Professional Documents
Culture Documents
yg bermanifestasi 4 bentuk
1. 2. 3. 4.
Inapparent infection (90 95 %) Abortif/minor illness (4 8 %) Poliomielitis nonparalitik (meningitis aseptik) Polio paralitik
Sering mengenai anak < 5 th Frekuensi laki-laki = perempuan Sejak th 1988 kasus menurun >99% Th 2010 hanya 4 negara endemik polio (Afganistan, Nigeria, India dan Pakistan)
Diagnosis
Poliomielitis Abortif
Demam, anoreksia, muntah,nyeri perut dan hiperemis orofaring (< 5 hari) Sembuh 3 10 hari
Poliomielitis nonparalitik
Demam, nyeri kepala dan otot, hiper dan parestesi, anoreksia, nausea, muntah, konstipasi, diare Kaku kuduk dan punggung Rigiditasnuchal dan spinal sulit duduk dari posisi tidur, head drop kelemahan 1 kelompok otot skeletal
Diagnosis
Poliomielitis Paralitik
Gejala
= poliomielitis nonparalitik Demam lebih tinggi, mimik wajah gelisah,flushing, selalu terjaga, tampak sakit berat Beberapa hari tak bergejala kelemahan otot
Pasien sembuh sindrom pascapoliomielitis : kelemahan rekurens pd otot yg terkena. Dapat terjadi 20 -40 th setelah infeksi polio
Pemeriksaan Penunjang
Darah
Leukosit
normal/sedikit meningkat Serum antibodi akut dan konvalesen Peningkatan titer IgG 4x / titer IgM (+) pd stadium akut PCR
LCS
20-300
sel predominan limfosit, glukosa normal, protein normal/ sedikit tinggi PCR
Pemeriksaan Penunjang
Kultur
Dilakukan
Histologi
Ag
Diagnosa Banding
Guillain Barrre Syndrome Kugelberg Welander spinal muscular dystrophy Meningitis aseptik Encefalitis
Tatalaksana
Suportif
demam, nyeri kepala Ventilasi mekanik paralisis bulbar Laksansia konstipasi Terapi hipertensi ensefalopati hipertensi Rehabilitasi medis paralisis, cegah dekubitus, pneumonia, kontraktur
Antipiretik/analgrtik
Bedah
Bedah
Tatalaksana
Diit
Keseimbangan
terjadinya aspirasi
Penyulit
Nyeri hebat saat spasme dan kekakuan otot Paralisis otot vesikaurinaria dan atoni GIT (20%) Respiratory isufisiensi pure spinal, bulbar dan bulbospinal poliomielitis Aritmia jantung , tekanan darah tidak stabil
Pemantauan
Poliomielitis non paralitik dipantau kemungkinan menjadi paralitik refleks perifer secara rutin Pasien terbaring lama , imobilisasi, terpasang kateter, ETT pantau infeksi
Pencegahan
Imunisasi,
Prognosis
tipe bulbar komplikasi tertinggi , angka kematian 60% Poliomielitis abortif sembuh tanpa sekuele signifikan
Poliomielitis