You are on page 1of 40

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS GLUMERULONEFRITIS

Kelompok VIII Reza Syahbandi JW Rujahan Sari Andini Sariman (144 STYC 10) (145 STYC 10) (146 STYC 10) (147 STYC 10)

Anatomi Fisiologi

Glomerulus terdiri atas suatu anyaman kapiler yang sangat khusus dan diliputi oleh simpai Bowman. Glomerulus yang terdapat dekat pada perbatasan korteks dan medula (juxtame-dullary) lebih besar dari yang terletak perifer. Percabangan kapiler berasal dari arteriola afferens, membentuk lobullobul, yang dalam keadaan normal tidak nyata , dan kemudian berpadu lagi menjadi arteriola efferens. Tempat masuk dan keluarnya kedua arteriola itu disebut kutub vaskuler.

Definisi

Glumerulonefritis adalah suatu sindrom yang ditandai oleh peradangan dari glomerulus diikuti pembentukan beberapa antigen yang mungkin endogenus ( seperti sirkulasi tiroglobulin) atau eksogenus ( agen infeksius atau proses penyakiy sistemik yang menyertai). ( Glassock, 1988)

Etiologi

Glomerulonefritis didahului oleh infeksi ekstra renal terutama di traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh kuman streptococcus beta hemoliticus golongan A tipe 12,4,16,25,dan 29. Hubungan antara glomerulonefritis akut dan infeksi streptococcus dikemukakan pertama kali oleh Lohlein pada tahun 1907

Glomerulonefritis akut dapat juga disebabkan oleh sifilis, keracunan seperti keracunan timah hitam tridion, penyakitb amiloid, trombosis vena renalis, purpura anafilaktoid dan lupus eritematosus.

Patogenesis

Dari hasil penyelidikan klinis imunologis dan percobaan pada binatang menunjukkan adanya kemungkinan proses imunologis juga dapat menjadi penyebab glomerulonefritis menjadi akut. Beberapa ahli mengajukan hipotesis sebagai berikut :

Lanjutan....

Terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada membrane basalis glomerulus dan kemudian merusaknya. Proses auto imun kuman streptococcus yang nefritogen dalam tubuh menimbulkan badan auto-imun yang merusak glomerulus. Streptococcus nefritogen dengan membrane basalis glomerulus mempunyai komponen antigen yang sama sehingga dibentuk zat anti yang langsung merusak membrane basalis

PATHWAY

Klasifikasi
Congenital

(herediter)

Sindrom Alport Sindrom Nefrotik Kongenital


Glomerulonefritis

Primer

Glomerulonefritis membranoproliferasif Glomerulonefritis membranosa Nefropati IgA (penyakit berger)


Glomerulonefritis

sekunder

Manifestasi Klinis
Hematuria

Edema

pada wajah terutama periorbita atau seluruh tubuh Oliguria Tanda-tanda payah jantung Hypertensi Muntah-muntah,nafsu makan kurang kadang diare

Komplikasi
Oliguria

sampai anuria Ensefalopati hipertensi Gangguan sirkulasi Anemia

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan urine Pemeriksaan darah Pemeriksaan Kultur tenggorok Pemeriksaan serologis Pemeriksaan imunologi Pemeriksaan radiologi ECG

Penatalaksanaan
Istirahat mutlak selama 3-4 minggu. Pemberian penisilin pada fase akut. Makanan. (Pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1 g/kgbb/hari) dan rendah garam (1 g/hari) Pengobatan terhadap hipertensi Dialisis pertonium, hemodialisis, bilasan lambung dan usus Diurektikum Bila timbul gagal jantung, maka diberikan digitalis, sedativa dan oksigen

KONSEP ASKEP GLOMERULONEFRITIS

Pengkajian Anamnesis Pengumpulan data subjektif maupun objektif pada gangguan system perkemihan sehubungan dengan glomerulonefritis tergantung dari tingkat kerusakan glomerulus

Indentitas klien:

Idenitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal, dan jam masuk rumah sakit, nomor register, asuransi kesehatan, dan diagnosa medis

Keluhan Utama MRS adanya gejala dan tanda urine tampak kemerah-merahan atau seperti kopi, sakit saat kencing. Keluhan Penyakit Sekarang mendadak nyeri abdomen, nyeri pinggang, edema Riwayat Penyakit Dahulu riwayat pernahkah mengalami glomerulonefritis sebelumnya, riwayat infeksi saluran pernapasan atas akibat strepkokus beta hemolitik golongan A, hipertensi, dan riwayat alergi.

