadar formalin yang ada. Tapi paling tidak dengan makin berkurangnya kadar formalin dalam bahan makanan itu, maka untuk mengkonsumsinya akan relatif lebih aman. Saya tidak mengatakan formalin itu aman digunakan sebagai pengawet, tapi mengurangi kadar formalin dalam bahan makanan yang mengandung formalin menjadi penting untuk diketahui dan dipahami, katanya. Bagaimana dengan tahu? Sedikitnya ada tiga cara penanganan untuk mengurangi kadar formalin, direndam dalam air biasa, dalam air panas, direbus dalam air mendidih, dikukus kemudian direbus dalam air mendidih dan diikuti dengan proses penggorengan, katanya. Hasilnya, katanya melanjutkan, berbeda-beda, terbaik merebusnya dalam air mendidih kemudian di ikuiti dengan proses penggorengan.

Sedang untuk mie proses deformalinisasi terbaik adalah dengan cara merendam dalam air panas selama 30 menit, dimana hasilnya dapat menghilangkan kadar formalin hingga mencapai 100%. Adapun pada ikan segar, dapat dilakukan dengan merendam dalam larutan cuka 5% selama 15 menit, katanya. [ikb] CIRI-CIRI MAKANAN YANG MENGANDUNG FORMALIN Ini hasil searching di internet tentang ciri-ciri makanan berformalin. Bagaimana mengetahui secara pasti adanya formalin pada produk pangan? Deteksi formalin secara kualitatif maupun kuantitatif secara akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan pereaksi kimia. Bagaimana mengenali kemungkinan suatu produk pangan mengandung formalin sebagai pengawetnya? Berikut ini terdapat beberapa ciri penggunaan formalin, walaupun tidak terlampau khas untuk mengenali pangan berformalin, namun dapat membantu membedakannya dari pangan tanpa formalin. Ciri-ciri mi basah yang mengandung formalin: * Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius) * Bau agak menyengat, bau formalin * Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin: * dak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius) * Tahu terlampau keras, namun tidak padat * Bau agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan formalin 0.5-1ppm)

Ciri-ciri baso yang mengandung formalin: * Tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) * Teksturnya sangat kenyal Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin: * Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) * Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih * Bau menyengat, bau formalin Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin: * Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) * Bersih cerah * Tidak berbau khas ikan asin http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2010/12/26/amankah-makanan-kita/

BAHAYA FORMALIN DAN BORAKS


Di Posting oleh Ir Dadam Abdul Syukur A. FORMALIN Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Penggunaan formalin sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, pembasmi serangga dan digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis. Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta gejala lainnya. Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan a. Jika terhirup Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru. b. Jika terkena kulit Kemerahan, gatal, kulit terbakar c. Jika terkena mata Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan d. Jika tertelan Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian. Mendeteksi Formalin secara phisik - Ayam potong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk - Bakso yang tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar dan memiliki tekstur yang sangat kenyal - Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, bau menyengat khas formalin. - Ikan asin yang tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar, warna ikan bersih dan cerah, namun tidak berbau khas ikan asin. - Tahu yang biasanya berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, bau menyengat khas formalin. - Mie Basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), bau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap. B. BORAKS Boraks adalah serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, PH : 9,5. Penggunaan :

Boraks dipakai sebagai pengawet kayu, anti septik kayu dan pengontrol kecoa. Bahaya Boraks terhadap kesehatan diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lendir. Efek toksik : kumulatif selama penggunaan berulang ulang. Pengaruh terhadap kesehatan : a. Tanda dan gejala akut : Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat) b. Tanda dan gejala kronis - Nafsu makan menurun - Gangguan pencernaan - Gangguan SSP : bingung dan bodoh - Anemia, rambut rontok dan kanker. Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah. Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak anak kita dari makanan yang mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam makanan. Diposkan oleh moch faizal arifin andi di 22:17 0 komentar

boraks Formalin & Boraks


Oleh oliveoile 14 Komentar Kategori: Kesehatan Tags: Boraks, Formalin

Bahan tambahan makanan (food additives) adalah senyawa atau campuran senyawa kimia yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan (non bahan tambahan makanan) namun oleh masyarakat dijadikan bahan tambahan makanan. Dan ini merupakan salah satu masalah mental masyarakat. Formalin

