Professional Documents
Culture Documents
Kartikaweni Juliansari Nurhamidah Rangkuti Nurma Harlianti Nurullah Agustya Silvia Indri Aprian Yeni Yulia Saputri
TUJUAN PRESENTASI
Menjelaskan tentang defenisi,tanda dan gejala Faktor penyebab dan fase-fase skizoprenia serta psikodinamikanya Menjelaskan tentang defenisi,tahapan,tanda dan gejala, serta psikodinamika isolasi sosial. Menjelaskan tentang defenisi, penyebab, tahapan, jenis-jenis,tanda dan gejala,, rentang respon dari halusinasi Menjelaskan asuhan keprawatan pada klien dengan halusinasi, isolasi sosial, dan defisit perawatan diri
OUTLINE
Skizoprenia Halusinasi Isolasi sosial
Defenisi, , tahapan, tanda dan gejala,Psikodinamika ( faktor predisposisi, faktor presipitasi, rentang respon )
Asuhan keperawatan
Penatalaksanaan
Skizofrenia
Definisi Skizofrenia
Tanda&Gejala Skizofrenia
Definisi Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat merusak yang melibatkan gangguan berpikir (delusi), persepsi (halusinasi), pembicaraan, emosi, dan perilaku, (Mark Durand dan David H. Barlow, 2007). Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan pikiran yang terpecah (split) yang mendasari perilaku menyimpang (tidak lazim), seperti asosiative spliting dalam fungsi-fungsi dasar kepribadiannya, (Eugen Bleur dalam Mark Durand dan David H. Barlow, 2007).
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan komunikasi, bahasa, pikiran, persepsi, dan perilaku (Linda C. Copel, 2007).
Perubahan abnormal neuroanatomis dan neurokimia mempengaruhi fungsi otak. Penderita skizofrenia memilki jaringan otak relatif lebih sedikit. Hal tersebut dapat memperlihatkan suatu kegagalan perkembangan atau kehilangan jaringan selanjutnya.
Waham: keyakinan yang salah dan dipertahankan yang tidak memiliki dasar dalam realitas
Ekopraksia: peniruan gerakan atau gestur orang lain yang diamati klien Flight of ideas: aliran verbalisasi yang terus menerus saat individu melompat dari satu topic ke topic lain dengan cepat Asosiasi longgar: pikiran atau gagasan yang terpecah-pecah atau buruk
3 4
Anhedonia: merasa tidak senang atau tidak gembira dalam menjalani hidup, aktivitas, atau hubungan
Ambivalensi: mempertahankan Tidak memiliki kemauan: tidak adanya keyakinan atau perasaan yang keinginan, ambisi, atau dorongan untuk tampak kontradiktif tentang individu, bertindak atau melakukan tugas-tugas. peristiwa, atau situasi yang sama
Fase-fase Skizofrenia
Fase Prodromal
Mengalami penurunan fungsi perawatan diri, sosial, waktu luang, pekerjaan, atau pendidikan akademis. Berlangsung 6-12 bulan samapi timbul gejala positif dan negatif skizofrenia.
Fase Aktif
Penderita sudah menunjukan gejala psikotik umumnya Penderita harus diberikan asuhan keperawatan yang bersifat hospitalistik, seperti terapeutik psikiatrik Fokus: rehabilitasi psikiatrik terutama pada pikiran, perasaan, dan perilaku.
Fase Residual
Pola pembicaraan melantur, memiliki ide-ide yang rumit, merasa mengetahui kehidupan masa yang akan datang, dan penarikan diri dari relasi sosial.
Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu gangguan persepsi, dimana terjadi pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan sensorik (persepsi indera yang salah) (Mark Durran dan David
H. Barlow, 2007).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar
(Maramis, 1998).
Penyebab Halusinasi
Faktor perkembangan Faktor biologik
Faktor sosiokultural
Faktor keluarga
Condemming
Menyalahkan Ansietas tingkat berat
Conquering
Menaklukan Ansietas tingkat panik
Comforting
Controlling
Jenis-jenis Halusinasi
1. Halusinasi penglihatan (optik)
4. Halusinasi pengecap 5. Halusinasi peraba 6. Halusinasi kinestetik 7. Halusinasi visceral 8. Halusinasi hipnopompik 9. Halusinasi hipnagogik
Isolasi sosial
Definisi
Isolasi sosial merupakan kondisi ketika individu atau kelompok mengalami, atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk lebih terlibat dalam aktivitas bersama orang lain, tetapi tidak mampu mewujudkannya
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu keadaan yang negatif atau mengancam (Townsend, 1998).
Isolasi sosial adalah kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan yang negatif atau mengancam (NANDA, 2012).
