You are on page 1of 8

logo anne ahira <http://www.anneahira.

com/> *Cari Artikel:* IslamKatolikKristenHinduBudhaAnak-anak & BayiBaju atau PakaianElektronikMakanan & MinumanMainanAnjingKucingIkan Akuarium Kura-kuraMarmutPeluang UsahaWirausahaBisnis OnlineForexAsuransiPakaianSepatuTasPerhiasanJam TanganHome TheaterHPKameraKomputer LaptopArtis / SelebritisCerita DewasaCerita LucuFilmKisah SejatiKerajinan TanganKoleksiSulam & JahitPetualanganMemancingPerkebunanPeternakanTekstil & GarmenPertanianManufakturBayi & BalitaAnak-AnakPengasuhanRemajaPernikahanDiet & NutrisiMacam-Macam PenyakitGaya Hidup SehatMedisObat-ObatanInformasi TeknologiInternet & JaringanHardwareSoftwareSistem OperasiAtletikKetangkasanKekuatanKecepatanKetepatanMotorMobilSuku CadangProfesiKarierTraining & SeminarLowongan PekerjaanMotivasiSekolahKuliahLuar NegeriNon-FormalBeasiswa dan Informasi PendidikanNovelFilmPuisiTipsSouvenirAstronomiContoh-Contoh SuratDuniaLegalitasPsikologiDesainRumahDekorasiBerkebunTamanSukuBahasaSosialBuda yaSeniBandungJakartaBaliSurabayaYogyakartaPerawatan Wajah & TubuhDapurKehamilanSalonMake UpJalan-JalanRekomendasiI Love MondayBencanaMisteri DuniaKemacetanKorupsiTahun Barusayuranbuah-buahan *Siapa Anne Ahira* <http://www.anneahira.com/anne-ahira.htm> Asian Brain Support <http://www.asianbrainsupport.com> Close x <#> Untitled Document Dapatkan update menarik dari Silahkan masukkan data Anda di bawah *Dapatkan:* Motivasi, Cerita Lucu, Survey Berhadiah Puluhan Juta Rupiah, Tips Bisnis, Self Help dan Weekly Deals! Nama Anda : Email : Kota / Provinsi :

AnneAhira.com <http://www.anneahira.com/> Referensi <http://www.anneahira.com/referensi.htm> Profil <http://www.anneahira.com/profil.htm> Tokoh <http://www.anneahira.com/tokoh-3722.htm> Raden Ajeng Kartini <http://www.anneahira.com/raden-ajeng-kartini.htm> Mengenal Sosok Seorang Raden Ajeng Kartini <http://www.anneahira.com/raden-ajeng-kartini.htm> [raden ajeng kartini] <images/raden-ajeng-kartini.jpg>/Ilustrasi raden ajeng kartini / *Raden Ajeng Kartini* menjadi seorang tokoh wanita Indonesia yang sangat dikenal dan disegani oleh banyak kalangan. Ia juga menjadi salah satu pahlawan wanita Indonesia. Perjuangannya membela kaum wanita dalam meraih kedudukan mulia menjadi alasan mengapa ia dianugerahi gelar pahlawan. Adanya perkembangan zaman hingga saat ini menunjukkan perjuangan Kartini pada masa lampau semakin tampak jelas. Wanita Indonesia memiliki kedudukan di berbagai bidang mulai dari pendidikan hingga nonpendidikan. Ia mempunyai gelar Raden Ajeng karena termasuk putri bangsawan di tanah

