Professional Documents
Culture Documents
KTP2D
KAWASAN TERPILIH PUSAT
PENGEMBANGAN DESA
Buku ini masih jauh dari sempurna, yang masih terbuka untuk
masukan-masukan yang bersifat memperbaiki.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan
21.3. Sistematiaka Panduan Praktis 2
Lampiran
1. Contoh Matriks Program
2. Illustrasi Penyusunan RPJM
ii
1.1 Latar Belakang
Kawasan strategis perdesaan biasanya diindikasikan dengan unit-unit satuan simpul
pusat pengembangan kegiatan yang apabila disentuh secara tepat akan berdampak
signifikan bagi pertumbuhan dan perkembangan kawasan itu sendiri bahkan
dimungkinkan dampaknya bagi kawasan sekitarnya.
Yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan adalah ‘tepat’ didalam seleksi desa-
desa yang karena keterkaitannya dapat membentuk suatu kesatuan yang kemudian
disebut kawasan; tahapan itu disebut dengan Identifikasi Kawasan Terpilih Pusat
Pengembangan Desa atau KTP2D.
Tepat didalam perencanaan program pada masing-masing kawasan sungguh akan
menjadi kunci keberhasilan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang pada
saatnya akan berdampak pada sasaran-sasaran positif lainnya baik dalam skala lokal
maupun regional.
Penyusunan Rencana Program Jangka Menengah atau RPJM menjadi kegiatan
penting yang menghasilkan dokumen sebagai pegangan bagi pemerintah daerah
dalam mengembangan kawasan-kawasan perdesaan potensial diwilayahnya.
Tahapan-tahapan dalam penyusunan RPJM yang berangkai secara berurutan yang
telah disiapkan berdasarkan pengalaman lapangan ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan
Panduan Praktis merupakan manual yang menuntun para pelaksana dalam tahapan
dan atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam prosesi penyusunan RPJM.
Panduan ini juga akan menunjukkan peran, tugas dan tanggung jawab dari berbagai
pihak, baik pemerintah, masyarakat, swasta, maupun konsultan atau tim teknis
pendamping kegiatan.
Cakupan perencanaan disesuaikan dengan batasan kawasan (desa pusat dan desa-
desa hinterland) yang telah ditetapkan dalam identifikasi lokasi KTP2D sesuai
panduan identifikasi lokasi KTP2D yang berlaku.
RPJM dan matriks program lintas sektor menjadi arahan pengembangan kawasan
yang terdiri atas desa-desa potensial (desa pusat dan desa-desa hinterland) di
perdesaan dan sekaligus menjadi alat koordinasi dari berbagai pihak yang akan
berkontribusi secara terarah, terprogram dan berkelanjutan dalam pembangunan
kawasan.
1. 2. Tujuan
Panduan Praktis Penyusunan RPJM KTP2D bertujuan agar:
Seluruh pelaku dalam proses penyusunan RPJM memahami prinsip dan tujuan akhir
dari penyusunan RPJM KTP2D
Pemerintah Daerah, Konsultan atau pihak lain yang terkait mempunyai acuan teknis
dalam melaksanakan kegiatan penyusunan RPJM KTP2D, sehingga tujuan dan
batasan waktu penyusunan RPJM dapat terpenuhi secara baik.
Lampiran
Model prasarana dan sarana perdesaan penunjang pengembangan KTP2D
2.1.1 Pengertian
Sebagai pengejawantahan asas tridaya dalam pengembangan kawasan, maka
penyusunan RPJM KTP2D semestinya membawa misi yang berbasis
pemberdayaan masyarakat. Langkah awal yang paling penting dan menentukan
keberhasilan suatu pemberdayaan masyarakat adalah mengenal secara baik
kelompok masyarakat yang akan diberdayakan. Untuk itu perlu dilakukan
observasi masyarakat.
Observasi atau pengamatan terhadap pola hidup sehari-hari dan pola kehidupan
ekonomi akan memberikan informasi dan data yang mendasar yang bermanfaat
untuk memilih strategi pemberdayaan masyarakat untuk bersama-sama berproses
didalam pengembangan desa yang diawali dengan proses penyusunan matriks
program sebagai bagian penting dari RPJM.
Kegiatan ini dilakukan oleh observer lokal, bisa berasal dari LSM, aktivis warga.