Riwayat Penyakit Keluarga Adakah yang menderita penyakit glomerulonefritis sebelumnya. Riwayat Psiko-sosio-spiritual Pengkajian mekanisme koping yang di gunakan klien dan keluarga ( orang tua) untuk menilai respons terhadap penyakit yang diderita dan perubahan peran dalam keluarga dan masyarakat serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari- hari baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum dan TTV Keadaan umum klien lemah, terlihat sakit berat, dan letargi. Pada TTV sering didapatkan adanya perubahan, suhu tubuh meningkat, frekuensi denyut nadi mengalami peningkatan dimana frekuensi meningkat sesuai dengan peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi. tekanan darah terjadi perubahan dari hipetensi rinagan sampai berat.

Pengkajian Pola Fungsi

B1(Breathing) Pada fase akut biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola napas dan jalan napas walau secara frekuensi mengalami peningkatan.Pada fase lanjut sering didapat gangguan pola napas dan jalan napas yang merupakan respons terhadap edema pulmoner dan adanya sindrom uremia, bunyi napas ronkhi biasanya di dapatkan pada kedua par

B2 (Blood) Salah satu tanda khas glomerulonefritis adalah peningkatan tekanan darah sekunder dari retensi natrium dan air yang memberikan dampak pada fungsi system kardiovaskuler dimana akan terjadi penurunan perfusi jaringan akibat tingginya beban sirkulasi.

B3 (Brain) Didapatkan edema wajah terutama periorbital, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, dan mukosa mulut tidak mengalami peradangan. Status neurologis mengalami perubahan sesuai dengan tingkatparahnya azotemia pada sistem saraf pusat. Pasien beresiko kejang sekunder berhubungan dengan gangguan elektrolit

B4 (Bladder)
Inspeksi

Terdapat edema pada ektremitas dan wajah, perubahan warna urine berwarna kola dari proteinuri, silinderuri, dan hematuri.
Palpasi

Didapatkan adanya nyeri tekan ringan pada area kostovertbra.


Perkusi

Perkusi pada sudut kostovertebra memberikan stimulus nyeri ringan local disertai suatu penjalaran nyeri ke pinggang dan perut

B5 (Bowel) Didapatkan adanya mual dan muntah, serta anoreksia sehingga sering didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan. B6 (Bone) Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum sekunder dari edema tungkai atau edema wajah terutama periorbital, anemia, dan penurunan perfusi perifer dari hipertensi.

Pemeriksaan Diagnostik
Pada laboratorium didapatkan: Hb menurun ( 8-11 ) Ureum dan serum kreatinin meningkat. Elektrolit serum (natrium meningkat) Urinalisis Pada rontgen Pemeriksaan darah

Pengelompokan Data Dan Analisa Data

Diagnosa Keperawatan

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kekurangan protein dan disfungsi ginjal Potensial kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi air dan natrium serta disfungsi ginjal. Potensial terjadi infeksi (ISK, lokal, sistemik) berhubungan dengan depresi sistem imun. Potensial gangguan perfusi jaringan: serebral/kardiopulmonal berhubungan dengan resiko krisis hipertensi. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi, uremia, kerapuhan kapiler dan edema. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, perawatan dirumah dan instruksi evaluasi.

Intervensi
DX 1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kekurangan protein dan disfungsi ginjal Tujuan : Klien dapat toleransi dengan aktifitas yang dianjurkan.

Intervensi
- Pantau kekurangan

Rasional 1. Kekurangan protein beerlebihan dapat menimbulkan kelelahan. 2. Diet yang adekuat dapat mengembalikan kehilangan 3. TKTP berfungsi menggantikan 4. Tirah baring meningkatkan mengurangi penggunaan energy 5. Latihan penting untuk mempertahankan tunos otot 6.Keseimbangan aktifitas dan istirahat mempertahankan

protein yang berlebihan(proteinuri, albuminuria ) - Gunakan diet protein untuk mengganti protein yang hilang. - Beri diet tinggi protein tinggi karbohidrat. - Anjurkan Pasien untuk tirah baring - Berikan latihan selama pembatasan aktifitas. - Rencana aktifitas denga waktu istirahat.