Jawa. Tanggal lahir Raden Ajeng Kartini menjadi tanggal yang memiliki arti bagi Indonesia terutama wanita Indonesia. Seluruh masyarakat Indonesia memperingatinya dengan mengadakan berbagai kegiatan berkaitan dengan wanita. Kegiatan tersebut antara lain peragaan busana dengan kebaya layaknya Kartini, merangkai bunga, memasak, jalan sehat, menari, dan kegiatan lainnya. Hari Kartini menjadi hari penting bagi wanita Indonesia. Hari kelahiran Raden Ajeng Kartini senantiasa menjadi salah satu hari untuk berbenah diri menjadi lebih baik dalam berbagai bidang kehidupan. Artinya, wanita Indonesia mampu menjaga diri dan kemuliaannya dalam aktivitas kesehariannya. Peran wanita sebagai ibu rumah tangga, istri, anak, pelajar, karyawan, direktur, penulis, wartawan, editor dan lainnya menjadikan wanita Indonesia harus cerdik mengatur waktu antara kewajiban utamanya serta kewajiban lain. Kisah Hidup Raden Ajeng Kartini Raden Ajeng Kartini adalah seorang bayi wanita yang dilahirkan pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, provinsi Jawa Tengah. Adapun nama ayahnya yaitu Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat seorang bangsawan Jepara dan ibunya bernama M.A. Ngasirah. Ibunya termasuk seorang putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono yang memiliki profesi sebagai seorang guru agama di Telukawur, daerah Jepara. Kartini termasuk anak ke lima dan menjadi anak perempuan paling tua di keluarganya. Pangeran Ario Tjondronegoro IV adalah kakek Kartini yang menjabat bupati ketika berusia 25 tahun. Sedangkan kakaknya yang mempunyai nama Sosrokartono termasuk seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Kartini mulai mendapatkan pendidikan di ELS (Europese Lagere School). Ia mendapatkan ilmu belajar bahasa Belanda hingga berusia 12 tahun. Tetapi setelah usia 12 tahun, kebiasaan di tanah Jawa menjadikan anak perempuan mulai dipingit (harus tinggal di dalam rumah). Meski Kartini harus tinggal di dalam rumah dan tidak melanjutkan sekolahnya, ia tetap belajar sendiri bahasa Belanda dan menjalin hubungan dengan menulis surat kepada teman-teman korespondensinya dari Belanda. Rosa Abendanon merupakan salah satu nama teman Kartini yang sering berbalas surat. Ia menjadi teman yang memberikan banyak dukungan kepada Kartini. Kartini mulai berkembang cara berpikirnya dengan membaca buku, surat kabar, majalah Eropa serta dukungan dari temannya (Rosa Abendanon). Kartini mulai memikirkan kondisi kaum wanita yang memiliki status sosial masih rendah sehingga pendidikan mereka rendah. Wajar jika para wanita pribumi saat itu cara pandang dan cara berpikirnya juga rendah. Berikut ini beberapa bacaan Raden Ajeng Kartini. * Surat kabar Semarang yang mempunyai nama De Locomotief. Surat kabar tersebut diasuh oleh Pieter Brooshooft. * Leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di dalam paket majalah tersebut terdapat jenis majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan, adapula majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie dan jenis lainnya. * Buku yang dibaca antara lain Max Havelaar, Surat-Surat Cinta karya Multatuli, De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus,

sebuah roman anti perang karangan Berta Von Suttner. Selanjutnya, /Raden Ajeng Kartini/ ingin melanjutkan sekolahnya ke Belanda hingga berhasil mendapat beasiswa yang sebelumnya ia minta ke pemerintah Belanda melalui saran temannya yang bernama Mr. J. H. Abendanon. Namun, keinginan bersekolah diurungkannya karena orang tua beliau menginginkannya menikah. Oleh karena itu, ia menikah pada tanggal 12 November 1903 dengan bupati Rembang. Bersyukurlah seorang Kartini memiliki suami seperti beliau karena dapat memahami keinginannya untuk memuliakan kedudukan wanita pribumi agar meraih kemuliaan atas kedudukannya sebagai seorang wanita. Ia diberi dukungan oleh suaminya melalui pendirian sekolah wanita atau sering dikenal dengan nama sekolah Kartini. Sekolah tersebut letaknya berada di bagian timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang atau kalau sekarang ini dikenal sebagai sebuah bangunan bernama Gedung Pramuka. Kisah hidup Kartini berakhir hingga ia berusia 25 tahun. Kartini meninggal dunia di Rembang, Jawa Tengah pada tanggal 17 September 1904. Makam Kartini terletak di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Meski ia telah meninggal dunia di usia masih muda, tapi keinginannya yang tertuang di dalam tulisan surat dikumpulkan dan dibukukan oleh Mr. J. H. Abendanon. Selanjutnya, akan disampaikan ulasan tentang kumpulan surat Kartini kepada teman-temannya di Eropa (Belanda). Selain itu, penerbit Indonesia juga melakukan penerjemahan dan menerbitkannya sebagai sebuah buku yang menjadi inspirasi wanita Indonesia dalam memuliakan kedudukannya. Kumpulan Surat Tulisan Raden Ajeng Kartini Setelah Kartini meninggal dunia di usia 25 tahun, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat kiriman Kartini kepada teman-temannya di Eropa. Sebagai seorang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, Abendanon memberikan judul kumpulan surat kiriman Kartini menjadi sebuah buku yaitu Door Duisternis tot Licht. Arti dari judul buku tersebut yaitu dari kegelapan menuju cahaya. Buku tersebut telah diterbitkan pada tahun 1911 dan dicetak sebanyak lima kali. Selanjutnya, pada tahun 1922 Balai Pustaka menerbitkan buku tersebut dalam bahasa Melayu. Adapun judul kumpulan surat Kartini telah diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran. Terjemahan tersebut merupakan hasil terjemahan oleh Empat Saudara. Pada tahun 1938, Armijn Pane juga mengeluarkan karya Habis Gelap Terbitlah Terang menurut versinya sendiri. Sebagai seorang sastrawan pujangga baru, ia membagi buku tersebut dalam lima bab pembahasan. Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu korespondensinya. Surat-surat tulisan Kartini berisi pemikiran-pemikiran tentang kondisi sosial, utamanya mengenai keadaan wanita Indonesia yang masih berstatus rendah karena tingkat pendidikan yang rendah. Kartini berharap agar kaum wanita memiliki hak dalam menuntut ilmu dan belajar terutama bidang yang memuliakan kedudukan wanita dan mengingatkan kewajiban utamanya.