Tim terdiri atas beberapa orang yang diharapkan dapat terdistribusi secara merata
dan proporsional untuk setiap desa/dusun. Tim akan tinggal bersama masyarakat
setempat 2-3 minggu
2.1.2 Persiapan
1. Menyiapkan acuan tugas untuk merekrut para observer. Acuan berisikan latar
belakang, misi dan tujuan, sasaran observasi, kriteria observer, tugas dan
tanggung jawab, hak dan kewajiban observer, gambaran singkat kawasan yang
2. Kriteria Observer :
a. Volunteer (Sukarelawan), yang artinya tidak menggantungkan pendapatan
sepenuhnya dari kegiatan ini. Ulet, pandai bergaul dan suka berpetualang
b. Mengetahui (secara garis besar) tentang infrastruktur
c. Sehat rohani dan jasmani, menyukai kegiatan social, diutamakan yang
berpengalaman dalam kegiatan kelompok/lembaga yang diketahui bergiat
secara positif.
d. Beorientasi untuk mencari pengalaman dan atau implementasi ilmu
pengembangan wilayah serta pembangunan daerah
e. Diprioritaskan yang berasal atau lama tinggal di sekitar kawasan, setidak-
tidaknya dari daerah dalam satu propinsi.
Pelatihan Observer
1. Agar materi, proses, kualitas dan hasil pelatihan ini baik, maka perlu persiapan
pelatihan yang baik juga. Untuk itu perlu disiapkan modul-modul pelatihan,
narasumber yang berpengalaman, metodologi pelatihan (30% terori dan 70%
1. Perkenalan tim kecil dengan anggota keluarga tempat mukim serta menjelaskan
tugas utama tim.
2. Melakukan briefing singkat untuk persiapan pelaksanaan observasi.
3. Pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari buku potensi desa, berikut
dengan peta desa. Untuk kepentingan pembangunan infrastruktur, maka data
tentang kondisi dan kelengkapan prasarana sarana ke-Puan serta kebutuhan
Prasarana dan sarana pendukung pengembangan potensi di desa tersebut
harus terdata secara lengkap dan valid.
4. Dengan menggunakan peta desa, tim melakukan observasi lapangan dan
memberikan catatan-catatan khusus yang dianggap berpengaruh, baik secara
positif ataupun negatif terhadap pertumbuhan ekonomi desa ataupun kawasan
nantinya.
5. Melakukan wawancara informal dengan masyarakat, pada setiap kesempatan
baik di warung-warung, saat istirahat kerja atau ikut terlibat pada pekerjaan
harian penduduk setempat (misalnya nelayan, petani, peternak, pengrajin,
usaha industri rumah tangga, dll). Bahan ‘obrolan’ sebenarnya adalah
pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan pada kuesioner yang telah dibuat dan
dipelajari sebelumnya. Melalui ‘obrolan’ ini dan ditambah dengan obrolan
dengan keluarga tempat mukim harus didapat informasi tentang :
a. Karakter umum masyarakat, adapt istiadat terutama kebiasaan dalam
mengambil keputusan, personil yang ditokohkan, dll
b. Kebiasaan masyarakat dalam berpenghasilan berkaitan dengan potensi
desa baik alam maupun yang sudah disentuh secara artificial
c. Pemahaman masyarakat tentang kebutuhan infrastruktur pedesaan
terutama dalam menunjang pengembangan perekonomian.
d. Potensi desa dan orientasi pasar yang dipahami oleh masyarakat
e. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap upaya pemerintah termasuk
pembangunan fisik dalam pengembangan desanya
6. Menyelenggarakan pertemuan semi formal, bisa di balai desa atau di salah
seorang rumah tokoh masyarakat (focus group discussion). Kegiatan ini dapat
memanfaatkan momen untuk berpamitan meninggalkan desa diakhir masa
tugas observasi. Pada pertemuan ini hal penting dilakukan/diperoleh adalah :
a. Menceritakan pengalaman selama tinggal di desa dengan menyampaikan
beberapa temuan-temuan yang dianggap persoalan maupun potensi desa.
Panduan Praktis rpjm-ktp2d 9
b. Meminta pendapat dan pandangan dari hasil temuan tersebut, guna
koreksian, klarifikasi dan untuk melengkapi data atau informasi yang sudah
dikumpulkan.
c. Menggali persoalan, potensi ide dan gagasan masyarakat dalam
menumbuhkembangkan desa.
d. Memberikan respon (berupa masukan-masukan) terhadap ide dan
gagasan di atas secara umum serta mendorong terbangunnya hubungan
antar desa dalam mengembangkan kawasan.
e. Pada pertemuan tersebut, sebaiknya tim tidak memberikan janji-jani
apapun, meskipun sudah mengetahui program KTP2D, tapi boleh
menjanjikan untuk memfasilitasi pertemuan para tokoh masyarakat dari
setiap desa dalam satu kawasan dalam waktu dekat.
3. Seluruh data dan informasi yang diperoleh dari hasil observasi diserahkan kepada
konsultan atau tim kerja yang diberi tugas dan tanggung jawab dalam penyusunan
RPJM dan matriks program lintas sektor. Konsultan/Tik Kerja menyusun kompilasi
data dari seluruh desa yang nantinya akan menjadi masukan utama dalam
menyusun Profil Kawasan.