Formalin adalah nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air dengan kadar 36 40 %. Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 15 % yang berfungsi sebagai stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi. Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran darah. Injeksi formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 jam. Tahu merupakan produk pangan yang sering direndam formalin. Tahu yang tidak direndam formalin hanya bertahan 1 2 hari saja kemudian berlendir. Sedangkan yang direndam formalin akan bertahan 4 5 hari bahkan bisa sampai 1 bulan dalam kadar tertentu. Boraks Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak lunak yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks merupakan garam Natrium Na2 B4O7 10H2O yang banyak digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran boraks. Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut Karak atau Lempeng. Disamping itu boraks digunakan untuk industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap. Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan. Boraks dalam bakso Pemakaian boraks untuk memperbaiki mutu bakso sebagai pengawet telah diteliti pada tahun 1993. Di DKI Jakarta ditemukan 26% bakso mengandung boraks baik di swalayan, pasar tradisional dan pedagang makanan jajanan. Pada pedagang bakso dorongan ditemukan 7 dari 13 pedagang menggunakan boraks dengan kandungan boraks antara 0,01 0,6 % Selain itu digunakan tawas yang dilarutkan dalam 2 gram/liter air tersebut digunakan untuk merebus bakso untuk mengeringkan dan mengeraskan permukaan bakso. Beberapa pengolah

bakso menggunakan TiO2 yaitu zat kimia yang disebut Titanium dioksida untuk menghindari warna bakso yang gelap.
Diposkan oleh moch faizal arifin andi di 22:13 0 komentar

formalin
VIVAnews - Yang perlu Anda tahu, meski sudah dibekali makanan ke sekolah bukan berarti anak Anda bisa terbebas dari jajanan sembarangan. Bisa saja, ketika melihat teman-temannya yang jajan, si kecil juga akan mengikuti kebiasaan buruk ini. Saat buah hati berada sekolah, tentu Anda tidak bisa mengawasi mereka. Jadi, ada baiknya Anda memperkenalkan padanya tentang zat berbahaya yang terkandung dalam jajanan, seperti bakso, mi, dan lainnya. Salah satu yang bisa dikenali dari bentuknya adalah makanan yang mengandung borak. Borak adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air. Sering mengonsumsi makanan mengandung borak bisa menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, borak menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian. Ciri Makanan Mengandung Boraks Cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks. Hanya lewat uji laboratorium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari borak atau tidak. - Lebih kenyal dibanding bakso atau mi tanpa boraks. Meski ditekan cukup keras, akan kembali ke bentuk semula. - Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah. - Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul. - Bila bakso dilemparkan ke lantai dapat memantul. Selain formalin dan boraks, beberapa jenis bahan makanan yang diuji BPOM juga mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas, dan cat (Rhodamin B), methanil yellow, amaranth.

Pemakaian ini sangat berbahaya karena bisa memicu kanker serta merusak ginjal dan hati. Parahnya, bahan-bahan ini ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak seperti es sirop atau cendol, minuman ringan seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan saus sambal.
Diposkan oleh moch faizal arifin andi di 21:54 0 komentar

formalin
Ciri-ciri makanan yang mengandung formalin
Posted on 30 Dec 2005 by pipit

Ini hasil searching di internet tentang ciri-ciri makanan berformalin. Bagaimana mengetahui secara pasti adanya formalin pada produk pangan? Deteksi formalin secara kualitatif maupun kuantitatif secara akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan pereaksi kimia. Bagaimana mengenali kemungkinan suatu produk pangan mengandung formalin sebagai pengawetnya? Berikut ini terdapat beberapa ciri penggunaan formalin, walaupun tidak terlampau khas untuk mengenali pangan berformalin, namun dapat membantu membedakannya dari pangan tanpa formalin. Ciri-ciri mi basah yang mengandung formalin: * Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius) * Bau agak menyengat, bau formalin * Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin: * dak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius) * Tahu terlampau keras, namun tidak padat * Bau agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan formalin 0.5-1ppm) Ciri-ciri baso yang mengandung formalin: * Tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) * Teksturnya sangat kenyal Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin: * Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) * Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih * Bau menyengat, bau formalin

Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin: * Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) * Bersih cerah * Tidak berbau khas ikan asin
Diposkan oleh moch faizal arifin andi di 21:53 1 komentar

formalin
Pengaruh Formalin Bagi Sistem Tubuh Dr Widodo Judarwanto SpA, Rumah Sakit Bunda Jakarta