Kartini tidak hanya berharap wanita maju cara pandang dan cara berpikirnya, tapi ia berharap seluruh wanita Indonesia memiliki kemuliaan atas kedudukannya sebagai seorang wanita. Perkembangan zaman mulai dari teknologi dan informasi seharusnya membuat wanita Indonesia semakin berkembang dan maju dalam segala bidang kehidupan. Cara pandang dan cara berpikir wanita Indonesia juga seimbang dengan perkembangan zaman tersebut. Namun, hal penting yang harus diperhatikan yaitu kedudukan mulianya sebagai seorang wanita tidak boleh dilupakan begitu saja. Wanita sebagai tiang negara menjadi semboyan untuk instrospeksi setiap waktu bagi wanita Indonesia. Kemajuan dan kehancuran suatu negara tergantung peran wanitanya. Wajar saja jika wanita Indonesia harus tetap instrospeksi mengenali potensi diri dalam memajukan negara ini. Kedudukannya sebagai wanita di zaman modern seperti sekarang tidak menjadikannya termasuk ke dalam wanita yang menganggap rendah atau merendahkan kaum pria. Sesuai harapan Kartini kepada wanita Indonesia yaitu ilmu dan hasil belajar seorang wanita bukan untuk merendahkan siapapun, tapi semuanya untuk kemajuan dan kepentingan negara serta memuliakan kedudukannya dalam kehidupan. Semoga ulasan dalam tulisan tentang Kartini ini dapat memberikan pengaruh positif dan semangat tersendiri terutama kaum wanita. Jika pembaca termasuk wanita, maka tulisan ini dapat dijadikan tambahan ilmu bagaimana sebenarnya harapan Kartini dan bagaimana wanita harus bersikap dalam kehidupannya. Raden Ajeng Kartini termasuk tokoh wanita Indonesia yang dapat menjadi inspirasi wanita dalam memposisikan dirinya di era modern ini. Raden Ajeng Kartini dan Emansipasi Wanita Raden Ajeng Kartini sangat erat hubungannya dengan istilah emansipasi wanita. Lantas, apa sebenarnya hubungan Raden Ajeng Kartini dan emansipasi wanita itu? Sebelum lebih jauh membahas hubungan Raden Ajeng Kartini dengan emansipasi wanita, ada baiknya kita ketahui terlebih dulu pengertian dari emansipasi tersebut. Raden Ajeng Kartini - Pengertian Emansipasi Emansipasi memiliki arti sebagai usaha dalam memperjuangkan hak maupun kesetaraan derajat. Karl Marx memberikan definisi emansipasi politik dalam esainya yang berjudul "Zur Judenfrage", sebagai kesamaan derajat warga negara perseorangan dalam hubungannya dengan negara, kesamaan di depan hukum, tanpa memandang agama, harta benda, atau ciri orang perorang pribadi lainnya. Berbeda dengan Karl Marx, Cora Vreede-de Stuers (2008) mengartikan emansipasi bagi masyarakat timur jauh sebagai upaya penaklukan dari segala determinasi. Sementara, sebagian besar orang mengartikan emansipasi sebagai perjuangan wanita untuk mendapatkan kesempatan berprestasi di segala bidang. Perjuangan emansipasi di Indonesia dimulai oleh seorang wanita keturunan bangsawan bernama Raden Ajeng Kartini. Ia lahir pada 21 April 1879 dari

