You are on page 1of 33

PRESENTASI KASUS

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK


Pembimbing : dr. Joko Susilo Sp.P

Disusun Oleh: Elmira Yulharnida 1110221066

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
Nama

Umur
Jenis kelamin Agama Status Alamat Pendidikan Pekerjaan No. CM Tanggal Masuk

: Tn. S : 52 tahun : Pria : Islam : Sudah Menikah : Kecila, Kemranjen, Banyumas : SMP : PUR AD : 114197 :16 Agustus 2013

ANAMNESIS

Keluhan Utama

Sesak Napas

Keluhan Tambahan

Batuk Berdahak

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poliklinik Paru RST Wijayakusuma dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari SMRS. Sesak napas sudah dikeluhkan pasien sejak 1 bulan yang lalu dan dirasakan hilang timbul. Pasien juga mengeluh sesak napas yang dirasakan pasien berlangsung setiap saat dan semakin lama semakin berat ,sehingga terdapat hambatan aktivitas sehari-hari dan membaik jika pasien beristirahat. Rasa sesak tidak dipengaruhi oleh udara dingin maupun emosi. Pasien mengeluhkan batuk berdahak berwarna putih kental sejak 1 bulan SMRS. Batuk timbul pada saat siang maupun malam. Pasien mengeluhkan mual sejak 1 hari SMRS tanpa disertai muntah. Pasien juga mengaku nafsu makan masih baik, BAB dan BAK tidak ada keluhan Pasien mempunyai riwayat kebiasaan merokok dan minum kopi. Kebiasaan merokok ini sudah dimulai sejak usia 18 tahun setiap harinya merokok 1 bungkus rokok. Pasien mengatakan tidak pernah minum obat rutin selama 6 bulan Pasien juga mengaku tidak punya riwayat sesak yang dirasakan sejak kecil dan riwayat asma dalam keluarga tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat asma Riwayat hipertensi Riwayat penyakit jantung Riwayat penyakit paru Riwayat diabetes mellitus Riwayat alergi : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat asma Riwayat hipertensi Riwayat penyakit jantung Riwayat penyakit paru Riwayat diabetes mellitus Riwayat alergi : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan dilakukam pada tanggal 16 Agustus 2013, pukul 12.30 WIB: Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis Tanda-tanda vital :
Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu

: 120/80 mmHg : 88x/menit : 28x/menit : 36,5C

Status Generalis

Kepala : Normochepal, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut Mata : Konjungtva pucat -/-, sklera ikterik -/Telinga : Bentuk normal, simetris, serumen -/-, sekret -/Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret -/-, darah -/Mulut : Bibir tidak sianosis, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tidak hiperemis Leher : Deviasi trakea (-), kelenjar tiroid tidak membesar, KGB tidak teraba, JVP 5-2 cmH2O Thoraks : Cor : Inspeksi : Ictus cordis tak tampak. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, kuat angkat Perkusi : Batas pinggang jantung: ICS III parasternal sinistra Batas kiri jantung : ICS V linea midklavikularis kiri Batas kanan jantung : ICS V linea midstrenalis kanan Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur(-), gallop (-) Pulmo : Inspeksi : Dinding dada simetris. retraksi interkostal (-) Palpasi : Vokal fremitus paru kanan = kiri normal Perkusi : Sonor di kedua lapang paru Auskultasi : SD Vesikuler +/+ , Ronkhi basah kasar (+/+), wheezing (-/-)

Abdomen Inspeksi : Datar, benjolan (-), venektasi (-), pulsasi epigastrium (-) Auskultasi : Bising Usus (+) normal Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (-), undulasi (-), Hepar tidak teraba, lien tidak teraba. Perkusi :Tympani, pekak beralih (-), undulasi (-), nyeri ketok kostovertebre (-/-) Extremitas : Edema (-/-), akral hangat, sianosis (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium 16 Agustus 2013
Parameter Hemoglobin Leukosit Hematokrit Trombosit LED Glukosa Darah Sewaktu Bilirubin Total SGOT SGPT Kolesterol Total Trigliserid Ureum Kreatinin Hasil 14,4 9600 46,2 287000 23 177 0,24 24 20 206 164 40 1,24 Nilai Normal L 14 18 P 12 16 g/dl 4.800 10.800 /L L 40 54 P 35 47 % 150.000 400.000 jt/L L 0 15 P 0 20 mm/jam 200 mg/dl 0,2-1,0 mg/dl L < 37 P < 31 UI/L L < 41 P < 31 UI/L 200 mg/dl 74-172 mg/dl 10 50 mg/dl L 0,91-1,3 P 0,6-1,1 mg/dl