01/02/2006
Berdasarkan hasil investigasi dan pengujian laboratorium yang dilakukan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (POM) di Jakarta, ditemukan sejumlah produk pangan seperti ikan asin, mi basah, dan tahu yang memakai formalin sebagai pengawet. Produk pangan berformalin itu dijual di sejumlah pasar dan supermarket di wilayah DKI Jakarta, Banten, Bogor, dan Bekasi. Adanya bahan aditif dan pengawet berbahaya dalam makanan ini sebenarnya sudah lama menjadi rahasia umum. Tetapi masalah klasik tersebut kembali menjadi pembicaraan hangat akhir tahun ini karena temuan Balai POM. Fakta ini lebih menyadarkan masyarakat bahwa selama ini terdapat bahaya formalin yang mengancam kesehatan yang berasal dari konsumsi makanan sehari-hari. Formalin merupakan larutan komersial dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid. Bahan ini biasanya digunakan sebagai antiseptic, germisida, dan pengawet. Formalin mempunyai banyak nama kimia diantaranya adalah : Formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform, Formic aldehyde, Formalith, Tetraoxymethylene, Methyl oxide, Karsan, Trioxane, Oxymethylene dan Methylene glycol. Di pasaran, formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang sudah diencerkan, dengan kandungan formaldehid 10-40 persen. FORMALIN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sektor industri sebenarnya formalin sangat banyak manfaatnya. Formaldehid memiliki banyak manfaat, seperti anti bakteri atau pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan pembuatan produk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak.. Di bidang industri kayu sebagai bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood). Dalam konsentrasi yag sangat kecil (<1 persen) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. Di industri perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan

bakteri yang biasa hidup di sisik ikan. Formalin diketahui sering digunakan dan efektif dalam pengobatan penyakit ikan akibat ektoparasit seperti fluke dan kulit berlendir. Meskipun demikian, bahan ini juga sangat beracun bagi ikan. Ambang batas amannya sangat rendah, sehinggga terkadang ikan yang diobati malah mati akibat formalin daripada akibat penyakitnya. Formalin banyak digunakan dalam pengawetan specimen ikan untuk keperluan penelitian dan identifikasi. Di dunia kedokteran formalin digunakan untuk pengawetan mayat manusia untuk dipakai dalam pendidikan mahasiswa kedokteran. Untuk pengawetan biasanya digunakan formalin dengan konsentrasi 10%. Besarnya manfaat di bidang industri ini ternyata disalahgunakan untuk penggunaan pengawetan industri makanan. Biasanya hal ini sering ditemukan dalam industri rumahan, karena mereka tidak terdaftar dan tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat. Bahan makanan yang diawetkan dengan formalin biasanya adalah mi basah, tahu, bakso, ikan asin dan beberapa makanan lainnya. Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, sebagai bahan pengawet biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen. Bila tidak diberi bahan pengawet makanan seperti tahu atau mi basah seringkali tidak bisa tahan dalam lebih dari 12 jam. Formaldehid juga dipakai untuk reaksi kimia yang bisa membentuk ikatan polimer, dimana salah satu hasilnya adalah menimbulkan warna produk menjadi lebih cerah. Sehingga formalin dipakai di industri plastik. bahan pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca. Sehingga formalin juga banyak dipakai di produk rumah tangga seperti piring, gelas dan mangkuk yang berasal dari plastik atau melamin. Bila piring atau gelas tersebut terkena makanan atau minutan panas maka bahan formalin yang terdapat dalam gelas akan larut. Dari penelitian hasil air rebusan yang kemudian dibawa ke Laboratorium Kimia Universitas Indonesia, ini didapatkan hasil, bahwa kandungan formalin pada hampir semua produk yang diteliti, kandungan formalin sangat tinggi antara 4,76 9,22 miligram per liter. Barang-barang tersebut bila digunakan dalam keadaan dingin sebenarnya tidak berbahaya. Tetapi sangat berbahaya bila wadah-wadah ini dipakai untuk menaruh bahan makanan panas seperti membuat minuman teh, kopi, atau makanan berkuah panas. BAHAYA PAPARAN FORMALIN Formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua jalan, yaitu mulut dan pernapasan. Sebetulnya, sehari-hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Polusi yang dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik, mengandung formalin yang mau tidak mau kita hirup, kemudian masuk ke dalam tubuh. Asap rokok atau air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya juga mengandung formalin. Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Jika kandungan dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan

hampir semua zat di dalam sel, sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan kerusakan pada organ tubuh. Formalin merupakan zat yang bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan kanker. Beberapa penelitian terhadap tikus dan anjing pemberian formalin dalam dosis tertentu jangka panjang secara bermakna mengakibatkan kanker saluran cerna seperti adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia pylorus dan adenocarcinoma duodenum. Penelitian lainnya menyebutkan pengingkatan resiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akibat paparan formalin melalui hirupan. Dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Sehingga formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah. Imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh rendah atau mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Usia anak khususnya bayi dan balita adalah salah satu yang rentan untuk mengalami gangguan ini. Secara mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltik (gerakan usus) merupakan pelindung masuknya zat asing masuk ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat berbahaya tersebut. Secara imunologik sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal zat asing masuk ke dalam tubuh. Pada usia anak, usus imatur (belum sempurna) atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh sulit untuk dikeluarkan. Hal ini juga akan lebih mengganggu pada penderita gangguan saluran cerna yang kronis seperti pada penderita Autism, penderita alergi dan sebagainya. Menurut IPCS (International Programme on Chemical Safety), secara umum ambang batas aman di dalam tubuh adalah 1 miligram per liter. IPCS adalah lembaga khusus dari tiga organisasi di PBB, yaitu ILO, UNEP, serta WHO, yang mengkhususkan pada keselamatan penggunaan bahan kimiawi. Bila formalin masuk ke tubuh melebihi ambang batas tgersebut maka dapat mengakibatkan gangguan pada organ dan system tubuh manusia. Akibat yang ditimbulkan tersebut dapat terjadi dalam waktu singkat atau jangka pendek dan dalam jangka panjang, bisa melalui hirupan, kontak langsung atau tertelan. Akibat jangka pendek yang terjadi biasanya bila terpapar formalin dalam jumlah yang banyak, Tanda dan gejala akut atau jangka pendek yang dapat terjadi adalah bersin, radang tonsil, radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual, diare dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian. Bila terhirup formalin mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan jaringan sistem saluran pernafasan bisa mengganggu paru-paru berupa pneumonia (radang paru) atau edema paru ( pembengkakan paru). Bila terkena kulit dapat menimbulkan perubahan warna, kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar. Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga

mata memerah, rasanya sakit, gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata. Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan , sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal. Meskipun dalam jumlah kecil, dalam jangka panjang formalin juga bisa mengakibatkan banyak gangguan organ tubuh. Apabila terhirup dalam jangka lama maka akan menimbulkan sakit kepala, gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru. Gangguan otak mengakibatk efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, gangguan emosi, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi, daya ingat berkurang dan gangguan perilaku lainnya. Dalam jangka panjang dapat terjadi gangguan haid dan kemandulan pada perempuan. Kanker pada hidung, ronggga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak juga bisa terjadi. Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung. Jika terkena mata, bahaya yang paling menonjol adalah terjadinya radang selaput mata. Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntahmuntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada. PENANGANAN BILA TERPAPAR FORMALIN Bila terkena hirupan atau terkena kontak langsung formalin, tindakan awal yang harus dilakukan adalah menghindarkan penderita dari daerah paparan ke tempat yang aman. Bila penderita sesak berat, kalau perlu gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan. Bila terkena kulit lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena formalin. Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak dan dipastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit. Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan pakaian yag kering, steril dan longgar. Bilas mata dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedipkan. Pastikan tidak ada lagi sisa formalin di mata. Aliri mata dengan larutan dengan larutan garam dapur 0,9 persen (seujung sendok teh garam dapur dilarutkan dalam segelas air) secara terus-menerus sampai penderita siap dibawa ke rumah sakit atau ke dokter. Bila tertelan segera minum susu atau norit untuk mengurangi penyerapan zat berbahaya tersebut. Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa ke rumah sakit. Yang lebih menyulitkan adalah pemantauan efek samping jangka panjang. Biasanya hal ini terjadi akibat paparan terhadap formalin dalam jumlah kecil. Dalam jangka pendek akibat yang