seorang ayah yang bernama Raden Mas Adipati Ario Sosrodiningrat, seorang Bupati Jepara dan Ibunya yang bernama M.A. Ngasirah. Raden Ajeng Kartini telah membawa perubahan kepada kehidupan kaum wanita. Pada saat itu, hanya wanita keluarga bangsawan saja yang dapat mengenyam pendidikkan. Itupun hanya pada tingkatan level tertentu, tidak bisa ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini rupanya mengganggu pikiran Kartini saat itu. Ia merasakan betapa tidak bebasnya seorang wanita, dan betapa tidak adilnya perlakuan yang diperoleh wanita. Kartini berpandangan bahwa kaum pribumi tanpa ada perbedaan strata, berhak mendapatkan pendidikan, seperti kaum bangsawan. Para wanita tidak seharusnya mengalami keterkungkungan itu. Kartini banyak membaca kehidupan wanita Eropa, tentang kesetaraan, tentang hak akan pendidikan tentang ilmu sosial, dan ekonomi. Melihat hal tersebut, Raden Ajeng Kartini mengambil kesimpulan bahwa dia harus bisa melakukan perubahan. Berbagai cara dicarinya menuju perubahan itu. Kartini pun melakukan korespondensi dengan teman-temannya yang berkebangsaan Eropa. Pemikiran-pemikiran Kartini tentang perubahan dan kesetaraan telah membuat orang-orang Eropa tertarik dan ingin mengenalnya. Begitu pula dengan Kartini yang sangat tertarik dengan kehidupan kaum wanita Eropa. Kondisi ini menjadikan Kartini bersahabat pena dengan teman-temannya yang berkebangsaan Eropa. Kumpulan surat-suratnya akhirnya dijadikan sebuah buku yang diberi judul /Door Duisternis tot Licht. / Rahasia di Balik Perjuangan Raden Ajeng Kartini Perjuangan Kartini yang sebenarnya perlu kita bahas dan kita ketahui agar kita bisa menyikapi makna emansipasi dengan bijak. Kartini menyampaikan permohonannya dalam surat yang ditujukannya kepada Prof. Anton tertanggal 4 Oktober 1902. Bunyi surat itu, Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi, karena kami yakin pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. Artinya, kalau kita bisa menyimpulkan apa yang diperjuangkan /Raden Ajeng Kartini/ semata hanya agar tercipta generasi yang lebih baik, karena pendidikan anak berawal dari pendidikan dalam keluarga. Seorang ibu adalah manusia yang paling banyak berperan dalam membentuk karakter anak. Oleh karena itu, seorang ibu harus dibekali dengan pengetahuan dan pendidikan yang baik. Emansipasi yang diinginkan oleh Kartini bukanlah keinginan untuk menyaingi kaum pria. Bukan pula emansipasi tanpa batas, melainkan hanya kesetaraan dalam mendapatkan hak pendidikan dan perlakuan yang sama, bukan keterkungkungan seperti yang terjadi saat itu.

Raden Ajeng Kartini - Emansipasi yang Diperjuangkan Wanita Kini Banyak wanita saat ini menafsirkan perjuangan emansipasi adalah untuk memperoleh kesetaraan gender. Emansipasi yang luas tanpa batas yang memberikan ruang kompetisi yang sama, tidak hanya dengan kawan jenis melainkan juga kompetisi dengan lawan jenis. Doktor Marwah Daud Ibrahim (1994) menafsirkan bahwa emansipasi yang baik adalah melihat lelaki bukan seteru melainkan kawan seperjalanan. Emansipasi yang sesuai dengan konteks kekinian, artinya tak sebatas perjuangan mencapai persamaan hak, tapi pada upaya keras untuk unggul dalam proses selektifitas. Seandainya kita lihat kaum wanita sekarang yang berlomba-lomba melakukan perjuangan atas nama emansipasi, rasanya kita akan melihat bukan lagi pendidikan dan perlakuan yang sama yang diperjuangkan. Bukan lagi visi misi Kartini yang tampak, melainkan hanya ego sektoral yang terkadang melampaui batas. Banyak wanita muda yang memilih jalan yang salah demi mencapai kesetaraan, hingga tidak sedikit dari mereka yang akhirnya harus jatuh ke lubang hitam. Ini bukanlah kondisi yang dicita-citakan Raden Ajeng Kartini, bukanlah emansipasi yang terarah, melainkan pemahaman yang salah kaprah akan arti emansipasi. Dampak pemahaman emansipasi yang tak terarah adalah munculnya ego-ego kaum wanita, karena keberhasilan karirnya. Terkadang wanita yang memiliki karir yang lebih tinggi dari suaminya, menjadi bersikap semaunya. Tidak lagi menghargai sosok suami sebagai seorang kepala rumah tangga yang harus dihormati dan dihargai. Coba kita lihat perkembangan kasus korupsi saat ini. Bukan saja kaum pria yang dapat melakukannya, tetapi tidak sedikit kaum wanita yang terjebak di dalamnya. Seolah kaum wanita juga tidak mau kalah, tanpa memandang apakah itu perbuatan yang pantas atau tidak. Tak ada lagi rasa sungkan dan malu, tak ada lagi keanggunan budaya timur yang tampak. Budaya berdasarkan asas kepantasan. Inikah emansipasi yang kita gembor-gemborkan? Sungguh sangat disayangkan bila memang demikian. Itu artinya telah terjadi pergeseran nilai-nilai moral manusia, nilai-nilai adat ketimuran. Raden Ajeng Kartini - Bagaimana Memaknai Emansipasi Masa Kini? Emansipasi wanita bukanlah hal yang buruk bila kita mampu memaknainya dengan benar, seperti harapan yang diperjuangkan Kartini. Raden Ajeng Kartini telah berhasil melepaskan rantai yang membuat wanita berada dalam keterkungkungan. Tugas kaum wanita sekarang hanya melanjutkan dan memanfaatkan apa yang telah diperjuangkan oleh Kartini, agar bisa berperan aktif dalam pembangunan, dalam menciptakan generasi madani yang unggul. Generasi yang mampu melindungi dirinya dari pengaruh buruk lingkungan dan teknologi. Generasi yang mampu memilah dan memilih, dan generasi yang mampu menciptakan lapangan kerja. Sudah saatnya kaum wanita tidak lagi meributkan masalah emansipasi.