Tahapan
Konsep diri negatif harga diri rendah isolasi sosial
Aktivitas menurun.
Klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap. Harga diri rendah
PSDIKODINAMIKA
Faktor predisposisi Faktor perkembangan
Lansia
Dewasa awal
Dewasa tengah
bayi
todhler
Cont.
Presipitasi faktor sosial budaya, misalnya perceraian
Respon Maladaptif
Penatalaksanaan Medis
antipsikosis
terapi elektrokonvulsif biologis Insulin
Terapi
Pengekangan
Efek serius, lama penggunaanya konvensional Contoh : Haldol, stelazine, mellaril, thorazine,navane, trilafon, prolixin
antipsikotik
Newer Atypical Antipsycotics Contoh :Riperdal, seroquel atau zyprexa
Antiprikotik atipikal pertama, Clozaril Efek samping jarang tapi serius Ex: menurunkan leukosit
Chlorpromazine (CPZ)
Trifluoperasin (Stelazine)
Tioridiasin (Melleril) Contoh Diazepam (Valium) Halloperidol (Haldol, Serenec)
Efek samping
Thrihexyfenidil (THP)
Reaksi dystonia Reaksi dystonia (Kelainan gerakan dimana kontraksi otot yang terus menerus menyebabkan gerakan berputar dan berulang atau menyebabkan sikap tubuh yang abnormal)
Intervensi Berikan obatobatan sesuai dengan program; kaji keefekifannya. Tenangkan klien jika ia merasa takut.
VIDEO
Dyskinesia tardif (gerakan abnormal yang lambat, biasanya bermanifestasi sebagai gerakan mengunyah, terkadang protusi lidah, mengecapkan bibir, gerakan choreiformis minor dari jari dan jempol dan kadang juga pada ekstremitas besar dan badan)
Intervensi Kaji dengan menggunakan instrument seperti AIMS (Abnormal Involuntery Movement scele)* ; laporkan kejadian atau peningkatan nilai kepada dokter. .
Sindrom
maligna
neuroeptik
(hipertermi, rigiditas atau kaku , disregulasi otonom dan perubahan kesadaran)
Akatisia
untuk tubuh)
(kecemasan menggerakkan
parkinsonisme
yang diinduksi neuroleptik (drooling, gangguan pergerakan otot-otot jadi lebih lambat dan kaku).
Kejang
Hentikan pemberian obat, beritahu dokter, lindungi klien dari cedera selama kejang, tenangkan klien dan beri privasi klien setelah kejang.
Sedasi (ngantuk)
Ingatkan klien tentang aktivitas yang memerlukan kewaspadaan, seperti mengemudi mobil.
Hindari pajanan sinar matahari, ketika berada di bawah sinar matahari pakai baju pelindung dan losion tabir surya.
Konstipasi
Retensi urin
Hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah yang terjadi tiba-tiba saat berubah posisi dari telentang ke posisi duduk atau tegak)
Instruksikan klien unutk bangkit dengan perlahan dan posisi duduk atau berbaring ketika ingin berjalan tunggu sampai pusing atau pening hilang.
Terapi Insulin
Terapi koma insulin adalah terapi pemberian insulin pada klien skizofrenia yang dosisnya kian hari kian bertambah. Hingga pada kondisi tertentu dapat membuat klien menjadi koma. Koma itu dihentikan dengan memberikan lewat hidung atau mulut melalui pipa atau melalui pembuluh darah. Kontraindikasinya antaralain pada klien yang jantung lemah, TBC atau arteriosklerosis. Sejauh ini, penelitian menunjukkan hasil yang beragam, ada penelitian yang menunjukkan pemberian terapi koma insulin dengan psikoterapi akan meningkatkan ke kesembuhan.