Rontgen Thoraks 16 Agustus 2013

RESUME
Pasien datang ke Poliklinik Paru RST Wijayakusuma dengan keluhan

sesak napas sejak 2 hari SMRS. Sesak napas sudah dikeluhkan pasien sejak 1 bulan yang lalu dan dirasakan hilang timbul dan sesak merasa memberat sejak 2 hari SMRS. Pasien mengeluhkan batuk berdahak berwarna putih kental sejak 1 bulan SMRS yang dirasakan hilang timbul. Akhir-akhir ini batuk dirasa semakin memberat, batuk timbul pada saat siang maupun malam. Pasien mengeluhkan mual sejak 1 hari SMRS tanpa disertai muntah. Pasien mempunyai riwayat kebiasaan merokok dan minum kopi. Kebiasaan merokok ini sudah dimulai sejak usia 18 tahun setiap harinya merokok 1 bungkus rokok.. Pasien juga mengaku tidak punya riwayat sesak yang dirasakan sejak kecil dan riwayat asma dalam keluarga tidak ada. Pasien juga mengaku nafsu makan masih baik, BAB dan BAK tidak ada keluhan Pada pemeriksaan fisik tandatanda vital TD: 120/80 N: 88x/menit RR: 28x/menit S: 36,5C dan pada pemeriksaan paru didapatkan suara napas vesikuler +/+, Ronki +/+ dan wheezing -/-, pemeriksaan lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan kesan kardiomegali dan bronkopneumonia.

Usulan Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Sputum BTA Spirometri

Diagnosis Kerja

Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Diagnosis Banding

TB Paru

Penatalaksanaan
Non Farmakologi Farmakologi

Bed Rest Posisi duduk

O2 3 liter per menit IVFD RL 20 tpm Inj. Dexamethasone 2x1

amp Inj. Lasix 1x1 amp Ventolin Nebu 3x1

PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam Quo ad sanationam : dubia ad bonam

17 Agustus 2013 pukul 07.00 WIB

S Batuk berdahak Sesak napas

O KU/KES: Tampak sakit sedang,CM N: 80x/menit TD: 110/70 mmHg RR: 24x/menit S: 36,30C Kepala : Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/Hidung : sekret -/Mulut: bibir lembab, selaput lendir basah, lidah tidak kotor Tenggorokkan: faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 Leher: tidak ada pembesaran KGB Thorax : Pulmo: SD Vesikuler +/+, wheezing /-, ronkhi +/+, sonor pada seluruh lapang paru. Cor: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, NT (-), BU (+)N Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik, Edema -/-, sianosis (-)

A PPOK

P - IVFD RL 20 tpm - Inj. Dexamethasone 2x1 amp - Inj. Lasix 1x1 amp - Ventolin Nebu 3x1

18 Agustus 2013 pukul 07.00 WIB

S Dada sakit (+) Sesak (+) Demam (-)

O KU/KES: Tampak sakit sedang,CM N: 82x/menit TD: 120/80 mmHg RR: 22x/menit S: 36,30C Kepala : Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/Hidung : sekret -/Mulut: bibir lembab, selaput lendir basah, lidah tidak kotor Tenggorokkan: faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 Leher: tidak ada pembesaran KGB Thorax : Pulmo: SD Vesikuler +/+, wheezing /-, ronkhi +/+, sonor pada seluruh lapang paru. Cor: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, NT (-), BU (+)N Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik, Edema -/-, sianosis (-)

A PPOK

P - IVFD RL 20 tpm - Inj. Dexamethasone 2x1 amp - Inj. Lasix 1x1 amp - Ventolin Nebu 3x1

19 Agustus 2013 pukul 07.00 WIB

S Dada sakit (-) Sesak (-) Demam (-)

O KU/KES: Tampak sakit sedang,CM N: 86x/menit TD: 130/80 mmHg RR: 22x/menit S: 36,30C Kepala : Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/Hidung : sekret -/Mulut: bibir lembab, selaput lendir basah, lidah tidak kotor Tenggorokkan: faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 Leher: tidak ada pembesaran KGB Thorax : Pulmo SD Vesikuler +/+, wheezing /-, ronkhi +/+, sonor pada seluruh lapang paru. Cor: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, NT (-), BU (+)N Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik, Edema -/-, sianosis (-)

A PPOK

P - IVFD RL 20 tpm - Inj. Dexamethasone 2x1 amp - Inj. Lasix 1x1 amp - Ventolin Nebu 3x1 - Gastrofer 1x1 tab - Combicort Spray

20 Agustus 2013 pukul 07.00 WIB

S Dada sakit (-) Sesak (-) Demam (-)

O KU/KES: Tampak sakit sedang,CM N: 76x/menit TD: 130/80 mmHg RR: 22x/menit S: 360C Kepala : Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/Hidung : sekret -/Mulut: bibir lembab, selaput lendir basah, lidah tidak kotor Tenggorokkan: faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 Leher: tidak ada pembesaran KGB Thorax : Pulmo: SD Vesikuler +/+, wheezing /-, ronkhi -/-, redup pada kanan bawah. Cor: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, supel, NT (-), BU (+)N Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik, Edema -/-, sianosis (-)

A PPOK

P - - IVFD RL 20 tpm - Inj. Dexamethasone 2x1 amp - Inj. Lasix 1x1 amp - Ventolin Nebu 3x1 - Gastrofer 1x1 tab - Combicort Spray

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai

oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun/berbahaya, disertai efek ekstraparu yang berkontribusi terhadap berat penyakit.