ditimbulkan seringkali tanpa gejala atau gejala sangat ringan. Jangka waktu tertentu gangguan dan gejala baru timbul. BAGAIMANA MENYIKAPINYA? Isu adanya formalin yang terdapat dalam bahan makanan dan alat makan sehar-hari ini memang harus diwaspadai. Tetapi sebaiknya tidak harus disikapi secara berlebihan. Bukan berarti kita harus sama sekali tidak makan tahu, bakso, mi basah atau ikan asin. Atau kita tidak harus menghindari bahan plastik atau melamin untuk alat makan kita. Karena tidak semua bahan makanan atau alat makan tersebut mengandung formalin. Yang penting konsumen harus jeli dengan memperhatikan kualitas makanan dan alat makan yang dibeli atau dipakai. Untuk alat makan berasal dari plastik atau melamin, kalau mudah sekali pudar atau kusam, berarti bahannya banyak yang terkikis maka produk seperti ini perlu dihindari. Jika tidak yakin akan kualitas produk melamin yang Anda punya, sebaiknya jangan gunakan piranti makan tersebut untuk makanan serta minuman panas. Untuk makanan dingin, biasanya tidak berbahaya. Formalin yang sudah membentuk polimer dalam keadaan dingin sulit untuk terurai. Dalam mengonsumsi bahan makanan kita harus mencermati makanan yang mengandung formalin. Kalau tahu tahan sampai berhari-hari, kenyal dan padat sangat mungkin mengandung formalin. Sebetulnya, makanan yang mengandung formalin memiliki bau yang khas, sehingga bisa dideteksi oleh orang awam sekalipun. Pencegahan paparan langsung terhadap formalin harus dilakukan, khususnya bagi pekerja industri yang memakai formalin. Agar tidak terhirup gunakan alat pelindung pernafasan, seperti masker, kain atau alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan masuknya formalin ke dalam hidung atau mulut. Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara (exhaust fan) yang tahan ledakan. Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap percikan. Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna apabila terjadi keadaan darurat. Pencegahan paparan pada kulit sebaiknya menggunakan sarung tangan dan pakaian pelindung bahan kimia yang tahan terhadap bahan kimia. Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja atau cuci tangan sebelum makan. Meskipun dampaknya sangat berbahaya jika terakumulasi di dalam tubuh, sangatlah tidak bijaksana jika melarang penggunaan formalin. Banyak industri memerlukan formalin sehingga harus bijaksana dalam menggunakannya. Paling utama adalah dengan tidak menggunakannya pada makanan, karena masih ada pengawet makanan yang aman. Depkes atau Badan POM beserta instansi terkait harus mengawasi secara ketat dan terus menerus dalam masalah ini. Diposkan oleh moch faizal arifin andi di 21:43 0 komentar

zat adiktif
A. Pengertian Zat Adiktiv Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa. B. Jenis Obat Yang Berzat Adiktif Sesuai dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika menyebutkan beberapa obat yang mengandung zat adiktif di antaranya adalah : 1. Amfetamin 2. Amobarbital, Flunitrazepam 3. Diahepam, Bromazepam, Fenobarbital 4. Minuman Beralkohol / Minuman Keras / Miras 5. Tembakau / Rokok / Lisong 6. Halusinogen 7. Bahan Pelarut seperti bensin, tiner, lem, cat, solvent, dll C. Dampak / Efek yang Dapat Ditimbulkan Zat Adiktif 1. Efek/Dampak Penyalahgunaan Minuman Alkohol Alkohol dalam minuman keras dapat menyebabkan gangguan jantung dan otot syaraf, mengganggu metabolisme tubuh, membuat janis menjadi cacat, impoten serta gangguan seks lainnya. 2. Efek/Dampak Penyalahgunaan Ganja Zat kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang penyakit dan infeksi serta memperburuk aliran darah koroner. 3. Efek/Dampak Penyalahgunaan Halusinogen Halusinogen dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan pendarahan otak. 4. Efek/Dampak Penyalahgunaan Kokain Zat adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan sel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat badan kurus kering. Selain itu kokain menimbulkan perforesi sekat hidung (ulkus) dan aritma pada jantung. 5. Efek/Dampak Penyalahgunaan Opiat / Opioda

