Professional Documents
Culture Documents
Hipertensi
Identitas Pasien
Anamnesis
. Keluhan Utama : Sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu RPS : Pasien datang dengan keluhan sakit kepala yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Sakit kepala tersebut dirasakan hilang timbul dan sakit tersebut menjalar sampai ke leher.
Lanjutan
Keluhan pandangan kabur (-). Menurut keterangan pasien, pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak tahun 2005 tetapi pasien tidak rutin berobat maupun mengkonsumsi obat. Selain keluhan sakit kepala pasien juga mengeluh seluruh badan pasien terasa pegal-pegal.
Riwayat hipertensi sejak tahun 2005 Riwayat DM, sakit jantung,dan sakit maag disangkal.
Riwayat Pengobatan Pasien mengkonsumsi obat penurun tekanan darah yaitu captopril 25 mg yang diminum 2x/ hari tetapi tidak rutin setiap hari. Obat tersebut didapatkan pasien dari dokter yang berada di klinik dekat tempat tinggal pasien Riwayat Alergi : Riwayat Psikososial Makan teratur dan masih sering mengkonsumsi makanan yang asin,olahraga jarang,merokok (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Pasien tampak sakit ringan. Kesadaran : Compos Mentis TTV :
TD N RR S BB TB IMT
Status generalis
Kepala Bentuk : Normocephal Rambut: Hitam dan tidak rontok Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Hidung: Septum deviasi (-) keluar sekret (-/-) Telinga: Keluar sekret (-/-) Mulut : Bibir kering (-),sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil hiperemis (-) T1-T1
Leher Kelenjar tiroid : Pembesaran (-) Kelenjar getah bening : Tidak ada pembessaran kelenjar getah bening
Dada
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba (ICS 5, midclavicula kiri) Perkusi : Batas jantung kanan : ICS 4, parasternal kanan Batas jantung kiri : ICS 4, midclavicula kiri Auskultasi : BJ 1 dan 2 normal, Gallop (-),murmur (-)
Paru-paru Inspeksi : Dinding dada simetris, rektraksi sela iga (-) Palpasi : Vocal fremitus (+/+) sama Perkusi : Sonor dikedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi ICS 5 Auskultasi : Bunyi napas vesikuler di kedua lapang paru, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut simetris, massa (-), bekas operasi (-), distensi (-) Auskultasi : Bising usus (+),Bising usus meningkat Palpasi Nyeri tekan epigastrium (-) Perkusi : timpani pada keempat kuadran abdomen Extremitas Atas : udem -/- , RCT < 2dtk +/+ , akral hangat +/+ Bawah : udem -/- , RCT < 2dtk +/+ , akral hangat +/+
Resume
Seorang perempuan umur 38 tahun mengeluh sakit kepala sejak 1 minggu,nyeri dirasakan menjalar sampai leher, selain itu pasien mengeluh seluruh badan terasa pegal,riwayat HT (+) sejak tahun 2005. Pemeriksaan Fisik : TD : 150/100
Working Diagnosis
Hipertensi stadium I
Penatalaksanaan
Medikamentosa Captopril 2 x 25 mg B1 3x1 B12 3x1 Non medikamentosa Diet rendah garam dan lemak Olahraga teratur Diet tinggi serat Istirahat yang cukup
Definisi
Apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi.
Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa yang berusia 18 tahun atau lebih
Hipertensi Primary Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas sistem saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia. Hipertensi primer biasanya timbul pada usia 30 50 tahun.
Hipertensi Secondary Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh.
Gejala hipertensi
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
Sakit kepala Kelelahan Mual Muntah Sesak nafas Gelisah Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Sering buang air kecil terutama di malam hari Telinga berdenging
STRESS
PERUBAHAN GENETIS
OBESITAS
Reninangiotensin berlebih
hiperinsulinemia
Volume cairan
Konstriksi vena
Preload
Kontraktilitas
Konstriksi fungsionil
Hipertrofi struktural
TD = CURAH JANTUNG x TAHANAN PERIFER HIPERTENSI = PENINGKATAN CURAH JANTUNG dan/atau PENINGKATAN TAHANAN PERIFER
otoregulasi
Penatalaksanaan
Tujuan terapi antihipertensi adalah menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular dan ginjal. Kardiovaskuler < 140/90 mmHg Hipertensi + DM / ginjal < 130/80 mmHg Modifikasi gaya hidup Terapi non-farmakologi dan farmakologi
NONFARMAKOLOGI Diet rendah garam Penurunan berat badan Olahraga yang teratur Menghindarkan faktor risiko : Rokok Alkohol Hiperlipidemia Stress
Farmakologi
Jenis jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan oleh JNC 7 : Diuretika : Thiazide atau Aldosterone antagonist Beta blocker (BB) Calcium channel blocker atau Calcium antagonist (CCB) Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/blocker (ARB)
Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien adalah :
Diuretika dan ACEI atau ARB CCB dan BB CCB dan Diuretika AB dan BB
Pencegahan
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik seperti konsumsi makanan kaya serat, kurangi konsumsi garam dan pola diet rendah lemak jenuh, total lemak dan kolesterol serta aktivitas fisik yang cukup. Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol yang diduga berpengaruh dalam meningkatkan resiko hipertensi, walaupun mekanisme timbulnya belum diketahui pasti. Disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium/sodium.
Terima Kasih