Pengobatan
Tidak patuh
Relaps
Relaps
Efek samping
Harga obat
Rasa obat
Asuhan Keperawatan
Kasus
Isolasi Sosial
S: Pasien dirawat dengan alasan tidak Defisit Perawatan Diri mampu mengurus diri O: Pasien tampak sering tiduran di tempat tidur
Pohon diagnosa
Defisit perawatan diri
Halusinasi
Isolasi sosial
Diagnosa Keperawatan: Gangguan sensori persepsi: halusinasi dengar DO: Pasien tampak bicara dan tertawa sendiri DS: Pasien mengatakan sering mendengar suara yang ingin membunuh dirinya. Tujuan/kriteria evaluasi: 1. Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya 2. Pasien dapat mengontrol halusinasinya
Intervensi Melatih pasien mengontrol halusinasi: a. Menghardik halusinasi (menjelaskan cara menghardik, memperagakan cara menghardik, meminta pasien memperagakan ulan, memantau penerapan serta menguatkan perilaku pasien b. Bercakap-cakap dengan orang lain c. Melakukan aktivitas yang terjadwal menjelaskan pentingya aktivitas teratur mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien melatih pasien melakukan aktivitas menyusun jadwal aktivitas sehari-hari memantau pelaksanaan jadwal aktivitas) d. Penggunaan obat secara teratur jelaskan kegunaan obat jelaskan akibat putus obat jelaskan cara mendapatkan obat/berobat e. Lakukan terapi aktivitas kelompok
Rasional Menghardik halusinasi merupakan upaya untuk mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang timbul
Dapat membantu dalam mengalihkan fokus perhatian pasien (distraksi) Dengan aktivitas yang terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi
Pasien sering kali mengalami putus obat, akibatnya pasien sering mengalami kekambuhan
Tujuan jangka pendek #1 a. Monitor tanda-tanda halusinasi pada klien, misalnya menoleh ke salah satu sisi, melihat sekeliling ruangan, dan berbicara sendiri b. Dorong klien untuk menceritakan isi halusinasi
a.
b.
c.
d.
e.
Bia halusinasi timbul, orientasikan klien pada c. realita dan beri umpan balik berdasarkan situasi saat itu. Jangan menyangkal engalaman klien, namun d. terangkan bahwa persepsi sensori klien tidak sama dengan persepsi sensori orang lain Berbicara dengan klien saat sedang mengalami e. halusinasi secara aktif
Beritahu klien tentang cara-cara hubungan interpersonal yang dapat membantu memenuhi kebutuhan, mengurangi ansietas dan menurunkan kebutuhan untuk berhalusinasi Bantu klien ntuk mengidentifikasi perasaan mana yang mengarahkannya pada halusinasi. f.
f.
g.
g.
h.
Ajarkan teknik distraksi pada klien, seperti h. bernyanyi mengiringi music, mendengarkan radio, membaca dengan suara keras.
Intervensi yang tepat dan segera dapat memungkinkan klien mengelola halusinasi atau membicaraan isi halusinasi tersebut Perawat harus mengetahui isi halusinasi agar dapat membantu klien memproses pikiran dan perasaan yang berhubungan dengan halusinasi tersebut Orientasi akan mengurangi ansietas dan membantu klien untuk bertahan pada situasi yang berdasarkan realita Kejujuran perawat membantu klien menyadari bahwa halusinasi merupakan pengalaman internal klien yang tidak didasari oleh ralita eksternal Hal ini memberi rangsang saingan atau membantu klien memahami isu-isu di balik halusinasi seperti harga diri, kemarahan, an ketakutan Klien memerlukan bantuan untuk mengembangkan hubungan dengan sesamanya karena mereka telah beajar untuk menggantungkan diri pada suara-suara jika mereka sedang sendirian Mengalihkan perhatian klien dari isi halusinasi ke isi perasaan awal akan membantu klien meningkatkan pemahaman diri Distraksi dapat digunakan untuk membawa klien yang berhalusinasi aktif kembali ke kenyataan
i. Sediakan klien kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas konkret, seperti karya seni, musik, permainan, dan tugas-tugas khusus Tujuan jangka pendek #2 a. Kuatkan semua percakapan yang mengacu pada realitas
Halusinasi sering kali lebih mengganggu jika klien seorang diri dan pikirnnya kosong
Penguatan positif meningkatkan kecenderungan untuk melanjutkan perilaku yang berdasarkan realitas
b. Ajarkan klien tentang sifat halusinasi dan Membantu klien memahami peristiwa mana bagaimana pengalaman afektif serta yang membangkitkan halusinasi akan peristiwa eksternal dapat membangkitkan meningkatkan keterampilan koping halusinasi c. Ajarkan klien beberapa strategi untuk menurunkan stress melalui latihan dan penghindaran stressor yang sudah dikenal Mengurangi stress akan menurunkan timbulnya halusinasi
Data pengkajian
No
Tujuan
Intervensi
Rasional
Pasien dapat 1. Tanyakan pendapat pasien tentang menyadari kebiasaan berinteraksi dengan penyebab isolasi orang lain sosial 2. Tanyakan penyebab pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
Mengetahui pandangan klien tentang berhubungan dengan orang lain dapat membantu tindakan selanjutnya.