Zat opioda atau opiat yang masuk ke dalam badan manusia dapat mengganggu menstruasi pada perempuan / wanita serta impotensi dan konstipasi khronuk pada pria / laki-laki. 6. Efek/Dampak Penyalahgunaan Inhalasia Inhalasia memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita seperti gangguan pada fungsi jantung, otak, dan lever. 7. Efek/Dampak Penyalahgunaan Non Obat Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui benda-benda yang disalahgunakan oleh banyak orang untuk mendapatkan efek tertentu yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Contoh barang yang dijadikan candu antara lain seperti bensin, thiner, racun serangga, lem uhu, lem aica aibon. Efek dari penggunaan yang salah pada tubuh manusia adalah dapat menimbulkan infeksi emboli. Diposkan oleh moch faizal arifin andi di 21:18 0 komentar

zat adiktif
Tue, 08/01/2008 - 3:14am godam64 A. Pengertian Zat Adiktiv Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa. B. Jenis Obat Yang Berzat Adiktif Sesuai dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika menyebutkan beberapa obat yang mengandung zat adiktif di antaranya adalah : 1. Amfetamin 2. Amobarbital, Flunitrazepam 3. Diahepam, Bromazepam, Fenobarbital 4. Minuman Beralkohol / Minuman Keras / Miras 5. Tembakau / Rokok / Lisong 6. Halusinogen 7. Bahan Pelarut seperti bensin, tiner, lem, cat, solvent, dll C. Dampak / Efek yang Dapat Ditimbulkan Zat Adiktif 1. Efek/Dampak Penyalahgunaan Minuman Alkohol Alkohol dalam minuman keras dapat menyebabkan gangguan jantung dan otot syaraf,

mengganggu metabolisme tubuh, membuat janis menjadi cacat, impoten serta gangguan seks lainnya. 2. Efek/Dampak Penyalahgunaan Ganja Zat kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang penyakit dan infeksi serta memperburuk aliran darah koroner. 3. Efek/Dampak Penyalahgunaan Halusinogen Halusinogen dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan pendarahan otak. 4. Efek/Dampak Penyalahgunaan Kokain Zat adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan sel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat badan kurus kering. Selain itu kokain menimbulkan perforesi sekat hidung (ulkus) dan aritma pada jantung. 5. Efek/Dampak Penyalahgunaan Opiat / Opioda Zat opioda atau opiat yang masuk ke dalam badan manusia dapat mengganggu menstruasi pada perempuan / wanita serta impotensi dan konstipasi khronuk pada pria / laki-laki. 6. Efek/Dampak Penyalahgunaan Inhalasia Inhalasia memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita seperti gangguan pada fungsi jantung, otak, dan lever. 7. Efek/Dampak Penyalahgunaan Non Obat Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui benda-benda yang disalahgunakan oleh banyak orang untuk mendapatkan efek tertentu yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Contoh barang yang dijadikan candu antara lain seperti bensin, thiner, racun serangga, lem uhu, lem aica aibon. Efek dari penggunaan yang salah pada tubuh manusia adalah dapat menimbulkan infeksi emboli. Diposkan oleh moch faizal arifin andi di 21:18 0 komentar Posting Lama Beranda Langganan: Entri (Atom) http://giziklinikfaizal.blogspot.com/

BAHAYA BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN


Diposkan oleh Fadry Yassa di 00:58

Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi borakstidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya. Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan. a. Tanda dan gejala akut :Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat) b. Tanda dan gejala kronisNafsu makan menurun- Gangguan pencernaan- Gangguan SSP : bingung dan bodoh- Anemia, rambut rontok dan kanker. Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut. a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas , nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru. b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian. Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya.. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, ikan, tahu,dan mie,.Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin. "PAKAI formalin nggak, Mang, tahunya?" tanya seorang ibu. "Kalau mau tahu yang bebas formalin gampang kok, Bu, pilih saja yang dilaletin," sahut ibu yang satu lagi.