DX 2. Potensial kelebihan volume cairan b.d. retensi air dan natrium serta disfungsi ginjal. Tujuan : Klien tidak menunjukan kelebihan volume cairan

Intervensi

Rasional

Pantau dan laporkan tanda dan gejala kelebihan cairan: Ukur dan catat intak dan output setiap 4-8 jam Catat jumlah dan karakteristik urine Ukur berat jenis urine tiap jam dan timbang BB tiap hari Kolaborasi dengan gizi dalam pembatasan diet natrium dan protein Berikan es batu untuk mengontrol rasa haus dan maasukan dalam perhitungan intak Pantau elektrolit tubuh dan observasi adanya tanda kekurangan elektrolit tubuh

Memonitor kelebihan cairan sehingga dapat dilakukan tindakan penanganan Jumlah , karakteristik urin dan BB dapat menunjukan adanya ketidak seimbangan cairan Natrium dan protein meningkatkan osmolaritas sehingga tidak terjadi retriksi cairan. Rangsangan dingin ddapat merangsang pusat haus Memonitor adanya ketidak seimbangan elektrolit dan menentukan tindakan penanganan yang tepat.

DX 3. Potensial terjadi infeksi (ISK, lokal, sistemik) b.d. depresi sistem imun Tujuan : Klien tidak mengalami infeksi setelah diberikan asuhan keperawatan.

intervensi

rasional

Kaji efektifitas pemberian imunosupresan. Pantau jumlah leukosit. Pantau suhu tiap 4 jam. Perhatikan karakteristik urine. Hindari pemakaian alat/kateter pada saluran urine. Pantau tanda dan gejala ISK dan lakukan tindakan pencegahan ISK.

Imunosupresan berfunsi menekan sisteem imun bila pemberiannya tidak ekeftif maka tubbuh akan sangat rentan terhadap infeksi Indikator adanya infeksi Memonitor suhu & mengantipasi infeksi Urine keruh mmenunjukan adanya infeksi saluran kemiih Kateter dapat menjadi media masuknya kuman ke saluran kemih Memonitor adanya infeksi sehingga dapat dilakukan tindakan dengan cepat

DX 4. Potensial gangguan perfusi jaringan: serebral/kardiopulmonal b.d. resiko krisis hipertensi. Tujuan : Klien tidak mengalami perubahan perfusi jaringan

Intervensi

Rasional

Pantau tanda dan gejala krisis hipertensi Pantau tekanan darah tiap jam dan kolaborasi bila ada peningkatan TD Kaji keefektifan obat anti hipertensi Pertahankan TT dalam posisi rendah

Krisis hipertensi menyebabkan suplay darah ke organ tubuh berkurang. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan suplay darah berkurang. Efektifitas obat anti hipertensi penting untuk menjaga adekuatnya perfusi jarringan. Posisi tidur yang rendah menjaga suplay darah yang cukup ke daerah cerebral

DX 5. Perubahan integritas kulit b.d. imobilisasi, uremia, kerapuhan kapiler dan edema. Tujuan : Klien tidak menunjukan adanya perubahan integritas kulit selama menjalani perawatan.

intervensi

rasional

Kaji kulit dari kemerahan, kerusakan, memar, turgor dan suhu. Jaga kulit tetap kering dan bersih Bersihkan & keringkan daerah perineal setelah defikasi Rawat kulit dengan menggunakan lotion untuk mencegah kekeringan untuk daerah pruritus. Hindari penggunaan sabun yang keras dan kasar pada kulit klien Instruksikan klien untuk tidak menggaruk daerah pruritus. Anjurkan ambulasi semampu klien. Bantu klien untuk mengubah posisi setiap 2 jam jika klien tirah baring.

Mengantisipasi adanya kerusakan kulit sehingga dapat diberikan penangan dini. Kulit yang kering dan bersih tidak mudah terjadi iritasi dan mengurangi media pertumbuhan kuman. Lotion dapat melenturkan kulit sehingga tidak mudah pecah/rusak. Sabun yang keras dapat menimbulkan kekeringan kulit dan sabun yang kasar dapat menggores kulit. Menggaruk menimbulkan kerusakan kulit. Ambulasi dan perubahan posisi meningkatkan sirkulasi dan mencegah penekanan pada satu

Implementasi
Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi dengan memegang prinsip sebagai berikut : 1). Mempertahankan toleransi anak terhadap aktivitas sehari-hari. 2). Mempertahankan cairan tubuh dalam batas normal. 3). Mencegah terjadinya infeksi. 4). Meningkatkan pengetahuan orang tua terhadap penyakit anaknya. 5). Memenuhi kebutuhan nutrisi klien adekuat

Evaluasi
Dari setiap tindakan yang dilakukan secara paripurna untuk mengatasi masalah keperawatan akan didapatkan hasil sebagai berikut : 1). Tujuan tercapai / masalah teratasi. 2). Tujuan tercapai sebagian, Intervensi dilanjutkan. 3). Tujuan belum tercapai / masalah belum teratasi dilakukan

SEKIAN DAN TERIMA KASIH WASSALAM

You might also like