4. Setelah data secara resmi diserahkan kepada konsultan/Tim Kerja, maka tugas
tim observer sudah selesai. Namun apabila dibutuhkan konsultan dapat
mengikutsertakan satu atau dua orang dari observer membantu kegiatan
penyusunan RPJM lebih lanjut.
2. Sumber daya tersebut dapat berupa sumber daya alam, sumber daya buatan
ataupun sumber daya manusia (sosial). Potensi kawasan juga dapat berupa
potensi yang belum diolah (eksplor) atau potensi tersembunyi.
Buku dicetak atau dapat juga difotocopy dengan jumlah secukupnya, minimal
sebanyak peserta yang akan mengikuti kegiatan rembug desa/sarasehan kawasan.
Kegiatan ini menjadi wahana untuk menggali dan mengklarifikasi akar masalah dan
potensi kawasan serta ide/gagasan untuk membangun masa depan kawasan yang
bertumpu pada kemampuan masyarakat dan potensi kawasan. Hasil akhir rembug
desa adalah terumuskannya renstra kawasan, dimana program pembangunan dan
pengembangannya dituangkan dalam bentuk matriks program dan peta rencana tata
ruang kawasan.
Proses rembug desa dilakukan dengan fasilitasi pendamping (instansi terkait dan atau
konsultan) yang berposisi sebagai fasilitator. Dalam hal ini konsultan benar-benar
telah memahami dan berpengalaman dalam memfasilitasi pemberdayaan
masyarakat.
Tersusunnya Draft Rencana Strategis Kawasan yang merupakan sub sistem dari
dari Renstra Kabupaten/Kota
Terbangunnya wahana atau forum komunikasi masyarakat kawasan
Tersusunnya Draft Matriks Program lintas pihak (pemerintah, masyarakat dan
swasta)
Tersusunnya Draft Rencana Tata Ruang Kawasan yang dituangkan dalam bentuk
peta (peta investasi)
Preliminari design atau prototipe bangunan dan atau program design (program
kerja design atau rencana aksi/kerja)
Rapat dikoordinir oleh Bapeda (tingkat daerah) atau Bapenas (tingkat nasional) dan
bertujuan untuk menyempurnakan RPJM melalui sinkronisasi program dengan
instansi terkait dan sekaligus menjadi wahana menjaring program dari instansi dan
atau departemen terkait ataupun sebaliknya.
Seluruh item/kegiatan dalam matriks program diisi sesuai kapasitas, komitmen dan
kewenangan instansi terkait, lembaga pemerintah lainnya atau lembaga non
pemerintah, sesuai renstrada
Program/kegiatan yang tidak/belum dapat dikelola (termasuk pembiayaan) oleh
daerah, dapat diusulkan untuk didukung oleh instansi tingkat pusat atau lembaga
Potensi
Unggulan:.........................................................................................................................
no Indikasi potensi Analisis Jenis Lokasi Volume jadwal Harga Jml dana Sum
dan solusi dan kegiatan satuan yg di ber
permasalahan dukungan butuhkan dana
pengemba
ngan
I 2 3 4 5
2
Tahap penyertaan awal masyarakat
adalah dengan pemilihan tenaga-
tenaga sebagai kader masyarakat,
yang juga berasal dari masyarakat
setempat yang dipilih dan
ditetapkan berdasarkan aklamasi
dan usulan masyarakat banyak.
3
Kegiatan survey desa sendiri
mulai dilakukan oleh
masing-masing keluarga
dengan mengisi kartu-kartu
yang sangat gampang cara
mengisinya.
Masyarakat menjadi
mengerti permasalahan
dan cara pemecahan
serta kebutuhan lainnya.
5
Dalam Rembug Desa ini masyarakat
diajak berpikir bersama dalam
merumuskan program berdasar atas
data-data hasil survey yang sudah
disempurnakan.
6
Penjelasan secara visual juga diperlukan, dengan
demikian masyarakat mulai mengenali kawasan
yang mereka huni selama ini terutama dalam hal
potensi yang dapat dikembangkan termasuk juga
permasalahan yang ada misalnya seringnya terjadi
banjir, kekeringan, dll.
7
Setelah disepakati bersama usulan
perkelompok tersebut di rangkum
dalam table yang disebut matriks
program.
8
Ketika pembangunan fisikp
dilaksanakan upayakan melibatkan
sebanyak mungkin masyarakat.
9
Ketika kegiatan pada
guliran pertama selesai dan
pendampingan dana dari
pemerintah mulai menipis,
maka masyarakat sudah
siap untuk melanjutkannya.
10