Seperti biasa, celoteh sejumlah ibu saat merubungi tukang sayur keliling selalu menghiasi suasana pagi di suatu kompleks perumahan. Namun, sejak Tabloid GHS memberitakan tentang pengawet mayat (formalin), boraks (antiseptik), juga pewarna tekstil (Rhodamin B) yang dipakai untuk mengawetkan makanan, dan kemudian dilanjutkan oleh berbagai media massa, banyak orang menjadi lebih berhati-hati. Selain lebih cerewet tanya ini-itu kepada penjualnya, tiap orang juga mencari kiat mudah untuk mencirikan makanan yang aman. Seperti ibu tadi. Menurutnya, makanan berformalin akan dijauhi lalat. Lalu, makanan seperti bakso yang mengandung boraks, tak bakal disentuh kucing. "Binatang saja ndak doyan, masa iya manusia mesti memakannya," ujarnya. Sampel dan pengujian laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan adanya pengawet berbahaya itu awal Desember lalu memang hanya mencakup wilayah Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, dan Makassar. Namun, ada baiknya seluruh rakyat Indonesia saat ini mewaspadai kenyataan itu. Sebetulnya penggunaan pengawet yang dapat memicu penyakit itu telah digunakan sejak belasan tahun lalu. Mungkin saja bahan makanan lain yang tidak masuk pengujian BPOM juga telah terkontaminasi zat-zat kimia itu. Produk makanan atau sampel yang diuji meliputi tahu, mi basah, dan ikan yang secara keseluruhan berjumlah 761 sampel. Formalin Merusak Saraf Pusat Formalin adalah bahan kimia yang kegunaannya untuk urusan luar tubuh. Contohnya untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen sebagai pengawet. Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun kronis. Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti iritasi, kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing. Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang bahan ini masuk ke dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker.

Pertolongan pertama pada keracunan akut Tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban. * Sebelum ke rumah sakit: Gunakan arang aktif (norit). Jangan memberi rangsang agar muntah karena menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas. * Di rumah sakit: Dilakukan bilas lambung (gastric lavage), pemberian arang aktif (meski pemberian ini akan mengganggu penglihatan bila dilakukan teropong usus untuk mendiagnosis trauma esofagus dan saluran cerna

Hemodialisis (cuci darah) untuk mengeliminasi habis formalin dari tubuh. Tindakan ini dilakukan bila terjadi keadaan asidosis metabolik (keracunan berat yang mengganggu metabolisme).

Ciri makanan berformalin Mi basah: - Bau sedikit menyengat. - Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25 Celsius). Pada suhu 10C atau dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari. - Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak lengket. Tahu: - Bentuknya sangat bagus. - Kenyal. - Tidak mudah hancur dan awet (sampai tiga hari pada suhu kamar (25C). Pada suhu lemari es (10C) tahan lebih dari 15 hari. - Bau agak menyengat. - Aroma kedelai sudah tak nyata lagi. Bakso: - Kenyal. - Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari. Ikan: - Warna putih bersih. - Kenyal. - Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar. - Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk. - Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat Ikan asin: - Ikan berwarna bersih cerah. - Tidak berbau khas ikan. - Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25C). - Liat (tidak mudah hancur).

Ayam potong: - Berwarna putih bersih. - Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari. Boraks Bisa Mematikan Menurut Dra. Euis Megawati, Apt., boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air.

Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.

Ciri makanan berboraks Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks. Hanya lewat uji laboratorium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak.

Bakso - Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks. - Tahan lama atau awet beberapa hari. - Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah. - Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul. - Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.

Gula Merah - Sangat keras dan susah dibelah. - Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam. Pewarna Kain di Jajanan Anak

Selain formalin dan boraks, beberapa jenis bahan makanan yang diuji BPOM juga mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas, dan cat (Rhodamin B), methanil yellow, amaranth. Pemakaian ini sangat berbahaya karena bisa memicu kanker serta merusak ginjal dan hati. Payahnya lagi, bahan-bahan ini ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak seperti es sirop atau cendol, minuman ringan seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan saus sambal. Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B: - Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik. - Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun). - Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya. - Baunya tidak alami sesuai makanannya. Bahan tambahan makanan (food additives) adalah senyawa atau campuran senyawa kimia yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan (non bahan tambahan makanan) namun oleh masyarakat dijadikan bahan tambahan makanan. Dan ini merupakan salah satu masalah mental masyarakat. Formalin Formalin adalah nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air dengan kadar 36 40 %. Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 15 % yang berfungsi sebagai stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi. Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran darah. Injeksi formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 jam. Tahu merupakan produk pangan yang sering direndam formalin. Tahu yang tidak direndam formalin hanya bertahan 1 2 hari saja kemudian berlendir. Sedangkan yang direndam formalin akan bertahan 4 5 hari bahkan bisa sampai 1 bulan dalam kadar tertentu. Boraks Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak lunak yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks merupakan garam Natrium Na2 B4O7 10H2O yang banyak digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran boraks. Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut Karak atau Lempeng. Disamping