Dapat 1. Bantu pasien untuk mengenal manfaat berhubungan dengan berinteraksi orang lain, dengan cara mendiskusikan manfaat jika pasien dengan orang memiliki banyak teman. lain 2. Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan cara sebagai berikut; a. Mendiskusikan merugian jika pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain b. Jelaskan pengaruh isolasi social terhadap kesehatan fisik pasien 3. Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lan secara bertahap; a. Memberikan kesempatan pasien mempraktikan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan dihadapan perawat. b. Mulai bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien, perawat, atau keluarga) c. Jika pasien sudah menunjukkan kemjuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat orang, dst. d. Memberikan pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan pasien e. Mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan. Berikan dorongan terusmenerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
Kesempatan untuk mempersiapkan interaksi akan menimbulkan rasa nyaman dan harga diri pasien. Selain itu, umpan balik positif menguatkan perilaku yang diinginkan dan meningkatkan harga diri
B. Untuk keluarga
No 1. Tujuan Setelah tindakan 1. keperawatan, keluarga dapat merawat pasien 2. . 3. a. b. c. Intervensi Hubungi pihak keluarga atau kerabat pasien Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien. Jelaskan tentang: Maslah isolasi social dan dampaknya pada pasien Penyebab isolasi social Cara-cara merawat pasien: * Rasional Kelurga atau kerabat dekat pasien merupakan system pendukung utama bagi pasien.
Hasil yang diharapka Klien mendapatkan dukungan dan perawata dari keluarga atau kerba dekat pasien, sehingga pasien dapat meningkatkan interaksin kepada orang lain.
4. Peragakan cara merawat pasien dengan isolasi social 5. Bantu keluarga mempraktikan cara merawat yang telah dipelajari, mendiskusikan masalah yang dihadapi 6. Susun perencanaan pulang bersama keluarga.
peduli
2) Berikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk dapat melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain, yaitu kondisi pasien dan berikan
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Kriteria Hasil Klien akan menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan merawat diri dengan mandiri.
Defisit Untuk 1. Memberikan bantuan Perawatan meningkatkan akan keperluan Diri kemampuan kebersihan diri yang klien dalam merupakan kebutuhan. merawat diri Beberapa klien mungkin secara membutuhkan perawatan mandiri. total. 2. Mendorong klien untuk melakukan sebanyak mungkin kegiatan secara mandiri. Memberikan dukungan positif untuk prestasi kemandirian klien. 3. Gunakan komunikasi konkret untuk menunjukkan apa yang diharapkan klien. Contoh: "Mengambil sendok, sendok beberapa kentang tumbuk ke dalamnya, dan memasukkannya ke dalam mulut perawat.
Untuk meningkatkan harga diri dan mempromosikan pengulangan perilaku yang diinginkan.
Karena pemikiran konkret berlaku, penjelasan harus diberikan sesuai dengan tingkat pemahaman klien.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional Teknik ini mungkin akan sangat membantu terhadap klien yang paranoid dan mungkin juga ia curiga sedang diracuni dengan makanan atau obatobatan. Sebuah jadwal terstruktur akan membantu klien membangun pola toilleting sehingga klien dapat mengembangkan kebiasaan toilleting secara mandiri.
Kriteria Hasil Klien akan menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan merawat diri dengan mandiri.
Defisit Untuk 4. Pendekatan kreatif Perawatan meningkatkan mungkin perlu diambil Diri kemampuan dengan klien yang tidak klien dalam makan, seperti merawat diri memungkinkan klien secara untuk membuka makanan mandiri. kaleng atau kemasan sendiri; gaya keluarga melayani juga bisa menjadi pilihan. 5. Jika toilleting tidak terpenuhi, perawat membuat jadwal yang terstruktur untuk klien.
Daftar Pustaka
Fortinash, Katherine M., et all.(2003). Psychiatric nursing care plans, 4th edition. Mosby-Year Book Inc, St. Louis-USA. Keliat, B.A, Panjaitan, R.U., & Helena, N.(2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC Pieter, Zan Herri., dkk. (2011). Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana Potter, Patricia A and Perry, Anne Griffin. (2005). Fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC. Stuart, G. W., &Laraia, M. T. (2005).Principles and practice ofPsychiatric Nursing (8th ed.). St. Louis: Mosby, Elsevier. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta. EGC Videbeck, Sheila L; alih bahasa Renata Komalasari. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Keliat, B.A, Panjaitan, R.U., & Helena, N.(2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC Pieter, herri zan., dkk. (2011). Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta. EGC Stuart, G.W.,& Sundeen, S.J (1995). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St. Louis: Mosby Year Book.
Maslim R. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa: Ringkasan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Nuh Jaya. Spar, James E., Rue Asenath La. 2006. Clinical Manual of Geriatric psychiatry. USA: American Psychiatric publishing. Davidson, Gerald C., Neale John M., Kring Ann M. 2006. Psychology Abnormal 9th ed. UK : John Willy & Son. Videbeck, SheilaL. 2001. Psychiatric Mental Health Nursing. USA : Lippincott Williams & Wilkins.
Terimakasih