FAKTOR RISIKO
Perokok Aktif Perokok Pasif Polusi di dalam ruangan Polusi di luar ruangan Polusi tempat kerja (bahan kimia, zat iritasi, gas beracun)

Asap Rokok

Polusi udara

Sosio ekonomi

Infeksi saluran nafas bawah berulang

PATOGENESIS

DIAGNOSIS PPOK
Faktor risiko Usia diatas 40 tahun Riwayat pajanan : asap rokok, polusi udara, polusi tempat kerja

Sesak nafas dan yang bertambah saat aktivitas Batuk kronik Produksi sputum kronik Keterbatasan aktivitas

Pemeriksaan fisik *

Curiga PPOK **

Pemeriksaan foto torak

Fasiliti spirometri (-)

Fasiliti spirometri (+)

VEP1/KVP < 70 % post bronkodilator

Normal

PPOK secara klinis

PPOK Derajat I/II/III/IV

Bukan PPOK

Bagan 1. Diagnosis PPOK.1

KLASIFIKASI
DERAJAT KLINIS FAAL PARU

Gejala klinik (batuk, produksi sputum)


Derajat I : PPOK Ringan

Normal

Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi tidak VEP1/KVP < 70% sering. Pada derajat ini pasien sering tidak menyadari VEP1 80% prediksi bahwa fungsi paru mulai menurun.

Derajat II: PPOK Sedang

Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang VEP1/KVP < 70% ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. Pada derajat 50 % < VEP1< 80% prediksi ini biasanya pasien mulai memeriksakan kesehatannya

Derajat III: PPOK Berat

Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah, VEP1/KVP < 70% dan serangan eksaserbasi semakin sering dan berdampak 30 % < VEP1< 50% prediksi

pada kualitas hidup pasien.


Derajat IV: PPOK Sangat Berat Gejala diatas ditambah tanda-tanda gagal napas atau VEP1/KVP < 70% gagal jantung kanan dan ketergantungan oksigen. VEP1< 30% prediksi atau Pada derajat ini, kualitas hidup pasien memburuk dan VEP1< 50% prediksi disertai jika eksaserbasi dapat mengancam jiwa. gagal napas kronik.

DIAGNOSIS BANDING
Asma

Congestif Heart Failure (CHF)


Tuberkulosis Sindrom Obstruksi Pasca TB (SOPT)

PENATALAKSANAAN
Tujuan: Mengurangi gejala Mencegah progresivitas penyakit Meningkatkan toleransi latihan Meningkatkan kualitas hidup penderita Mencegah dan mengobati komplikasi Mencegah dan mengobati eksaserbasi berulang Menurunkan angka kematian

4 komponen program: Evaluasi dan monitor penyakit Menurunkan faktor resiko Penatalaksanaan menurut derajat PPOK Penatalaksanaan PPOK Stabil dan Eksaserbasi Akut

PENATALAKSANAAN MENURUT DERAJAT PPOK


DERAJAT I VEP1/KVP < 70% VEP1 80% prediksi DERAJAT II VEP1/KVP < 70% 50 % < VEP1< 80% prediksi DERAJAT III VEP1/KVP < 70% 30 % < VEP1< 50% prediksi DERAJAT IV VEP1/KVP < 70% VEP1< 30% prediksi

Hindari faktor risiko: BERHENTI MEROKOK, PAJANAN KERJA Dipertimbangkan pemberian vaksinasi influenza Tambahkan bronkodilator kerja pendek (bila diperlukan) Berikan pengobatan rutin dengan satu atau lebih bronkodilator kerja lama Tambahkan rehabiitasi fisis Tambahkan inhalasi glukokortikosteroid jika terjadii eksaserbasi berulang-ulang Tambahkan pemberian oksigen jangka panjang kalau terjadi gagal napas kronik Lakukan tindakan operasi bila diperlukan

TATALAKSANA PPOK STABIL

TATALAKSANA EKSASERBASI AKUT


Gejala eksaserbasi akut : Batuk makin sering / hebat Produksi sputum bertambah banyak Sputum berubah warna Sesak napas bertambah Keterbatasan aktifitas bertambah Terdapat gagal napas akut pada gagal napas kronik Penurunan kesadaran

Prinsip Tatalaksana Eksaserbasi Akut


Optimalisasi penggunaan obat-obatan Bronkodilator
Agonis beta-2 kerja cepat kombinasi dengan antikolinergik perinhalasi (nebuliser) Xantin intravena (bolus dan drip)

Kortikosteroid sistemik Antibiotik Golongan Makrolid baru (Azitromisin, Roksitromisin, Klaritromisin) Golongan Kuinolon respirasi Sefalosporin generasi III / IV Mukolitik Ekspektoran

Terapi oksigen

Terapi nutrisi
Rehabilitasi fisik dan respirasi Evaluasi Progresivitas Penyakit Edukasi

TERIMA KASIH

You might also like