itu boraks digunakan untuk industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap. Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan. Boraks dalam bakso Pemakaian boraks untuk memperbaiki mutu bakso sebagai pengawet telah diteliti pada tahun 1993. Di DKI Jakarta ditemukan 26% bakso mengandung boraks baik di swalayan, pasar tradisional dan pedagang makanan jajanan. Pada pedagang bakso dorongan ditemukan 7 dari 13 pedagang menggunakan boraks dengan kandungan boraks antara 0,01 0,6 % Selain itu digunakan tawas yang dilarutkan dalam 2 gram/liter air tersebut digunakan untuk merebus bakso untuk mengeringkan dan mengeraskan permukaan bakso. Beberapa pengolah bakso menggunakan TiO2 yaitu zat kimia yang disebut Titanium dioksida untuk menghindari warna bakso yang gelap.

Zat-zat berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit mematikan seperti kanker bisa saja terdapat pada jajanan pasar atau jajanan anak-anak di sekolah. Apa saja zat-zat berbahaya itu, ciri-cirinya jika terkandung dalam makanan dan apa efeknya jika tubuh mengonsumsinya? Formalin Formalin adalah larutan yang tidak berwana dan baunya sangat menusuk. Di dalam Formalin terkandung sekitar 37 % formaldehid dalam air. Biasanya ditambah metanol hingga 15 % sebagai pengawet. Barang ini biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan disinfektan untuk peralatan rumahsakit serta untuk pengawet mayat. Formalin juga dilerang keras digunakan untuk pengawet makanan.

Bahaya formalin jika terhirup, mengani kulit dan tertelan, bisa menyebabkan luka bakar, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi, dan bahaya kanker pada manusia. Bila tertelan sebanyak 2 sendok makan saja atau 30 mL formalin bisa menyebabkan kematian. Gejala yang ditimbulkan jika formalin tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, diare, kemungkinan terjadi perdarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu, juga bisa menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan

ginjal. Beberapa makanan yang ditemukan mengandung formalin sebagai pengawet di anataranya mie basah, tahu, baso, ayam dan ikan serta beberapa hasil laut lainnya.

Untuk mengetahui apakah beberapa makanan seperti mie, tahu dan baso berformalin, berikut ciri-cirinya.

Ciri-ciri mie basah berformalin: tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius). Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Bau agak menyengat seperti bau formalin.

Ciri-ciri tahu berformalin: Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar 25 derajat Celsius dan bisa tahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius). Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat. Bau agak menyengat.

Ciri-ciri ikan segar atau hasil laut berformalin: tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (25 derajat C). Warna insang merah tua tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih. Bau formalin atau agak menyengat.

Ciri-ciri ikan asin berformalin: tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu 25 derajat celsius. Bersih cerah dan tidak berbau khas ikan asin. Tidak dihinggapi lalat di area berlalat.

Ciri-ciri baso berformalin: Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25 derajat celsius, teksturnya sangat kenyal dan bau formalin agak menyengat.

Ciri-ciri ayam berformalin: Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25 derajat Celsius, teksturnya kencang dan bau formalin tercium.

Boraks Boraks adalah senyawa berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau dan stabil pada suhu tekanan normal.

Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan nama kimia natrium tetrabonat (NaB4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam borat biasa digunakan

sebagai bahan pembuat deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air. Bahan berbahaya ini Haram digunakan untuk makanan.

Bahaya boraks jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan bisa menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata dan kerusakan ginjal. Jika boraks 5-10 gram tertelan oleh anak-anak bisa menyebabkan shock dan kematian.

Efek Akut dari boraks bisa menyebabkan badan berasa tidak enak, mual, nyeri hebat pada perut bagian atas, perdarahan gastro-enteritis disertai muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam dan sakit kepala.

Penyelahgunaan boraks untuk makanan telah ditemukan pada mie basah, baso, kerupuk dan jajanan lainnya.

Untuk mengetahui makanan mengandung boraks ciri-cirinya sebagai berikut: - Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: Teksturnya kenal, lebih mengkilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus.

- Ciri baso mengandung boraks: teksturnya sangat kenal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.

-Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa getir.

- Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir. http://gasloy.blogspot.com/2012/04/bahaya-boraks-dan-formalin-pada-makanan.html

You might also like