Tidak lagi sibuk menuntut lahan-lahan yang bukan wilayahnya. Betapa sesungguhnya tugas wanita sudah sangat berat tanpa ditambah kesibukan-kesibukan tersebut. Wanita saat ini telah diposisikan pada tempat yang mulia dengan tugas-tugas yang mulia, dijaga sedemikian rupa kehormatannya, dilindungi keselamatannya dengan undang-undang, dan dihargai di hadapan publik. Sebuah kondisi yang patut kita syukuri dan kita nikmati. Banyak hal yang sesungguhnya dapat dilakukan kaum wanita yang belum tentu dapat dilakukan kaum pria. Kodratnya sebagai seorang ibu yang tertempa melalui lika-liku hidup yang timbul dalam rumah tangganya, telah membuat wanita menjadi sosok yang kuat. Sosok yang mampu memecahkan karang sekeras apapun dengan kelembutannya. Di manapun kita dapat berkarya tanpa melepaskan tanggungjawab kita sebagai seorang ibu, istri, guru, dan sahabat untuk suami dan anak-anak. Demikianlah gambaran tentang emansipasi wanita dulu dan kini. Emansipasi wanita di era Raden Ajeng Kartini dan era wanita-wanita modern saat ini. Semoga apa-apa yang diuraikan dalam artikel tadi bisa memberikan manfaat bagi wanita-wanita Indonesia. Tolong SHARE artikel ini <http://www.facebook.com/sharer.php> Nama : Email : Komentar

Catatan : Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, jangan menggunakan terlalu banyak singkatan seperti SMS. Setiap komentar memerlukan persetujuan moderator. Anne Ahira - Asian Brain on Facebook <http://www.facebook.com/pages/Anne-Ahira-Asian-Brain/156735887976> Artikel Terkait * Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam Masa Lalu <http://www.anneahira.com/tokoh-tokoh-pendidikan-islam.htm> * Perjalanan dan Karir Politik Barack Obama <http://www.anneahira.com/obama.htm> * Biografi Gusdur - Kisah Perjalanan Presiden Ke-4 Indonesia <http://www.anneahira.com/biografi-gusdur.htm> * Biografi Iwan Fals, Karir dan Perjuangan <http://www.anneahira.com/biografi-iwan-fals.htm> * Biografi Diponegoro - Pelajaran Tentang Keberanian Mempertahankan Harga Diri Bangsa <http://www.anneahira.com/biografi-diponegoro.htm> * Tokoh Politik Alternatif yang Nyentrik <http://www.anneahira.com/tokoh-politik-alternatif.htm> * Karya Seniman Indonesia dalam Konteks Tulisan Sastra dan Seni Lukis <http://www.anneahira.com/karya-seniman-indonesia-14757.htm> ------------------------------------------------------------------------

Beranda <http://www.anneahira.com/> | Kontak Kami <http://www.asianbrainsupport.com/> | Privacy <http://www.anneahira.com/privacy.htm> | Artikel Sitemap <http://www.anneahira.com/artikel-sitemap.htm> | Sitemap <http://www.anneahira.com/sitemap.htm> | RSS Feeds <http://www.anneahira.com/rss.htm> _Kantor Pusat _ : Jl. Bojong Sereh No.668 Bandung 40376 Jawa Barat - INDONESIA

<javascript:;><javascript:;>

You might also like